1 berdasarkan hasil penelitiannya membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain; 2
pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan
dengan keterampilan. Dalam sistem pembelajaran kooperatif, guru dituntut untuk mampu
menciptakan suasana belajar yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan antara siswa yang
satu dengan siswa yang lain inilah yang disebut dengan saling ketergantungan positif. Selain itu juga guru dituntut membimbing siswa
agar dapat berkolaborasi, bekerja sama dan bersosialisasi antar anggota kelompok. Dengan demikian, dalam pembelajaran kooperatif, setiap siswa
harus belajar dan menyumbangkan ide-ide pikiran demi keberhasilan kerja kelompoknya. Sehingga hasil belajar yang demikian mampu
menumbuhkan tanggung jawab pada masing-masing individu siswa Wena, 2009: 192.
Meskipun ciri khas pembelajaran kooperatif adalah tebentuknya kelompok belajar, namun tidak semua kelompok belajar disebut pembelajaran
kooperatif. Pada pembelajaran kooperatif ada unsur-unsur yang harus dipenuhi. Hal ini seperti apa yang dikemukakan oleh Johnson dalam Lie,
2008:31. Tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative
learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran kooperatif harus diterapkan, yaitu: 1 Saling ketergantungan
positif ; 2 Tanggung jawab perseorangan; 3 Tatap muka; 4 Komunikasi antar anggota; 5 Evaluasi proses kelompok.
B. Tipe TAI
Model pembelajaran TAI termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok
kecil yang beranggotakan 4 sampai 5 siswa yang heterogen untuk menyelesaikan tugas kelompok yang sudah disiapkan oleh guru,
selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang belum memahami materi yang sudah dipelajarinya yaitu dijadikan
dalam kelompok homogen. TAI dirancang untuk memproleh manfaat yang sangat besar dari potensi sosialisasi yang terdapat dalam pembelajaran
kooperatif Slavin, 2010: 190.
Dalam Slavin 2010: 195 pembelajaran kooperatif tipe TAI mengandung beberapa komponen yaitu:
1. Tes Penempatan
Siswa diberikan tes awal pada pembelajaran, tes ini dilakukan untuk melihat kemampuan pada siswa.
2. Team Kelompok
Dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota 4 sampai 6 orang dengan
kemampuan setiap anggota kelompoknya heterogen.
3. Kelompok Belajar
Dalam kelompok belajar, siswa diberi LKS yang telah dipersiapkan guru sebagai bahan untuk diskusi siswa dan tes formatif. Kemudian LKS
tersebut dikoreksi antar kelompok. 4.
Pengajaran Kelompok Berupa pengajaran langsung terhadap siswa yang tidak dapat
mengerjakan pertanyaan dari LKS pada kelompok heterogen, kemudian dijadikan kelompok homogen.
5. Evaluasi Setelah semua siswa menguasai materi yang telah diberikan guru, maka
guru akan memberikan evaluasi berupa tes formatif yang dikerjakan siswa secara individu.
6. Nilai kelompok dan penghargaan kelompok. Merupakan nilai yang diambil dari rata-rata nilai yang diperoleh anggota
kelompok serta persentase keberhasilan tes mereka. Kelompok yang mempunyai rata- rata nilai tertinggi mendapatkan pernghargaan kelompok
berupa pujian atau hadiah.
Langkah – langkah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
individualization TAI yaitu pembentukan kelompok heterogen, pembelajaran kelompok heterogen, mengerjakan soal LKS secara individu,
mengoreksi LKS yang telah dikerjakan, siswa yang memiliki kemampuan lebih baik dari pada siswa lain dalam kelompok ditunjuk guru sebagai asisten
yang berperan dalam membantu siswa lain dalam kelompok yang memiliki