N. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Praktik Perataan Laba pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia
Berdasarkan hasil perhitungan indeks Eckel 1981, dapat diketahui bahwa praktik perataan laba dilakukan oleh perusahaan manufaktur dan sektor lainnya
selain sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Fakta ini konsisten dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya
yang menyatakan bahwa praktik perataan laba telah dilakukan oleh perusahaan- perusahaan publik di Indonesia Zuhroh, 1997; Jin dan Machfoedz, 1998; Salno dan
Baridwan, 2000; Assih dan Gudono, 2000 serta Corolina dan Juniarti, 2005. Penelitian ini dilakukan terhadap 171 perusahaan selama periode 5 tahun 2002-
2006. Berdasarkan hasil analisis terhadap 855 laporan keuangan, dapat diketahui bahwa ada 261 laporan keuangan perusahaan yang di dalamnya terdapat praktik
perataan laba 30,5 dan ada 594 laporan keuangan perusahaan yang di dalamnya tidak terdapat praktik perataan laba 69,5.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba
a. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Praktik Perataan Laba
Ukuran perusahaan disinyalir sebagai faktor yang mempengaruhi adanya praktik perataan laba. Penelitian terdahulu yang memasukkan variabel ukuran
perusahaan sebagai faktor yang diduga mempengaruhi praktik perataan laba telah banyak dilakukan antara lain oleh Ashari
et al
. 1994; Moses 1987; Zuhroh 1997; Jin dan Machfoedz 1998; serta Juniarti dan Corolina 2004.
Moses 1987 menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan merupakan faktor pendorong adanya praktik perataan laba. Namun demikian, sebagian besar
penelitian yang di lakukan di Indonesia tentang faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba tidak berhasil membuktikan bahwa ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap praktik perataan laba Ilmainir, 1993; Jin dan Machfoedz, 1998; Juniarti dan Corolina, 2005. Konsisten dengan
penelitian-penelitian tersebut, penelitian ini juga tidak berhasil membuktikan bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi praktik perataan laba pada perusahaan
publik di Indonesia Tidak berpengaruhnya variabel ukuran perusahaan TA terhadap praktik
perataan laba pada perusahaan publik di Indonesia ini kemungkinan besar disebabkan oleh perbedaan peraturan pemerintah negara maju dengan peraturan
negara berkembang yang berkaitan dengan biaya politik
polical cost
dan pembebanan pajak Moses, 1987. Di negara maju, pemerintah membebankan
biaya politik terhadap perusahaan, sehingga semakin besar perusahaan, maka semakin besar pula biaya politis yang harus ditanggungnya. Sedangkan di negara
berkembang seperti Indonesia, pemerintah sedang giat memacu pertumbuhan ekonomi negara, sehingga pemerintah akan mendorong perkembangan
perusahaan dan cenderung tidak membebankan biaya politis. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik
perataan laba dan variabel ini mempunyai koefisien regresi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa praktik perataan laba tidak dapat dijelaskan oleh ukuran
perusahaan yang berdasarkan proksi total aktiva. Selain itu, hasil penelitian ini juga menujukkan bahwa jarak rata-rata total aktiva perusahaan perata lebih kecil
daripada perusahaan bukan perata laba 400,48 440,09. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Moses 1987 dan Michelson
et al
. 1995, yang menyimpulkan bahwa perusahaan yang besar mempunyai dorongan yang lebih
besar pula untuk melakukan praktik perataan laba dibandingkan dengan perusahan-perusahaan yang lebih kecil.
b. Pengaruh Profitabilitas terhadap Praktik Perataan Laba