satuan karena di sini MRP = ME. Selanjutnya bila tingkat upah Rp27.000,00 maka tenaga kerja yang diminta sebanyak 2 satuan, dan begitu seterusnya.
Jadi skedul MRP merupakan skedul permintaan perusahaan akan tenaga kerja atau permintaan faktor produksi. Gambar 8.2 menunjukkan kurva permintaan
,tenaga kerja, perhatikan kurvanya pada perusahaan monopolis di pasar output
lebih tak elastis dibandingkan dengan permintaan yang sama oleh perusahaan di pasar persaingan murni. Dengan demikian, perusahaan
monopolis di pasar output kurang responsif terhadap perubahan tingkat upah; Bila harga input turun, perusahaan monopolis murni secara relatif lebih segan
menambah output, hal ini merupakan dampak pasar output yang cenderung membatasi output-nya, dengan output lebih sedikit maka permintaan input
pun menjadi lebih sedikit.
Permintaan pasar atas faktor produksi secara total diperoleh
dengan menjumlahkan
secara horizontal
semua kurva-kurva
permintaan perusahaan
faktor produksi individu. Karena kurva
permintaan faktor
produksi perusahaan sama dengan kurva
MRP maka kurvanya dapat dicari dengan
menjumlahkan secara
horizontal semua
kurva MRP
perusahaan yang
menggunakan input
tersebut. +
3. Perubahan Kurva dan Elastisitas Permintaan Faktor Produksi
a. Perubahan kurva permintaan faktor produksi Ada tiga hal yang mempengaruhi kurva permintaan input yaitu
produktivitas, harga pasar produk yang diproduksi dengan menggunakan input
tersebut, serta harga input-input lain. Perubahan kurva permintaan input disebabkan oleh hal-hal tersebut.
1 Perubahan permintaan
produk. Perubahan
permintaan produk
menyebabkan perubahan harga, dan selanjutnya mempengaruhi skedul MRP karena permintaan faktor produksi merupakan permintaan turunan.
2 Perubahan produktivitas. Hal ini pada gilirannya dipengaruhi oleh kuantitas faktor produksi lain yang digunakan bersama dengan faktor
produksi tersebut, tingkat teknologi dan perbaikan kualitas faktor produksi itu sendiri.
3 Harga faktor produksi lain. Penggunaan beberapa input dalam proses produksi menimbulkan hubungan antara input-input tersebut yang bisa
merupakan hubungan substitusi saling mengganti atau hubungan komplementer saling melengkapi. Dalam batas-batas tertentu,
umumnya input-input dapat saling mengganti, bila harga barang-barang kapital turun maka perusahaan akan mengganti tenaga kerja dengan
mesin-mesin agar dapat memproduksi dengan kombinasi biaya terendah, karena itu permintaan tenaga kerja akan mengalami penurunan, ini
disebut sebagai efek substitusi. Tetapi ada efek lain yang disebut efek output
. Efek ini bisa dijelaskan sebagai berikut, karena harga mesin- mesin turun, sementara tingkat upah tetap, biaya produksi turun.
Perusahaan bisa menjual produk lebih banyak. Dengan memproduksi output
lebih banyak akan menaikkan permintaan faktor produksi termasuk tenaga kerja. Jadi, efek substitusi diimbangi oleh efek output.
Bila efek output lebih kecil daripada efek substitusi seperti pada umumnya terjadi, maka penurunan harga barang-barang kapital atau
kenaikan tingkat upah menyebabkan permintaan tenaga kerja turun, tetapi bila efek output lebih besar daripada efek substitusi maka
akibatnya adalah sebaliknya. Bila hubungan antar faktor produksi adalah komplementer yaitu saling
melengkapi dalam proses produksi suatu produk, yang dalam situasi khusus faktor tersebut dikombinasikan secara proporsional, maka
penurunan harga suatu faktor produksi akan menyebabkan kenaikan permintaannya dan juga akan menaikkan permintaan faktor produksi
komplemennya, sementara harga faktor produksi komplemen tetap.
b. Elastisitas permintaan faktor produksi Seperti pada permintaan produk, maka pada permintaan faktor produksi
pun dapat dilihat elastisitas permintaan dalam hubungannya dengan variabel- variabel yang mempengaruhi. Dengan demikian, harus dibedakan antara
perubahan jumlah faktor produksi yang diminta yang ditunjukkan oleh pergeseran antar titik sepanjang kurva permintaan dan perubahan permintaan
yang ditunjukkan oleh pergeseran kurva permintaan. Variabel-variabel yang mempengaruhi elastisitas harga permintaan faktor produksi adalah sebagai
berikut. 1 Tingkat penurunan MRP. Ini ditentukan oleh MPP. Bila MPP tenaga
kerja turun secara lambat maka MRP akan turun dengan lambat pula. Karena MRP merupakan kurva permintaan faktor produksi, maka kurva
permintaan tersebut sangat elastis, demikian pula sebaliknya bila MPP dan juga MRP turun secara cepat maka permintaan faktor produksi tak
elastis.
2 Derajat penggantian faktor produksi. Semakin banyak tersedia barang substitusi input tersebut maka semakin elastis permintaannya.
3 Elastisitas permintaan produk. Semakin besar elastisitas permintaan akan produk yang diproduksi dengan menggunakan suatu faktor produksi
maka semakin besar elastisitas permintaannya. Penurunan harga sedikit saja atas produk yang permintaannya elastis akan menyebabkan
penurunan output cukup banyak, dan karena itu juga akan menurunkan kuantitas berbagai input yang diminta dalam jumlah cukup besar.
4 Nisbah biaya input dengan besarnya biaya total Semakin besar porsi atau bagian biaya produksi total yang dikeluarkan untuk suatu input,
katakanlah tenaga kerja, maka semakin besar pula elastisitas permintaan input
tersebut. Bila biaya tenaga kerja mencakup 34 dari besarnya biaya produksi total, maka kenaikan upah akan menyebabkan kenaikan biaya
yang cukup besar. Kenaikan harga mengakibatkan penurunan penjualan serta penurunan permintaan tenaga kerja dalam jumlah besar. Demikian
sebaliknya, bila biaya tenaga kerja merupakan, porsi kecil dari biaya produksi total.
4. Permintaan Beberapa Faktor Produksi Lain