E. Pembatasan Masalah
1. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga lele pada tahun sebelumnya RpKg, ekspektasi produsen, harga peletpakan
pada tahun pembudidayaan RpKg, penawaran ikan lele pada tahun sebelumnya Ton, teknologi, dan krisis.
2. Penelitian ini terhadap produksi ikan lele segar yang dihasilkan di Kabupaten Pati.
3. Harga ikan lele yang digunakan dalam penelitian merupakan harga jual di tingkat produsen di Kabupaten Pati pada waktu penelitian yang sudah
dideflasikan. 4. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
dengan rentang waktu 16 tahun yakni dari tahun 1994 – 2009.
F. Asumsi
1. Jumlah ikan lele yang ditawarkan didekati dengan jumlah produk. 2. Keadaan pasar dalam persaingan sempurna.
3. Budidaya ikan lele menggunakan kolam, dengan varietas ikan lele sama. 4. Pelet yang digunakan diasumsikan sama.
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan menggunakan data berkala time series. Menurut
Soeratno dan Arsyad 1995, metode analitis bertujuan menguji kebenaran hipotesis dan metode deskriptif bertujuan memperoleh deskripsi yang
terpercaya dan berguna. Penelitian deskriptif yang baik merupakan bahan yang sangat diperlukan untuk penelitian analitis. Penelitian analitis tentulah
akhirnya untuk membuat deskripsi baru yang lebih sempurna.
B. Metode Pengambilan Lokasi Penelitian
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive. Dalam penelitian ini dipilih Kabupaten Pati, dengan pertimbangan Pati
merupakan salah satu penghasil ikan lele di Jawa Tengah. Selain itu, berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa produksi ikan lele di Kabupaten
Pati belum mampu memenuhi permintaan ikan lele di Kabupaten Pati, ditambah lagi dengan penulis yang berasal dari Kabupaten Pati, sehingga
dipilihlah Kabupaten Pati sebagai daerah penelitian. Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jawa Tengah 2009
ikan lele secara luas sangat disukai oleh masyarakat, sehingga permintaan jenis ikan ini cenderung meningkat tiap tahunnya, dimana kondisi tersebut
sangat merangsang minat pembudidaya ikan untuk meningkatkan usahanya. Selain itu, pertimbangan lainnya adalah mudah cara pemeliharaan, tidak
membutuhkan tempat yang luas, pertumbuhannya relatif cepat, pakan tambahannya mudah dan bervariasi, serta rasa dagingnya cukup enak.
Produksi lele pada tahun 2004 mencapai 10.217,4 ton. Sentra produksi lele di Jawa Tengah di Kabupaten Sukoharjo, Boyolali, Magelang, Kendal, Pati,
Purworejo, Sragen, Klaten dan Demak.
28