Faktor Penyebab Premarital Seksual

19 alternatif aktifitas seksual yang dianggap cukup aman oleh remaja. f. Intercourse atau bersenggama, yaitu aktifitas seksual dengan memasukan alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin perempuan. Hubungan seks ini yang terjadi pada remaja belasan cenderung kurang direncanakan dan lebih bersifat spontan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya romantisme aktifitas seks, ketidakpastian identitas seksual, sifat impulsif remaja serta dipengaruhi oleh tingkat kematangan kognitif dan sosial. Bentuk-bentuk perilaku seksual yang di jelaskan diatas merupakan perilaku seks yang biasa di lakukan oleh remaja, namun dalam penelitian ini yang digunakan terkait pada aktivitas seksual yang dilakukan sendiri seperti masturbasi, fantasi seksual, dan menonton pornografi, serta aktivitas seksual yang dilakukan dengan orang lain mulai dari berpegangan tangan, berpelukan, kissing, petting, hingga tingkatan paling serius yaitu bersenggama atau sexual intercouse.

3. Faktor Penyebab Premarital Seksual

Sarwono 2005 menyebutkan, faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya perilaku seks pranikah pada remaja antara lain: 1. Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual libido seksual remaja. 2. Penundaan usia perkawinan, baik secara hukum oleh karena adanya undang-undang tentang perkawinan yang menenetukan batas usia 20 menikah, maupun karena norma sosial yang makin lama makin menuntut persyaratan yang makin tinggi untuk perkawinan pendidikan, pekerjaan, persiapan mental, dll yang menyebabkan tidak segera dilakukan penyaluran kebutuhan biologis yang tepat. 3. Adanya tabu atau larangan dalam masyarakat untuk melakukan perilaku seksual sebelum menikah. Sementara usia kawin ditunda, norma-norma agama tetap berlaku. Seseorang dilarang untuk melakukan hubungan seks sebelum menikah. Bahkan, larangan berkembang lebih jauh kepada tingkah-tingkah laku lain seperti berciuman dan masturbasi. Untuk remaja yang tidak dapat menahan diri akan tredapat kecenderungan untuk melanggar saja larangan-larangan tersebut. 4. Kurangnya informasi tentang seks. Kecenderungan pelanggaran makin meningkat karena tidak tersedianya informasi yang akurat dan benar tentang kesehatan reproduksi memaksa remaja mencari akses dan mengeksplorasi sendiri. Penyebaran informasi lewat media massa dan adanya teknologi canggih seperti majalah, buku, VCD, film pornografi, telepon genggam, internet, dll yang memaparkan kenikmatan hubungan seks tanpa mengajarkan tanggung jawab yang harus disandang dan resiko yang harus dihadapi, menjadi acuan utama mereka. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat atau didengarnya dari media massa, khususnya karena mereka pada umumnya belum pernah mengetahui masalah seksual secara lengkap dari orang tuanya. 21 5. Pergaulan yang semakin bebas. Perilaku seksual sangat dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya, terutama pada masa pubertas dimana pengaruh teman sebaya lebih besar dibandingkan orang tua. Berdasarkan paparan diatas, dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya perilaku seks pranikah pada remaja selain perubahan hormonal yang terjadi pada diri individu, penundaan usia pernikahan, kurangnya informasi tentang seksualitas karena di lingkungan masih dianggap tabu, namun juga pengaruh dari luar seperti pergaulan yang semakin bebas.

4. Dampak Premarital Seksual