C. TANAH, KAPITAL, RENTE, DAN BUNGA
Hampir semua perekonomian di dunia merupakan perekonomian pasar kapitalistik di mana sebagian besar kapital, tanah, dan kekayaan dimiliki
oleh swasta. Perbedaan antara negara kaya dan miskin adalah pada kemampuan mereka menciptakan aliran tabungan dan menginvestasikan pada
proyek usaha yang menghasilkan keuntungan besar.
1. Tanah dan Rente
Rente merupakan rente tanah yang kuantitasnya tetap yang tidak responsif terhadap harga. Tanah merupakan faktor produksi bagi setiap usaha
bisnis. Harga sewa yang harus dibayar untuk penggunaan sebidang tanah selama periode waktu tertentu disebut rente atau rente ekonomi murni yang
besarnya dikenakan per satuan waktu. Pembayaran rente juga berlaku untuk setiap faktor produksi yang tetap tak bisa berubah penawarannya. Kurva,
penawaran tanah sepenuhnya tak elastis berbentuk garis lurus vertikal karena penawaran tanah adalah tetap. Perpotongan antara permintaan dan penawaran
menunjukkan tingkat keseimbangan rente. Bila rente di atas tingkat rente keseimbangan, banyaknya tanah yang diminta lebih sedikit daripada
penawaran yang jumlahnya tetap. Pemilik tak bisa menyewakan semua tanah yang ditawarkan dan karena itu harus menawarkan pada tingkat rente sewa
lebih rendah. Demikian sebaliknya bila sewa lebih tinggi dan pada sewa keseimbangan. Karena itu sewa cenderung berada pada tingkat keseimbangan
yang dijamin oleh kondisi persaingan. Hanya pada, harga persaingan di mana kuantitas tanah yang ditawarkan untuk disewakan tepat sama dengan
kuantitas tanah yang diminta untuk disewa maka pasar persewaan tanah berada dalam keseimbangan.
Misalkan sebidang tanah dapat digunakan untuk menanam jagung, jika permintaan jagung naik maka kurva permintaan tanah yang dapat ditanam
akan naik dan rentenya naik. Ini menuntun pada kesimpulan penting yaitu harga tanah lebih tinggi karena harga jagung tinggi dan bukan sebaliknya.
Ini merupakan contoh permintaan turunan di mana permintaan faktor produksi diturunkan atau diperoleh dari permintaan produk yang diproduksi
dengan menggunakan input tersebut. Istilah rente digunakan secara spesifik
dalam ilmu ekonomi untuk mencerminkan pembayaran kepada faktor produksi yang penawarannya tetap. Penggunaan lain istilah rente adalah
sebagai pembayaran untuk penggunaan rumah, bangunan, atau tanah. 2. Kapital dan Bunga
Secara tradisional, analisis ekonomi membedakan tiga macam faktor produksi yaitu tanah, tenaga kerja, dan kapital. Dua yang pertama disebut
faktor produksi primer yang penawarannya ditentukan di luar pasar. Ini dibedakan dari input yang diproduksi oleh manusia, yaitu kapital. Kapital
atau barang kapital tak bisa dipakai lagi setelah beberapa tahun, tapi ada juga yang dapat digunakan sampai puluhan tahun. Barang kapital merupakan input
dan sekaligus juga output.
Ada tiga jenis barang kapital yaitu bangunan pabrik dan kantor serta peralatan seperti peralatan produksi, persediaan barang jadi dan sedang
diproses, serta bahan mentah. a. Harga dan sewa barang kapital. Barang kapital dibeli dan dijual di pasar.
Pembeli dan penjual melakukan transaksi pada harga pasar. Sebagian besar barang kapital dimiliki dan digunakan oleh perusahaan. Beberapa
barang kapital disewakan oleh pemiliknya dengan membayar uang sewa. Ini berbeda dari rente pada penggunaan sebidang tanah tertentu yang
pasokannya tetap selama periode waktu tertentu.
b. Tingkat hasil barang kapital. Secara ekonomi dan bisnis, barang kapital harus dialokasikan pada berbagai kemungkinan investasi, apakah lebih
banyak investasi dialokasikan pada industri berat seperti pabrik baja atau pada industri teknologi informasi seperti internet. Untuk memutuskan
investasi terbaik maka diperlukan pengukuran atau penghitungan hasil penggunaan kapital atau tingkat hasil kapital yang menunjukkan hasil
dalam nilai rupiah bersih per tahun untuk setiap rupiah kapital, yang diinvestasikan. Salah satu pendekatan adalah membandingkan tingkat
hasil kapital dari berbagai investasi yang berbeda. Rasio antara hasil per tahun dengan biaya investasi yang dikeluarkan disebut tingkat hasil
kapital dinyatakan dalam persentase hingga dapat dibandingkan.
c. Kekayaan finansial dan tingkat suku bunga. Neraca keuangan perusahaan atau perorangan terdiri dari kekayaan asset finansial dan
kekayaan berwujud tangible. Kekayaan berwujud misalnya tanah dan barang kapital seperti mesin, komputer, peralatan, bangunan pabrik, dan
sebagainya yang digunakan untuk memproduksi. Kekayaan finansial berupa lembar-lembar kertas. Ini adalah klaim moneter, keuangan oleh
satu pihak terhadap pihak lain. Contohnya, adalah pinjaman hipotek merupakan klaim bank terhadap pemilik rumah atas pembayaran pokok
pinjaman dan bunga bulanan yang merupakan pelunasan pinjaman mula- mula untuk membiayai pembelian rumah secara cicilan. Rumah tersebut
adalah kekayaan berwujud yang merupakan jaminan bagi kekayaan finansial. Contoh lain, pinjaman kepada mahasiswa merupakan kekayaan
finansial bagi bank yang diperoleh dari jaminan atau janji untuk membayar berdasar kemampuan seseorang menghasilkan uang di masa
depan. Kekayaan berwujud merupakan bagian penting dalam perekonomian,
karena dapat menaikkan produktivitas faktor produksi lain. Di lain pihak, fungsi kekayaan finansial juga penting karena dapat menjembatani
ketidakcocokan antara penabung dan investor. Seseorang yang sudah dan baru atau belum lama bekerja memerlukan uang untuk membayar
pembelian rumah sementara ia sekarang tidak punya penghasilan atau tabungan yang cukup untuk membayar. Di lain pihak, mereka yang lebih
tua dan sudah lama bekerja mempunyai kelebihan penghasilan dari yang dikonsumsinya, kemudian menabung untuk masa pensiun. Sistem
keuangan nasional yang terdiri dari lembaga-lembaga keuangan yaitu bank, perusahaan asuransi, dan dana pensiunan bertindak serta berfungsi
sebagai lembaga perantara keuangan yang menyalurkan dana dari mereka yang menabung ke mereka yang menginvestasikan. Tanpa
lembaga-lembaga keuangan maka tak mungkin perusahaan melakukan investasi secara besar-besaran yang diperlukan untuk mengembangkan
dan menghasilkan produk baru. Demikian pula bagi mereka yang baru atau belum lama bekerja dan belum punya dana atau simpanan, namun
mempunyai cukup penerimaan penghasilan di masa depan untuk membeli rumah secara cicilan. Kekayaan finansial menciptakan
penghasilan berupa bunga. Bila seseorang menabung, ia mengharapkan memperoleh penghasilan bunga tahunan dari dana yang dipinjamkan.
Anda memperoleh bunga bila menabung di bank umum yang dinyatakan besarnya dalam persentase. Periode pinjaman bisa dalam jangka panjang
atau jangka pendek. Pembayaran bunga disesuaikan secara proporsional. Banyak macam atau variasi tingkat suku bunga, jangka panjang atau
jangka pendek tergantung pada jangka waktu pinjaman. Ada suku bunga yang tetap persentasenya, atau berubah-ubah, ada yang sangat atau
cukup aman, atau tingkat suku bunganya tinggi pada surat utang jangka panjang yang berisiko sangat tinggi.
Tingkat suku bunga pinjaman dinyatakan dalam persentase atas nilai nominal uang. Nilai rupiah bisa berubah-ubah, umumnya menurun
karena inflasi atau kenaikan harga-harga umum, hingga tidak bisa digunakan sebagai pengukur nilai yang tepat. Karena itu diperlukan
pengukuran nilai riil dari hasil investasi kapital. Perbedaan antara tingkat suku bunga nominal dan riil sangat besar selama periode inflasi yang
tinggi. Jadi tingkat suku bunga riil sama dengan tingkat suku bunga nominal dikurangi tingkat laju inflasi. Semuanya dinyatakan dalam
persentase. Bila tingkat laju inflasi rendah maka tingkat suku bunga riil mendekati tingkat suku bunga nominal.
3. Keuntungan dan Faktor yang Mempengaruhi