5 Secara leksikal, masing-masing kata berarti: mengajar-guru-murid-muridnya-rajin.
Jika dimaknai demikian, tentu orang tidak dapat memahami maksudnya dengan baik. Kata kalimat itu dimulai dengan
fi’l mâdhi, maka dalâlah sharfiyyah-nya menunjukkan telah atau sudah; posisi al-mudarris sebagai fâ
’il subyek mengharuskan kita menempatkannya di awal kalimat dalam bahasa Indonesia dan
karena kata al-mudarris itu ma’rifah, maka pengertiannya adalah ―guru itu‖ bukan
seorang guru. Sedangkan talâmidz kedudukannya sebagai maf’ûl bih obyek dan al-
mujtahidîn adalah sifatna’at dengan konotasi ―yang‖, sehingga makna
keseluruhannya adalah: ―Guru itu telah mengajar murid-muridnya yang rajin‖. Signifikansi posisi mufradât dalam sistem bahasa Arab tidak hanya terkait
dengan makna kata per kata dalam struktur kalimat, melainkan juga ragam dan varian bentuk mufradât itu sendiri shiyagh al-kalimat yang secara gramatikal
mempunyai kegunaan masing-masing. Bentuk ism dan fil dengan berbagai varian dan derivasinya tidak hanya penting diketahui, tetapi juga perlu dikonteks-
tualisasikan penggunaannya. Karena itu, mufradât itu dapat diposisikan pada level fonologis ketika dilafalkan, morfologis ketika didekati dari segi bentuk kata,
sintaksis saat dimaknai posisi gramatikalnya, semantik ketika dilihat konteks maknanya, dan siyâq ghair lughawî konteks non-linguistik: sosial, budaya, politik,
dsb. Jadi, mufradât itu tidak hanya menjadi subsistem, tetapi juga menggejala dalam sistem dan wacana bahasa Arab itu sendiri.
D. Prinsip-prinsip Pemilihan Mufradât
Kekayaan mufradât yang dimiliki oleh bahasa Arab termasuk sangat
melimpah
10
, bahkan mungkin paling banyak di antara bahasa-bahasa di dunia. Meskipun belum ada hasil penelitian yang menunjukkan mengenai jumlah pasti
kosakata Arab karena memang terus mengalami perkembangan, tetapi dapat dipastikan bahwa jumlahnya ratusan ribu, bahkan jutaan kata. Kamus Arab terbesar
dan terlengkap, Lisân al- ‘Arab karya Ibn Manzhûr 630-711 H itu, terdiri dari 20
Juzjilid tebal, dipastikan memuat ratusan ribu derivasi dan kosakata. Banyaknya
kata membentuk ungkapan, ungkapan membentuk struktur, dan struktur membentuk kalimat. Sebaliknya kalimat dipahami maknanya melalui analisis sttruktur; struktur dianlisis ke dalam
ungkapan-ungkapan; ungkapan dianalisis ke dalam kata-kata; dan kata-kata dianalisis menjadi morfem-morfem. Lihat Mâzin al-
Wa‘r, Dirâsât Nahwiyyah wa Dilâliyyah wa Falsafiyyah f
î
dhau’ al- Lisâniyyât al-
Mu’âshirah, Damaskus: Dâr al-Mutanabb
î
, 2001, Cet. I, h. 15-16.
10
Sekedar contoh, bahasa Arab termasuk mempunyai fenomena sinonim yang sangat kaya, bahkan menjadi kebanggaan orang Arab. al-Ashmuî 122-216 H mengaku hafal 70 kata yang
menunjukkan arti batu; Ibn Khâlawaih memperkenalkan kepada Saif al-Daulah 50 kata yang menunjukkan pedang. Lihat Alî Ahmad Madkûr, Tadrîs Funûn al-Lughah al-Arabiyyah, Kairo: Dâr
al-Fikr al-Arabî, 2000, h. 37.
6 mufradât itu disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: usia bahasa Arab yang sudah
tua, fleksibilitas bahasa Arab dalam beradaptasi dengan perubahan dan pengaraban kosakata non-Arab, dan banyaknya isytiqâq derivasi yang dimilikinya.
Oleh karena tidak mungkin –bahkan mustahil— semua mufradât
dibelajarkan, maka diperlukan adanya prinsip-prinsip yang menjadi dasar pemilihan mufradât, agar pembelajaran bahasa Arab efisien dan efektif. Rusydî Ahmad
Thu‘aimah menyebutkan ada tujuh prinsip pemilihan mufradât sebagai berikut: a.
رتااوتلا
Frekuensi. Kata yang frekuensi penggunaannya seringbanyak harus
diprioritaskan untuk diajarkan daripada yang jarang digunakan. Contohnya: kata
وْهَون
harus lebih diutamakan daripada kata
وعْ روت
yang sama-sama berarti: sungai, karena yang kedua jarang digunakan. Bahkan hanya kata nahr,
terutama bentuk jamaknya: anhâr, yang digunakan oleh al- Qur‘an.
b.
َدوَملا و ّزَاوَوتلا
Range. Maksudnya, kata-kata yang digunakan oleh banyak negara Arab daripada oleh sebuah negara Arab. Standar dan acuannya adalah
Mu’jam al-Rashîd al-Lughawî li al-Thifl al-‘Arabî yang disusun oleh ISESCO.
c.
وويحاترملا
Ketersediaan, availability. Maksudnya, kata yang dikuasai oleh seseorang ketika hendak digunakan lebih diutamakan daripada yang tidak
diketahuinya. Misalnya, kata
ولج َس
hampir pasti lebih dahulu diketahui dan dikuasai siswa daripada
دَعق
. d.
وفْلرأا
Familiar, Maksudnya, kata yang lebih familiar sering didengar dan digunakan harus diprioritaskan pembelajarannya daripada kata yang jarang
dan langka, meskipun mempunyai kesamaan arti. Misalnya, kata
سْموش
pasti lebih familiar bagi kita daripada
ءاكرذ
. e.
امورشلا
ketercakupan, coverage. Maksudnya, satu kata yang pengertiannya mencakup banyak hal perlu diprioritaskan daripada kata yang hanya dapat
digunakan dalam satu bidang saja. Misalnya, kata
وْيَوب
dan kata
لِوَْم
. Kata yang pertama jelas lebih komprehensif daripada yang kedua, karena kata
yang pertama dapat mencakup berbagai bidang seperti ungkapan:
يب ،ها يب ....ديصقلا يب ،تابك علا يب ، لصابلا ة بإا يب ، املا
f.
ويم أا
kepentingan, significance. Maksudnya, kata yang sedang diperlukan dan dianggap penting untuk diketahui dan digunakan harus lebih
diprioritaskan daripada yang sedang tidak atau kurang dibutuhkan. g.
وب علا
kearaban. Maksudnya, kata yang berasal dari bahasa Arab sendiri harus lebih diutamakan daripada kata pinjaman atau yang diserap dan
diarabkan. Contohnya: kata
تاوهلا
lebih utama daripada
اوفلتلا
, meskipun siswa lebih dahulu mengenal kata yang kedua. Dalam konteks ini, guru dapat
7 menjelaskan makna kata yang pertama dengan menyebut kata kedua sebagai
sinonimnya, sehingga pemahaman siswa menjadi lebih cepat dan mantap. Demikian pula, kata-kata
اّاوجلا ، اوواالا ، ايذوملا
harus lebih diprioritaskan daripada kata-kata:
ليباملا ، تايبماكلا ،ايدا لا
.
11
Selain itu pembelajaran mufradât juga harus didasarkan pada prinsip al- tanâsub wa al-tawâzun relevansi dan proporsionalitas. Mufradât yang diberikan
hendaknya relevan dengan tujuan pembelajaran bahasa Arab dan proporsional antara mufradât syâiah kosa kata yang banyak dipakai, mufradât nâfiah kosakata yang
bermanfaat, mufradât wadzîfiyyah kosakata yang fungsional, dan mufradât khâshshah kosakata khusus, seperti: anggota badan, nama tumbuh-tumbuhan, dan
anggota keluarga.
12
Prinsip lain yang juga perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran mufradât adalah variasi dan konteks mufradât itu sendiri. Dari segi fungsinya, mufradât dapat
diklasifikasikan menjadi mufradât mujamiyyah dan mufradât wazhîfiyyah seperti: hurûf al-jarr, athf, ism isyârah, asmâ al-maushûl, zharf
…. Sedangkan dari segi maknanya, mufradât dapat dibedakan antara mufradât yang mengandung al-mana
al-ashlî dan al-mana al-idhâfî al-majâzî. Dari segi cara pemilihannya, mufradât juga dapat dibedakan antara mufradât mufîdah dan mufradât ghair mufîdah
13
. Dan dari segi gradasinya, mufradât dapat dikelompokkan menjadi mufradât sahlah
kosakata yang mudah dan mufradât shabah kosakata yang sulit.
14
Kategori mudah mencakup: mudah diucapkan, mudah diingat, mudah dipahami, dan mudah
digunakan, seperti kata
ويبك
dan
مْْوَض
yang keduanya mengandung arti besar, tetapi
kata yang pertama tentu lebih mudah diucapkan dan diingat daripada yang kedua.
E. Model Pembelajaran Mufradât