Pendapatan adalah inflow of assets ke dalam perusahaan sebagai akibat penjualan barang dan jasa Tuanakotta, 2000:153. Pendapatan
terbagi menjadi dua jenis yaitu pendapatan operasional dan pendapatan non operasional Kusnadi, 2000:19. Klasifikasi data dilakukan dengan
membagi angka yang dihasilkan dari histogram. Histogram merupakan tampilan bentuk grafis untuk menunjukkan kelas interval dan distribusi
data secara visual atau seberapa sering suatu nilai yang berbeda itu terjadi dalam suatu kumpulan data Cooper dan William, 1995. Berdasarkan
histogram, peneliti dapat mengklasifikasi data variabel revenue growth sebagai berikut:
Menurun -1,00 – 0,00
: 1 Meningkat 0,00
– 1,00 : 2
Meningkat sedang 1,00 – 2,00
: 3 Meningkat tinggi 2,00
– 3,00 : 4
B. Hubungan Antara Intellectual Capital Dengan Kinerja Keuangan
Perusahaan
Pendekatan legitimacy theory menyatakan bahwa organisasi secara berkelanjutan mencari cara untuk menjamin operasi mereka dalam batas dan
norma yang berlaku di masyarakat Deegan, 2004. Perusahaan lebih cenderung untuk melaporkan intellectual capital jika mereka memiliki
kebutuhan khusus untuk melakukan hal tersebut Ulum, 2009. Hal ini mungkin terjadi ketika perusahaan menemukan bahwa perusahaan tersebut
tidak mampu melegitimasi status perusahaan berdasarkan tangible assets yang umumnya dikenal sebagai simbol kesuksesan perusahaan.
Sejak tahun 1990-an, perhatian terhadap praktik pengelolaan aset tidak berwujud intangible asset telah meningkat secara dramatis Harrison dan
Sullivan, 2000. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran intangible asset tersebut adalah intellectual capital IC yang
telah menjadi fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi, maupun akuntansi Petty dan Guthrie, 2000;
Sullivan dan Sullivan, 2000. Salah satu hal yang menarik perhatian baik akademisi maupun praktisi
adalah hal yang terkait dengan kegunaan IC sebagai salah satu instrumen untuk menentukan kinerja keuangan perusahaan Edvinnson dan Malone,
1997. Beberapa penulis menyatakan bahwa manajemen dan sistem pelaporan yang telah mapan selama ini secara berkelanjutan kehilangan relevansi karena
tidak mampu menyajikan informasi yang esensial bagi pihak eksekutif untuk mengelola proses yang berbasis pengetahuan knowledge-based processes
dan intangible resources Ulum, 2009. Meskipun PSAK No. 19 revisi 2000 yang secara implisit
menyinggung tentang IC telah mulai diperkenalkan sejak tahun 2000, namun dalam dunia praktik IC masih belum dikenal secara luas di Indonesia Abidin,
2000. Menurut Abidin 2000, perusahaan-perusahaan di Indonesia cenderung menggunakan conventional based dalam membangun bisnis,
sehingga produk yang dihasilkan masih miskin kandungan teknologi. Selain PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
itu, perusahaan-perusahaan tersebut belum memberikan perhatian lebih terhadap human capital, structural capital, dan customer capital. Semua ini
merupakan elemen pembangun IC perusahaan Sawarjuwono dan Kadir, 2003.
Usaha-usaha telah dilakukan untuk mengestimasi nilai pengetahuan dalam rangka untuk mendapatkan kinerja keuangan perusahaan yang
sesungguhnya Bontis, 2001. Secara umum, diasumsikan bahwa peningkatan dan penggunaan pengetahuan dengan lebih baik akan menyebabkan pengaruh
yang bermanfaat bagi kinerja perusahaan. Pengetahuan tersebut dibedakan dalam tiga kategori, yaitu pengetahuan yang berhubungan dengan karyawan
yang disebut sebagai human capital, pengetahuan yang berhubungan dengan pelanggan yang disebut dengan customer atau relational capital, dan
pengetahuan yang berhubungan hanya dengan perusahaan yang disebut dengan structural atau organisational capital. Ketiga kategori tersebut
membentuk suatu Intellectual Capital bagi perusahaan Ulum, 2009. Tekanan dan tanggung jawab yang meningkat terhadap pemegang
saham dan karyawan menyiratkan perhatian kepada penciptaan nilai value creation sebagai suatu ukuran baru tentang keberhasilan bisnis. Tujuan akhir
adalah untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam jangka panjang, yang hanya akan dapat dicapai dengan investasi pada sumber daya intelektual
dan peningkatan mobilisasi dari potensi internal perusahaan, terutama adalah intangible Ulum, 2009.
Penciptaan nilai yang tidak berwujud intangible value creation harus mendapatkan perhatian yang cukup karena hal ini memiliki dampak yang
sangat besar terhadap kinerja keseluruhan perusahaan. Sekarang ini, nilai diciptakan melalui hubungan yang kompleks antara penawaran dan
permintaan, di mana saat ini penawaran jauh lebih besar daripada permintaan Ulum, 2009.
Teori modern mendefinisikan aktivitas bisnis sebagai nilai tambah value added dan kekayaan yang jauh lebih kompleks daripada sebelumnya.
Penting bagi perusahaan membangun hubungan dengan pelanggan ke tingkatan paling tinggi untuk tujuan penciptaan laba Ulum, 2009. Salah satu
tantangan utama bagi manajemen adalah menciptakan kondisi yang akan membuka peluang generasi sukses nilai intangible seperti pengetahuan,
layanan, pengalaman, keuntungan, kecepatan, kualitas, dan kesan dan transformasi kepada format tangible seperti pendapatan, laba, nilai tambah,
pangsa pasar, dan nilai pasar. Manajemen penciptaan nilai yang sistematis didasarkan pada anggapan bahwa konsep ini melekat di dalam perusahaan
sebagai tujuan akhir bisnis, pada aktivitas hari ke hari, dirangsang, dihargai, diukur, dan dikomunikasikan.
Stakeholder theory menyatakan bahwa manajemen perusahaan diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh stakeholder dan
melaporkan kembali aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder Laksana, 2013. Stakeholder memiliki hak untuk mendapatkan informasi tentang
aktivitas organisasi. Salah satu informasi yang harus didapatkan oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
stakeholder adalah informasi mengenai intellectual capital. Pengelolaan yang baik atas seluruh potensi yang dimiliki perusahaan akan menciptakan value
added bagi perusahaan Laksana, 2013. Intellectual capital diyakini dapat berperan penting dalam peningkatan kinerja keuangan perusahaan maupun
kinerja perusahaan.
C. Penelitian Terdahulu