ESPA4111 Pengantar Ekonomi Mikro

(1)

Modul 8

ada tiga modul sebelumnya telah dibicarakan tentang penentuan harga dan output barang-barang dan jasa-jasa pada berbagai bentuk pasar, masing-masing adalah pasar persaingan murni, monopoli murni, persaingan monopolistik, dan oligopoli. Untuk memproduksi output berupa barang-barang dan jasa-jasa, perusahaan harus menyewa faktor produksi atau input yang dimiliki dan ditawarkan oleh sektor rumah tangga untuk digunakan secara langsung maupun tak langsung. Dalam Gambar Aliran Melingkar yang dikemukakan pada Modul Satu digambarkan aliran barang-barang dan jasa-jasa atau disebut sebagai output dari sektor perusahaan produsen ke sektor rumah tangga konsumen. Sementara itu, sektor rumah tangga menawarkan faktor-faktor produksi yang disebut input dasar, berupa tenaga kerja, kapital, tanah, dan wirausahawan. Setelah pembahasan tentang penentuan harga dan kuantitas output keseimbangan pada pasar output, maka pada Modul 8 dibicarakan pasar input atau faktor produksi. Analog dengan permintaan output berupa barang dan jasa oleh sektor rumah tangga yang dianalisis dengan Teori Konsumsi Individual, di mana dalam proses konsumsi rumah tangga berusaha untuk memperoleh kepuasan maksimal dengan pendapatannya yang tertentu, maka permintaan faktor produksi dilakukan oleh sektor perusahaan yang berusaha memperoleh keuntungan maksimal pada harga input dan output tertentu.

Dengan mempelajari Modul Delapan ini para mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan penentuan harga faktor produksi dan balas jasa faktor produksi.

P


(2)

Pengantar Ekonomi Mikro

Secara khusus dengan mempelajari modul ini Anda mampu menjelaskan:

1. penentuan harga produksi perusahaan di pasar input dan output berdasarkan struktur pasarnya;

2. penentuan balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.


(3)

ESPA4111/MODUL 8

Kegiatan Belajar 1

enentuan harga faktor produksi dalam ilmu ekonomi mikro penting dipelajari karena berhubungan dengan hal-hal berikut.

1. Harga faktor produksi bersama-sama dengan kuantitas masing-masing faktor produksi tersebut menentukan besarnya pendapatan sektor rumah tangga konsumen. Pendapatan rumah tangga merupakan pengeluaran produsen dan diterima sebagai pendapatan berupa upah, dan gaji, sewa, bunga, dan keuntungan yang merupakan balas jasa atas penggunaan faktor produksi manusia maupun bukan manusia yang dimiliki sektor rumah tangga konsumen. Dengan demikian, harga faktor menentukan pola distribusi pendapatan. Namun masalah distribusi pendapatan dan harga faktor produksi bukan merupakan masalah ekonomi saja tetapi juga menyangkut masalah etika, keadilan sosial, dan sebagainya. Bagaimana meratakan distribusi pendapatan secara nasional di antara berbagai kelompok faktor produksi? Jawabannya menyangkut masalah idiologi dan kepercayaan.

2. Harga-harga faktor produksi biaya perusahaan. Produsen harus memproduksi pada tingkat output yang memberikan keuntungan maksimum dengan menggunakan kombinasi faktor yang memberikan biaya terendah. Kombinasi ini tergantung pada harga faktor produksi dan teknologi yang digunakan. Dengan kata lain, berdasarkan harga faktor produksi produsen menentukan kuantitasnya yang dikombinasikan dalam proses produksi.

3. Harga faktor produksi seperti juga fungsi harga output yang menjatah atau mendistribusi barang-barang dan jasa-jasa kepada para konsumen serta mengalokasikan penggunaan faktor di antara berbagai industri dan perusahaan.

Analisis permintaan faktor produksi pada modul ini terbatas pada prinsip-prinsip umum yang berlaku untuk tanah, kapital, dan tenaga kerja, serta kemampuan wirausaha.


(4)

Pengantar Ekonomi Mikro

A. TEORI PRODUKTIVITAS MARJINAL

Teori permintaan faktor produksi oleh perusahaan dapat disusun berdasar berbagai, kasus menurut bentuk pasar yang dihadapi oleh perusahaan baik di pasar faktor produksi maupun di pasar produk. Kemungkinan-kemungkinan kasus tersebut diringkas pada Tabel 8.1 dengan mempertimbangkan dua bentuk ekstrem pasar saja yaitu pasar persaingan murni dan pasar monopoli serta pasar monopsoni di mana hanya ada satu penjual di pasar.

Untuk mempermudah mulailah dengan kasus paling sederhana yaitu kasus pertama di mana perusahaan berada dalam pasar persaingan murni baik di pasar faktor produksi maupun di pasar produk. Perusahaan dapat menjual berapa pun output pada harga berlaku dan perusahaan dapat membeli faktor produksi dalam jumlah berapa pun pada harga berlaku. Perusahaan sangat kecil dibandingkan dengan besarnya pasar faktor produksi maupun pasar produk hingga perusahaan secara individu tidak dapat mempengaruhi harga produk maupun faktor produksi yang digunakan dengan mengubah penawaran produk maupun permintaan faktor produksi.

Tidak seperti permintaan konsumen akan produk berupa barang-barang dan jasa-jasa yang merupakan permintaan langsung untuk memenuhi kebutuhan, permintaan produsen akan faktor produksi merupakan permintaan turunan. Permintaan produsen berupa tenaga kerja, tanah, kapital, dan wirausahawan diperlukan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang kemudian diminta atau dibeli oleh para konsumen. Perusahaan produsen sekaligus mempertimbangkan harga faktor produksi maupun harga produk di pasar input maupun di pasar output dalam pengambilan keputusan tentang kuantitas faktor produksi yang dibeli.

! " Input Output

Macam Kedua Pasar Faktor Produksi (Input)

Pasar Produk (Output) Pertama Persaingan murni Persaingan murni Kedua Persaingan murni Monopoli Ketiga Monopsoni Persaingan murni Keempat Monopsoni Monopoli murni


(5)

ESPA4111/MODUL 8 #

B. PERMINTAAN FAKTOR PRODUKSI MENURUT ANGGAPAN PASAR OUTPUT

1, Persaingan Murni di Pasar Output

Contoh pada Tabel 8.2 menunjukkan permintaan faktor produksi pada kasus pertama, yaitu persaingan murni di pasar output. Permintaan akan sebuah faktor produksi tergantung pada kapasitasnya untuk memproduksi suatu barang dan harganya. Dengan kata lain, faktor produksi yang mempunyai produktivitas tinggi untuk memproduksi barang yang harganya tinggi, mempunyai permintaan yang tinggi pula, dan demikian sebaliknya. Selain itu, meskipun suatu input mempunyai produktivitas tinggi untuk memproduksi suatu barang, tetapi bila tidak seorang pun bersedia membeli produknya maka tak ada permintaan akan input tersebut.

Tabel 8.2 menunjukkan bagaimana produktivitas suatu faktor produksi serta nilai atau harga produk menentukan permintaan faktor produksi tersebut. Besarnya Produk Fisik Marjinal (Marginal Physical Product = MPP) akan menurun dengan makin banyaknya satuan input yang digunakan dalam proses produksi, keadaan ini menunjukkan berlakunya Hukum Penambahan Hasil yang Menurun, sejak penggunaan satuan faktor produksi variabel yang pertama. Di sini perusahaan menggun4an satu macam faktor produksi atau tepatnya faktor produksi variabel yaitu tenaga kerja bersama-sama dengan sejumlah tertentu kapital (seperti pabrik beserta mesinmesin dan peralatan). Karena perusahaan menghadapi pasar persaingan murni di pasar produk maka harga output tetap tidak berubah berapa pun jumlah output yang diproduksi dan dijual.

" Input$ % Output

Input Output

! !

! !" ! #$ !

" ! %$ !

& & % ! "! &

# # & ! $


(6)

& Pengantar Ekonomi Mikro

Produk Pendapatan Marjinal (Marginal Revenue Product = MRP) merupakan tambahan pendapatan total yang diperoleh untuk setiap tambahan input sebesar satu satuan. Atau dengan kata lain, MRP adalah tambahan pendapatan total yang diperoleh karena dipekerjakan tambahan satu satuan faktor produksi variabel. MRP diperoleh dengan mengurangi Pendapatan Total yang diperoleh dengan menggunakan atau mempekerjakan (t) satuan faktor produksi variabel dengan Pendapatan Total yang diperoleh dengan menggunakan (t-1) satuan faktor produksi variabel. Dalam kasus pasar persaingan murni di pasar output, MRP dapat dicari dengan mengalikan MPP (Produk Fisik Marjinal) dengan harga output per satuan (P). Namun hal ini tak berlaku bila pasar output merupakan pasar monopoli.

Skedul MRP merupakan skedul permintaan faktor produksi tenaga kerja yang merupakan faktor produksi variabel. Penjelasannya sebagai berikut. Tujuan perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimal. Untuk ini perusahaan akan terus menambah faktor produksi yang digunakan selama tambahan atau kenaikan Pendapatan Total masih lebih besar daripada kenaikan Biaya Total (Total Cost = TC). MRP adalah tambahan Pendapatan Total akibat penggunaan satu satuan tambahan input dalam proses produksi, sedangkan besarnya kenaikan Biaya Total akibat tambahan penggunaan faktor produksi sebesar satu satuan adalah sebesar Biaya Input Marjinal atau. (Marginal Input Expenditure = ME). Keuntungan maksimum akan diperoleh bila perusahaan terus menambah penggunaan input faktor sampai tingkat di mana ME = MRP. Bila MRP > ME maka penambahan penggunaan faktor produksi masih akan menaikkan Keuntungan Total, ini berarti keuntungan maksimum belum tercapai. Sebaliknya bila MRP < ME maka penambahan penggunaan input justru menurunkan Keuntungan Total, jadi Keuntungan Total maksimum dicapai bila MRP = ME.

Formula MRP = ME untuk mencapai keuntungan maksimum analog dengan penentuan harga pasar output yang mana Biaya Marjinal = Pendapatan Marginal atau MC = MR. Logika keduanya sama, namun pada formula ME = MRP, titik analisisnya adalah pada input sedangkan. pada formula MC = MR, fokusnya pada output.

Bila perusahaan membeli faktor produksi di pasar persaingan murni maka harganya akan sama dengan ME karena berapa pun kuantitas faktor produksi yang dibeli, harganya tetap tak berubah. Di pasar tenaga kerja, tingkat upah ditentukan oleh permintaan dan penawaran tenaga kerja,


(7)

ESPA4111/MODUL 8 '

perusahaan individu tak bisa mempengaruhi tingkat upah karena permintaan tenaga kerja sangat kecil dibandingkan dengan besarnya pasar. Karena itu, perusahaan pada kasus pertama (seperti pada Tabel 8.2) yang beroperasi di pasar persaingan, baik di pasar input maupun output, akan menambah tenaga kerja sampai pada titik di mana upah (ME) sama dengan MRP.

Kurva permintaan tenaga kerja menunjukkan berbagai jumlah tenaga kerja yang diminta pada berbagai tingkat upah. Misalkan tingkat upah adalah Rp32.000,00, bila perusahaan bertujuan memaksimumkan keuntungan maka ia akan mempekerjakan seorang tenaga kerja karena pada tingkat upah ini ME = MRP = Rp32.000,00. Bila tingkat upah Rp26.000,00 maka perusahaan akan mempekerjakan 2 orang tenaga kerja. Selanjutnya bila tingkat upahnya Rp20.000,00 maka perusahaan akan mempekerjakan sebanyak 3 orang pekerja; dan begitu selanjutnya.

Jadi, skedul MRP merupakan permintaan perusahaan akan tenaga kerja karena setiap titik pada skedul atau kurva ini menunjukkan banyaknya tenaga kerja yang dipekerjakan oleh perusahaan pada berbagai tingkat upah. Kurva permintaan tenaga kerja oleh perusahaan yang menghadapi pasar persaingan murni di pasar produk ataupun di pasar input akan berlereng negatif seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 8.1.

Kurva permintaan tenaga kerja (dN) yang ditunjukkan oleh kurva MRP ditentukan oleh dua hal yaitu Produktivitas Faktor Produksi (MPP) dan harga output (P). Bila WP atau harga output naik maka kurva permintaan input bergeser ke kanan, sebaliknya bila MPP atau harga output turun maka kurva permintaan input tersebut bergeser ke kiri.

2. Monopoli Murni di Pasar Output

Ini merupakan kasus kedua seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8.1. Dibandingkan kasus pertama, di sini harga output menurun bila semakin banyak output yang diproduksi dan dijual.

( "

! ) " ! *


(8)

Pengantar Ekonomi Mikro

" Input$ % + , Output

Input

!' '$ '$

! !" !'! '$ !%'

" !' $ '" $'

& & % !' # "&' !'&

# # & !' ' #'%

#! ! '#" "$'$ '#

Dalam kasus ini, produsen adalah perusahaan monopolis murni yang bisa mempengaruhi harga pasar dengan mengubah kuantitas output yang ditawarkan. Pada Tabel 8.2 nampak harga output tetap yakni sebesar Rp2.000,00 pada berapapun output yang diproduksi dan ditawarkan (kasus di pasar persaingan murni). Pada Tabel 8.3 ditunjukkan permintaan tenaga kerja di mana pasar output merupakan pasar monopoli murni, terlihat harga output turun bila output yang diproduksi dan ditawarkan bertambah. Harga output per satuan harus diturunkan agar perusahaan monopolis dapat menjual lebih banyak yang merupakan tambahan pendapatan akibat digunakannya satu satuan tambahan tenaga kerja. Pada perusahaan yang bergerak di pasar persaingan murni, bila tenaga kerja yang digunakan naik maka MRP perusahaan turun hanya karena turunnya MPP, sementara harga output tetap meskipun kuantitas output bertambah. Tetapi MRP perusahaan monopolis murni turun lebih cepat daripada penurunan MRP perusahaan pesaing murni. MRP perusahaan monopolis murni turun karena dua sebab, yaitu karena penurunan Produk Fisik Marjinal dan karena penurunan harga produk sementara output yang diproduksi bertambah.

Untuk menyederhanakan, misalkan perusahaan monopolis membeli faktor produksi di pasar persaingan murni, untuk mencapai keuntungan maksimal, perusahaan harus menggunakan tenaga kerja sampai tingkat di mana MRP = ME. Karena pasar tenaga kerja merupakan pasar persaingan murni maka tingkat upah tak berubah berapa pun kuantitas yang diminta. Tingkat upah merupakan ME. Jadi, bila tingkat upah Rp36.800,00 maka banyaknya tenaga kerja yang diminta oleh perusahaan tersebut sebanyak I


(9)

ESPA4111/MODUL 8

-satuan karena di sini MRP = ME. Selanjutnya bila tingkat upah Rp27.000,00 maka tenaga kerja yang diminta sebanyak 2 satuan, dan begitu seterusnya. Jadi skedul MRP merupakan skedul permintaan perusahaan akan tenaga kerja atau permintaan faktor produksi. Gambar 8.2 menunjukkan kurva permintaan ,tenaga kerja, perhatikan kurvanya pada perusahaan monopolis di pasar output lebih tak elastis dibandingkan dengan permintaan yang sama oleh perusahaan di pasar persaingan murni. Dengan demikian, perusahaan monopolis di pasar output kurang responsif terhadap perubahan tingkat upah; Bila harga input turun, perusahaan monopolis murni secara relatif lebih segan menambah output, hal ini merupakan dampak pasar output yang cenderung membatasi output-nya, dengan output lebih sedikit maka permintaan input pun menjadi lebih sedikit.

Permintaan pasar atas faktor produksi secara total diperoleh dengan menjumlahkan secara horizontal semua kurva-kurva permintaan perusahaan faktor produksi individu. Karena kurva permintaan faktor produksi perusahaan sama dengan kurva MRP maka kurvanya dapat dicari dengan menjumlahkan secara horizontal semua kurva MRP perusahaan yang menggunakan input tersebut.

( "

! ) " ! *

% +

3. Perubahan Kurva dan Elastisitas Permintaan Faktor Produksi a. Perubahan kurva permintaan faktor produksi

Ada tiga hal yang mempengaruhi kurva permintaan input yaitu produktivitas, harga pasar produk yang diproduksi dengan menggunakan input tersebut, serta harga input-input lain. Perubahan kurva permintaan input disebabkan oleh hal-hal tersebut.


(10)

. Pengantar Ekonomi Mikro

1) Perubahan permintaan produk. Perubahan permintaan produk menyebabkan perubahan harga, dan selanjutnya mempengaruhi skedul MRP karena permintaan faktor produksi merupakan permintaan turunan. 2) Perubahan produktivitas. Hal ini pada gilirannya dipengaruhi oleh

kuantitas faktor produksi lain yang digunakan bersama dengan faktor produksi tersebut, tingkat teknologi dan perbaikan kualitas faktor produksi itu sendiri.

3) Harga faktor produksi lain. Penggunaan beberapa input dalam proses produksi menimbulkan hubungan antara input-input tersebut yang bisa merupakan hubungan substitusi (saling mengganti) atau hubungan komplementer (saling melengkapi). Dalam batas-batas tertentu, umumnya input-input dapat saling mengganti, bila harga barang-barang kapital turun maka perusahaan akan mengganti tenaga kerja dengan mesin-mesin agar dapat memproduksi dengan kombinasi biaya terendah, karena itu permintaan tenaga kerja akan mengalami penurunan, ini disebut sebagai efek substitusi. Tetapi ada efek lain yang disebut efek output. Efek ini bisa dijelaskan sebagai berikut, karena harga mesin-mesin turun, sementara tingkat upah tetap, biaya produksi turun. Perusahaan bisa menjual produk lebih banyak. Dengan memproduksi output lebih banyak akan menaikkan permintaan faktor produksi termasuk tenaga kerja. Jadi, efek substitusi diimbangi oleh efek output. Bila efek output lebih kecil daripada efek substitusi seperti pada umumnya terjadi, maka penurunan harga barang-barang kapital atau kenaikan tingkat upah menyebabkan permintaan tenaga kerja turun, tetapi bila efek output lebih besar daripada efek substitusi maka akibatnya adalah sebaliknya.

Bila hubungan antar faktor produksi adalah komplementer yaitu saling melengkapi dalam proses produksi suatu produk, yang dalam situasi khusus faktor tersebut dikombinasikan secara proporsional, maka penurunan harga suatu faktor produksi akan menyebabkan kenaikan permintaannya dan juga akan menaikkan permintaan faktor produksi komplemennya, sementara harga faktor produksi komplemen tetap. b. Elastisitas permintaan faktor produksi

Seperti pada permintaan produk, maka pada permintaan faktor produksi pun dapat dilihat elastisitas permintaan dalam hubungannya dengan variabel-variabel yang mempengaruhi. Dengan demikian, harus dibedakan antara


(11)

ESPA4111/MODUL 8

perubahan jumlah faktor produksi yang diminta (yang ditunjukkan oleh pergeseran antar titik sepanjang kurva permintaan) dan perubahan permintaan (yang ditunjukkan oleh pergeseran kurva permintaan). Variabel-variabel yang mempengaruhi elastisitas harga permintaan faktor produksi adalah sebagai berikut.

1) Tingkat penurunan MRP. Ini ditentukan oleh MPP. Bila MPP tenaga kerja turun secara lambat maka MRP akan turun dengan lambat pula. Karena MRP merupakan kurva permintaan faktor produksi, maka kurva permintaan tersebut sangat elastis, demikian pula sebaliknya bila MPP dan juga MRP turun secara cepat maka permintaan faktor produksi tak elastis.

2) Derajat penggantian faktor produksi. Semakin banyak tersedia barang substitusi input tersebut maka semakin elastis permintaannya.

3) Elastisitas permintaan produk. Semakin besar elastisitas permintaan akan produk yang diproduksi dengan menggunakan suatu faktor produksi maka semakin besar elastisitas permintaannya. Penurunan harga sedikit saja atas produk yang permintaannya elastis akan menyebabkan penurunan output cukup banyak, dan karena itu juga akan menurunkan kuantitas berbagai input yang diminta dalam jumlah cukup besar. 4) Nisbah biaya input dengan besarnya biaya total Semakin besar porsi atau

bagian biaya produksi total yang dikeluarkan untuk suatu input, katakanlah tenaga kerja, maka semakin besar pula elastisitas permintaan input tersebut. Bila biaya tenaga kerja mencakup 3/4 dari besarnya biaya produksi total, maka kenaikan upah akan menyebabkan kenaikan biaya yang cukup besar. Kenaikan harga mengakibatkan penurunan penjualan serta penurunan permintaan tenaga kerja dalam jumlah besar. Demikian sebaliknya, bila biaya tenaga kerja merupakan, porsi kecil dari biaya produksi total.

4. Permintaan Beberapa Faktor Produksi Lain

Analisis permintaan .input sejauh ini dilakukan dengan menganggap perusahaan menggunakan satu faktor produksi variabel saja. Selanjutnya akan diuraikan permintaan oleh perusahaan yang menggunakan beberapa faktor produksi. Untuk penyederhanaan, di sini dianggap perusahaan hanya menggunakan dua faktor produksi variabel yaitu tenaga kerja dan kapital.

Bagaimana perusahaan mengkombinasi input-input-nya agar memperoleh keuntungan maksimal? Jawabannya adalah tergantung pada


(12)

Pengantar Ekonomi Mikro

permintaan perusahaan akan input-input tersebut. Untuk mempermudah, anggaplah ada kasus pertama (lihat Tabel 8.1) di mana perusahaan menghadapi pasar persaingan murni di pasar tenaga kerja maupun kapital. Ini berarti harga input-input tersebut tidak berubah berapapun kuantitas yang dibeli dan digunakan oleh perusahaan. Karena itu harga tenaga kerja (PL) dan harga kapital (PK) sama dengan biaya marjinal masing-masing input, yaitu PL = MEL dan PK = MEK.

Pada uraian sebelumnya di mana perusahaan menggunakan satu input variabel saja, dikemukakan bahwa untuk memperoleh keuntungan maksimal maka perusahaan harus menambah penggunaan tenaga kerja sampai pada tingkat di mana MRP sama dengan ME. Bila seorang tenaga kerja ditambahkan maka perusahaan akan memperoleh tambahan pendapatan yang diakibatkan oleh tambahan penjualan output yang dihasilkan oleh tambahan pekerja tersebut. Tetapi perusahaan harus mengeluarkan tambahan biaya kenaikan satu tenaga kerja ini. Selama tambahan pendapatan lebih besar daripada tambahan biaya akibat penggunaan tambahan tenaga kerja maka perusahaan masih terus menambah tenaga kerja karena hal ini memberikan tambahan keuntungan total. Hal ini terus dilakukan sampai tambahan, pendapatan sama dengan tambahan biaya, pada tingkat ini, keuntungan total mencapai maksimum. Setelah titik tersebut tambahan penggunaan tenaga kerja akan tidak memberikan tambahan keuntungan total, jika perusahaan menambah tenaga kerja lagi justru akan menurunkan keuntungan total karena tambahan pendapatan lebih kecil daripada tambahan biaya. Karena PL = MRP dan PL = ME, maka keuntungan maksimum tercapai bila karena ME = MRP.

Dengan dasar yang sama, formula inipun dapat diterapkan jika digunakan faktor produksi lain misalnya kapital, bila perusahaan menggunakan lebih dari satu faktor produksi variabel, yaitu bahwa PK = MRPK dan PK = MEK. Kombinasi input yang memberikan keuntungan maksimum dapat ditulis sebagai berikut (bila perusahaan menggunakan dua sumber yaitu tenaga kerja dan kapital):

L L K K

P = MRP dan P = MRP Atau dapat dituliskan sebagai

L K L K

MRP MRP

1

P P

   

= =

   

    .... (8.1)

Selanjutnya, bila perusahaan menggunakan sebanyak n input, secara umum dapat dituliskan sebagai berikut,


(13)

ESPA4111/MODUL 8

i i

MRP 1 P

 

=

 

  atau

1 2 n 1 2 n

MRP MRP MRP

...

P P P

     

= = =

     

      .... (8.2)

di mana i = 1, 2 ... n adalah banyaknya jenis (macam) faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.

Formula tersebut mensyaratkan MRP masing-masing faktor produksi harus sama dengan harga (P) masing-masing dan juga proporsional. Selanjutnya, lihat bahwa masalah yang dihadapi produsen sama dengan masalah yang dihadapi konsumen dalam memilih dan membelanjakan pendapatannya yang tertentu untuk dua atau lebih barang-barang konsumsi agar dapat diperoleh kepuasan maksimal. Perusahaan harus mencari kombinasi faktor produksi yang akan digunakan agar diperoleh keuntungan maksimal. Perusahaan juga harus mempertimbangkan produktivitas masing-masing input yang dicerminkan oleh MPP (Produk Fisik Marjinal) yang menurun, serta berbagai macam faktor produksi yang digunakan.

Tujuan perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimal. Keuntungan merupakan selisih antara Pendapatan Total dikurangi dengan Biaya Total. Besarnya Pendapatan Total tergantung pada harga produk serta kuantitas yang diproduksi dan dijual. Keuntungan maksimal tercapai pada tingkat output tertentu, tetapi harga serta kuantitas yang diproduksi dan dijual yang ditunjukkan oleh kurva permintaan dapat berubah, hingga terdapat beberapa tingkat output alternatif yang mungkin memberikan keuntungan maksimal. Namun demikian, tingkat output harus diproduksi pada biaya terendah (perusahaan harus memilih kombinasi input yang memberikan biaya terendah pada tingkat harga input tertentu). Kurva biaya yang telah dikembangkan pada modul sebelumnya secara implisit menganggap perusahaan sudah menggunakan kombinasi input yang memberikan biaya minimum. Kurva biaya tersebut menunjukkan biaya terendah untuk memproduksi berbagai tingkat output.

Lalu bagaimana perusahaan dapat mengkombinasikan input yang bisa memberikan biaya terendah? Formulanya adalah sebagai berikut, biaya produksi adalah minimum bila Produk Fisik Marjinal per rupiah untuk setiap jenis (macam) input sama, bila hanya digunakan dua macam input saja yaitu


(14)

Pengantar Ekonomi Mikro

tenaga kerja dan kapital maka formula tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. L K L K MPP MPP P P     =        

di mana MPP dan P masing-masing adalah Produk Fisik Marjinal, sedangkan K dan L masing-masing adalah kapital dan tenaga kerja. Bila perusahaan menggunakan banyak faktor produksi, maka formula kombinasi biaya terendah secara umum dapat dituliskan sebagai berikut.

j i i j MRP MPP P P     =      

    .... (8.3)

di mana i dan j adalah faktor dan i ≠ j atau dituliskan sebagai

1 2 m

1 2 m

MRP MRP MRP

...

P P P

     

= = =

     

      .... (8.4)

di mana i = 1, 2, ... m; yaitu macam atau jenis faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan tersebut.

Sebagai contoh, misalkan harga tenaga kerja dan kapital masing-masing Rpl.000,00 per satuan dan perusahaan mempergunakan tenaga kerja serta kapital pada tingkat di mana MPP tenaga kerja adalah 7 satuan produk sedangkan MPP kapital adalah 4 satuan produk. Jadi 7/1 ≠ 4/1. Karena itu MPPL/PL ≠ MPPK/PK. Posisi ini bukanlah posisi yang memberikan biaya total terendah. Coba ubah kombinasi input dengan menambah penggunaan tenaga kerja dan mengurangi penggunaan kapital masing-masing sebesar satu satuan maka output total akan naik sebesar 3 ( = 7 - 4) satuan dengan biaya total yang besarnya sama. Bila produk total naik sementara biaya total turun, ini berarti biaya per satuan produk turun. Selama syarat pencapaian kombinasi biaya terendah, yaitu MPPL/PL = MPPK/PK, tak terpenuhi dan MPP per rupiah masing-masing input tak sama maka biaya produksi total per satuan output tidak minimum dan pergeseran penggunaan input akan menurunkan biaya produksi per satuan output.

Syarat yang tertulis pada persamaan (8.1) merupakan syarat yang diperlukan untuk mencapai keuntungan maksimal, tetapi ini bukan merupakan syarat yang cukup, untuk memperoleh keuntungan maksimal, syarat persamaan (8.4) harus dipenuhi yaitu perusahaan harus memproduksi setiap tingkat output dengan biaya minimum. Tetapi ini tidak menjamin


(15)

ESPA4111/MODUL 8 #

diperoleh keuntungan maksimum bila perusahaan memproduksi tingkat output tanpa memperhatikan pendapatan total.

Bagaimana dengan syarat untuk mencapai keuntungan maksimum dari segi kombinasi penggunaan input apabila perusahaan menghadapi pasar monopoli murni di pasar input, atau katakanlah di pasar tenaga kerja? Hal ini terjadi bila perusahaan tersebut cukup besar dibandingkan dengan pasar input hingga ia harus menawarkan harga lebih tinggi agar dapat mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja. Pada dasarnya syarat maksimisasi keuntungan persamaan (8.1) masih berlaku hanya perlu dimodifikasi di pasar tenaga kerja karena sekarang harga tenaga kerja tidak sama dengan ME, atau lebih spesifik di sini ME lebih besar daripada harga tenaga kerja (PL), jadi dapat dituliskan

MEL > PL dan MEK > PK

Maka syarat mencapai keuntungan maksimum serta kombinasi biaya minimum dapat dituliskan sebagai berikut.

L K L K MRP MRP ... 1 ME ME     = = =        

Dan ditulis secara umum sebagai

i i MRP ... 1 ME   = =     atau

1 2 m

1 2 m

MRP MRP MRP

... 1

ME ME ME

     

= = = =

     

      .... (8.5)

yaitu syarat kombinasi input untuk memperoleh keuntungan maksimum bagi perusahaan yang menghadapi keadaan monopoli murni di pasar faktor tenaga kerjanya.

Sedangkan syarat kombinasi input untuk mencapai biaya produksi minimum sebagai berikut.

L K L K MRP MRP ME ME     =        


(16)

& Pengantar Ekonomi Mikro

i i

MRP

... 1 ME

 

= =

 

  atau

1 2 m

1 2 m

MRP MRP MRP

... 1

ME ME ME

     

= = = =

     

      .... (8.6)

di mana i = 1, 2, ... m; adalah banyaknya macam input yang digunakan. B. HARGA FAKTOR MENURUT KEADAAN DI PASAR OUTPUT

DAN INPUT

Harga input ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran pasar. Sebelumnya telah diuraikan mengenai permintaan perusahaan dan permintaan pasar akan input pada berbagai bentuk pasar. Berikut diuraikan tentang penawaran input pada berbagai bentuk pasar dan kemudian digabungkan dengan kurva permintaan input, selanjutnya menghasilkan harga input serta kuantitas keseimbangan. Di sini dianggap perusahaan menggunakan dua macam faktor yaitu tenaga kerja dan kapital, dan hanya dianalisis harga input tenaga kerja saja.

1. Persaingan Murni di Pasar Input dan Monopoli di Pasar Output

Bentuk skedul atau kurva penawaran input yang dihadapi oleh perusahaan tergantung pada bentuk pasarnya. Bila perusahaan menghadapi persaingan murni di pasar input maka berapapun kuantitas input yang dibeli harganya tak berubah. Sedangkan harga tenaga kerja (upah) ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran pasar tenaga kerja. Gambar 8.3(a) dan Gambar 8.3(b) menunjukkan kurva penawaran dan permintaan pasar akan tenaga kerja serta kurva penawaran input tenaga kerja yang dihadapi oleh perusahaan tersebut.

Pada Gambar 8.3(b) terlihat kurva-kurva permintaan dan penawaran pasar akan tenaga kerja yaitu DN dan SN yang perpotongannya menentukan tingkat upah keseimbangan W0 dan kuantitas keseimbangannya N0.


(17)

ESPA4111/MODUL 8 '

( "

! ) / ! * $

%

Input

( "

! ) " /

! *

Gambar 8.3(a) menunjukkan kurva penawaran faktor tenaga kerja yang dihadapi oleh perusahaan dan berbentuk garis mendatar pada harga input (tingkat upah) keseimbangan. Perusahaan dapat membeli input tenaga kerja berapapun kuantitasnya pada tingkat upah W0. Selanjutnya gunakan data MRP pada Tabel 8.2 bersama-sama dengan kurva penawaran input tenaga kerja berbentuk garis lurus mendatar seperti terlihat pada Tabel 8.4. Ingat skedul MRPL merupakan skedul permintaan perusahaan akan faktor yang. bersangkutan. Misalkan tingkat upah yang terjadi di pasar sebesar Rp14.000,00 per satuan tenaga kerja dan perusahaan dapat menggunakan berapa pun kuantitasnya pada tingkat upah ini.

" /

! * $ %

! &

! ! ! &

! &

! !

# $ # &


(18)

Pengantar Ekonomi Mikro

Formula untuk mencapai keuntungan maksimal adalah bila perusahaan menggunakan input tenaga kerja sampai pada tingkat di mana MRPL = MEL. Bila perusahaan menghadapi pasar persaingan murni di pasar input tenaga kerja maka biaya input marjinal sama dengan tingkat upah, yaitu MEL = W. Keuntungan maksimal dicapai bila MRPL = W. Keuntungan total adalah sebesar area di bawah kurva MRPL = dN dan di atas kurva SN = MEL = WO. (Lihat Gambar 8.4).

( "

" /

! * % "

Jadi perusahaan tersebut akan mencapai keuntungan maksimal bila ia menggunakan tenaga kerja sebanyak 4 satuan.

Bila perusahaan merupakan monopolis di pasar produk tetapi membeli tenaga kerja di pasar persaingan murni maka keadaannya tidak berbeda, hanya MRPL bentuknya lebih curam dan kurang elastis meskipun MPP1 sama. Hal ini karena bila ia menjual produk dalam jumlah lebih, banyak maka harga lebih rendah. Data hipotetis MRPL untuk perusahaan monopolis di:pasar produk pada Tabel 8.3 dapat digunakan untuk menggambarkan kurva MRPL yang lebih curam dan kurang elastis.

2. Monopsoni di Pasar Input dan Monopsoni di Pasar Output

Bila perusahaan merupakan satu-satunya pembeli di pasar tenaga kerja maka ia merupakan perusahaan monopsoni. Ia harus membayar harga input (tingkat upah tenaga kerja) lebih tinggi bila ingin mempekerjakan tenaga kerja dalam jumlah lebih banyak. Dengan demikian, kurva penawaran tenaga kerja berlereng menanjak dan terletak di bawah kurva biaya input marjinal (ME). Hal ini karena bila ia menambah satuan input yang digunakan ia tak hanya harus, membayar harga lebih tinggi untuk satuan tambahan input tersebut tetapi juga untuk satuan-satuan input lain.

Berikut ini contoh skedul penawaran input yang dihadapi oleh perusahaan monopsonis di pasar tenaga kerja dan kurva MRPL atau kurva


(19)

ESPA4111/MODUL 8

-permintaan tenaga kerja dengan menggunakan data hipotetis MRPL pada Tabel 8.5. Pada Gambar. 8.5 terlihat kurva penawaran tenaga kerja dilihat dari segi perusahaan monopsonis yang merupakan kurva berlereng menanjak naik di mana bila perusahaan menggunakan tenaga kerja lebih banyak maka harga atau tingkat upah harus naik. Lihat pula ME1 pada kuantitas digunakan lebih besar daripada tingkat upah. Karena perusahaan tersebut merupakan perusahaan monopsonis di pasar output maka MRP juga merupakan kurva permintaan industri akan tenaga kerja.

Formula maksimisasi keuntungan mensyaratkan perusahaan mempekerjakan tenaga kerja sampai pada tingkat di mana MRPL = MEL = Rp20.000,00. Perusahaan akan menggunakan tenaga kerja sebanyak 3 satuan dengan tingkat upah Rp19.000,00. Keuntungan adalah sebesar luas area di bawah kurva MRP1, dan di atas kurva penawaran faktor tenaga kerja SN = W. Bila perusahaan menggunakan kuantitas tenaga kerja kurang atau lebih dari 3 satuan maka keuntungan tidak maksimal.

Dibandingkan dengan perusahaan dalam pasar persaingan murni di pasar tenaga kerja, pada perusahaan monopsonis MEL > W, sedangkan dalam keseimbangan, keuntungan maksimal MRPL = MEL > W = SN. Situasi ini menunjukkan apa yang sering disebut eksploitasi input oleh perusahaan monopsonis. Apa yang dimaksudkan di sini? Untuk memperoleh keuntungan maksimal pada perusahaan monopsonis, pendapatan marjinal yang diperoleh dengan menggantikan tenaga kerja (MRPL) melebihi biaya input marjinal (MEL) yaitu sebesar tingkat upah. Untuk setiap satuan tenaga kerja yang digunakan, pengusaha memperoleh surplus sebesar selisih antara MRP dan ME, hal ini karena pembayaran balas jasa tenaga kerja lebih kecil daripada sumbangannya dalam proses produksi yang bersangkutan. Surplus ini sebesar luas area di antara kurva MRP dan ME sampai ke tingkat kuantitas penggunaan input tersebut. Sebaliknya, pada perusahaan pasar persaingan murni di pasar input, ME = W, hingga MRP = W Perusahaan monopsonis bersifat lebih restriktif atau lebih sedikit menggunakan input tenaga kerja dan juga lebih rendah produksi output-nya dibandingkan dengan perusahaan dalam pasar persaingan murni di pasar input.

Kemungkinan lain adalah perusahaan tersebut merupakan monopsonis di pasar input dan monopolis di pasar output. Analisisnya tidak berbeda, hanya kurva MRP saja yang lebih curam atau kurang elastis. Dengan demikian maka perusahaan makin restriktif dalam kesempatan kerja input dan demikian pula produksi output-nya.


(20)

. Pengantar Ekonomi Mikro

#

" / ! * % +

" # $

! $ $ $

! ! ! $'# % "

! " #% !

& & & ! $ !

# $ # ! # !#

& !! ! !%

( " #

" / ! * 0$ % +

Input Output

1) Permintaan atas faktor produksi merupakan permintaan turunan. Jelaskan dan berikan contohnya!

2) Hukum Penambahan Hasil yang semakin Menurun mencerminkan Teori Produktivitas Marjinal. Jelaskan!

L AT IH AN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!


(21)

ESPA4111/MODUL 8

3) Jelaskan kurva permintaan tenaga kerja pada situasi di mana perusahaan yang menjual output di pasar:

(a) persaingan murni; dan (b) monopoli.

4) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi koefisien elastisitas permintaan faktor produksi?

5) Mungkinkah terjadi eksploitasi tenaga kerja? Apa yang dimaksudkan di sini, meskipun berlaku mekanisme keseimbangan pasar?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Permintaan turunan adalah permintaan tak langsung. Ini merupakan permintaan input suatu produk yang tercermin pada permintaan output. Permintaan tenaga kerja pabrik benang tercermin pada permintaan kain atau tekstil. Permintaan tenaga listrik, misalnya, merupakan permintaan minyak bumi, gas alam, atau batubara karena tiga komoditi energi primer tersebut merupakan input utama untuk memproduksi tenaga listrik dan merupakan input yang dapat saling menggantikan. Permintaan input energi primer merupakan permintaan turunan.

2) Pelajari kembali dan gambar mengenai materi tersebut agar lebih mudah dipahami.

3) Kurva permintaan tenaga kerja identik dengan kurva Produk Pendapatan Marginal (MRP) yang merupakan hasil kali antara Produk Fisik Marginal (MPP) dengan harga output (P). Kurva permintaan input bila pasar output adalah persaingan murni lebih landai daripada bila pasar output adalah monopoli. Hal ini karena, sementara kurva MPP sama, pada pasar output persaingan murni harganya tetap bila output berubah (bertambah) dan bila jumlah tenaga kerja yang digunakan bertambah. Sedangkan pada pasar output monopoli, harga berubah (turun) bila kuantitas output berubah (bertambah).

4) Faktor yang mempengaruhi koefisien elastisitas permintaan faktor produksi adalah tingkat kecepatan penurunan MRP, derajat penggantian faktor produksi atau input, elastisitas permintaan produk, serta nisbah biaya input terhadap besarnya biaya total. Pelajari kembali materi mengenai elastisitas permintaan faktor produksi.

5) Eksploitasi mungkin saja terjadi meskipun berlaku mekanisme keseimbangan dalam pasar persaingan murni. Ini terjadi bila perusahaan


(22)

Pengantar Ekonomi Mikro

berada di pasar input tenaga kerja yang monopsoni yaitu hanya ada pembeli tunggal, tanpa melihat apakah di pasar output merupakan pasar persaingan murni atau monopoli murni. Eksploitasi adalah situasi di mana MRP lebih besar daripada biaya tenaga kerja. Jadi, tenaga kerja dibayar dengan upah yang lebih sedikit daripada kontribusinya (sumbangannya) dalam proses produksi. Ini ditafsirkan sebagai eksploitasi meskipun ditentukan pada keseimbangan pasar persaingan. Pelajari kembali materi tentang pasar monopsoni tenaga kerja.

Seperti juga output maka input atau faktor-faktor produksi pun mempunyai harga yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar. Penawaran berasal dari sektor rumah tangga konsumen dan permintaan datang dari sektor produsen yang menggunakan untuk memproduksi output. Karena itu, permintaan faktor produksi disebut permintaan turunan. Para pemilik faktor produksi menawarkan miliknya dengan tujuan memperoleh pendapatan atau balas jasa yang maksimal. Penentuan harga faktor produksi adalah penting dalam analisis ekonomi untuk dua sebab. Pertama, harga faktor produksi bersama dengan kuantitas faktor produksi menentukan besarnya pendapatan sektor konsumen rumah tangga dan dengan demikian menentukan harga output. Kedua, harga faktor produksi menjadi kendala dalam alokasi penggunaan faktor produksi di antara berbagai industri dan perusahaan.

Permintaan faktor produksi tak lepas dari pasar output atau produk yang diproduksi yang menggunakan faktor produksi tersebut. Ada empat kasus dasar kemungkinan bentuk pasar yang dihadapi oleh perusahaan di pasar input dan output. Permintaan faktor produksi atau harga yang produsen bersedia membayar adalah sebesar Produk Pendapatan Marjinal (MRP) yaitu harga output yang diproduksi dengan menggunakan input tersebut dikalikan dengan tambahan output yang diakibatkan oleh penggunaan satu satuan tambahan faktor produksi tersebut. Ini merupakan kondisi optimal keuntungan maksimum dari segi pasar atau penggunaan input, yaitu ME = MRP di mana ME adalah harga input.

Posisi keseimbangan mengarah pada permintaan perusahaan akan suatu input. Kurva MRP yang berlereng menurun merupakan kurva permintaan (perusahaan produsen) akan input. Perusahaan yang bergerak dalam pasar persaingan murni di pasar input, bisa membelinya dalam


(23)

ESPA4111/MODUL 8

kuantitas berapapun pada harga konstan. Kurva penawaran input yang dihadapi berbentuk garis lurus mendatar. Bentuk kurva permintaan input, yaitu MRP, sama untuk perusahaan produsen pesaing murni maupun monopolis. Tetapi untuk perusahaan terakhir ini bentuk kurva permintaan input-nya lebih curam, karena semakin banyak output yang diproduksi maka harganya menjadi lebih rendah. Kurva permintaan input dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu perubahan permintaan output, perubahan produktivitas atau fungsi produksi, dan perubahan harga faktor-faktor produksi lain. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitasnya adalah tingkat atau derajat penurunan MRP, derajat penggantian faktor produksi, elastisitas permintaan output, dan nisbah biaya faktor produksi tersebut dengan besarnya biaya total.

Bila produsen menggunakan lebih dari satu input maka syarat keseimbangan adalah MRPi = MEi atau MRPi = Pi di mana P adalah harga input dan i adalah banyaknya macam input yang digunakan. Maka syaratnya dapat dituliskan sebagai (MRPi/Pi) = 1. Sedangkan syarat kombinasi input yang memberikan biaya terendah adalah (MPPi/MEi) atau (MPPi/Pi)= 1.

Bila produsen merupakan monopsonis di pasar input, maka kurva penawarannya berlereng menanjak. Ini mencerminkan harga input, sementara MEi > Pi. Hal ini karena perusahaan tersebut harus membayar harga lebih tinggi bila la membeli (menyewa) dan menggunakan lebih banyak input. Tetapi pada keseimbangan ini MRPi = MEi > Pi = Si di mana Si adalah kurva penawaran input. Ini memberi petunjuk adanya eksploitasi pengusaha atas pemilik input karena tambahan pendapatan yang diperoleh dengan menggunakan satu satuan input tambahan yaitu MRP lebih besar daripada harga input atau balas jasa yang diterima sebagai sumbangannya dalam proses produksi. Perusahaan monopsonis menerima kelebihan ini, inilah yang disebut eksploitasi atas pemilik input oleh perusahaan monopsonis.

1) Bila sebuah perusahaan menjual output di pasar persaingan murni, maka ....

A. Produk Fisik Marjinal tenaga kerja proporsional dengan Produk Pendapatan Marginal tenaga kerja

B. Produk Fisik Marginal tenaga kerja adalah konstan pada setiap tingkat penggunaan tenaga kerja

T ES F O R M AT IF 1


(24)

Pengantar Ekonomi Mikro

C. Produk Pendapatan Marjinal tenaga kerja proporsional dengan biaya variabel rata-rata pada setiap tingkat penggunaan tenaga kerja D. Produk Fisik Marjinal tenaga kerja sama besarnya dengan

Pendapatan Marjinal tenaga kerja

2) Perusahaan di pasar output oligopoli yang memaksimumkan keuntungan dan menggunakan tenaga kerja sampai tingkat di mana ....

A. upah sama dengan Produk Pendapatan Marginal tenaga kerja B. biaya marginal tenaga kerja sama dengan Produk Fisik Marjinal

tenaga kerja dikalikan dengan Harga Produk

C. biaya marginal tenaga kerja besarnya sama dengan tingkat upah D. biaya marginal tenaga kerja besarnya sama dengan Produk

Pendapatan Marginal dikurangi dengan penurunan harga akibat kenaikan output dikalikan dengan tingkat output sebelumnya 3) Dari hal-hal berikut manakah yang menjelaskan mengapa permintaan

jasa tukang kayu disebut permintaan turunan? Permintaan akan jasa tukang kayu ....

A. akan turun bila Produk Fisik Marjinal tukang kayu naik

B. berbeda dengan permintaan jasa tukang batu dalam industri konstruksi dan bangunan

C. tergantung pada tingkatan latihan dan pendidikan

D. tergantung pada permintaan masyarakat akan produk-produk hasil kerja tukang kayu

4) Misalnya perusahaan A yang merupakan pesaing murni dan perusahaan B yang merupakan monopolis, keduanya menggunakan proses produksi yang identik. Bila dibandingkan, maka skedul permintaan akan tenaga kerja ....

A. perusahaan B kurang curam daripada perusahaan A; pendapatan marjinal turun bila output naik

B. perusahaan B kurang curam daripada perusahaan A; perusahaan A membayar upah lebih tinggi daripada perusahaan B

C. perusahaan B lebih curam daripada perusahaan A; pendapatan marjinal turun bila output naik

D. perusahaan B lebih curam daripada perusahaan A; perusahaan A membayar upah lebih tinggi daripada perusahaan B

5) Jika tingkat upah naik dari Rp8.000,00 menjadi Rp10.000,00 per hari. dan tenaga kerja yang digunakan berkurang dari 250 menjadi 200 orang, maka elastisitas permintaan tenaga kerja, dengan mengabaikan tanda negatif, adalah ....


(25)

ESPA4111/MODUL 8 #

A. 0,80 B. 1,00 C. 1,25 D. 1,50

6) Penentuan harga faktor produksi adalah penting karena ...

A. menentukan besarnya kekayaan sektor rumah tangga dan perorangan

B. sangat menentukan besarnya produktivitas marjinal

C. berperan dalam alokasi penggunaan faktor produksi di antara berbagai sektor industri dan atau perusahaan

D. akan menentukan besarnya perusahaan dan bentuk pasarnya

7) Dalam industri persaingan murni, setiap perusahaan membayar upah tenaga kerja sebesar Nilai Produk Marjinal karena perusahaan .... A. selalu berusaha untuk meminimumkan besarnya biaya total rata-rata B. memproduksi pada tingkat output di mana biaya marjinal sama

dengan tingkat upah

C. memproduksi pada tingkat output di mana biaya marjinal sama dengan harga output

D. memproduksi pada tingkat output di mana biaya total rata-rata sama dengan harga output-nya

8) Kenaikan permintaan produk suatu perusahaan ....

A. mengakibatkan kenaikan permintaan perusahaan akan faktor produksi yang digunakan

B. mengakibatkan penurunan permintaan perusahaan atau faktor produksi yang digunakan

C. tidak mempengaruhi permintaan perusahaan atau faktor produksi yang digunakan

D. mungkin menaikkan atau menurunkan permintaan atau faktor produksi yang digunakan

9) Syarat bagi perusahaan agar dapat memperoleh keuntungan maksimal dari sisi penggunaan input adalah ....

A. di mana kurva Marjinal Produk mencapai maksimal B. di mana kurva Marjinal Produk mencapai minimal

C. MRP per rupiah setiap macam input yang digunakan adalah sama D. harga input marjinal masing-masing adalah sama


(26)

& Pengantar Ekonomi Mikro

10) Eksploitasi faktor tenaga kerja ....

A. terjadi bila perusahaan mempunyai posisi sebagai monopsoni di pasar input dan monopoli atau persaingan sempurna di pasar output B. tidak akan terjadi karena sistem pasar apapun tidak

memungkinkannya

C. bisa terjadi tidak terjadi, karena ini tergantung pada kesediaan tenaga kerja apakah ia mau dieksploitasi atau tidak

D. hanya terjadi bila produsen menduduki posisi monopoli di pasar output

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar 100% Jumlah Soal × Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.


(27)

ESPA4111/MODUL 8 '

Kegiatan Belajar 2

i negara manapun selalu ada pembagian kelompok masyarakat berdasarkan status ekonominya seperti sangat kaya, kaya, menengah atas, menengah, menengah bawah, agak miskin, miskin, sangat miskin. Tergantung pada keberuntungan seseorang dalam melakukan usahanya di berbagai bidang usaha menjadikan beberapa dari kita menjadi kaya atau bahkan sangat kaya, namun ada juga sebagian masyarakat yang miskin dalam waktu singkat. Mereka yang kaya atau sangat kaya bisa memiliki beberapa rumah bahkan istana. Mereka yang miskin atau sangat miskin yang barangkali harus menggelandang tanpa tempat tinggal karena tidak mampu membayar sewa rumah yang buruk sekalipun. Di sini kita akan mencoba memahami mengapa demikian dan bagaimana pendapat serta upaya untuk paling tidak mengurangi perbedaan antara dua kelompok ekstrem tersebut.

Masalah distribusi pendapatan hampir selalu merupakan isu paling penting di bidang ekonomi. Beberapa pihak menyatakan mereka yang berpendapatan sangat tinggi sebagai akibat lembaga pewarisan adalah tidak adil, mereka menjadi kaya hanya karena nasib baik. Sementara campur tangan pemerintah bagi kelompok masyarakat tertentu dengan pemberian subsidi dan lain-lain yang mengubah distribusi pendapatan menurut mekanisme pasar akan menurunkan efisiensi ekonomi dan membuat keadaan menjadi buruk. Di hampir semua negara, pendapatan anggota masyarakat di tentukan oleh balas jasa dalam proses produksi menurut mekanisme pasar. A. PENDAPATAN, KEKAYAAN, DAN DISTRIBUSI

Mengukur status ekonomi dan sosial seseorang dalam masyarakat suatu negara/bangsa dalam pergaulan internasional adalah dengan melihat pendapatan dan kekayaan. Pendapatan menunjukkan aliran (uang) berupa upah, bunga, dividen, keuntungan, atau sewa selama periode waktu tertentu biasanya satu tahun. Keseluruhan pendapatan dalam suatu negara disebut pendapatan nasional.


(28)

Pengantar Ekonomi Mikro

1. Pendapatan berasal dari tenaga kerja dan pemilikan. Dari jasa tenaga kerja diperoleh gaji dan upah, honorarium dan lain sebagainya. Dari pemilikan diperoleh sewa, keuntungan perusahaan (dividen), dan bunga. Pada bagian terakhir ini termasuk hasil keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha kecil. Dalam ekonomi pasar, pendapatan didistribusikan di antara para pemilik faktor produksi berupa upah, keuntungan, sewa, dan bunga. Pendapatan perorangan dibedakan menurut asalnya. Seseorang memiliki beberapa macam faktor produksi. Misainya, saudara Bakri memperoleh gaji dan honorarium sebagai dosen universitas swasta, memperoleh bunga dari rekening simpanan pada bank pemerintah, menerima dividen dari hasil saham perusahaan asing/patungan, dan memperoleh sewa bulanan dari kamar asrama yang disewakan kepada para mahasiswa. Pendapatan seseorang yang diperoleh dalam sistem ekonomi pasar adalah sebesar penjumlahan kuantitas faktor produksi yang dimiliki dikalikan dengan harga menurut pasar masing-masing faktor produksi.

2. Peran pemerintah. Pemerintah mempekerjakan ratusan ribu sampai jutaan pegawai yang merupakan sumber pendapatan rumah tangga. Pemerintah juga menyewa tanah dan gedung serta peralatan yang memberikan keuntungan kepada pemilik atau perusahaan yang berhubungan bisnis dengannya. Pemerintah juga mengenakan pajak dan pungutan lain yang harus dibayar oleh para penerima penghasilan dan kalangan dunia usaha. Sementara itu, pemerintah memberikan penghasilan dalam bentuk pembayaran transfer kepada perorangan yaitu bantuan dalam berbagai bentuk subsidi pendidikan, perumahan (Kredit Pemilikan Rumah) serta subsidi pada barang-barang administrasi (administered goods) yang dipandang penting atas dasar pertimbangan tertentu, misalnya BBM, listrik, pangan, pupuk, transportasi, dan sebagainya. Pendapatan perorangan diperoleh dari pasar faktor produksi ditambah pembayaran transfer. Sebagian besar masyarakat penghasilannya berasal dari gaji dan upah, sementara sebagian kecil kelompok memperoleh penghasilannya dari penerima hasil kepemilikan. 3. Harta. Beberapa sumber penghasilan berasal dari bunga atau dividen

karena memiliki simpanan di bank dan obligasi, atau memiliki saham perusahaan. Kekayaan merupakan nilai rupiah yang dimiliki pada suatu saat. Kekayaan adalah stok seperti volume air di danau, sedangkan


(29)

ESPA4111/MODUL 8

-penghasilan merupakan aliran (flow) per satuan waktu seperti aliran air di pipa plastik atau aliran sungai.

Kekayaan dibedakan antara kekayaan finansial dan kekayaan berwujud (tangible). Yang pertama terdiri dari simpanan di bank berupa rekening tabungan atau rekening giro, obligasi, saham, dana pensiunan, dan lain-lain. Yang ke dua terdiri dari pemilikan rumah, perhiasan, kendaraan, usaha (berupa bangunan toko) atau bentuk lain. Semua nilai harta yang dimiliki disebut kekayaan, sementara yang tidak dimiliki (dipinjami) nilainya disebut utang, perbedaan keduanya disebut kekayaan bersih. 4. Distribusi pendapatan dan kekayaan. Merata atau tidaknya distribusi

pendapatan perorangan diukur dengan menggunakan kurva Lorenz. Kurva ini merupakan kotak segi empat di mana sumbu tegak menunjukkan persentase rumah tangga yang memperoleh persentase pendapatan tersebut. Garis diagonal pada kurva tersebut menunjukkan distribusi pendapatan sepenuhnya merata.

Distribusi Pendapatan yang lebih Tidak Merata

( " &

! ) 1 2 , +

Hal ini karena persentase pendapatan yang diperoleh sama dengan persentase jumlah rumah tangga penerima pendapatan tersebut. Jika kurva melengkung atau cembung ke arah kanan bawah menunjukkan distribusi pendapatan tak merata, semakin cembung maka semakin tak merata distribusi pendapatan. Ketimpangan atau ketidakmerataan distribusi pendapatan juga bisa diukur dengan koefisien Gini. Angka koefisien Gini dihitung dengan membagi area yang terletak antara kurva Lorenz dengan garis diagonal, dengan area segitiga yang berada di sebelah kanan bawah garis diagonal.


(30)

. Pengantar Ekonomi Mikro

Besarnya angka koefisien Gini adalah antara 0 sampai 1, semakin besar angka koefisien Gini maka semakin tak merata distribusi pendapatan. B. PENENTUAN DAN PERBEDAAN UPAH

Setiap negara selalu bercita-cita dan berupaya menyediakan pekerjaan bagi rakyatnya dengan upah tinggi hingga mereka bisa membeli kebutuhan yang mereka inginkan. Dari pandangan ekonomi, pendapatan tenaga kerja cenderung dihitung dalam upah riil rata-rata per hari atau per jam yang mencerminkan daya beli yang diperoleh dari hasil bekerja selama satu hari atau sebesar upah uang dibagi dengan harga (Indeks Biaya Hidup).

1. Permintaan dan Penawaran Harga Tenaga Kerja

Permintaan faktor produksi tenaga kerja oleh perusahaan mencerminkan produktivitas marjinal. Dengan menggunakan tingkat teknologi tertentu, hubungan antara kuantitas input tenaga kerja dan jumlah output yang dihasilkan mencerminkan berlakunya Hukum Penambahan Hasil yang semakin Berkurang. Penawaran tenaga kerja menunjukkan jumlah jam atau hari kerja yang para pekerja ingin bekerja pada berbagai tingkat upah riil atau nominal. Ada tiga elemen yang menentukan penawaran tenaga kerja yaitu jam kerja per tenaga kerja, partisipasi tenaga kerja, dan migrasi. Yang terakhir ini terutama dirasakan di negara yang kekurangan tenaga kerja sementara tersedia cukup banyak kesempatan kerja di satu atau beberapa sektor produksi.

2. Perbedaan Upah (Wage Differential)

Meskipun secara garis besar bisa diketahui tingkat upah riil, tetapi dalam dunia nyata terdapat perbedaan upah cukup besar untuk tingkat dan pekerjaan yang sama namun oleh orang yang berbeda keadaan dan spesifikasinya: Perbedaan upah yang cukup besar dijumpai pada berbagai sektor industri, di samping tergantung pada tingkat keterampilan dan kondisi pasar. Mengapa hal ini terjadi?

Dalam situasi ideal, di pasar tenaga kerja persaingan murni di mana semua anggapan dipenuhi, persaingan menjamin tingkat upah riil per jam atau per hari sama. Karenanya perbedaan tingkat upah dijumpai karena faktor-faktor lain, apakah karena perbedaan pekerjaan, perbedaan orang, atau situasi pasar tenaga kerja yang bersaing secara tidak sempurna.


(31)

ESPA4111/MODUL 8

a. Perbedaan tugas (pekerjaan). Perbedaan upah merupakan kompensasi dari seberapa jauh menarik atau tidaknya suatu tugas pekerjaan. Ini merupakan faktor bukan uang. Contohnya pegawai pembersih kaca pada gedung bertingkat tinggi, upah riil per jamnya lebih tinggi daripada pegawai kebersihan gedung yang tugasnya membersihkan lantai gedung yang sama. Hal ini karena risikonya yang lebih besar dengan bekerja di ketinggian. Mereka yang bekerja di anjungan pengeboran minyak lepas pantai memperoleh upah relatif tinggi karena mereka bekerja dalam kesepian, tidak pulang ke rumah dalam waktu cukup lama, dan cukup berbahaya. Perbedaan upah untuk pekerjaan atau tugas yang sama tapi dengan suasana yang lebih enak dan menyenangkan disebut kompensasi perbedaan upah.

b. Perbedaan Individu. Perbedaan individu ini bisa berupa perbedaan kualitas tenaga kerja dan perbedaan keunikan individu. Perbedaan kualitas ditunjukkan oleh contoh di mana justru pekerjaan yang enak dan menarik misalnya ahli hukum/pengacara atau insinyur menarik dan lebih berat. Perbedaan daya tank kerja justru terbalik dengan perbedaan upah atau kompensasinya. Perbedaan ini bersifat non-ekonomi. Ini menyangkut keputusan untuk mengakumulasikan modal manusia (human capital), berupa stok keterampilan dan pengetahuan yang berguna dalam proses pendidikan dan pelatihan. Untuk ini harus dikeluarkan biaya cukup besar. Sebagian dari gaji yang tinggi para profesional merupakan hasil atau kompensasi dan pendidikan yang membuat pekerja sangat terlatih merupakan pekerja yang istimewa. Kelompok pekerja dengan pendidikan lebih tinggi memulai pekerjaannya dengan tingkat pendapatan lebih tinggi dan memperoleh kenaikan lebih cepat daripada kelompok berpendidikan lebih rendah. c. Rente. Perbedaan lain yang menyebabkan perbedaan upah adalah rente

individu. Pemain bola basket atau bintang cabang olah raga lain, penyanyi, dan juga pengamat atau konsultan ekonomi/manajemen bisnis atau politik dan keuangan yang beruntung dan bernasib sangat baik memperoleh honorarium yang relatif besar atas pelayanan jasa yang diberikan. Bakat istimewa mempunyai nilai ekonomi murni. Secara logika ini sama dengan rente yang diterima oleh tanah yang kuantitasnya tetap. Kemajuan teknologi juga memperbesar perbedaan upah. Atlit atau penyanyi terkenal dengan kemajuan teknologi memungkinkan mereka disaksikan oleh jutaan orang di seluruh dunia hingga mereka memperoleh pembayaran royalti yang besar.


(32)

Pengantar Ekonomi Mikro

C. TANAH, KAPITAL, RENTE, DAN BUNGA

Hampir semua perekonomian di dunia merupakan perekonomian pasar (kapitalistik) di mana sebagian besar kapital, tanah, dan kekayaan dimiliki oleh swasta. Perbedaan antara negara kaya dan miskin adalah pada kemampuan mereka menciptakan aliran tabungan dan menginvestasikan pada proyek usaha yang menghasilkan keuntungan besar.

1. Tanah dan Rente

Rente merupakan rente tanah yang kuantitasnya tetap yang tidak responsif terhadap harga. Tanah merupakan faktor produksi bagi setiap usaha bisnis. Harga (sewa) yang harus dibayar untuk penggunaan sebidang tanah selama periode waktu tertentu disebut rente atau rente ekonomi murni yang besarnya dikenakan per satuan waktu. Pembayaran rente juga berlaku untuk setiap faktor produksi yang tetap (tak bisa berubah) penawarannya. Kurva, penawaran tanah sepenuhnya tak elastis berbentuk garis lurus vertikal karena penawaran tanah adalah tetap. Perpotongan antara permintaan dan penawaran menunjukkan tingkat keseimbangan rente. Bila rente di atas tingkat rente keseimbangan, banyaknya tanah yang diminta lebih sedikit daripada penawaran yang jumlahnya tetap. Pemilik tak bisa menyewakan semua tanah yang ditawarkan dan karena itu harus menawarkan pada tingkat rente (sewa) lebih rendah. Demikian sebaliknya bila sewa lebih tinggi dan pada sewa keseimbangan. Karena itu sewa cenderung berada pada tingkat keseimbangan yang dijamin oleh kondisi persaingan. Hanya pada, harga persaingan di mana kuantitas tanah yang ditawarkan untuk disewakan tepat sama dengan kuantitas tanah yang diminta untuk disewa maka pasar persewaan tanah berada dalam keseimbangan.

Misalkan sebidang tanah dapat digunakan untuk menanam jagung, jika permintaan jagung naik maka kurva permintaan tanah yang dapat ditanam akan naik dan rentenya naik. Ini menuntun pada kesimpulan penting yaitu harga tanah (lebih) tinggi karena harga jagung tinggi dan bukan sebaliknya. Ini merupakan contoh permintaan turunan di mana permintaan faktor produksi diturunkan atau diperoleh dari permintaan produk yang diproduksi dengan menggunakan input tersebut. Istilah rente digunakan secara spesifik


(33)

ESPA4111/MODUL 8

dalam ilmu ekonomi untuk mencerminkan pembayaran kepada faktor produksi yang penawarannya tetap. Penggunaan lain istilah rente adalah sebagai pembayaran untuk penggunaan rumah, bangunan, atau tanah.

2. Kapital dan Bunga

Secara tradisional, analisis ekonomi membedakan tiga macam faktor produksi yaitu tanah, tenaga kerja, dan kapital. Dua yang pertama disebut faktor produksi primer yang penawarannya ditentukan di luar pasar. Ini dibedakan dari input yang diproduksi oleh manusia, yaitu kapital. Kapital atau barang kapital tak bisa dipakai lagi setelah beberapa tahun, tapi ada juga yang dapat digunakan sampai puluhan tahun. Barang kapital merupakan input dan sekaligus juga output.

Ada tiga jenis barang kapital yaitu bangunan pabrik dan kantor serta peralatan seperti peralatan produksi, persediaan barang jadi dan sedang diproses, serta bahan mentah.

a. Harga dan sewa barang kapital. Barang kapital dibeli dan dijual di pasar. Pembeli dan penjual melakukan transaksi pada harga pasar. Sebagian besar barang kapital dimiliki dan digunakan oleh perusahaan. Beberapa barang kapital disewakan oleh pemiliknya dengan membayar uang sewa. Ini berbeda dari rente pada penggunaan sebidang tanah tertentu yang pasokannya tetap selama periode waktu tertentu.

b. Tingkat hasil barang kapital. Secara ekonomi dan bisnis, barang kapital harus dialokasikan pada berbagai kemungkinan investasi, apakah lebih banyak investasi dialokasikan pada industri berat seperti pabrik baja atau pada industri teknologi informasi seperti internet. Untuk memutuskan investasi terbaik maka diperlukan pengukuran atau penghitungan hasil penggunaan kapital atau tingkat hasil kapital yang menunjukkan hasil dalam nilai rupiah bersih per tahun untuk setiap rupiah kapital, yang diinvestasikan. Salah satu pendekatan adalah membandingkan tingkat hasil kapital dari berbagai investasi yang berbeda. Rasio antara hasil per tahun dengan biaya investasi yang dikeluarkan disebut tingkat hasil kapital dinyatakan dalam persentase hingga dapat dibandingkan.

c. Kekayaan finansial dan tingkat suku bunga. Neraca keuangan perusahaan atau perorangan terdiri dari kekayaan (asset) finansial dan kekayaan berwujud (tangible). Kekayaan berwujud misalnya tanah dan barang kapital seperti mesin, komputer, peralatan, bangunan pabrik, dan sebagainya yang digunakan untuk memproduksi. Kekayaan finansial berupa lembar-lembar kertas. Ini adalah klaim moneter, (keuangan) oleh


(34)

Pengantar Ekonomi Mikro

satu pihak terhadap pihak lain. Contohnya, adalah pinjaman hipotek merupakan klaim bank terhadap pemilik rumah atas pembayaran pokok pinjaman dan bunga bulanan yang merupakan pelunasan pinjaman mula-mula untuk membiayai pembelian rumah secara cicilan. Rumah tersebut adalah kekayaan berwujud yang merupakan jaminan bagi kekayaan finansial. Contoh lain, pinjaman kepada mahasiswa merupakan kekayaan finansial bagi bank yang diperoleh dari jaminan atau janji untuk membayar berdasar kemampuan seseorang menghasilkan uang di masa depan.

Kekayaan berwujud merupakan bagian penting dalam perekonomian, karena dapat menaikkan produktivitas faktor produksi lain. Di lain pihak, fungsi kekayaan finansial juga penting karena dapat menjembatani ketidakcocokan antara penabung dan investor. Seseorang yang sudah dan baru atau belum lama bekerja memerlukan uang untuk membayar pembelian rumah sementara ia sekarang tidak punya penghasilan atau tabungan yang cukup untuk membayar. Di lain pihak, mereka yang lebih tua dan sudah lama bekerja mempunyai kelebihan penghasilan dari yang dikonsumsinya, kemudian menabung untuk masa pensiun. Sistem keuangan nasional yang terdiri dari lembaga-lembaga keuangan yaitu bank, perusahaan asuransi, dan dana pensiunan bertindak serta berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan yang menyalurkan dana dari mereka yang menabung ke mereka yang menginvestasikan. Tanpa lembaga-lembaga keuangan maka tak mungkin perusahaan melakukan investasi secara besar-besaran yang diperlukan untuk mengembangkan dan menghasilkan produk baru. Demikian pula bagi mereka yang baru atau belum lama bekerja dan belum punya dana atau simpanan, namun mempunyai cukup penerimaan penghasilan di masa depan untuk membeli rumah secara cicilan. Kekayaan finansial menciptakan penghasilan berupa bunga. Bila seseorang menabung, ia mengharapkan memperoleh penghasilan bunga tahunan dari dana yang dipinjamkan. Anda memperoleh bunga bila menabung di bank umum yang dinyatakan besarnya dalam persentase. Periode pinjaman bisa dalam jangka panjang atau jangka pendek. Pembayaran bunga disesuaikan secara proporsional. Banyak macam atau variasi tingkat suku bunga, jangka panjang atau jangka pendek tergantung pada jangka waktu pinjaman. Ada suku bunga yang tetap persentasenya, atau berubah-ubah, ada yang sangat atau


(35)

ESPA4111/MODUL 8 #

cukup aman, atau tingkat suku bunganya tinggi pada surat utang jangka panjang yang berisiko sangat tinggi.

Tingkat suku bunga pinjaman dinyatakan dalam persentase atas nilai nominal uang. Nilai rupiah bisa berubah-ubah, umumnya menurun karena inflasi atau kenaikan harga-harga umum, hingga tidak bisa digunakan sebagai pengukur nilai yang tepat. Karena itu diperlukan pengukuran nilai riil dari hasil investasi kapital. Perbedaan antara tingkat suku bunga nominal dan riil sangat besar selama periode inflasi yang tinggi. Jadi tingkat suku bunga riil sama dengan tingkat suku bunga nominal dikurangi tingkat laju inflasi. Semuanya dinyatakan dalam persentase. Bila tingkat laju inflasi rendah maka tingkat suku bunga riil mendekati tingkat suku bunga nominal.

3. Keuntungan dan Faktor yang Mempengaruhi

Selain gaji dan upah, bunga dan rente; secara ekonomi ada kategori penghasilan lain yaitu keuntungan. Ini berbeda definisinya dengan bunga dan hasil penanaman modal. Para akuntan mendefinisikan keuntungan sebagai perbedaan antara penerimaan (pendapatan) total dan biaya total. Untuk menghitung keuntungan, mulailah dengan menghitung pendapatan total dari penjualan, dengan cara mengalikan harga produk dengan kuantitas yang dijual. Kemudian kurangi dengan semua pengeluaran untuk membayar upah dan gaji, sewa, bahan-bahan baku, bunga, pungutan pajak, -dan sebagainya, selisih atau sisanya disebut keuntungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi, besarnya keuntungan merupakan kombinasi berbagai elemen. Elemen-elemen tersebut merupakan. hasil implisit dari pemilik kapital, ini adalah balas jasa karena menanggung risiko dan keuntungan investasi.

Keuntungan merupakan hasil implisit. Secara ekonomis, keuntungan bisnis merupakan campuran berbagai elemen berbeda-beda. Sebagian besar keuntungan bisnis yang dilaporkan adalah hasil untuk kapital dan tenaga kerja yang disediakan oleh para pemiliknya. Misalnya keuntungan dari kerja perorangan yang disediakan atau dikerjakan oleh pemilik perusahaan seperti ahli hukum yang bekerja di kantor atau perusahaan konsultan hukum. Sebagian lagi adalah hasil sewa tanah yang dimiliki oleh perusahaan. Pada perusahaan besar, sebagian besar keuntungan merupakan biaya oportunitas dari kapital yang diinvestasikan. Ini disebut hasil implisit (atau biaya implisit) yang merupakan sebutan yang diberikan untuk biaya-biaya oportunitas dari faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan. Jadi


(36)

& Pengantar Ekonomi Mikro

apa yang biasanya disebut keuntungan sesungguhnya hanya sewa, rente, dan upah atau honorarium dengan berbagai nama. Sewa implisit, rente implisit, dan upah atau gaji implisit merupakan istilah yang diberikan oleh ekonom atas hasil pendapatan dari faktor-faktor produksi milik perusahaan sendiri.

Keuntungan juga merupakan balas jasa karena menanggung risiko investasi. Hampir semua usaha bisnis harus menanggung risiko kegagalan kebangkrutan usaha bisnisnya. Ini terjadi bila pinjaman atau investasi tidak dapat dibayar kembali misalnya, karena peminjam jatuh bangkrut. Lagi pula banyak risiko yang tak dapat diasuransikan. Risiko yang tak dapat diasuransikan yang lain adalah risiko sistematik dari investasi. Sebuah perusahaan mungkin mempunyai sensitivitas tinggi terhadap siklus bisnis di mana hasil usaha yang diperoleh sangat berfluktuasi bila output naik atau turun.

Karena mengandung berbagai macam elemen risiko maka keuntungan perusahaan merupakan komponen paling rapuh dalam pendapatan nasional. Pemilik perusahaan atau saham harus memberikan premi risiko yang besar untuk menarik para investor yang bersifat penghindar risiko (risk averse) bila mereka tidak dapat mendiversifikasi atau mengasuransikan terhadap risiko. Hasil usaha yang lebih besar pada pemilikan perusahaan di atas hasil dari investasi bebas (tanpa) risiko disebut premi kepemilikan perusahaan (equity premium).

Keuntungan merupakan balas jasa atas inovasi. Macam elemen keuntungan ketiga adalah hasil dari inovasi dan invensi (penemuan). Perekonomian yang berkembang sepanjang waktu selalu menghasilkan penemuan produk-produk baru. Ini merupakan hasil riset, pengembangan produk, dan upaya pemasaran. Orang yang menemukan produk atau proses baru ke pasar disebut inovator (penemu) atau enterpreneur.

Inovator adalah mereka yang mempunyai visi, keaslian, dan keberanian untuk mengenalkan ide-ide baru dalam bisnis. Beberapa dari mereka mempunyai nasib baik dan memperoleh pendapatan besar dari enterpreneurship mereka. Setiap penemuan yang berhasil dibisniskan menciptakan monopoli sementara yang seringkali disebut keuntungan inovasi. Ini bersifat sementara karena segera disaingi oleh peniru. Begitu sumber keuntungan inovasi habis atau hilang, yang lain akan muncul ditemukan. Perekonomian menciptakan keuntungan inovasi sepanjang ia masih tetap menemukan dan menghasilkan produk baru dan proses baru. 4. Teori Kapital dan Suku Bunga


(37)

ESPA4111/MODUL 8 '

Investasi/pada barang kapital menyangkut produksi tak langsung. Daripada menangkap ikan di laut dengan berenang dan mengenakan tangan kosong akan lebih baik membuat pancing, jaring, dan perahu atau kapal dan menggunakannya agar dapat menangkap dan memperoleh lebih banyak ikan. Karena itu, untuk membuat peralatan penangkap ikan, yang merupakan investasi pada barang kapital, mengharuskan pengorbanan konsumsi sekarang guna menaikkan konsumsi di masa mendatang. Dengan mengkonsumsi lebih sedikit sekarang maka dapat digunakan waktu kerja untuk membuat peralatan penangkap ikan, misalnya jaring, agar dapat menangkap lebih banyak ikan. Dengan mengorbankan konsumsi sekarang dan menginvestasi atau membuat barang kapital maka dapat diperoleh konsumsi yang lebih banyak di masa mendatang. Hal yang sama juga berlaku bagi produksi barang lain, misalnya, tekstil atau pakaian dan makanan atau padi; di mana dengan menurunkan konsumsi sekarang perusahaan memproduksi lebih dahulu alat atau mesin tenun dan bajak atau membangun fasilitas irigasi. Pengurangan konsumsi sekarang merupakan penghematan konsumsi yang memungkinkan menabung sebagian penghasilan atau produksi.

a. Penambahan Hasil yang semakin Berkurang dan Permintaan Kapital Bila suatu negara/bangsa mengorbankan konsumsi sekarang untuk mengakumulasikan modal hingga proses produksi makin dilakukan secara tak langsung maka diperkirakan mengalami Hukum Penambahan Hasil yang Semakin Berkurang. Namun, ternyata tingkat hasil kapital tidak mengalami penurunan, tingkat hasil investasi yang diperoleh tetap besarnya karena inovasi dan perubahan teknologi telah menciptakan oportunitas baru yang lebih menguntungkan sementara investasi yang lama terhapus karena tidak lagi menarik dan tidak menguntungkan lagi.

b. Penentuan tingkat suku bunga dan hasil kapital

Teori kapital klasik dapat digunakan untuk memahami penentuan tingkat suku bunga. Rumah tangga dan perorangan memasok dana dengan mengakumulasikan tabungan sepanjang waktu. Sementara permintaan kapital datang dari kalangan perusahaan (bisnis) yang mengkombinasikan dengan tanah dan tenaga kerja serta input lain. Permintaan perusahaan akan kapital didorong oleh keinginan memperoleh keuntungan. Anggaplah suatu perekonomian tertutup dengan persaingan murni dan tanpa risiko seperti inflasi. Perusahaan yang bertujuan memaksimumkan keuntungan, dalam memutuskan melakukan investasi atau tidak selalu membandingkan antara biaya meminjam uang dengan tingkat hasil kapital. Jika tingkat hasil kapital


(38)

Pengantar Ekonomi Mikro

lebih besar daripada tingkat suku bunga. pasar maka perusahaan akan melakukan investasi. Demikian sebaliknya, berdasarkan pertimbangan ini, perusahaan-perusahaan akan melakukan investasi yang tingkat hasilnya lebih tinggi daripada tingkat suku bunga pasar. Keseimbangan terjadi bila jumlah investasi yang ingin dilakukan oleh perusahaan sama besarnya dengan tabungan pada tingkat suku bunga tertentu. Tingkat suku bunga pasar berfungsi sebagai piranti penjatah dari pasokan barang kapital yang langka untuk penggunaan yang mempunyai tingkat hasil tertinggi. Ini mendorong masyarakat mengorbankan konsumsi sekarang agar dapat menaikkan stok modal.

Sejauh ini, analisis berdasarkan teori kapital klasik , di dunia nyata harus mempertimbangkan realitas kehidupan ekonomi. Perlu diperhatikan terjadinya inflasi dan pengenaan pajak. Inflasi harus dipertimbangkan agar dapat diperoleh nilai riil dari hasil investasi dalam mempertimbangkan akan melakukan investasi atau tidak. Selain itu, pemerintah mengenakan pajak yang digunakan untuk membiayai barang publik dan program-program pemerintah yang lain. Karenanya investor memusatkan perhatian pada hasil investasi sesudah dikurangi pajak.

Perubahan teknologi, ketidakpastian, dan ekspektasi mempengaruhi keputusan untuk melakukan investasi. Perubahan teknologi yang merupakan hasil penemuan-penemuan baru menaikkan tingkat hasil kapital dan karenanya mempengaruhi tingkat suku bunga pasar. Risiko selalu terkait dalam setiap langkah pengambilan keputusan investasi. Semua investasi tergantung pada estimasi besarnya pendapatan yang diterima di masa depan yang .mempengaruhi tingkat suku bunga pasar. Risiko selalu terkait dalam setiap. langkah pengambilan keputusan investasi. Semua investasi tergantung pada estimasi besarnya pendapatan yang diterima di masa depan yang merupakan dugaan besarnya biaya dan penerimaan kembali di masa depan. Kenyataannya hampir semua pinjaman atau investasi mengandung unsur risiko. Mesin yang dioperasikan mungkin rusak, pengeboran minyak bumi yang membutuhkan biaya investasi besar ternyata gagal tak menemukan apa-apa. Para investor umumnya menghindari memegang kekayaan (assets) berisiko dan lebih senang dengan investasi yang pasti dengan tingkat persentase hasil tertentu. Karena itu investor harus memperoleh tambahan hasil ini disebut premi risiko untuk mendorong mereka melakukan investasi dengan risiko tinggi yang tidak diasuransikan.


(1)

5) Unsur atau faktor keuntungan adalah hasil implisit dari pemilikan kapital, tenaga kerja pemiliknya, balas jasa karena menanggung risiko, dan keuntungan dari hasil inovasi.

Teori distribusi penghasilan mencoba menjawab pertanyaan untuk siapa barang dan jasa diproduksi. Karena berbagai faktor produksi yaitu tanah, tenaga kerja, dan kapital dihargai atas penggunaannya di pasar menurut permintaan dan penawaran maka distribusi pendapatan berhubungan langsung dengan upah, rente, bunga, dan keuntungan. Penghasilan merupakan penerimaan uang oleh seseorang atau rumah tangga selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Penghasilan diperoleh oleh tenaga kerja dari penggunaan tenaganya, dari kepemilikan, serta dari pembayaran transfer. Penghasilan atau pendapatan nasional merupakan penjumlahan seluruh penghasilan perseorangan atau rumah tangga. Pemerintah mengambil sebagian pendapatan nasional dalam bentuk pajak yang kemudian dikeluarkan sebagai pembayaran transfer kepada masyarakat atau untuk pembelian barang-barang untuk pelayanan masyarakat.

Harta terdiri dari nilai uang kekayaan bersih yang dimiliki seseorang, rumah tangga, atau perusahaan pada suatu saat, misalnya pada akhir tahun. Harta adalah stok, sedangkan penghasilan adalah aliran per satuan waktu. Harta terdiri dari harta berwujud (tangible) seperti rumah, mobil, perhiasan, dan sebagainya, sedangkan harta finansial misalnya obligasi, saham, atau rekening simpanan di bank. Nilai komponen-komponen tersebut merupakan kekayaan. Perbedaan antara nilai kekayaan dan nilai utang disebut kekayaan bersih.

Permintaan tenaga kerja, seperti juga permintaan faktor-faktor produksi yang lain ditentukan oleh Produk Pendapatan Marjinal. Karenanya tingkat upah (riil) cenderung lebih tinggi bila para pekerja memiliki pendidikan dan pelatihan serta keterampilan yang lebih baik, menggunakan peralatan kapital yang lebih baik, serta menggunakan teknik produksi yang lebih tinggi atau modern. Dengan jumlah penduduk tertentu, penawaran tenaga kerja tergantung pada 3 (tiga) faktor yaitu banyaknya penduduk, rata-rata banyaknya jam kerja, serta partisipasi tenaga kerja. Untuk negara-negara yang kekurangan tenaga kerja, terutama yang tidak terlatih dan keterampilannya rendah, migrasi menaikkan penawaran tenaga kerja seperti, ini di dalam negerinya, sementara ini mengurangi pasokan di negeri asal.


(2)

Dengan anggapan persaingan murni di mana semua pekerja dan pekerjaan adalah sama maka tak ada perbedaan upah (wagedifferential). Tingkat upah riil keseimbangan ditentukan oleh keseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Bila asumsi tersebut dihilangkan karena tidak realistis di dunia nyata di mana tak ada keseragaman pekerja dan pekerjaan, maka terdapat perbedaan upah meskipun pasar tenaga kerja berada dalam kondisi persaingan murni. Kompensasi atas perbedaan upah yang merupakan kompensasi perbedaan bukan moneter dalam kualitas kerja menjelaskan perbedaan ini. Pasar tenaga kerja terdiri dari banyak sekali kategori kelompok pasar yang tak bersaing dan sebagian bersaing.

Penghasilan faktor produksi yang kuantitasnya tertentu tak bisa berubah dalam jangka pendek karena perubahan kekuatan pasar disebut rente ekonomi murni atau rente ekonomi. Karena kurva penawaran tanah berbentuk vertikal dan sepenuhnya tak elastis maka rente ditentukan oleh permintaannya.

Kapital merupakan faktor produksi selain tanah dan tenaga kerja. Ini merupakan barang tahan lama yang diproduksi dan digunakan dalam proses produksi selanjutnya. Investasi barang modal mencerminkan penundaan konsumsi sekarang yang memungkinkan membuat peralatan modal hingga masyarakat dapat menaikkan konsumsi di masa yang akan datang. Ini merupakan proses produksi tak langsung. Sewa barang modal adalah penghasilan tahunan dinyatakan dalam uang. Tingkat suku bunga riil adalah tingkat suku bunga nominal dikurangi dengan tingkat laju inflasi. Tabungan dan investasi melibatkan upaya menunda konsumsi sekarang untuk konsumsi di masa depan. Dana yang diperlukan untuk membeli barang modal disediakan oleh perorangan atau rumah tangga dari tabungan yang diperoleh dengan menunda konsumsi sekarang. Permintaan kapital berasal dari perusahaan yang melaksanakan berbagai proyek investasi dengan menggunakan proses tak langsung.

Keuntungan bisnis merupakan sisa penerimaan sesudah dikurangi pengeluaran biaya. Secara ekonomi dibedakan tiga kategori keuntungan. Pertama dari hasil implisit, merupakan hasil dari faktor produksi selain tenaga kerja yang dimiliki perusahaan dan digunakan dalam menjalankan bisnis, yang tidak dibayarkan kepada pemilik perusahaan sebagai balas jasa atau sewa tetapi diperhitungkan dan diterima sebagai keuntungan. Sumber keuntungan kedua, berasal dari fungsi perusahaan menanggung risiko usaha bisnis yang tak dapat diasuransikan terutama yang berhubungan dengan siklus bisnis. Kategori terakhir adalah keuntungan berasal dari inovasi perusahaan yang memberikan hasil yang diterima perusahaan atau perorangan sebagai fungsi enterpreneur dengan ditemukannya produk baru atau inovasi proses produksi baru.


(3)

1) Status sosial ekonomi seseorang di dalam masyarakat umumnya ditentukan oleh penghasilan ....

A. serta dan kemampuannya

B. yang merupakan besaran aliran dan kekayaan yang merupakan stok C. karena,masyarakat hanya melibatkan sebagai sumber untuk

memperoleh uang

D. yang diperoleh hanya dari tenaga kerja yang dimiliki dan digunakan dalam proses produksi

2) Distribusi pendapatan dan kekayaan merupakan hal yang selalu menjadi perhatian masyarakat ....

A. di mana keduanya bisa diukur dengan koefisiensi Gini serta kurva Lorenz

B. yang hanya bisa diukur dengan koefisien gini saja

C. yang bisa diukur dengan koefisiensi elastisitas penghasilan terhadap keuntungan

D. yang tidak dapat diukur dengan metode apapun karena orang akan merahasiakan pendapatannya karena takut kena pajak

3) Faktor-faktor apa yang menyebabkan perbedaan upah walaupun tenaga kerja bekerja dalam kondisi pasar tenaga kerja yang kompetitif sekalipun adalah ....

A. pekerjaan, perbedaan individual, dan perbedaan keterampilan dan latihan

B. suku bangsa dan ras serta warga negara C. umur, tinggi, dan berat badan

D. keterampilan dan latihan, kemampuan bergaul serta menyesuaikan diri

4) Rente merupakan balas jasa dari faktor produksi yang tetap kuantitasnya karena perubahan pasar. Rente ....

A. hanya berlaku untuk faktor produksi tanah saja B. berlaku untuk semua faktor produksi

C. tidak berlaku untuk kapital tetapi berlaku untuk tanah

D. berlaku untuk kapital tapi tidak berlaku untuk tanah maupun tenaga kerja

T ES F O R M AT IF 2


(4)

5) Proses produksi secara tak langsung dilakukan dengan menggunakan barang kapital. Berbagai kapital ....

A. hanya dapat diperoleh bila kita mengkonsumsi sebagian penghasilan sekarang dan sebagian lagi ditabung

B. tak bisa diperoleh dengan bekerja keras dan menabung karena ia merupakan barang warisan

C. tidak dapat diciptakan oleh tabungan

D. merupakan barang yang tak langsung dikorupsi

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar 100% Jumlah Soal × Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.


(5)

!

3

/

"

4

Tes Formatif 1 Tes Formatif 2

1) A 2) A 3) D 4) C 5) B 6) C 7) C 8) A 9) C 10) A

1) B 2) A 3) A 4) B 5) A


(6)

, 4

Boediono. (2000). Seri Sinopsis : Pengantar Ekonomi, Seri 1. Yogyakarta: BPFE.

Mankiw, N. Gregory. (2001). Principles of Economics. Harcout Publishers. Mansoer, Faried Wijaya. (1992). Pengantar Mikroekonomika. Yogyakarta:

BPFE.

_________. Seri Tes Ujian: Konsep Dasar Mikroekonomika. Yogyakarta: BPFE.

Samuelson, Paul A dan Nordhaus, William D. (2001). Economics. Mc Graw-Hill.