xii d.
Pada irisan tipis, memiliki bentukan liat terorientasi, yang secara mikromorfologi, berjumlah lebih dari 1 persen
Soil Survey Staff, 1998. Alfisols pada umumnya berkembang dari batu kapur, olivine, tufa
dan lahar. Bentuk wilayah beragam dari bergelombang hingga tertoreh, tekstur berkisar antara sedang hingga halus, drainasenya baik. Reaksi
tanah berkisar antara agak masam hingga netral, kapasitas tukar kation dan basa-basanya beragam dari rendah hingga tinggi, bahan organik pada
umumnya sedang hingga rendah. Jeluk tanah dangkal hingga dalam. Tanah Alfisol sebagian besar telah diusahakan untuk pertanian dan
termasuk tanah yang subur meskipun demikian masih dijumpai kendala- kendala yang perlu mendapat perhatian dalam pengelolaannya.
Kendala-kendala tersebut antara lain : -
Pada beberapa tempat dijumpai kondisi lahan yang berlereng dan berbatu.
- Horison B argilik dapat mencegah distribusi akar yang baik pada tanah
dengan horison B bertekstur berat. -
Pengelolaan yang intensif dapat menimbulkan penurunan bahan organik pada lapisan tanah atas.
- Kandungan P dan K yang rendah
Munir, 1996.
Di Indonesia, tanah Alfisol umumnya berasal dari batuan induk vulkanik, baik tuff maupun batuan beku. Tanah ini mempunyai solum
tanah yang tebal dari 130 cm sampai 5 m. Sedang batas antar horison tidak jelas. Warna merah, coklat sampai kekuningan. Kandungan bahan
organiknya berkisar antara 3-9 , tetapi biasanya sekitar 5 . Reaksi tanah berkisar pH 4,5-6,5 yaitu dari asam sampai agak asam. Tekstur
seluruh solum ini umumnya adalah liat. Sedang strukturnya adalah remah dan konsistensinya gembur. Kandungan unsur hara dapat dilihat dari
warna. Semakin merah semakin miskin Sarief, 1979.
2. Tanaman Padi
4
xiii Beras adalah biji yang dihasilkan oleh jenis tanaman padi, baik
padi sawah maupun padi gogo. Tanaman padi merupakan tanaman semusim termasuk rumput-rumputan dengan sistematika; Divisio :
Spermatophyta
, Sub Divisio :
Angiospermae
, Klasis :
Monocotyledoneae
, Ordo :
Graminales
, Famili :
Graminae
, Genus :
Oryza
, Species :
Oryza sativa
L. Anonim, 1990. Penggunaan varietas unggul yang responsif terhadap pemupukan
telah memacu penggunaan pupuk, yang pada awalnya meningkatkan produksi padi secara spektakuler hingga tercapainya swasembada beras
pada tahun 1984. Penggunaan pupuk oleh petani di daerah intensifikasi umumnya sudah menyimpang dari rekomendasi umum, bahkan pupuk
urea dan SP-36 digunakan secara berlebihan. Dampaknya, laju peningkatan hasil padi tidak selaras dengan laju penggunaan pupuk.
Munculnya gejala pelandaian produktivitas
levelling off
padi adalah cerminan dari penurunan efisiensi penggunaan pupuk dan gangguan
terhadap kesehatan tanah Rochayati dan Adiningsih, 2002. Pelandaian produktivitas lahan sawah dapat disebabkan oleh
banyak faktor antara lain penurunan kandungan bahan organik; penurunan penambatan N
2
udara pada tanah sawah; penurunan kecepatan penyediaan hara N, P, dan K dalam tanah; penimbunan senyawa-senyawa toksik bagi
tanaman gas H
2
S; ketidakseimbangan penyediaan hara; kahat hara mikro Cu, Zn, Fe dan kahat S; tanah terlalu reduktif; penyimpangan iklim;
tekanan biotik dan varietas Puslitbangtan, 2001.
xiv Tabel 1 Deskripsi varietas IR 64
Nama Varietas :
IR 64 Kelompok
: Padi Sawah
Nomor Seleksi :
IR18348-36-3-3 Asal Persilangan
: IR5657IR2061
Golongan :
Cere Umur Tanaman
: 115 hari
Bentuk Tanaman :
Tegak Tinggi Tanaman
: 85 cm
Anakan Produktif :
25 batang Warna Kaki
: Hijau
Warna Batang :
Hijau Warna Daun Telinga
: Tidak berwarna
Warna Daun :
Hijau Warna Muka Daun
: Kasar
Posisi Daun :
Tegak Daun Bendera
: Tegak
Bentuk Gabah :
Ramping, panjang Warna Gabah
: Kuning bersih
Kerontokan :
Tahan Kerebahan
: Tahan
Tekstur Nasi :
Pulen Kadar Amilosa
: 27
Bobot 1000 Butir :
24,1 g Rata - Rata Produksi
: 5,0 tha
Ketahanan Terhadap Hama :
- Tahan wereng coklat biotipe 1, 2 dan wereng hijau
Ketahanan Terhadap Penyakit :
- Agak tahan bakteri busuk hawar daun Xanthomonas oryzae
- Tahan kerdil rumput Anjuran
: - Baik ditanam untuk sawah irigasi dataran
rendah di Jawa Timur - Cukup baik untuk padi rawapasang surut
Dilepas Tahun :
1986
Sumber : Balai Besar Penelitian Padi http:bbpadi.litbang.deptan.go.id
xv Tabel 2 Deskripsi varietas Ciherang
Nama Varietas :
Ciherang Kelompok
: Padi Sawah
Nomor Seleksi :
S3383-1d-Pn-41--3-1 Asal Persilangan
: IR18349-53-1-3-1-3IR19661-131-3-
1IR19661-131-3-1IR64 IR64 Golongan
: Cere
Umur Tanaman :
116-125 hari Bentuk Tanaman
: Tegak
Tinggi Tanaman :
107-115 cm Anakan Produktif
: 14-17 batang
Warna Kaki :
Hijau Warna Batang
: Hijau
Warna Daun Telinga :
Putih Warna Daun
: Hijau
Warna Muka Daun :
Kasar pada sebelah bawah Posisi Daun
: Tegak
Daun Bendera :
Tegak Bentuk Gabah
: Panjang ramping
Warna Gabah :
Kuning bersih Kerontokan
: Sedang
Kerebahan :
Sedang Tekstur Nasi
: Pulen
Kadar Amilosa :
23 Bobot 1000 Butir
: 27-28 g
Rata - Rata Produksi :
5 - 8,5 tha Ketahanan Terhadap Hama
: - Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2
dan 3 Ketahanan Terhadap Penyakit
: - Tahan terhadap bakteri hawar daun
HDB strain III dan IV: Anjuran
: - Cocok ditanam pada musim hujan dan
kemarau dengan ketinggian di bawah 500 m dpl.
Dilepas Tahun :
2000
Sumber : Balai Besar Penelitian Padi http:bbpadi.litbang.deptan.go.id
xvi Mekongga merupakan varietas unggul padi sawah non-hibrida
yang dianjurkan ditanam di sawah dataran rendah. Varietas ini dikembangkan oleh BB Tanaman Padi, dilepas pada tahun 2004. Umur
tanaman 116 – 125 hari. Potensi hasil GKG 8 tonha Departemen Pertanian, 2007.
3. Pemupukan Padi