Pengaruh NPF terhadap Laba Operasional Pengaruh UMKM dan NPF secara Bersama-sama terhadap Laba

Tabel 4.4 Hasil Uji t NPF Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 1.836 4.775 0.385 0.704 Ln_NPF -1.024 0.361 -0.436 -2.837 0.009 0.826 1.211 a. Dependent Variable: Ln_Laba Pada tabel coefficients dapat diketahui bahwasanya nilai sig. NPF adalah sebesar 0,009 0,05 dan t hitung sebesar 2,837 t tabel yaitu sebesar 2,052. Jika t hitung t tabel maka dapat disimpulkan bahwasanya H0 di tolak dan H2 diterima. Selain itu, nilai Beta dari variabel NPF adalah – 1,024 atau sebesar 102,4 . Hal ini menunjukkan bahwa variabel NPF memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap laba operasional.

D. Pengaruh UMKM dan NPF secara Bersama-sama terhadap Laba

Operasional 1. Uji Normalitas Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Pada dasarnya suatu data dikatakan normal apabila memiliki data minimal 30 n 30. Sedangkan pada penelitian ini, jumlah data yang digunakan adalah 28. Oleh karena itu sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, langkah awal yang dilakukan adalah uji normalitas. Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Berdasarkan tabel normal QQ Plots dapat diketahui bahwasanya plot- plot mengikuti dan mendekati garis fit line. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa variabel mendekati distribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 1.836 4.775 0.385 0.704 Ln_UMKM 0.796 0.295 0.415 2.703 0.012 0.826 1.211 Ln_NPF -1.024 0.361 -0.436 -2.837 0.009 0.826 1.211 a. Dependent Variable: Ln_Laba Ada atau tidaknya kolineraitas ganda pada suatu model regresi salah satunya dapat dilihat pada nilai VIF maupun nilai tolerance nya. Dari table coefficients diatas dapat diketahui bahwa nilai VIF dari kedua variabel bebasnya 10 yaitu sebesar 1,211. Jika dilihat dari nilai tolerance nya, nilainya sebesar 0,826 0,10. Oleh karena itu, dari nilai VIF dan nilai tolerance tersebut dapat dikatakan bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas di dalam model regresi ini.

3. Uji Autokorelasi

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .716 a 0.513 0.474 0.5209 0.513 13.17 2 25 1.935 a. Predictors: Constant, Ln_NPF, Ln_UMKM b. Dependent Variable: Ln_Laba Pada tabel tersebut nilai Durbin Watson DW sebesar 1,935 dengan jumlah data 28 n=28, dan jumlah variabel k sebanyak 3. Berdasarkan data- data itu didapatkan nilai du yaitu sebesar 1,41. Dilihat dari tabel klasifikasi nilai DW maka nilai DW berada diantara du dan 4-du 4-du DW du, dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terjadi autokolerasi.

4. Uji Heterokedastisitas

Gambar 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas Pada uji heteroskedastisitas melalui uji scatter plot terlihat bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi.

5. Uji F

Tabel 4.7 Hasil Uji F UMKM dan NPF Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 7.147 2 3.574 13.17 .000 a Residual 6.783 25 0.271 Total 13.931 27 a. Predictors: Constant, Ln_NPF, Ln_UMKM b. Dependent Variable: Ln_Laba Pada Uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 13,17. Dengan df1= 2 dan df2= 25. Sedangkan pada F tabel didapat nilai sebesar 3,39. Dengan demikian F hitung 13,17 F tabel 3,59. Dengan signifikansi 0,000 0,05, maka H0 ditolak dan H3 diterima yang berarti nilai koefisien regresi tidak sama dengan nol, dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel bebasnya secara bersama-sama dapat menerangkan variabel terikatnya.

6. Uji Determinasi

Tabel 4.8 Hasil Uji Determinasi Hasil di atas didapatkan koefisien determinasi Adjusted R Square Adj R2 0,474 atau 47,4. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel independent UMKM dan NPF terhadap variabel dependent Laba Operasional sebesar 47,4 dan sisanya sebesar 52,6 dipengaruhi oleh variabel lain. Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .716 a 0.513 0.474 0.5209 a. Predictors: Constant, Ln_NPF, Ln_UMKM b. Dependent Variable: Ln_Laba Berdasarkan uji analisa yang dilakukan sebelumnya, maka didapatkan hasil pada model regresi berganda sebagai berikut: Ln_Laba = 1,836 + 0,796 Ln_UMKM – 1,024 Ln_NPF Persamaan di atas menunjukkan bahwa: 1. UMKM memiliki hubungan searah positif dengan Laba. Jadi, jika UMKM naik satu kesatuan maka Laba akan naik juga sebesar 0,796 dan begitu pula sebaliknya. Hal ini menyatakan bahwa semakin besar pembiayaan UMKM yang diberikan oleh suatu bank maka akan meningkatkan Laba Operasional bagi bank. 2. NPF memiliki hubungan terbalik negatif dengan Laba. Jika NPF naik satu kesatuan maka Laba akan turun sebesar 1,024 dan jika NPF turun satu kesatuan maka Laba akan naik sebesar 1,024. Oleh karena itu, untuk tetap meningkatkan laba, bank harus tetap menjaga tingkat NPF seminimal mungkin agar laba yang di dapatkan maksimal. 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai pembiayaan UMKM dan NPF serta Laba pada Bank Syariah Mandiri Pusat periode 2008-2014, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif signifikan pembiayaan UMKM terhadap Laba Operasional. Besarnya pengaruh kedua variabel tersebut yaitu sebesar 0,597 atau sebesar 59,7 dengan signifikansi sebesar 0,012. Hal ini membuktikan bahwasanya semakin tinggi pembiayaan UMKM yang disalurkan, maka laba yang didapatkan akan semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pembiayaan UMKM yang disalurkan, maka laba yang didapatkan akan semakin rendah. 2. Terdapat pengaruh negatif signifikan NPF terhadap Laba Operasional. Pengaruhnya yaitu sebesar – 0,609 atau sebesar -60,9 dengan signifikansi sebesar 0,009. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat NPF, maka akan menurunkan perolehan laba dan jika tingkat NPF turun, maka laba yang didapatkan akan naik. 3. Terdapat pengaruh variabel independent UMKM dan NPF secara bersama- sama terhadap variabel dependent nya Laba Operasional yaitu sebesar 0,474 atau sebesar 47,4. Hal ini menunjukkan bahwa sumbangsih variabel UMKM dan NPF terhadap laba operasional yaitu sebesar 47,4 dan sisanya sebesar 52,6 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

B. Saran

Setelah didapat hasil dari penelitian ini dan berdasarkan kesimpulan- kesimpulan yang telah disebutkan di atas, saran-saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi pihak Bank Syariah Mandiri BSM, diharapkan terus meningkatkan pembiayaan ke sektor UMKM akan tetapi tetap memperhatikan tingkat NPF agar laba yang didapatkan tetap maksimal. 2. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan variabel-variabelnya lebih bervariasi agar model yang diformulasikan lebih baik lagi.

Dokumen yang terkait

Pengaruh penyaluran pembiayaan sektor UMKM ( Usaha mikro, kecil,dan menengah ) terhadap tingkat rasio non performing financing ( NPF) Bank Syariah: Studi kasus pada bank muamalat indonesia

0 3 164

Pengaruh Pembiayaan Sektor UMKM dan NPF Terhadap Laba OPerasional PT Bank Syariah Mandiri Pusat

5 48 76

Analisis Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Dampaknya Terhadap Laba Operasional Pada Bank Syariah Mandiri Indonesia

0 10 108

Analisis Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Laba Bersih Pada PT. Bank Syariah Mandiri

11 74 91

Pengaruh Non Performing Finance (NPF) Pembiayaan Mudharabah dan Non Performing Finance (NPF) Pembiayaan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada PT.Bank Syariah Mandiri Tahun 1999-2013)

1 56 60

Pengaruh Intelle Capital, NPF dan Car Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri

3 34 107

Faktor Faktor Yang Menghambat Nasabah Mengembalikan Pembiayaan Warung Mikro Bsm (Studi Pada Warung Mikro Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Ciledug, Kantor Cabang Cipulir Dan Kantor Cabang Pembantu Bintaro Sektor Iii)

0 9 110

PENGARUH NPF DAN DPK TERHADAP PEMBIAYAAN BANK SYARIAH MANDIRI INDONESIA : LAPORAN KEUANGAN PT. BANK SYARIAH MANDIRI INDONESIA PERIODE 2009-2015.

0 0 90

ANALISIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MURABAHAH TERHADAP LABA BANK SYARIAH MANDIRI

0 1 13

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), BIAYA OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) DAN NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP ALOKASI PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL PT. BANK SYARIAH MANDIRI - Raden Intan Repository

0 0 125