Pengujian Instrumen Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

SMEA, dan 5 wanita menikah dengan latar belakang pendidikan Perguruan Tinggi. Begitu juga dengan subjek dari Pedukuhan Kliwang, yaitu 5 wanita menikah dengan latar belakang pendidikan SD atau SLTP, 5 wanita menikah dengan latar belakang pendidikan SMU atau SMEA, dan 5 wanita menikah dengan latar belakang pendidikan Perguruan Tinggi. Dari seluruh skala yang dibagikan kembali dengan jumlah yang sama, dalam arti tidak ada skala yang gugur atau tidak diisi atau tidak lengkap. Jadi total subjek uji coba adalah 30 subjek.

F. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas Validitas mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran tersebut Azwar, 2003. Uji validitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement. Pada penelitian ini professional judgement dilakukan oleh orang yang sudah ahli, yaitu oleh dosen pembimbing. Validitas dilakukan guna mengetahui sejauhmana item-item tes mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur aspek representasi dan sejauhmana item-item tes mencerminkan ciri-ciri perilaku yang hendak diukur aspek relevansi Azwar, 2003. 2. Daya Beda Item Prosedur seleksi item didasarkan pada data empiris yaitu data hasil uji coba item. Kualitas item-item diukur dengan analisis butir, yang menggunakan parameter daya beda item. Daya beda item adalah sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur Azwar, 2003. Indeks daya beda item merupakan konsistensi antar fungsi item dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan istilah konsistensi item total. Pengujian daya beda item dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor skala yang akan menghasilkan koefisien korelasi total, yang disebut parameter daya beda item. Suatu item dikatakan memiliki daya beda item yang baik bila koefisien korelasi total mencapai nilai ≥0,30 Azwar, 2003. Dari hasil uji coba yang dilakukan terhadap 90 item skala sikap terhadap poligami ini mempunyai daya beda item berkisar antara 0,119 sampai dengan 0,795. Dalam uji coba ini terdapat 7 item yang gugur karena daya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bedanya berada di bawah 0,30 yaitu pada aitem nomor 1, 8, 31, 46, 50, 57, dan 82. Tabel 2 Spesifikasi item skala sikap terhadap poligami Setelah uji coba No. Komponen Favorable Unfavorable Total 1 Kognitif 13 13 26 2 Afektif 15 13 28 3 Konatif 14 15 29 Total 42 41 83 Melihat setelah dilakukan uji coba, ternyata jumlah item dalam tiap aspek tidak lagi sama, maka peneliti dengan dosen pembimbing melakukan pengurangan sebanyak 5 item supaya item dalam tiap aspek kembali seimbang. Disamping itu, pengurangan item ini dilakukan dengan asumsi bahwa 78 item yang terbaik masih mewakili setiap aspek yang hendak diukur dan dapat digunakan untuk mengukur sikap terhadap poligami yang dimiliki subjek penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3 Spesifikasi Distribusi item skala sikap terhadap poligami Untuk Penelitian No. Komponen Favorable Unfavorable Total 1 Kognitif 7, 13, 19, 25, 37, 43, 49, 55, 67, 73, 79, 85, 61 13 4, 10, 16, 22, 28, 34, 40, 52, 58, 64, 70, 76, 88 13 26 2 Afektif 5, 11, 17, 23, 29, 35, 41, 47, 53, 59, 65, 71, 77, 83, 89 13 2, 14, 20, 26, 32, 38, 44, 56, 62, 68, 74, 80, 86 13 26 3 Konatif 3, 9, 15, 21, 27, 33, 39, 45, 51, 63, 69, 75, 81, 87 13 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72, 78, 84, 90 13 26 Total 39 39 78 Keterangan = item yang dihilangkan. 3. Uji Reliabilitas Reliabilitas dilakukan guna mengetahui sejauhmana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama Azwar,2003. Reliabilitas sebenarnya mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung kecermatan pengukuran. Dalam penelitian ini menggunakan metode reliabilitas konsistensi internal Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi di antara individu lebih ditentukan oleh faktor eror kesalahan daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya. Pengukuran yang tidak reliabel tentu tidak akan konsisten pula dari waktu ke waktu Azwar, 1999. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 – 1,00. Semakin koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya Azwar, 1999. Dari hasil uji coba yang dilakukan, reliabilitas skala sikap terhadap poligami pada item yang terseleksi sebesar 0,978. Hal ini berarti bahwa skala sikap terhadap poligami memiliki keajegan yang tinggi, sehingga dapat dipercaya untuk mengungkapkan perbedaan sikap terhadap poligami pada wanita menikah ditinjau dari tingkat pendidikan. Setelah penelitian, juga didapat reliabilitas sebesar 0,973, maka dapat diketahui bahwa skala sikap terhadap poligami memiliki keajegan yang tinggi sehingga dapat dipercaya mampu mengungkapkan adanya perbedaan sikap terhadap poligami ditinjau dari tingkat pendidikan.

G. Prosedur Penelitian