Bab  ini  berisi  tentang  penjelasan  teoritis  dan  rangkuman  penjelasan- penjelasan  sebelumnya  mengenai  perataan  laba  dan  variabel-variabel  yang
mempengaruhinya serta pengembangan hipotesis untuk penelitian.
8. Asumsi Dasar Perataan Laba
Topik  perataan  laba
income  smoothing
terkait  erat  dengan  konsep manajemen  laba
earning  management
.  Penjelasan  konsep  manajemen  laba menggunakan  pendekatan  teori  keagenan
agency  theory
yang  menyatakan  bahwa praktik  manajemen  laba  dipengaruhi  oleh  konflik  kepentingan  antara  manajemen
agent
dan  pemilik
principal
yang  timbul  ketika  setiap  pihak  berusaha  untuk mencapai  atau  mempertahankan  tingkat  kemakmuran  yang  dikehendakinya.  Dalam
hubungan  keagenan,  manajer  memiliki  asimetri  informasi  terhadap  pihak  eksternal perusahaan,  seperti  kreditor  dan  investor.  Asimetri  informasi  terjadi  ketika  manajer
memiliki  informasi  internal  perusahaan  relatif  lebih  banyak  dan  mengetahui informasi  tersebut  lebih  cepat  dibandingkan  pihak  eksternal.  Dalam  kondisi
demikian,  manajer  dapat  menggunakan  informasi  yang  diketahuinya  untuk manipulasi pelaporan keuangan dalam usaha memaksimalkan kemakmurannya.
Sejalan  dengan  konsep  manajemen  laba,  pembahasan  konsep  perataan  laba juga menggunakan kerangka pikir teori keagenan, bahwa perataan laba timbul ketika
terjadi  konflik  kepentingan  antara  manajemen  dan  pemilik.  Kesenjangan  informasi diantara  kedua  pihak  memicu  munculnya  perataan  laba  Fudenberg  dan  Tirole,
1995.  Manajer  bisnis  dapat  memilih  aturan-aturan  pengukuran  dan  pelaporan  yang menghasilkan  pelaporan  penghasilan  bersih  periodik  yang  rata  Copeland  dan
Licastro, 1968.
Praktek manajemen laba cukup banyak mengundang kontroversi. Di satu sisi manajemen  laba merupakan  tindakan  yang tidak  menyalahi peraturan  yang  ada  dan
berlaku umum, sebagaimana dikemukakan oleh Poll 2004 bahwa: “
The practice of earnings management is facilitated in the flexibility of GAAP as  well  as  the  many  possible  interpretations  of  some  of  the  principles  put
forward in GAAP
” Tetapi  disisi  lain,  Hall  2002  mengatakan  bahwa
earnings  management
sebagai distorsi dari
Generally Accepted Accounting Principles
GAAP. Manajemen laba  dipandang  sebagai  bentuk  pemanipulasian  akuntansi  Stolowy  dan  Breton,
2003.  Tidak  sedikit  definisi  yang  menyudutkan  manajemen  laba  pada  bentuk pemanipulasian  akuntansi  yang  didasari  atas  berbagai  tujuan.  Wild
et  al.
2001 dalam Poll 2004 mengatakan bahwa:
” Earnings  management is
a  purposeful  intervention  by  management  in  the earnings determination process, usually to satisfy selfish objectives
” Sedangkan  menurut  Arthur  Levitt  2004  dalam  Hall  2002  menyebutkan
bahwa manajemen laba didefinisikan sebagai suatu praktek pelaporan
earnings
yang lebih  merefleksikan keinginan  manajemen daripada performa keuangan perusahaan.
Dengan adanya praktek manejemen laba, reliabilitas dari laba akan tereduksi. Hal ini disebabkan karena di dalam manejemen laba terdapat pembiasan pengukuran
income
dinaikkanditurunkan,  danatau  melaporkan
income
yang  tidak
representationally faithfulness
seperti yang seharusnya dilaporkan.
9. Definisi Perataan Laba