3
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
Studi literatur
Mempelajari berbagai literatur dari buku maupun internet yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi dalam pembuatan alat baik
karakteristik dari komponen, teknik penggunaannya dan teknik merangkai komponen serta teknik-teknik dasar yang digunakan dengan
maksud untuk memperoleh data yang sesuai dan tepat.
Observasi
Mengunjungi Posyandu serta melakukan wawancara dengan petugas Posyandu.
Perancangan Alat
Perancangan mikrokontroler
dan mengumpulkan
komponen- komponen yang akan digunakan dalam pembuatan alat yang sesuai
dengan kebutuhan dan hasil bimbingan dengan dosen pembimbing.
Eksperimen
Hal ini dilakukan dengan merealisasikan pembuatan hardware dan software
. Kemudian melakukan percobaan serta menganalisa kerja hardware
tersebut.
Pengujian
Pengujian dan analisis merupakan metode untuk mengetahui hasil dari perancangan sistem yang telah selesai dibuat, apakah sudah sesuai
dengan yang direncanakan atau masih terdapat kekurangan, selanjutnya akan dilakukan pengujian secara teoritis maupun praktis, sehingga pada
akhirnya dapat diperoleh suatu kesimpulan dari hasil penelitian.
1.6 Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun berdasarkan kerangka penulisan sebagai berikut :
4
BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah,
maksud dan tujuan penelitian, batasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI Pada bab ini membahas dasar-dasar teori dari hardware dan software yang
diperlukan untuk perancangan perangkat ini. BAB III : PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini membahas tentang perancangan hardware dan software dari alat yang dibuat serta cara kerja dari alat tersebut.
BAB IV : PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian dan hasil pengujian dari
alat yang telah dibuat. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran yang bermanfaat bagi perbaikan dan perkembangan alat penimbang dan pengukur badan bayi ini.
DAFTAR PUSTAKA Berisi tentang judul serta pengarang dari buku-buku yang digunakan untuk
menunjang terselesaikannya tugas akhir ini.
5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Posyandu
Pada konsep dasar Posyandu, akan menjelaskan tentang pengertian Posyandu, sejarah Posyandu, tujuan penyelenggaraan Posyandu, sasaran pelayanan
kesehatan, serta kegiatan apa saja yang ada pada Posyandu.
2.1.1 Pengertian Posyandu
Pos Pelayanan Terpadu Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang
mempunyai nilai strategis untuk mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu adalah pusat pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan yang dikelola
dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS. [2]
Pos Pelayanan Terpadu Posyandu merupakan salah satu lembaga pedesaan atau pendukuhan yang menampung dan menjadi wahana partisipasi
masyarakat dalam program Keluarga Berencana dan Kesehatan. [6]
2.1.2 Sejarah Posyandu
Dimasa lalu Posyandu dikembangkan oleh masyarakat sebagai dua jenis Pos Pelayanan, yaitu Pos Pelayanan KB dan Pos Pelayanan Kesehatan. Pos Pelayanan
KB dibantu oleh jajaran BKKBN, sedangkan Pos Kesehatan Desa dibantu oleh jajaran Departemen dan Dinas Kesehatan. Karena sasaran kedua Pos Pelayanan
hampir sama, sehingga dalam praktek, waktu dan kegiatan kedua jenis Pos tersebut dipadukan oleh masyarakat.
2.1.3 Tujuan Penyelenggaraan Posyandu
a. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak.
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR Index
Maternal Rate atau angka kematian ibu.
6
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat.
d. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak geografi.
e. Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka
alih teknologi.
2.1.4 Sasaran dalam Pelayanan Kesehatan di Posyandu
a. Bayi berusia kurang dari 1 tahun.
b. Anak balita usia 1 sampai 5 tahun.
c. Ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas.
d. Wanita Usia Subur WUS.
2.1.5 Kegiatan Posyandu
a. Kesehatan ibu dan anak.
b. Keluarga Berencana.
c. Imunisasi.
d. Peningkatan gizi.
e. Pencegahan dan penanggulangan diare.
2.2 Perangkat Keras
Perangkat keras utama yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah Arduino Uno, sensor flexiforce, sensor ultrasonik, LCD, serta Tri state buffer
sebagai komponen switching.
2.2.1 Arduino Uno
Arduino uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega 328. Board ini memiliki 14 pin inputoutput digital 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM,
6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, konektor sumber tegangan, header ICSP, dan tombol reset. Board ini memuat segala hal yang
dibutuhkan untuk mendukung kinerja mikrokontroler. Untuk menggunakan board ini hanya dengan menghubungkan ke komputer melalui USB atau memberikan
7
tegangan DC dari baterai atau adaptor AC ke DC. Arduino uno menggunakan ATmega16U2 yang diprogram sebagai USB-to-serial converter untuk komunikasi
serial dengan komputer melalui port USB. Pada tabel 2.1 di bawah merupakan spesifikasi Arduino Uno secara lengkap :
Tabel 2.1 Deskripsi Arduino Uno
Mikrokontroler ATmega 328
Tegangan kerja 5V
Tegangan masukan 7-12V rekomendasi
Tegangan masukan 6-20V batas
IO 14 pin 6 pin untuk PWM
Arus DC per IO 40mA
Arus DC untuk pin 3.3V 50mA
Flash Memory 32 KB dengan 0.5 KB digunakan untuk
bootloader SRAM
2 KB EEPROM
1 KB Kecepatan clock
16MHz
Berikut adalah contoh gambar board sistem minimum Arduino Uno pada gambar 2.1 :
Gambar 2.1 Arduino Uno
8
2.2.1.1 Catu Daya
Arduino uno dapat diberi daya melalui koneksi USB Universal Serial Bus
atau melalui power supply eksternal. Jika arduino uno dihubungkan dengan kedua sumber daya tersebut secara bersamaan maka arduino uno akan memilih
salah satu sumber daya secara otomatis untuk digunakan. Power supply ekternal yang bukan melalui USB dapat berasal dari adaptor AC ke DC atau baterai.
Adaptor dapat dihubungkan ke soket power pada arduino uno. Jika menggunakan baterai, ujung kabel dihubungkan kedalam pin GND dan Vin yang berada pada
konektor POWER. Arduino uno dapat beroperasi pada tegangan 6 sampai 20 volt. Jika arduino
uno mendapat tegangan di bawah 7 volt, kemungkinan tegangan pada pin 5V menjadi di bawah 5 volt dan kinerja arduino uno menjadi tidak stabil. Jika mendapat
tegangan lebih dari 12 volt, penstabil tegangan kemungkinan akan menjadi terlalu panas dan merusak arduino uno. Tegangan rekomendasi yang diberikan ke arduino
uno berkisar antara 7 sampai 12 volt. Pin-pin teganan pada Arduino uno sebagai berikut:
Vin adalah pin untuk mengalirkan sumber tegangan ke arduino uno ketika menggunakan sumber daya eksternal selain dari koneksi USB atau sumber
daya yang teregulasi lainnya. Sumber tegangan juga dapat disediakan melalui pin ini jika sumber daya yang digunakan untuk Arduino uno dialirkan melalui
soket power. 5V adalah pin yang menyediakan tegangan teregulasi sebesar 5 volt berasal
dari regulator tegangan pada arduino uno. 3.3V adalah pin yang meyediakan tegangan teregulasi sebesar 3,3 volt berasal
dari regulator tegangan pada arduino uno. GND adalah pin ground.
2.2.1.2 Memory
ATmega328 ini memiliki 32 KB dengan 0,5 KB digunakan untuk bootloader
. ATmega328 juga memiliki 2 KB dari SRAM dan 1 KB dari EEPROM.
9
2.2.1.3 Input dan Output
Masing-masing dari 14 pin digital pada Arduino uno dapat digunakan sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode, digitalWrite, dan
digitalRead. Pin-pin ini beroperasi pada tegangan 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima arus DC maksimum 40 mA dan memiliki resistor pull-
up internal dari 20- 50 KΩ. Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus:
Serial: Pin 0 RX dan 1 TX. Digunakan untuk menerima RX dan mengirimkan TX data TTL serial. Pin ini terhubung dengan pin yang sesuai
dari chip ATmega16U2 USB-to-Serial TTL. External Interrupts: Pin 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu
interupsi yang kondisinya dapat diatur. PWM: Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan 8-bit output PWM dengan
menggunakan fungsi analogWrite . SPI: Pin 10 SS, 11 mosi, 12 MISO, 13 SCK. Pin ini mendukung
komunikasi SPI. LED: Pin 13. Ada sebuah LED yang terhubung dengan pin digital 13. Ketika
pin mendapat nilai HIGH, LED menyala dan ketika pin mendapat nilai LOW, LED padam.
Arduino Uno memiliki 6 input analog, yang masing-masing memiliki resolusi 10 bit, atau 1024 desimal. Tegangan default pengukuran dari 0 sampai 5
volt, dapat pula diatur untuk jangkauan pengukuran menggunakan pin AREF dan fungsi analogReference. Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus:
TWI: Pin A4 atau SDA dan pin A5 atau SCL. Mendukung komunikasi TWI Two Wire Interface atau biasa disebut I2C Inter Integrated Circuit.
AREF: Pin referensi tegangan untuk input analog. Dengan menggunakan fungsi analogReference.
RESET: Pin ini digunakan untuk me-reset mikrokontroler dengan memberikan tegangan LOW atau ground.
10
2.2.1.4 Komunikasi
Arduino Uno memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan komputer, Arduino lain, atau mikrokontroler lain. ATmega328 ini menyediakan
UART TTL 5V komunikasi serial, yang tersedia pada pin digital 0 RX dan pin digital 1 TX. Sebuah ATmega16U2 yang digunakan untuk melakukan
komunikasi serial melalui USB dan dikenali oleh sistem operasi komputer sebagai COM port virtual
. Firmware Arduino Uno menggunakan driver USB COM standar, dan tidak membutuhkan driver eksternal. Namun, pada sistem operasi Windows,
diperlukan file ber-ekstensi Inf. Perangkat lunak Arduino termasuk serial monitor yang memungkinkan data dapat dikirim dan diterima dari Arduino board. LED RX
dan TX di board Arduino berkedip ketika data sedang dikirim atau diterima melalui chip
USB-to-serial ATmega16U2 dan koneksi USB ke komputer. ATmega328 ini juga mendukung komunikasi TWI I2C dan SPI.
2.2.1.5 Programming
Arduino Uno dapat diprogram dengan perangkat lunak Arduino. Pertama pilih Arduino Uno dari Tools lalu sesuaikan dengan mikrokontroler yang
digunakan. ATmega328 pada Arduino Uno memiliki bootloader yang memungkinkan Anda untuk meng-upload program baru tanpa menggunakan
downloader eksternal. Komunikasi menggunakan protokol STK500 dan compiler
dengan bahasa C. Sistem dapat menggunakan perangkat lunak FLIP Atmel Windows atau programmer DFU Mac OS X dan Linux untuk memuat firmware
baru, dapat juga menggunakan header ISP dengan programmer eksternal.
2.2.1.6 Perangkat Lunak Arduino Sketch
Perangkat lunak yang digunakan untuk Arduino disebut Sketch. Sketch ini ditulis dalam editor teks. Sketch disimpan dengan ekstensi file .ino. Sketch
memiliki fitur untuk copy cut paste dan untuk searching replacing teks. Pada bagian pesan memberikan feedback saat menyimpan, mengekspor dan juga
menampilkan pesan error. Pada bagian sudut kanan bawah aplikasi, menampilkan nomor port Serial board Arduino yang sedang digunakan. Pada bagian toolbar
terdapat tombol verify, tombol upload program, new page, open project, save project
, dan membuka serial monitor.
11
Arduino sketch merupakan compiler yang merubah bahasa tingkat tinggi menjadi bahasa mesin. Hasil dari compiler berupa file .hex yang dapat memberi
logika sebuah mikrokontroler untuk dapat beroperasi. Arduino board akan beroperasi sesuai dengan perintah pada perangkat lunak yang ditanamkan padanya.
Bahasa pemrograman Arduino sketch menggunakan bahasa pemrograman C sebagai dasarnya. Karena menggunakan dasar bahasa pemrograman C, bahasa
pemrograman Arduino sketch memiliki banyak sekali kemiripan, walaupun beberapa hal telah dirubah.
Setiap program dalam Arduino sketch terdiri dari dua fungsi utama yaitu fungsi setup dan fungsi loop. Instruksi yang berada dalam fungsi setup
dieksekusi sekali ketika Arduino board pertama dihidupkan booting. Pada dasarnya instuksi yang berada pada fungsi setup, merupakan konfigurasi dan
inisialisasi dari Arduino sketch. Instruksi yang berada pada fungsi loop dieksekusi berulang-ulang hingga Arduino board off catu daya diputus. Fungsi loop
merupakan tugas utama dari Arduino sketch. Gambar 2.2 merupakan contoh tampilan dari Arduino sketch.
Gambar 2.2 Arduino sketch
12
2.2.2 Sensor Flexiforce
Sensor flexiforce merupakan sebuah sensor gaya force yang mampu mengkonversi nilai gaya N kedalam bentuk resistansi elektrik, sensor ini
berbentuk printed circuit yang cukup tipis dan fleksibel. Gambar 2.3 merupakan contoh dari sensor flexiforce beserta spesifikasinya :
Gambar 2.3 Sensor Flexiforce -
Memiliki range deteksi gaya hingga 100 lbs, dimana 1 lb setara dengan 4.4 N, sehingga jika dikonversi dalam besaran newton, flexiforce memiliki range
deteksi 440 N atau sekitar 45 kg. -
Linearitas yang mampu dihasilkan ±3, dan mampu merespon perubahan gaya dengan waktu respon 5µs.
- Mampu bekerja pada rentang suhu -9 ºC hingga 60ºC.
- Namun pada sensor terjadi Repeatability dengan nilai ±2,5 dari skala penuh
kondisi sensor terjadi gaya 80, atau dengan kata lain terjadi riak ripple pada output sensor.
Dari sensor flexiforce yang ditunjukkan pada Gambar 2.3 dapat diperoleh suatu rangkaian pengubah output sensor yang masih berupa perubahan resistansi
menjadi perubahan tegangan dengan ketentuan bahwa tegangan input harus konstan yaitu sebesar +5V,
resistansi untuk sensor lebih dari 5MΩ, serta arus maksimal yang digunakan adalah 2,5mA. [1]
2.2.3 Sensor Ultrasonik HY-SRF05
Sensor ultrasonik adalah sensor yang banyak digunakan untuk mendeteksi jarak suatu objek. Sensor ini dapat mengukur jarak dengan keterbatasan sampai
dengan 4,5 meter. Sensor ultrasonik terdiri dari rangkaian pemancar ultrasonik yang
13
disebut transmitter dan rangkaian penerima ultrasonik yang disebut receiver. Sinyal 40 kHz dibangkitkan melalui mikrokontroler. Sinyal ultrasonik yang dibangkitkan,
kemudian dipancarkan transmitter, ketika sinyal mengenai benda penghalang, maka sinyal ini dipantulkan dan diterima oleh receiver ultrasonik. Sinyal yang
diterima oleh receiver diteruskan menuju mikrokontroler untuk dihitung jarak terhadap benda tersebut bidang pantul. Berikut merupakan prinsip kerja dari
sensor ultrasonik seperti pada gambar 2.4 :
Gambar 2.4 Sensor Ultrasonik Pada tabel 2.2 menunjukkan spesifikasi lengkap dari sensor Ultrasonik HY-
SRF05 beserta pin-pin yang digunakan. Tabel 2.2 Spesifikasi sensor Ultrasonik HY-SRF05
Tegangan kerja 5VDC
Arus DC 2mA
Sinyal output : High
5V dan low 0V Sudut sensor
15 derajat Jangkauan jarak sensor
2cm – 450cm
Presisi ~2cm
Input sinyal trigger
10µS minimal dengan pulsa TTL Output
sinyal echo Sinyal TTL positif dengan lebar pulsa
sesuai jarak jangkauan sensor Pin
1. VCC
2. TrigT
3. EchoR
4. OUT
5. GND
14
2.2.4 LCD 20x4
LCD Liquid Crystal Display adalah modul penampil yang banyak digunakan mikrokontroler. LCD yang digunakan pada tugas akhir ini ialah LCD
JHD 204A. LCD JHD 204A merupakan modul LCD dengan tampilan 20x4 20 kolom x 4 baris dengan konsumsi daya rendah. Modul tersebut dilengkapi dengan
mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan LCD. Mikrokontroler KS0066 buatan Samsung yang berfungsi sebagai pengendali LCD memiliki
CGROM Character Generator Read Only Memory, CGRAM Character Generator Random Access Memory
, dan DDRAM Display Data Random Access Memory
. DDRAM memori untuk mengatur tempat penyimpanan karakter tersebut. Alamat awal karakter 00H dan alamat akhir 39H, alamat awal di baris
kedua dimulai dari 40H. Jika ingin meletakkan suatu karakter pada baris ke-2 kolom pertama, maka harus diset pada alamat 40H. Meskipun LCD yang digunakan 16x2
atau 20x4, atau bahkan 40x2, maka penulisan programnya sama. CGRAM merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter, dimana bentuk
dari karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan. Namun, memori akan hilang saat power supply tidak aktif sehingga pola karakter akan hilang. Berikut
fungsi pin untuk LCD JHD 204A pada tabel 2.3 : Tabel 2.3 Susunan Pin LCD
No Pin
Deskripsi 1
GND 0VDC
2 VCC
5VDC 3
VEE Tegangan kontras karakter LCD
4 RS
Register select, 0 = input instruksi ; 1 = input data
5 RW
1 = read ; 0 = write 6
En Enable clock
7 D0
Data Bus 0 8
D1 Data Bus 1
9 D2
Data Bus 2 10
D3 Data Bus 3
15
No Pin
Deskripsi 11
D4 Data Bus 4
12 D5
Data Bus 5 13
D6 Data Bus 6
14 D7
Data Bus 7 15
Anoda Tegangan positif backlight
16 Katoda
Tegangan negatif backlight
Perlu diketahui, driver pengendali LCD seperti JHD 204A memiliki dua register
yang aksesnya diatur menggunakan pin RS. Pada saat RS berlogika 0, register
yang diakses adalah perintah, sedangkan pada saat RS berlogika 1, register yang diakses adalah register data. Agar dapat mengaktifkan LCD, proses
inisialisasi harus dilakukan dengan cara mengeset bit RS dan meng-clear-kan bit En dengan delay waktu tunda minimal 15 ms. Kemudian mengirimkan data 30H
dan ditunda lagi selama 5 ms. Proses ini harus dilakukan tiga kali, lalu mengirim inisial 20H dan interface data length dengan lebar 4 bit saja 28H. Setelah itu
display dimatikan 08H dan di-clear-kan 01H. Selanjutnya dilakukan pengesetan display
dan cursor, serta blinking apakah ON atau OFF. Pada gambar 2.5 merupakan contoh dari LCD JHD 204A.
Gambar 2.5 LCD JHD 204A
2.2.5 Tri State Buffer
Terkadang dalam elektronik digital perlu mengisolasi gerbang logika dari satu sama lain atau mengalihkan jalur switching seperti relay. Salah satu jenis
input tunggal gerbang logika yang memungkinkan untuk melakukan hal itu disebut
16
Buffer Digital. Tri state buffer adalah seperti buffer biasa dengan tambahan input untuk mengendalikan output buffer control input. Tri state buffer sangat berguna
untuk mengontrol bus data dalam satu jalur yang sama agar tidak terjadi tabrakan antar data collision. Tergantung dari kontrol input ini, output dari buffer dapat
bernilai 0, 1, atau tidak berfungsi. Salah satu IC yang digunakan adalah tipe 74LS244N, sebuah IC tri state buffer dengan delapan jalur input dan output. Pada
gambar 2.6 merupakan contoh IC 74LS244N.
Gambar 2.6 IC 74LS244N Tri state buffer
mempunyai 2 input, data input yaitu A dan kontrol input yaitu C. Kontrol input seperti saklar, ketika kontrol input aktif, output = input. Pada
Gambar 2.7, jika kontrol input C bernilai 1 maka buffer bekerja seperti biasa, tetapi jika kontrol input C bernilai 0 maka buffer dalam keadaan tidak berfungsi, tidak ada
sinyal output. Simbol Ø digunakan untuk menyatakan keadaan tidak berfungsi. Perlu diketahui bahwa keadaan Ø tidak menunjukkan 0 atau 1, tetapi menyatakan
bahwa tidak ada sinyal. Dalam istilah elektronika keadaan seperti ini disebut berimpedansi tinggi high impedance. Tri state buffer kontrol input low inverting
mirip dengan Tri state buffer biasa, tetapi kontrol input merupakan nilai 0. Contoh pada gambar 2.8.
17
Gambar 2.7 Tri state buffer non inverting
Gambar 2.8 Tri state buffer inverting
18
BAB III PERANCANGAN SISTEM
Pada bab perancangan sistem ini membahas tentang perancangan secara umum, perancangan perangkat keras, perancangan perangkat lunak dan prinsip
kerja, dari masing-masing blok rangkaian.
3.1 Perancangan Secara Umum
Berikut adalah diagram blok sistem yang digunakan pada Instrumen Evaluator Status Gizi Balita pada Posyandu dan penjelasan tentang diagram blok
sistem tersebut serta prinsip kerja alat yang digunakan.
3.1.1 Diagram blok sistem
Prinsip kerja sistem yang digunakan dalam perancangan ini adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.1:
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem
3.1.2 Penjelasan Diagram Blok Sistem
Dari diagram blok sistem pada gambar 3.1 dapat diuraikan masing-masing bloknya sebagai berikut:
19
Arduino Uno digunakan sebagai pemroses atau sebagai pengontrol utama dari sistem alat yang digunakan.
Komponen Switching tri state buffer digunakan karena keterbatasan pin pada Arduino Uno, komponen ini berfungsi melakukan pemilihan pada
salah satu timbangan yang digunakan. Sensor flexiforce digunakan sebagai pembaca berat badan balita, sensor
akan mengirimkan data berupa tegangan sesuai dengan berat balita ke Arduino Uno.
Sensor Ultrasonik digunakan sebagai pembaca panjang balita, sensor akan mengirimkan data sinyal lebar pulsa ke Arduino Uno.
LCD digunakan sebagai media untuk menampilkan data hasil penimbangan dan pengukuran panjang badan yang dikirim oleh masing-masing sensor ke
Arduino Uno. Komputer Database untuk menyimpan data hasil penimbangan dan
pengukuran, agar data yang di simpan lebih sistematis dan mudah untuk dicari kembali.
Hasil pengukuran secara otomatis akan dibandingkan dengan status gizi balita pada database, kemudian evaluasi gizi balita dapat diketahui.
3.1.3 Prinsip Kerja Alat
Prinsip kerja alat ini beroperasi setelah mendapat perintah dari komputer, pada program komputer memilih salah satu timbangan yang akan digunakan.
Mikrokontroler membaca data sensor flexiforce dan ultrasonik selanjutnya mengubah data tersebut menjadi panjang badan serta berat badan kemudian
dikirimkan kembali pada komputer untuk mendapatkan status gizi balita. Selain dikirim pada komputer, data panjang dan berat badan juga ditampilkan pada LCD
yang terdapat pada timbangan dalam satuan centimeter cm dan kilogram kg.
3.2 Perancangan Perangkat Keras
Perancangan perangkat keras meliputi perancangan timbangan, sensor flexiforce, sensor ultrasonik, serta cara kerja kontrol timbangan.
20
3.2.1 Perancangan Timbangan Bayi
Bahan yang digunakan sebagai baki timbangan adalah fiber glass, pemilihan bahan menggunakan fiber glass berdasarkan pertimbangan bahwa
disamping kokoh, fiber glass juga lebih mudah dibentuk. Terdapat 2 buah timbangan yang masing-masing untuk bayi usia 0 bulan sampai dengan 12 bulan
atau untuk anak yang belum bisa berjalan timbangan bayi dan untuk balita usia di bawah 60 bulan atau 5 tahun timbangan balita. Berikut contoh timbangan bayi
yang ditunjukkan pada gambar 3.2 dan timbangan balita pada gambar 3.3 :
Gambar 3.2 Timbangan bayi Panjang
= 86 cm Lebar
= 30 cm Berat maksimal = 20 kg
Gambar 3.3 Timbangan balita Tinggi
= 121 cm Berat maksimal = 30 kg
21
3.2.2 Sensor Flexiforce
Sensor flexiforce merupakan sebuah sensor gaya force atau beban load, sensor ini berbentuk printed circuit yang sangat tipis dan fleksibel. Sensor
flexiforce sangat mudah diimplementasikan untuk mengukur gaya tekan antara 2 permukaan dalam berbagai aplikasi. Sensor flexiforce bersifat resistif dan nilai
konduktansinya berbanding lurus dengan gayabeban yang diterimanya. Semakin besar beban yang diterima sensor flexiforce maka nilai hambatan output-nya akan
semakin menurun. Rating beban maksimum sensor flexiforce bermacam-macam, yaitu 1 lb. 4,4N, 25 lb. 110N dan 100 lb. 440N. Berikut adalah contoh gambar
sensor flexiforce pada gambar 3.4 :
Gambar 3. 4 Sensor Flexiforce Gambar 3.5 merupakan skema rangkaian yang digunakan pada timbangan
bayi dan timbangan balita.
Gambar 3.5 Rangkaian sensor Flexiforce
22
Pada keadaan tanpa beban, resistansi sensor ini lebih dari 5M Ω. Ketika
terdapat beban maksimum, resistansi sensor akan turun hingga kurang lebih 20K Ω.
Dari ilustrasi tersebut dapat dilakukan kalkulasi bahwa nilai resistansi output pada flexiforce berbanding terbalik dengan gaya yang diterimanya. Bila hubungan
bebangaya dan resistansi tersebut dihubungkan dalam suatu grafik maka akan tampak seperti gambar 3.6.
Gambar 3.6 Resistansi terhadap beban
3.2.3 Sensor ultrasonik
Prinsip kerja sebuah modul sensor ultrasonik yaitu mendeteksi objek dengan cara mengirimkan gelombang ultrasonik dan kemudian menerima pantulan
gelombang tersebut. Sensor ultrasonik hanya akan mengirimkan gelombang ultrasonik ketika ada pulsa trigger dari mikrokontroler Pulsa high selama 10µS.
Gelombang ultrasonik dengan frekuensi sebesar 40 KHz akan dipancarkan selama 200µS. Gelombang ini akan merambat di udara dengan kecepatan 344.424 mdetik
atau 1 cm setiap 29.034µS, mengenai objek untuk kemudian terpantul kembali ke sensor.
Selama menunggu pantulan, sensor ultrasonik akan menghasilkan sebuah pulsa. Pulsa ini akan berhenti low ketika gelombang pantulan terdeteksi oleh
sensor. Oleh karena itu, lebar pulsa tersebut dapat merepresentasikan jarak antara sensor dengan objek. Selanjutnya mikrokontroler cukup mengukur lebar pulsa
tersebut dan mengkonversinya dalam bentuk jarak dengan perhitungan sebagai berikut :
23
Jarak = Lebar Pulsa29.034uS 2 dalam cm atau
Jarak = Lebar Pulsa x 0.034442 2 dalam cm Berikut adalah contoh gambar sensor ultrasonik pada gambar 3.7 dan diagram
waktu dari sensor Ultrasonik HY-SRF05 pada gambar 3.8 :
Gambar 3.7 Sensor Ultrasonik HY-SRF05
Gambar 3.8 Diagram waktu sensor Ultrasonik HY-SRF05
3.2.4 Pengontrol Timbangan
Pengontrol timbangan berfungsi untuk memproses data yang diberikan oleh tiap-tiap sensor pada masing-masing timbangan. Pengontrol timbangan juga dapat
memilih timbangan mana yang akan diaktifkan melalui rangkaian switching yang terhubung dengan kedua timbangan. Pada saat awal diaktifkan booting,
pengontrol menunggu perintah dari komputer yang akan memberikan sinyal berupa
24
data numerik 0 atau 1. Setelah pengontrol mendapat sinyal dari komputer, pengontrol akan mengaktifkan salah satu timbangan dan membaca sensor yang ada
pada timbangan tersebut. Data dari sensor ultrasonik berupa lebar pulsa yang dikonversi menjadi panjang cm dan data sensor flexiforce berupa tegangan yang
dikonversi melalui ADC yang ada pada Arduino Uno menjadi berat kg. Data panjang dan berat dikirim kembali kepada komputer untuk disimpan pada database
dan diketahui status gizi dari bayibalita yang ditimbang. Setelah mengirim data, pengontrol kembali diam dan menunggu perintah selanjutnya dari komputer.
Berikut adalah skematik pengontrol timbangan pada gambar 3.9 yang digunakan pada tugas akhir ini.
Gambar 3.9 Skematik pengontrol timbangan
3.3 Perancangan Perangkat Lunak
Perancangan perangkat lunak digunakan sebagai acuan dalam membuat perangkat lunak yang kemudian bisa disesuaikan dengan kebutuhan saat
25
implementasi. Perancangan perangkat lunak untuk Arduino Uno dengan compiler arduino sketch menggunakan bahasa C.
3.3.1 Flowchart program
Perancangan flowchart program akan mempermudah dalam pembacaan program, bila nanti terjadi kesalahan error dapat dengan mudah diketahui dalam
alur flowchart program. Di bawah ini merupakan flowchart dari program kontroler timbangan yang menggunakan Arduino Uno sebagai mikrokontroler. Flowchart
program yang digunakan seperti yang tertera pada gambar 3.10.
Gambar 3.10 Flowchart program Keterangan :
1 = Memulai program
2 = Menunggu sinyal dari komputer pemilihan timbangan bayi atau
balita
26
3 = Bila sinyal dari komputer memilih timbangan bayi maka lanjut ke
proses 5, bila tidak maka lompat ke pengecekan pada proses 4 4 =
Bila sinyal dari komputer memilih timbangan balita maka lanjut ke proses 6, bila tidak maka ulangi menunggu sinyal dari komputer
5 = Membaca tinggi dan berat badan bayi lalu mengubahnya yang berupa
durasi waktu dari sensor ultrasonik menjadi panjang cm serta perubahan tegangan dari sensor flexiforce menjadi berat kg
6 = Membaca tinggi dan berat badan balita lalu mengubahnya yang
berupa durasi waktu dari sensor ultrasonik menjadi tinggi cm serta perubahan tegangan dari sensor flexiforce menjadi berat kg
7 = Data panjang dan berat badan bayibalita dikirim ke komputer untuk
disimpan pada database untuk dapat mengetahui status gizi dari bayibalita tersebut
8 = Selain dikirim ke komputer, data panjang dan berat juga ditampilkan
pada panel LCD di setiap timbangan
3.3.2 Teknik
Switching
Teknik switching merupakan cara memperpendek jalur proses. Teknik ini memakai suatu indikator untuk mengantisipasi proses yang akan dilakukan
selanjutnya. Indikator ini dapat dimisalkan seperti Switch pada tombol lampu, dimana tombol ini dapat mengatur dua kondisi yaitu nyala atau padam. Namun
dalam tugas akhir ini berupa variabel yang diisi dengan dua kondisi yaitu 0 atau 1. Melalui isi variabel tersebut dapat diketahui kondisi proses yang dipilih antara
timbangan bayi atau timbangan balita. Sehingga dapat dilakukan pengalihan proses tanpa melalui proses sebelumnya, sehingga dapat mempersingkat alur proses. Pada
gambar 3.11 merupakan contoh diagram teknik switching.
27
Gambar 3.11 Teknik Switching
3.4 ADC
ADC Analog to Digital Converter berfungsi mengubah data analog yang dihasilkan oleh sensor flexiforce menjadi data digital, Arduino uno menggunakan
ADC dengan resolusi 10 bit yaitu rentang data yang dihasilkan dari 0 sampai 1023 desimal. Data digital ini yang digunakan sebagai acuan penunjuk berat dengan
satuan kg. Berikut merupakan konversi data analog menjadi data digital :
KD = Vin
Vref x KD
= Keluaran Digital Vin
= Tegangan input ADC output dari flexiforce Vref
= Tegangan referensi ADC Arduino uno 5 volt 1023 = Resolusi ADC 2
10
– 1
28
Menghitung nilai tegangan per 1 bit atau bisa disebut sebagai nilai step size ADC pada perancangan yang telah dibuat.
SS = Vref
Resolusi ADC
SS = Step Size volt
Vref = Tegangan referensi ADC Arduino uno 5 volt
Resolusi ADC = 1023 2
10
– 1
Dengan menggunakan perhitungan di atas, dapat dihitung nilai per 1 bit dari ADC yang digunakan sebesar 0.0048 volt atau sebesar 4,8 mv.
38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan