Pengaruh Karakteristik terhadap Kepuasan Kerja

a. Keluar exit, perilaku yang ditunjukkan untuk meninggalkan organisasi, termasuk mencari posisi baru dan mengundurkan diri. b. Aspirasi voice, secara aktif dan konstruktif berusaha memperbaiki kondisi, termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan, dan beberapa bentuk aktivitas serikat kerja. c. Kesetiaan loyalty, secara pasiff tetapi optimistis menunggu membaiknya kondisi termasuk membela organisasi ketika berhadapan dengan kecaman eksternal dan mempercayai organisasi dan mengelola untuk “ melakukan hal yang benar”. d. Pengabaian neglect, secara pasif membiarkan kondisi menjadi lebih buruk, termasuk ketidakhadiran atau keterlambatan yang terus-menerus, kurangnya usaha, dan meningkatnya kesalahan. Menurut Robbins 2003 dalam Sayekti dkk 2011 kepuasan kerja dan kinerja terdapat korelasi yang cukup kuat. Selanjutnya apabila dilihat pada tingkat organisasi juga ditemukan dukungan untuk hubungan kepuasan kerja dan kinerja, diketahui bahwa organisasi yang memiliki karyawan yang lebih puas cenderung lebih efektif bila dibandingkan dengan organisasi yang mempunyai karyawan yang kurang puas. Dalam kaitan kepuasan kerja dengan kinerja, Luthans 2011 menyatakan bahwa meskipun hasil analisis dari berbagai riset menunjukkan bahwa hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja adalah kuat, namun tidak sebesar pengaruh dari sifat individu terhadap kinerja. Penelitian Roelen, Koopmans and Groothoff 2008 menyebutkan bahwa variasi tugas, kondisi kerja, beban kerja, dan perspektif karir menentukan bagian yang lebih besar dalam kepuasan kerja. Jenaibi 2010 dalam penelitiannya mengatakan bahwa kepuasan kerja itu berdasarkan manajemen yang efektif, komunikasi, fasilitas, keuntungan, gaji, teknologi dan pekerjaan di masa depan. Hal ini didukung pula oleh Keiningham, et. al 2006 yang mengemukakan bahwa adanya hubungan antara kepuasan tenaga kerja dan kinerja bisnis. Penelitian Parwanto dan Wahyudin 2005 memberikan kesimpulan lebih merinci mengenai faktor kepuasan kerja, gaji, kepemimpinan, dan sikap rekan sekerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Sikap rekan sekerja merupakan faktor kepuasan kerja yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kinerja dibandingkan dengan variabel lain. Kompetensi, kepuasan kerja komitmen organisasional dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja Sayekti, 2013. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, dapat dinyatakan bahwa ada keterkaitan hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan. Hal ini dilihat dari beberapa faktor kepuasan kerja yang berkorelasi terhadap kinerja.

G. Penelitian Terdahulu

Kepuasan kerja dan kinerja yang tinggi akan menentukan keberhasilan perusahaan. Kepuasan dan kinerja yang rendah akan merugikan perusahaan dan merupakan indikator bahwa terdapat permasalahan pada perusahaan tersebut Setyono dkk, 2007. Beberapa penelitian terkait dengan kepuasan kerja dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 4.