Kelebihan Teknik Diskusi Keterbatasan Teknik Diskusi

Tugas pimpinan diskusi, yakni sebagai berikut: a pengatur dan pengarah acara diskusi; b pengatur “lalu lintas” percakapan; dan c penengah dan penyimpul berbagai pendapat. c. Para siswa berdiskusi di dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain kalau ada lebih dari satu kelompok menjaga ketertiban serta memberikan dorongan dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dan agar diskusi berjalan lancar. Setiap anggota kelompok harus tahu apa yang akan didiskusikan dan bagaimana caranya berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota harus mengetahui bahwa memiliki hak bicara yang sama. Tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasilnya yang dilaporkan itu ditanggapi oleh semua siswa terutama dari kelompok lain. Guru memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporan-laporan tersebut. Para siswa mencatat hasil diskusi, kemudian guru mengumpulkan laporan hasilnya dari setiap kelompok.

2.10 Kelebihan dan Keterbatasan Teknik Diskusi

Diskusi sebagai teknik pembelajaran di sekolah mempunyai kelebihan dan keterbatasan yang mengakibatkan kegagalan. Djamarah, 2010:88

2.10.1 Kelebihan Teknik Diskusi

Teknik diskusi yang digunakan dalam proses pembelajaran mempunyai kelebihan. Kelebihan teknik diskusi sebagai berikut. a. Teknik diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar. b. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing. c. Teknik diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah. d. Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi, diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan terhadap diri sendiri. e. Meningkatkan kualitas moral, seperti mempererat persahabatan, tenggang rasa, mampu menahan emosi, dan terbinanya sikap saling memberi manfaat dan menerima. f. Meningkatkan kemampuaan berkomunikasi dan kemampuan menggunakan bahasa.

2.10.2 Keterbatasan Teknik Diskusi

Teknik diskusi yang digunakan dalam proses pembelajaran juga mempunyai keterbatasan. Adapun keterbatasan teknik diskusi sebagai berikut. a. Suatu diskusi tidak dapat diramalkan sebelumnya mengenai hasilnya, sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-anggotanya. b. Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah dipelajari sebelumnya. c. Jalannya diskusi dapat dikuasai didominasi oleh beberapa siswa yang aktif dan berpikir kritis. d. Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan. e. Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak. Siswa tidak boleh merasa dikejar-kejar waktu. Perasaan dibatasi waktu menimbulkan kedangkalan dalam diskusi sehingga hasilnya tidak bermanfaat. f. Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan pikiran, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalahnya. g. Sering terjadi dalam diskusi siswa kurang berani mengemukakan pendapatnya. h. Jumlah siswa di dalam kelas yang terlalu besar akan mempengaruhi kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Untuk mengatasi beberapa keterbatasan tersebut Djajadisastra 1982:102 mengemukakan saran mengenai usaha-usaha yang dapat dilakukan, yaitu sebagai berikut. a. Murid-murid dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok yang kecil, misalnya lima orang murid setiap kelompok. Kelompok kecil ini harus terdiri dari murid- murid yang pandai, yang pandai bicara dan kurang pandai bicara, murid laki-laki dan murid perempuan. Hal ini harus diatur benar-benar oleh guru. Di samping itu, harus pula diperhatikan agar murid-murid yang sekelompok itu benar-benar dapat bekerja sama. Dalam setiap kelompok ditetapkan ketuanya. b. Diskusi yang dilaksanakan agar tidak menimbulkan rasa bosan dalam kelompok, ada baiknya bila untuk setiap diskusi dengan topik atau masalah baru selalu dibentuk lagi kelompok-kelompok baru dengan cara melakukan pertukaran anggota-anggota kelompok. Dengan demikian, semua murid akan pernah mengalami suasana bekerja bersama-sama dalam I kelompok dan juga pernah mengalami bekerja sama dengan semua teman sekelasnya. c. Topik-topik atau problema yang akan dijadikan pokok-pokok diskusi dapat diambil dari buku-buku pelajaran murid, dari surat-surat kabar, dari kejadian sehari-hari di sekitar sekolah, dan kegiatan di masyarakat yang sedang menjadi pusat perhatian penduduk setempat. Mengusahakan penyesuaian waktu dengan berat topik yang dijadikan pokok diskusi. Menyiapkan dan melengkapi semua sumber data yang diperlukan, baik yang tersedia di sekolah maupun yang terdapat di luar sekolah.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK, ruang lingkupnya adalah pembelajaran di dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak pasa peningkatan hasil belajar peserta didik Kusuma, 2009:141. Dalam melaksanakan PTK terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat tahap tersebut disatukan ke dalam siklus. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan dalam PTK ini dua siklus sebagai berikut. Dilaksanakan dua siklus karena pada siklus II siswa yang mencapai KKM ada 26 siswa 81,25 dari 32 siswa atau diatas 75. Gambar 3.1 Hubungan Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi 2. Tindakan 1. Perencanaa 3. Pengamatan 4. Refleksi 2. Tindakan 1. Perencanaa n 3. Pengamatan 4. Refleksi SIKLUS I SIKLUS II

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI ISI TEKS BACAAN SASTRA MELALUI TEKNIK LATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 5 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 65

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI ISI TEKS BACAAN SASTRA MELALUI TEKNIK LATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 5 NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 67

PENINGKATAN KEMAMPUAN PARAFRASA MELALUI TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS VI-A SD NEGERI 4 TALANGPADANG TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 4 68

PENINGKATAN KEMAMPUAN PARAFRASA MELALUI TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS VI-A SD NEGERI 4 TALANGPADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 69

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 80

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 53 61

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BACAAN MELALUI TEKNIK DISKUSI SISWA KELAS VII-8 SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 GADINGREJO PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 130

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 31 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

5 21 143

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN HAL-HAL YANG MENARIK DALAM DONGENG YANG DIPERDENGARKAN MELALUI TEKNIK DISKUSI SISWA KELAS VII SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

3 20 61

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN SISWA KELAS VII. 3 SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 329