memanfaatkan perbendaharaan yang ada; antara lain dengan perubahan- perubahan makna yang mungkin atau dengan penciptaan kata atau kelompok
kata. Berikut merupakan jenis-jenis penamaan
1.6.2.1 Peniruan Bunyi
Dalam bahasa Indonesia ada sejumlah kata yang terbentuk sebagai hasil peniruan bunyi. Maksudnya nama-nama benda atau hal tersebut dibentuk
berdasarkan bunyi dari benda tersebut atau suara yang ditimbulkan oleh benda tersebut Chaer, 1990:44, misalnya.
a. seekor kucing biasa dipanggil dengan nama meong, hal tersebut
terjadi karena suara kucing bila didengar berbunyi “meong- meong”.
b. Ada penjual es krim “dung-dung”. Nama dung-dung ini berasal
dari suara yang dihasilkan kenong kecil yang dipukul oleh penjual sehingga dikenal oleh pembeli sebagai es krim dung-dung.
Kata-kata yang dibentuk berdasarkan tiruan bunyi ini disebut kata peniru bunyi atau onomatope.
1.6.2.2 Penyebutan Bagian
Dalam bidang kesusastraan ada istilah pars pro toto yaitu gaya bahasa yang menyebutkan bagian dari suatu benda atau hal, padahal yang dimaksud
adalah keseluruhannya Chaer, 1990:45, misalnya :
a. Parto baru saja membeli 500 ekor ayam.
b. Setiap akhir bulan, Soekarno pergi meninggalkan dompetku
kata yang dicetak miring di atas merupakan penyebutan sebagian yang sebenarnya adalah keseluruhan.
Kebalikan dari pars prototo adalah gaya retorika yang disebut totem proparte yaitu menyebut keseluruhan untuk sebagian, misalnya.
a. anggota TNI disebut baju hijau karena ciri warna pakaian TNI adalah
hijau. b.
mahasiswa Sanata Dharma memenangkan medali emas di lomba debat nasional.
1.6.2.3 Penyebutan Sifat Khas
Hampir sama dengan pars prototo yang dibicarakan di atas adalah penanaman sesuatu benda berdasarkan sifat khas yang ada pada benda itu. Di
sini terjadi perkembangan yaitu berupa ciri makna yang disebut dengan kata sifat itu mendesak kata bendanya karena sifatnya yang amat menonjol itu;
sehingga akhirnya, kata sifat itulah yang menjadi nama bendanya Chaer, 1990:46, misalnya :
a. Umpamanya, orang yang sangat kikir lazim disebut si kikir atau si bakhil.
b. Anak yang tidak dapat tumbuh menjadi besar, tetap saja kecil, disebut si
kerdil. c.
Orang yang kulitnya hitam disebut si hitam.
d. Orang yang kepalanya botak disebut si botak.
1.6.2.4 Penemu dan Pembuat