Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Bank syariah merupakan lembaga keuangan syariah, yang berorientasi pada laba profit. Laba bukan hanya untuk kepentingan pemilik atau pendiri,
tetapi juga sangat penting untuk pengembangan usaha bank syariah. Laba bank syariah terutama diperoleh dari selisih antara pendapatan atas penanaman dana
dan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu.
3
Laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan. Pertumbuhan laba yang baik mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik. Oleh karena laba
merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan, mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan. Perolehan
laba yang maksimal akan didapatkan jika bank memaksimalkan pembiayaannya secara efektif dan efisien.
4
Pembiayaan adalah salah satu tugas pokok bank syariah. Menurut ketentuan Bank Indonesia, pembiayaan adalah penyediaan dana dan atau tagihan
berdasarkan akad mudharabah dan atau musyarakah dan atau pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip bagi hasil
.
5
Dalam pelaksanaan pembiayaan, bank syariah harus memenuhi aspek syariah dan aspek ekonomi. Artinya, dalam setiap realisasi pembiayaan kepada
nasabah, bank syariah harus tetap berpedoman pada syariat Islam antara lain tidak mengandung unsur maysir, gharar, dan riba serta bidang usahanya halal, di
3
Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Pers, 2014. h. 133
4
Ibid. h.133
5
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia No.57PBI2003. Jakarta: BI 2003. Diakses pada 2 Oktober 2014 dari http:www.bi.go.ididperaturanarsip-peraturanPerbankan2003pbi-5-7-
kap_bps.pdf
samping tetap mempertimbangkan perolehan keuntungan baik bagi bank syariah maupun nasabah itu sendiri.
6
Penyaluran pembiayaan yang besar berpengaruh positif terhadap perolehan laba. Hal ini dapat dijelaskan karena dengan semakin besar
menyalurkan pembiayaan maka bank syariah dapat memperoleh pendapatan baik itu didapat dari perolehan bagi hasil, margin penjualan atau pendapatan jasa yang
pada akhirnya akan meningkatkan laba bank syariah.
7
Bank-bank syariah tengah gencar memberikan pembiayaan ke sektor ritel khususnya sektor UMKM. Hal ini terlihat dari tingginya porsi pembiayaan yang
diberikan oleh beberapa bank syariah per 2014, diantaranya yaitu Bank Bukopin Syariah pada tahun 2014 memberikan porsi pembiayaan ke sektor UMKM yaitu
sebesar 80 dari total pembiayaan atau sebesar 2,9 triliun. BNI Syariah sebesar 44 dari total pembiayaan Rp. 13,4 triliun dan 38-40 dari total pembiayaan
pada Panin Bank Syariah.
8
Bank Syariah Mandiri BSM dalam hal ini juga turut memberikan kontribusinya dalam menyalurkan pembiayaan secara individu maupun kelompok
yang kekurangan dana. Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSM terus
6
Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Pers, 2014, h. 314.
7
Tri Joko Purwanto, “Analisis Besarnya Pengaruh Pembiayaan, Financing To Deposit Ratio
Fdr Dan Rasio Non Performing Financing Npf Terhadap Laba Bank Syariah Studi Kasus Pt. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
”. Bogor: Skripsi IPB, 2011. Diakses pada 17 Juli 2014 dari http:repository.ipb.ac.idbitstreamhandle12345678947725H11tpu.pdf?sequence=1.
8
Berita Keuangan. Pembiayaan Bank Syariah. Diakses pada 1 Juli 2015 dari http:keuangan.kontan.co.idnewsperbankan-syariah-gencar-di-pembiayaan-umkm.
berupaya mendorong kemandirian masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyalurkan pembiayaan ke sektor UMKM.
9
Pembiayaan UMKM yang tercatat oleh perseroan per akhir 2012 mencapai Rp32,79 triliun, atau sebesar 73,3 dari total pembiayaan sebesar Rp44,76
triliun. Pada akhir 2011, posisi pembiayaan UMKM sebesar Rp26,78 triliun, sebesar 72,9 dari total pembiayaan Rp36,73 triliun. Pertumbuhan pembiayaan
UMKM sendiri sebesar 22,45 dalam setahunan, yang juga dikontribusi pembiayaan di segmen mikro.
10
Salah satu penyebab cukup besarnya presentase pembiayaan bank syariah terhadap UMKM diduga karena bank syariah lebih mengutamakan kelayakan
usaha proyek ketimbang nilai agunan.
11
Selain itu, UMKM juga memiliki pengaruh yang signifikan bagi pencapaian program pemerintah dalam hal
mengurangi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan. Pembiayaan ini juga berpengaruh terhadap perolehan laba operasional bank syariah. Pernyataan ini di
dukung oleh penelitian Iman dan Adi bahwasanya pembiayaan UMKM mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan laba operasional bank syariah.
Selain memperhatikan pembiayaan yang disalurkan, bank juga harus memperhatikan kualitas pembiayaan. Kualitas pembiayaan dapat dilihat dari NPF
9
Bank Syariah Mandiri: BSM Masih Fokus ke UMKM. Jakarta: BSM, 20012. Artikel Diakses pada 29 November 2014 dari http:www.syariahmandiri.co.id201208bsm-masih-fokus-ke-
umkm
10
Berita BSM, BSM Patok Porsi Pembiayaan UMKM Jadi 75. Jakarta: BSM, 2013. Artikel Diakses tanggal 9 September 2014 dari http:www.syariahmandiri.co.id201304bsm-patok-
porsi-pembiayaan-umkm-jadi-75.
11
Amir Machmud dan Rukmana. Bank Syariah Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di Indonesia. Jakarta: Erlangga, 2010. h. 100
bank syariah tersebut. NPF mencerminkan risiko pembiayaan, semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk.
Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi bank syariah.
Bertambahnya NPF akan mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh
pendapatan dari
pembiayaan yang
diberikan sehingga
mempengaruhi perolehan laba. Hal ini didukung oleh penelitian Tri Joko yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap laba.
Permasalahan yang terjadi saat ini, NPF perbankan syariah termasuk BSM turut mengalami kenaikan yang cukup tinggi. NPF di Bank Syariah Mandiri
mencapai 3,90 pada triwulan kedua tahun 2014. Rasio NPF tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi pada triwulan pertama tahun 2014 yang berada
pada level 2,65 .
12
Kenaikan NPF di BSM ini bukan semata-mata karena tingginya pembiayaan yang diberikan pada sektor UMKM. Jika dibandingkan, pembiayaan
UMKM paling tinggi ada pada triwulan kedua tahun 2013 dan NPF nya hanya mencapai 1,1. Hal ini berbanding terbalik pada saat pembiayaan UMKM turun
pada tahun 2014, NPF di BSM naik mencapai 4,23.
13
Oleh karena itu, tingginya NPF di BSM bukan hanya karena pembiayaan sektor UMKM, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, salah satunya
12
Bank Syariah Mandiri. Laporan Keuangan Triwulan 2014. Jakarta: BSM, 2014
13
Ibid
yaitu adanya kasus fraud kecurangan pada tahun 2013. Selain itu, tingginya NPF juga disebabkan oleh kondisi ekonomi global dan nasional. Hal ini turut
memberikan efek bagi sektor-sektor usaha yang dibiayai oleh BSM. Pertumbuhan penyaluran pembiayaan ke sektor UMKM merupakan
prestasi luar biasa yang dicapai BSM. Tetapi tingginya pembiayaan tersebut juga diikuti tingginya tingkat NPF dalam tiga tahun terakhir. Apakah terdapat
pengaruh antara kedua variabel tersebut terhadap laba di BSM? Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian
yang berjudul: “PENGARUH PEMBIAYAAN SEKTOR UMKM DAN NON PERFORMING FINANCING NPF TERHADAP LABA OPERASIONAL PT
BANK SYARIAH MANDIRI PUSAT ”