Persaingan Murni di Pasar Output

B. PERMINTAAN FAKTOR PRODUKSI MENURUT ANGGAPAN PASAR OUTPUT

1, Persaingan Murni di Pasar Output

Contoh pada Tabel 8.2 menunjukkan permintaan faktor produksi pada kasus pertama, yaitu persaingan murni di pasar output. Permintaan akan sebuah faktor produksi tergantung pada kapasitasnya untuk memproduksi suatu barang dan harganya. Dengan kata lain, faktor produksi yang mempunyai produktivitas tinggi untuk memproduksi barang yang harganya tinggi, mempunyai permintaan yang tinggi pula, dan demikian sebaliknya. Selain itu, meskipun suatu input mempunyai produktivitas tinggi untuk memproduksi suatu barang, tetapi bila tidak seorang pun bersedia membeli produknya maka tak ada permintaan akan input tersebut. Tabel 8.2 menunjukkan bagaimana produktivitas suatu faktor produksi serta nilai atau harga produk menentukan permintaan faktor produksi tersebut. Besarnya Produk Fisik Marjinal Marginal Physical Product = MPP akan menurun dengan makin banyaknya satuan input yang digunakan dalam proses produksi, keadaan ini menunjukkan berlakunya Hukum Penambahan Hasil yang Menurun, sejak penggunaan satuan faktor produksi variabel yang pertama. Di sini perusahaan menggun4an satu macam faktor produksi atau tepatnya faktor produksi variabel yaitu tenaga kerja bersama- sama dengan sejumlah tertentu kapital seperti pabrik beserta mesinmesin dan peralatan. Karena perusahaan menghadapi pasar persaingan murni di pasar produk maka harga output tetap tidak berubah berapa pun jumlah output yang diproduksi dan dijual. Input Output Input Output Produk Pendapatan Marjinal Marginal Revenue Product = MRP merupakan tambahan pendapatan total yang diperoleh untuk setiap tambahan input sebesar satu satuan. Atau dengan kata lain, MRP adalah tambahan pendapatan total yang diperoleh karena dipekerjakan tambahan satu satuan faktor produksi variabel. MRP diperoleh dengan mengurangi Pendapatan Total yang diperoleh dengan menggunakan atau mempekerjakan t satuan faktor produksi variabel dengan Pendapatan Total yang diperoleh dengan menggunakan t-1 satuan faktor produksi variabel. Dalam kasus pasar persaingan murni di pasar output, MRP dapat dicari dengan mengalikan MPP Produk Fisik Marjinal dengan harga output per satuan P. Namun hal ini tak berlaku bila pasar output merupakan pasar monopoli. Skedul MRP merupakan skedul permintaan faktor produksi tenaga kerja yang merupakan faktor produksi variabel. Penjelasannya sebagai berikut. Tujuan perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimal. Untuk ini perusahaan akan terus menambah faktor produksi yang digunakan selama tambahan atau kenaikan Pendapatan Total masih lebih besar daripada kenaikan Biaya Total Total Cost = TC. MRP adalah tambahan Pendapatan Total akibat penggunaan satu satuan tambahan input dalam proses produksi, sedangkan besarnya kenaikan Biaya Total akibat tambahan penggunaan faktor produksi sebesar satu satuan adalah sebesar Biaya Input Marjinal atau. Marginal Input Expenditure = ME. Keuntungan maksimum akan diperoleh bila perusahaan terus menambah penggunaan input faktor sampai tingkat di mana ME = MRP. Bila MRP ME maka penambahan penggunaan faktor produksi masih akan menaikkan Keuntungan Total, ini berarti keuntungan maksimum belum tercapai. Sebaliknya bila MRP ME maka penambahan penggunaan input justru menurunkan Keuntungan Total, jadi Keuntungan Total maksimum dicapai bila MRP = ME. Formula MRP = ME untuk mencapai keuntungan maksimum analog dengan penentuan harga pasar output yang mana Biaya Marjinal = Pendapatan Marginal atau MC = MR. Logika keduanya sama, namun pada formula ME = MRP, titik analisisnya adalah pada input sedangkan. pada formula MC = MR, fokusnya pada output. Bila perusahaan membeli faktor produksi di pasar persaingan murni maka harganya akan sama dengan ME karena berapa pun kuantitas faktor produksi yang dibeli, harganya tetap tak berubah. Di pasar tenaga kerja, tingkat upah ditentukan oleh permintaan dan penawaran tenaga kerja, perusahaan individu tak bisa mempengaruhi tingkat upah karena permintaan tenaga kerja sangat kecil dibandingkan dengan besarnya pasar. Karena itu, perusahaan pada kasus pertama seperti pada Tabel 8.2 yang beroperasi di pasar persaingan, baik di pasar input maupun output, akan menambah tenaga kerja sampai pada titik di mana upah ME sama dengan MRP. Kurva permintaan tenaga kerja menunjukkan berbagai jumlah tenaga kerja yang diminta pada berbagai tingkat upah. Misalkan tingkat upah adalah Rp32.000,00, bila perusahaan bertujuan memaksimumkan keuntungan maka ia akan mempekerjakan seorang tenaga kerja karena pada tingkat upah ini ME = MRP = Rp32.000,00. Bila tingkat upah Rp26.000,00 maka perusahaan akan mempekerjakan 2 orang tenaga kerja. Selanjutnya bila tingkat upahnya Rp20.000,00 maka perusahaan akan mempekerjakan sebanyak 3 orang pekerja; dan begitu selanjutnya. Jadi, skedul MRP merupakan permintaan perusahaan akan tenaga kerja karena setiap titik pada skedul atau kurva ini menunjukkan banyaknya tenaga kerja yang dipekerjakan oleh perusahaan pada berbagai tingkat upah. Kurva permintaan tenaga kerja oleh perusahaan yang menghadapi pasar persaingan murni di pasar produk ataupun di pasar input akan berlereng negatif seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 8.1. Kurva permintaan tenaga kerja d N yang ditunjukkan oleh kurva MRP ditentukan oleh dua hal yaitu Produktivitas Faktor Produksi MPP dan harga output P. Bila WP atau harga output naik maka kurva permintaan input bergeser ke kanan, sebaliknya bila MPP atau harga output turun maka kurva permintaan input tersebut bergeser ke kiri.

2. Monopoli Murni di Pasar Output