perusahaan tersebut tidak mampu meligitimasi status perusahaan berdasarkan tangible assets yang umumnya dikenal sebagai simbol
kesuksesan perusahaan. Menurut Guthrie et al. 2006, alat terbaik untuk pengukuran pengembangan pelaporan IC, pada saat ini adalah dengan
menggunakan content analysis.
3. Intellectual Capital
a. Definisi Intellectual Capital
Intellectual capital
umumnya diidentifikasikan
sebagai perbedaan antara nilai pasar perusahaan dan nilai buku dari aset
perusahaan tersebut atau dari financial capital perusahaan. Hal ini berdasarkan suatu observasi bahwa sejak akhir 1980-an, nilai pasar
dari bisnis kebanyakan dan secara khusus adalah bisnis yang berdasar pengetahuan telah menjadi lebih besar dari nilai yang dilaporkan
dalam laporan keuangan berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh akuntan Roslender Fincham, 2004.
Menurut Bontis 1998, IC sulit dipahami tetapi setelah itu ditemukan dan dieksploitasi, itu dapat memberikan sebuah organisasi
dengan basis sumber daya baru yang bersaing dan menang. Salah satu definisi IC yang banyak digunakan adalah definisi yang ditawarkan
oleh Organisation for Economic Cooperation and Development OECD, 1999 yang menjelaskan IC sebagai nilai ekonomi dari dua
kategori aset tak berwujud: 1 organisational structural capital; dan 2 human capital.
Intellectual Capital seringkali didefinisikan sebagai sumber daya pengetahuan dalam bentuk karyawan, pelanggan, proses atau
teknologi yang mana perusahaan dapat menggunakannya dalam proses penciptaan nilai bagi perusahaan Bukh et al., 2002. Petty and Guthrie
2000, mengemukakan bahwa aset intelektual dapat dianggap sebagai IC.
Ulum 2009 menyatakan bahwa IC dapat dihubungkan dengan disiplin-disiplin yang lain seperti corporate strategy dan the
production of measurement tools. Jika dilihat dari perspektif stratejik, maka IC dapat digunakan untuk menciptakan dan menggunakan
pengetahuan knowledge untuk memperluas kinerja keuangan perusahaan. Jika dilihat dari sisi pengukuran measurement, maka
fokus pada bagaimana suatu mekanisme pelaporan baru dapat dibangun yang dapat mengukur informasi non-keuangan, kualitatis,
dan item-item IC disamping tradisional dapat dikuantifikasi dan data keuangan Ulum, 2009.
b. Komponen-komponen Intellectual Capital
1 Human Capital
Human capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki orang-orang yang ada di perusahaan Sawarjuwono dan Kadir, 2003. Human capital akan
meningkat jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dimiliki oleh karyawan. Menurut Edvinsson 1997, human
capital adalah
kombinasi dari
pengetahuan, keterampilan, inovasi dan kemampuan individu perusahaan.
Ulum 2009 menyatakan bahwa human capital adalah
kemampuan menyerap tenaga kerja untuk memberikan solusi kepada pelanggan, untuk inovatif dan memperbaharui, juga
mencakup dinamika organisasi yang cerdas belajar dalam lingkungan yang kompetitif, kreatifitas, dan inovasi. Human
capital sebagai sumber daya yang dapat terus dikembangkan memerlukan berbagai usaha guna mengoptimalkan keahlian
dan pengetahuan karyawan Widyaningrum , 2014. 2
Structural Capital Menurut Edvinsson 1997, structural capital adalah
infrastruktur perusahaan yang mendukung produktivitas karyawan. Komponen dari structural capital dapat berupa
sistem teknologi informasi, gambaran perusahaan, serta konsep dan dokumentasi organisasi.
Ulum 2009 menyimpulkan bahwa structural capital adalah nilai dari apa yang tersisa ketika karyawan telah pulang
ke rumah. Structural capital penting bagi perusahaan dalam hal menciptakan nilai tambah bagi perusahaan yang pada akhirnya
akan menciptakan keunggulan kompetitif. Manfaat IC secara penuh tidak akan dapat dicapai apabila structural capital yang
dimiliki oleh perusahaan buruk. Menurut Ulum 2009, structural capital diperoleh dari selisih value added dengan
beban yang dikeluarkan dalam meningkatkan kemampuan karyawan HC.
3 Capital Employed
Capital employed CE didefinisikan sebagai semua sumber daya yang terkait dengan hubungan eksternal
perusahaan Ulum, 2009 . Hubungan eksternal tersebut antara lain hubungan dengan pelanggan, pemasok, maupun mitra riset
dan pengembangan. Capital employed merupakan hubungan yang harmonis yang dimiliki oleh perusahaan dengan mitra
perusahaan, baik yang berasal dari para pemasok yang andal dan berkualitas, berasal dari hubungan perusahaan dengan
pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar Sawarjuwono dan Kadir, 2003. Menurut Ulum 2009, capital employed
diperoleh dari dana yang tersedia ekuitas dijumlah dengan laba bersih.
c. Pengukuran Intellectual Capital
Metode pengukuran intelectual capital dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu: pengukuran non monetary dan
pengukuran monetary Tan et al., 2007. Hartono 2001 menguraikan beberapa keunggulan menggunakan pengukuran
nonmoneter dalam mengukur intangible asset perusahaan. Keunggulan tersebut adalah sebagai berikut.
1 Pengukuran secara non moneter akan mudah untuk
menunjukkan unsur-unsur yang membangun intellectual capital dalam perusahaan, sedangkan secara moneter hal itu
akan sulit dilakukan. 2
Pengaruh internal
development dalam
pembentukan intellectual capital tidak dapat diukur dengan atribut moneter.
3 Pengkapitalisasian biaya menjadi aset akan mengakibatkan
adanya manipulasi terhadap laba. Metode
value added
intellectual coefficient
VAIC
TM
dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1997 yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset
berwujud tangible asset dan aset tidak berwujud intangible asset yang dimiliki perusahaan. VAIC
TM
merupakan instrumen untuk
mengukur kinerja
intellectual capital
perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin untuk dilakukan,
karena konstruksi dari akun-akun dalam laporan keuangan perusahaan neraca, laba rugi. Metode VAIC
TM
inilah yang akan digunakan oleh peneliti untuk mengukur intellectual capital dalam
penelitian ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perhitungan VAIC
TM
dilakukan terhadap tiga komponen intellectual capital sebagai berikut Pulic, 1999 dalam Ulum
2009. 1
Value Added Capital Employed VACA. VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu
unit dari physical capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added
organisasi. Pengukuran VACA dilakukan dengan cara membandingkan value added dengan capital employed.
2 Value Added Human Capital VAHU.
VAHU menunjukkan berapa banyak VA yang dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini
menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi.
VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Pengukuran
VAHU dilakukan dengan cara membandingkan value added dengan human capital.
3 Structural Capital Value Added STVA.
Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari VA dan merupakan indikasi
bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. STVA merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam
memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja
intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan. Pengukuran STVA dilakukan dengan cara membandingkan
structural capital terhadap value added. Menurut Ulum 2009, formulasi dan tahapan perhitungan VAIC
TM
adalah sebagai berikut: 1
Menghitung Value Added VA. Value added adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai value creation. Value added dihitung sebagai selisih antara
output dan input Pulic, 1999.
VA = OUT – IN
Keterangan: OUT
= Output: total penjualan dan pendapatan lain. IN
= Input: beban penjualan dan biaya lain-lain selain beban karyawan.
Value added VA juga dapat dihitung dari akun-akun perusahaan sebagai berikut:
VA = OP + EC + D + A
Keterangan: OP = operating profit laba operasi
EC = employee costs beban karyawan D = depreciation depresiasi
A = amortisation amortisasi 2
Menghitung Value Added Capital Employed VACA. VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari
physical capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi.
VACA = VACE
Keterangan: VACA
= Value Added Capital Employed: rasio dari VA terhadap CE
VA = Value Added
CE = Capital Employed: dana yang tersedia ekuitas,
laba bersih 3
Menghitung Value Added Human Capital VAHU. VAHU menunjukkan berapa banyak VA yang dapat dihasilkan dengan
dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi.
VAHU = VAHC
Keterangan: VAHU
= Value Added Human Capital: rasio dari VA terhadap HC.
VA = Value Added
HC = Human Capital: beban karyawan.
4 Menghitung Structural Capital Value Added STVA. Rasio ini
mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana
keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
STVA = SCVA
Keterangan: STVA
= Structural Capital Value Added: rasio dari SC terhadap VA.
SC = Structural Capital: VA
– HC VA
= value added PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 Menghitung Value Added Intellectual Coefficient VAIC
TM
. VAIC
TM
mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI Business Performance
Indicator. VAIC
TM
merupakan penjumlahan dari 3 komponen sebelumnya, yaitu: VACA, VAHU, dan STVA.
VAIC
TM
= VACA + VAHU + STVA
Menurut Kamath 2007, kinerja bank berdasarkan intellectual capital dikelompokkan ke dalam empat kategori di mana value
added intellectual coefficient yang dijadikan dasar untuk mengelompokkan bank, yaitu:
1 Bad performers, untuk bank dengan nilai value added
intellectual coefficient di bawah 2,5; 2
Common performers, untuk bank dengan nilai value added intellectual coefficient antara 2,5 dan 4;
3 Good performers, untuk bank dengan nilai value added
intellectual coefficient antara 4 dan 5; 4
Top performers, untuk bank dengan nilai value added intellectual coefficient di atas 5.
4. Kinerja Keuangan Perusahaan