27
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Gangguan Pembentukan Afiks dalam Tuturan Bahasa Indonesia pada Anak Autisme
Pembentukan afiks dalam suatu kata pada anak normal usia 8-13 tahun sudah sempurna, tetapi pada anak autisme pada usia 8-13 tahun belum dapat
membentuk afiks dengan sempurna karena terjadi gangguan berbahasa disebabkan keterbelakangan mental dan sosial pada anak autisme. Dari hasil penelitian,
peneliti menemukan tingkat pemahaman yang berbeda-beda pada anak autisme pada usia yang berbeda.
Berdasarkan hasil percakapan menunjukkan bahwa anak autisme cenderung tidak fokus melihat peneliti saat bertanya yang menyebabkan peneliti cenderung
bertanya lebih dari sekali pertanyaan yang sama dan terapisnya juga sering menyuruh anak autisme untuk fokus melihat peneliti saat bertanya. Pertanyaan
yang diajukan peneliti secara umum dapat dipahami oleh anak autisme tersebut dengan bantuan para terapis dan beberapa pancingan yang dilakukan peneliti.
4.1.1 Gangguan Pembentukan Prefiks
Data-data berikut merupakan percakapan antara peneliti dengan anak autisme yang bernama Flv 9 tahun, Ag 12 tahun, dan Jln 8 tahun, serta
didampingi oleh terapis anak autisme tersebut yang memeroleh data-data berupa prefiks pembubuhan depan antara lain men-, pen-, ber-, ke-, se-.
28
Percakapan di bawah merupakan percakapan peneliti dengan Fahlevi,
selanjutnya disebut Flv. 3
Peneliti : Fahlevi, kakak itu sedang apa? sambil menunjuk teman peneliti yang sedang menulis
Flv : Memulis sambil melihat ke arah teman peneliti, selanjutnya
melihat terapisnya Peneliti : Bagus. Fahlevi pintar sambil bertepuk tangan
Berdasarkan data 3 diketahui bahwa Flv dapat membentuk prefiks men- dengan baik sesuai dengan kategori a dalam teori Verhaar2001 dengan
menunjukkan orang yang sedang menulis. Flv mengucapkan menulis dengan memulis diucapkan dengan baik. Pada kata memulis menunjukkan adanya
pembentukan prefiks men- + tulis, tetapi fonem n pada menulis berubah menjadi fonem m. Maka, tidak menunjukkan adanya gangguan berbahasa seperti yang
disebutkan Haron1997.
4 Flv
: Ngintip kakak.menunjuk ke salah satu ruangan
Peneliti : Kakak siapa yang mengintip? Flv
: Kak Aiga mana? Ngintip kakak. melihat Aiga sudah
masuk kembali ke ruangan Berdasarkan data 4 menunjukkan bahwa Flv tidak dapat membentuk
prefiks meng- sesuai kategori a dalam teori Verhaar2001. Flv mengucapkan ng- dalam kata ngintip. Seharusnya, kata ngintip diucapkan dengan mengintip. Flv
secara tiba-tiba mengucapkan kata ngintip dengan jelas ketika melihat Ag mengintip di depan pintu melalui ruangannya. Setelah melakukan pengulangan
dengan mengulang kata mengintip, tetapi Flv tetap tidak mengucapkan kata ngintip menjadi mengintip. Maka, menunjukkan terjadi gangguan berbahasa
omission penghilangan unsur bahasaunsur prefiks dalam penelitian berupa
29 penghilangan unsur me- pada unsur meng- dalam kata mengintip sesuai yang
dikatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa.
5 Peneliti :Fahlevi punya kakak?
Flv :Kakak Manda, kak Manda gak ikut.
Peneliti : Oh,enggak ikut ya kakak Manda. Fahlevi anak ke-berapa? Flv
: dua.
Peneliti : Kedua ya. Coba sebutkan sekali lagi? Flv
: Kedua, kakak Manda Levi. maksudnya yang pertama kak Manda
dan Levi yang kedua Berdasarkan data 5 menunjukkan bahwa Flv dapat membentuk prefiks
ke- sesuai kategori a dalam teori Verhaar2001 dengan cara membeo. Pada pertanyaan awal, Flv mengucapkan kata kedua menjadi dua dan setelah adanya
pengulangan peneliti mengucapkan kata kedua dengan benar, setelah itu Flv dapat dengan benar mengucapkan kata kedua. Maka, tidak menunjukkan adanya
gangguan berbahasa seperti yang disebutkan Haron1997.
6 Peneliti : Fahlevi tinggal serumah dengan kak Manda?
Flv : Rumah sama tinggal kak Manda. rumah tempat tinggalnya sama
dengan kak Manda Peneliti : Oh, iya serumah sama kak Manda. Coba sebutkan serumah?
Flv
: seumah, bu.
Peneliti : coba sebutkan seribu? Flv
: seibu.
Berdasarkan data 6 menunjukkan bahwa Flv dapat memahami dengan pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Flv mengucapkan kata serumah menjadi
seumah dan seribu menjadi seibu, walaupun fonem r yang berada di tengah kata hilang, tetapi Flv dapat membentuk prefiks se- sesuai dengan kategori a dalam
teori Verhaar2001. Flv dapat mengucapkan kata rumah dengan benar dan tidak
30 ada penghilangan fonem r di depan kata. Jadi, disimpulkan Flv tidak dapat
membentuk fonem r di tengah kata seribu. Dilihat dari data 6 di atas, tidak menunjukkan adanya gangguan berbahasa seperti yang disebutkan Haron1997.
7 Peneliti : Fahevi malu gak sama kakak?
Flv : Kakak sapa? kakak Manda. kakak Flv adalah kak Manda
Peneliti : Kakak Manda pemalu ya? Flv
: Malu kak Manda Levi pakai baju. maksudnya kak Manda malu kalau melihat Flv sewaktu pakai baju
Peneliti : Oh iya, pemalu Levi kalau dilihat kak Manda waktu pakai baju. Coba sebutkan pemalu
Flv : Pemalu, bu.
Berdasarkan data 7 diketahui bahwa Flv dapat membentuk prefiks pen- + malu dalam kata pemalu sesuai dengan kategori a dalam teori Verhaar2001.
Peneliti memberikan pertanyaan awal dengan kata malu, kemudian memunculkan kata pemalu. Terakhir, peneliti menyuruh Flv untuk menyebutkan kata pemalu.
Flv dapat mengucapkan kata pemalu dengan benar dengan cara membeo, walaupun sebenarnya Flv memahami arti dari pemalu tersebut. Maka, dari data
7 tersebut menunjukkan bahwa tidak adanya gangguan berbahasa seperti yang disebutkan Haron1997.
Berdasarkan data 1,3,4,5,6,7 dapat disimpulkan bahwa Flv dapat membentuk prefiks men-me-, ke-, se-, pen- dengan baik, sedangkan untuk
prefiks ber- Flv mengubah menjadi me- dan untuk prefiks meng- diucapkan hanya ng- pada kata mengintip menjadi ngintip. Flv membentuk prefiks tersebut dengan
cara membeo dan pengetahuannya sendiri, tetapi Flv juga memahami arti dari kata yang dilekati prefiks tersebut. Prefiks memper- tidak peneliti temukan pada Flv
31 karena Flv tidak dapat membentuk dan memahami arti dari kata yang dilekati
prefiks memper- tersebut.
Percakapan di bawah merupakan percakapan peneliti dengan Aiga,
selanjutnya disebut Ag. 8
Peneliti : Aiga, coba lihat kakak Kakak sedang melakukan apa ini?sambil memukul tangan peneliti
Ag : Memukul tangan kakak.
Peneliti : Bagus, pintar Aiga sambil bertepuk tangan Berdasarkan data 8 diketahui bahwa Ag dapat membentuk prefiks men-
dengan baik sesuai kategori a dalam teori Verhaar2001 tentang pembagian afiks. Ag menjawab pertanyaan peneliti dengan benar. Ag mengucapkan kata
memukul menjadi memukul dengan sempurna. Maka, pada Ag menunjukkan tidak terjadi gangguan berbahasa seperti yang disebutkan Haron1997.
9 Peneliti : Aiga, kalau sapu digunakan untuk apa?
Ag
: Untuk nyapu lantai.
Peneliti : Oh, untuk menyapu?mengatakan dengan jelas dan pelan Ag
: Iya, untuk meyapu lantai.
Berdasarkan data 9 diketahui Ag telah menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dengan baik, walaupun jawabannya tidak sempurna
membentuk prefiks men-. Ag membentuk prefiks men- + sapu dalam kata menyapu sesuai kategori a dalam teori Verhaar2001 dengan mengucapkan kata
nyapu. Seharusnya, kata nyapu diucapkan dengan menyapu. Setelah melakukan pengulangan untuk mengatakan kata menyapu, Ag dapat mengucapkan kata
menyapu menjadi meyapu. Setelah melakukan pengulangan, fonem n hilang
32 dalam kata meyapu. Maka, menunjukkan tidak terjadi gangguan berbahasa sesuai
yang dikatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa.
10 Peneliti : Aiga mempunyai kipas angin di dirumah?
Ag : punya kak.
Peneliti : Kalau kipas anginnya hidup itu bagaimana tandanya? Ag
: mutar ada anginnya.
Peneliti : Oh, iya berputar ya? Ag
: Iya, beputar kencang anginnya dingin.
Berdasarkan data 10 diketahui bahwa Ag dapat menjawab pertanyaan dengan baik. Saat ditanya kalau kipas angin hidup bagaimana tandanya, yang
terjadi adalah Ag menjawab mutar. Seharusnya kata tersebut berputar sehingga menunjukkan adanya pembentukan prefiks ber- dengan melibatkan kategori a
dalam teori Verhaar2001 tentang pembagian afiks. Akan tetapi, setelah dilakukan pemancingan berulang dengan menyebutkan kata berputar dengan
benar, Ag dapat mengucapkan ulang kata berputar menjadi beputar. Ag sudah dapat membentuk prefiks ber- dengan membeo walaupun fonem r dalam kata
berputar. Hal tersebut menunjukkan tidak ada gangguan berbahasa sesuai yang dikatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa.
11 Peneliti : Aiga, takut tidak sama bu Rina?
Ag : Enggak. Ibu Rina baik, cantik.
Peneliti : Oh, berarti Aiga bukan penakut ya? Ag
: Ih kakak ini lah Kakak kira Aiga kucing, penakut
Peneliti : Oh, kucing yang penakut. Berdasarkan data 11 diketahui bahwa Ag pada kata penakut sudah dapat
membentuk prefiks pen- + takut sesuai kategori a tentang prefiks pen- dalam teori Verhaar2001. Ag mengucapkan kata penakut setelah adanya pertanyaan
33 awal dengan mengatakan kata takut dan penakut, selanjutnya Ag membandingkan
bahwa penakut itu adalah Kucing. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembentukan prefiks pen- Ag tidak terganggu dan tidak ditemukan gangguan berbahasa sesuai
yang dikatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa.
12 Peneliti : Aiga mempunyai adik?
Ag : Adik Fikri . sambil melihat terapisnya
Peneliti : Adik Aiga anak ke-berapa? Ag
: Kedua sambil melihat terapisnya menunjukkan dua jari dan
mendiktekannya Berdasarkan data 12 diketahui Ag dapat membentuk prefiks ke- dengan
baik sesuai kategori a dalam teori Verhaar2001, walaupun masih dengan arahan terapisnya karena Ag tidak memiliki pengetahuan akademik tentang
menentukan urutan. Ag dapat mengucapkan kata kedua dengan benar. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembentukan prefiks ke- Ag tidak terganggu dan
tidak ditemukan gangguan berbahasa sesuai yang dikatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa.
13 Peneliti : Ag suka memperbanyak boneka?
Ag : Suka. Boneka Ag banyak di rumah. Ada panda, ada hello kitty.
Peneliti : Oh, banyak ya boneka Ag. Coba katakan memperbanyak Ag
: mempebanyak.
Berdasarkan data 13 diketahui bahwa Ag dapat membentuk prefiks memper- sesuai kategori a dalam teori Verhaar2001 dengan cara membeo. Ag
mengucapkan kata memperbanyak menjadi mempebanyak. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi gangguan berbahasa sesuai yang dikatakan
Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa.
34 14
Peneliti : Aiga, coba lihat ini uang berapa? sambil menunjukkan uang seribu
Ag : uang seribu, kak.
Peneliti : Bagus. Pintar Aiga.sambil bertepuk tangan Aiga, kalau sepulang sekolah apa yang Aiga lakukan?
Ag : Tidur, Aiga suka tidur.
Peneliti : Coba sebutkan sepulang Ag
: Sepulang sekolah.
Berdasarkan data 14 diketahui bahwa pada kata seribu dan sepulang Ag sudah dapat membentuk prefiks se- + ribu, se- + pulang sesuai kategori a
tentang prefiks se- dalam teori Verhaar2001. Walaupun Ag belum bisa membaca, Ag mampu mengucapkan kata seribu saat ditanya oleh peneliti dengan
menunjukkan uang seribu. Saat peneliti menanyakan apa yang dilakukan Ag sepulang sekolah?, Ag menjawab tidur karena dia suka tidur. Ag juga dapat
mengucapkan kata sepulang dengan baik walaupun dengan membeo. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembentukan prefiks se- Ag tidak terganggu dan tidak
ditemukan gangguan berbahasa sesuai yang dikatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa.
Berdasarkan data 8-14 dapat disimpulkan bahwa Ag dapat membentuk prefiks men-me- dan men-, ke-, se-, pen-, ber-, dan memper- walaupun belum
sempurna, sedangkan untuk prefiks selain me- dan men- Ag tidak dapat membentuknya karena pada kata menyapu diucapkan Ag menjadi hanya nyapu.
Ag dapat dengan sendirinya membentuk prefiks tersebut tanpa adanya membeo dan hanya dengan pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Ag mampu
membentuk prefiks dengan baik karena belajar dari lingkungan sekitar dan apa yang sering dilihatnya. Akan tetapi, Ag belum dapat mengenal tulisan dan angka.
35
Percakapan di bawah merupakan percakapan peneliti dengan Jolyn,
selanjutnya disebut Jln. 15
Peneliti : Jolyn, dedi kamu kalau pagi pergi kemana? Jln
: Keja mengikuti kata terapisnya mengatakan bekerja
Peneliti : Coba ulangi sekali lagi, bekerja Jln
: Kerja dengan suara yang sangat pelan
Berdasarkan data 15 diketahui bahwa Jln menjawab pertanyaan peneliti masih dengan arahan dari terapisnya. Jln mengucapkan kata bekerja menjadi keja
menjadi kerja. Jln belum dapat membentuk prefiks ber- sesuai kategori a dalam teori Verhaar2001. Hal tersebut menunjukkan terjadinya penghilangan unsur
ber- pada proses afiksasi yang berfungsi sebagai awalan atau prefiks. Penghilangan unsur tersebut termasuk ke dalam gangguan berbahasa yang disebut
omission penghilangan unsur bahasa unsur prefiks dalam penelitian sesuai yang dinyatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa.
16 Peneliti : Jolyn kalau ibadah melakukan apa?
Terapis : Ngapain Jolyn? Berdoa Katakan Jln
: Doa berbicara ketika terapisnya menyuruh
Peneliti : Katakan sekali lagi Jolyn, berdoa Jln
: Doa.
Berdasarkan data 16 diketahui bahwa Jln menjawab pertanyaan peneliti masih dengan arahan dari terapisnya. Jln mengucapkan kata berdoa menjadi doa.
Jln belum dapat membentuk prefiks ber- sesuai kategori a dalam teori Verhaar2001. Hal tersebut menunjukkan terjadinya penghilangan unsur ber-
pada proses afiksasi yang berfungsi sebagai awalan atau prefiks. Penghilangan unsur tersebut termasuk ke dalam gangguan berbahasa yang disebut omission
36 penghilangan unsur bahasaunsur prefiks dalam penelitian sesuai yang
dinyatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa.
17 Peneliti : Jolyn tidak suka berbicara ya? Jolyn pemalu ya?
Jln : Iya.
Terapis : Jolyn tidak suka berbicara kak. Pemalu dia. Iya Jolyn? mengelus-elus kepala Jln Lihat kak Nila, jangan lihat ibu
Peneliti : Jln coba katakan, pemalu Jln
: Pemalu. dengan suara yang sangat pelan
Berdasarkan data 17 diketahui bahwa Jln menjawab pertanyaan peneliti masih dibantu oleh terapisnya. Jln mengucapkan kata pemalu menjadi pemalu,
walaupun peneliti harus benar-benar mendengarkan apa yang Jln katakan karena suaranya sangat pelan. Jln sudah dapat membentuk prefiks pen- sesuai kategori a
dalam teori Verhaar2001. Hal tersebut menunjukkan tidak ada terjadi gangguan berbahasa sesuai yang dinyatakan Haron1997 tentang pengelompokkan
gangguan berbahasa.
18 Peneliti : Jolyn anak ke-berapa?
Jln
: Ketiga. memperhatikan jari terapis yang membentuk tiga jari
Berdasarkan data 18 diketahui bahwa Jln menjawab pertanyaan peneliti masih dengan arahan dari terapisnya. Jln mengucapkan kata ketiga menjadi ketiga
sesuai dengan arahan yang diberikan oleh terapisnya. Jln sudah dapat membentuk prefiks ke- sesuai kategori a dalam teori Verhaar2001. Hal tersebut
menunjukkan tidak ada terjadi gangguan berbahasa sesuai yang dinyatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa.
37 19
Peneliti : Jolyn, untuk apa kegunaan mata? Terapis : Untuk melihat kakak. Katakan
Jln
: Utuk maliha. mencoba mengikuti apa yang dikatakan peneliti
Berdasarkan data 19 diketahui bahwa Jln menjawab pertanyaan peneliti masih dengan arahan dari terapisnya. Jln mengucapkan kata melihat menjadi
maliha. Jln belum dapat membentuk prefiks men- sesuai kategori a dalam teori Verhaar2001. Jln mengubah bentuk prefiks men- menjadi ma- dan terjadi
penghilangan fonem t di akhir kata. Hal tersebut menunjukkan terjadinya pertukaran unsur men- menjadi ma- pada proses afiksasi yang berfungsi sebagai
awalan atau prefiks. Pertukaran unsur tersebut termasuk ke dalam gangguan berbahasa yang disebut substitussion pertukaran unsur bahasa unsur prefiks
dalam penelitian sesuai yang dinyatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa.
20 Peneliti : Jolyn sudah pandai membaca?
Jln : Belum. melihat ke arah terapisnya
Terapis : Belum kak, Jolyn masih belajar fonem. Katakan seperti itu Jolyn Jln
: Jolyn masih ajar huluf. sambil mengerang karena mulai bosan Peneliti : Coba ikuti kakak, katakan membaca
Jln
: Baca.
Berdasarkan data 20 diketahui bahwa Jln menjawab pertanyaan peneliti masih dengan arahan dari terapisnya. Jln mengucapkan kata membaca menjadi
baca. Jln belum dapat membentuk prefiks men- sesuai kategori a dalam teori Verhaar2001. Hal tersebut menunjukkan terjadinya penghilangan unsur ber-
pada proses afiksasi yang berfungsi sebagai awalan atau prefiks. Penghilangan unsur tersebut termasuk ke dalam gangguan berbahasa yang disebut omission
38 penghilangan unsur bahasa unsur prefiks dalam penelitian sesuai yang
dinyatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa.
21 Peneliti : Jolyn cantik ya?
Jln : Jolyn canti mengulang yang dikatakan peneliti
Peneliti : Secantik bu Endang ya? Terapis : Iya dong kak. Jolyn cantik seperti bu Endang. Jolyn katakan
secantik mengarahkan dengan pelan-pelan Jln
: Iya. Sasantik.
Berdasarkan data 21 diketahui bahwa Jln dapat menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti dan tetap dengan arahan dari terapisnya. Jln mengucapkan kata
secantik menjadi sasantik. Jln belum dapat membentuk prefiks se- sesuai kategori a dalam teori Verhaar2001 dengan sempurna. Jln mengganti fonem e menjadi
a pada prefiks se- dan mengubah fonem c menjadi s mengikuti fonem yang diucapkannya sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan terjadinya pertukaran unsur
se- menjadi sa- pada proses afiksasi yang berfungsi sebagai awalan atau prefiks. Pertukaran unsur tersebut termasuk ke dalam gangguan berbahasa yang disebut
substitussion pertukaran unsur bahasa unsur prefiks dalam penelitian sesuai yang dinyatakan Haron1997 tentang pengelompokkan gangguan berbahasa.
Berdasarkan data 15-21 dapat disimpulkan bahwa Jln dapat membentuk prefiks pen- dan ke- dengan benar walaupun harus dengan arahan dan membeo.
Pembentukan prefiks men- pada kata melihat bertukar menjadi maliha dan pada kata membaca, prefiks men- hilang menjadi baca. Pembentukan prefiks ber- juga
hilang pada kata bekerja, berdoa menjadi keja, doa. Pembentukan prefiks se- bertukar menjadi sa- pada kata secantik. Jln tidak bisa membentuk prefiks
memper- sama sekali dan tidak memahami artinya. Jln dapat memahami
39 pertanyaan peneliti dengan arahan dan bimbingan dari terapis dan peneliti. Kata-
kata berafiks yang peneliti tanyakan merupakan kata-kata yang umum yang diketahui oleh Jln agar mudah dipahaminya. Jln termasuk pada anak autisme yang
susah diajak komunikasi verbal karena susah untuk fokus terhadap orang yang berada di sekitarnya dan Jln juga tidak suka berbicara.
4.1.2 Gangguan Pembentukan Sufiks