15 menyatakan bahwa perilaku seksual pranikah adalah segala macam tindakan
seperti bergandengan tangan, berciuman sampai dengan bersenggama yang dilakukan dengan adanya dorongan hasrat seksual yang dilakukan sebelum
ada ikatan pernikahan yang sah. Seks pranikah adalah suatu aktivitas seksual yang didorong oleh hasrat seksual, yang dilakukan oleh pria dan
wanita sebelum adanya ikatan resmi pernikahan menurut agama dan hukum, mulai dari bentuk perilaku seks yang paling ringan sampai tahapan
senggama Daryanto Tifanni, 2009. Berdasarkan definisi yang telah diuraikan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa perilaku seksual pranikah adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual dengan lawan jenisnya, melalui perbuatan
yang tercermin dalam tahap-tahap perilaku seksual dari tahap yang paling ringan seperti bergandengan tangan hingga tahap yang paling berat seperti
bersenggama yang dilakukan sebelum pernikahan yang resmi secara hukum maupun agama.
2. Bentuk-Bentuk Premarital Seksual
Steinberg 2002 menyebutkan bahwa tahapan aktivitas seksual pada remaja dibedakan atas dua kategori yaitu perilaku seksual yang dilakukan
sendiri Auto-erotic Behavior dan perilaku seksual yang dilakukan dengan
orang lain Sosiosexual Behavior.
Seperti yang diuraikan tersebut mengenai bentuk-bentuk aktivitas seksual, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
16 1 Perilaku seksual yang dilakukan sendiri, meliputi:
a. Masturbasi Masturbasi adalah melakukan rangsangan seksual dengan
berbagai cara termasuk memasukkan sesuatu benda ke alat kelamin dengan tujuan mencapai kepuasan.
b. Fantasi seksual Biasanya dilakukan remaja untuk melakukan rangsangan pada
diri sendiri
dengan membayangkan
sesuatu objek
yang menggairahkan.
c. Mimpi basah atau noctural orgasm d. Membaca buku, gambar-gambar porno atau melihat pornografi di
internet dan VCD. 2 Perilaku seksual yang dilakukan dengan orang lain, meliputi:
a. Berpegangan Tangan Pada awal berpacaran biasanya remaja melakukan hal seperti
saling bersentuhan dan berpegangan tangan untuk saling memberikan rangsangan pada pasangan.
b. Berpelukan Berpelukan dilakukan untuk saling memberikan rasa nyaman
dan saling melindungi dalam berpacaran. Berpelukan dapat menjadi bentuk afeksi seseorang kepada pasangan, teman, ataupun
kerabatnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17 c. Kissing
Ciuman yang dilakukan untuk menimbulkan rangsangan seksual, disertai dengan rabaan pada bagian-bagian sensitif. Kissing
dapat dilakukan dengan dua cara, yang umum dilakukan adalah ciuman dengan mulut tertutup, dan yang kedua adalah ciuman
dengan mulut terbuka atau biasa disebut dengan french kiss soul kiss.
d. Necking Yaitu berciuman disekitar leher ke bawah. Necking
merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan ciuman disekitar leher dan pelukan yang lebih mendalam.
e. Petting Perilaku saling menggesek-gesekkan bagian tubuh yang
sensitif seperti payudara dan organ kelamin, termasuk mengusap- usap tubuh pasangan seperti lengan, dada, kaki, dan kadang-kadang
daerah kemaluan, baik di dalam maupun di luar pakaian. f. Berhubungan intim Intercouse
Bersatunya dua orang secara seksual yang dilakukan oleh seorang pria dan wanita yang ditandai dengan penis pria yang ereksi
masuk kedalam vagina wanita untuk mendapatkan kepuasan seksual. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18 Sedangkan menurut Sarwono 2005, bentuk-bentuk perilaku seksual
pranikah antara lain: a. Berpelukan, perilaku seksual ini akan membuat jantung berdegup
lebih cepat dan menimbulkan rangsangan seksual pada individu. b. Ciuman, Perilaku ciuman terbagi menjadi dua jenis yaitu ciuman
kering dan ciuman basah. Perilaku seksual cium kering berupa sentuhan pipi dengan pipi dan pipi dengan bibir. Aktifitas cium
basah berupa sentuhan bibir, dampak cium bibir dapat menimbulkan sensasi seksual yang kuat dan menimbulkan
dorongan seksual sehingga tidak terkendali. c. Meraba bagian tubuh yang sensitif, yaitu Perilaku seksual dengan
cara meraba atau memegang bagian tubuh yang sensitif seperti payudara, vagina dan penis.
d. Petting, merupakan upaya membangkitkan dorongan seksual antar jenis kelamin dengan tanpa melakukan tindakan intercourse
atau hubungan seksual. Petting merupakan aktifitas erotis yang umum dilakukan dalam masa remaja dan menimbulkan
ketagihan. e. Oral Genital Seks, yaitu hubungan oral seks dengan cara
memberi rangsangan dengan mulut pada organ seks yang pada laki-laki adalah ketika seseorang mengunakan bibir, mulut dan
lidahnya pada penis dan sekitarnya, sedangkan pada wanita melibatkan bagian disekitar vagina tanpa melakukan penetrasi.
Tipe hubungan seksual model oral-genital sex ini merupakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19 alternatif aktifitas seksual yang dianggap cukup aman oleh
remaja. f. Intercourse atau bersenggama, yaitu aktifitas seksual dengan
memasukan alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin perempuan. Hubungan seks ini yang terjadi pada remaja belasan
cenderung kurang direncanakan dan lebih bersifat spontan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya romantisme aktifitas seks,
ketidakpastian identitas seksual, sifat impulsif remaja serta dipengaruhi oleh tingkat kematangan kognitif dan sosial.
Bentuk-bentuk perilaku seksual yang di jelaskan diatas merupakan perilaku seks yang biasa di lakukan oleh remaja, namun dalam penelitian ini
yang digunakan terkait pada aktivitas seksual yang dilakukan sendiri seperti masturbasi, fantasi seksual, dan menonton pornografi, serta aktivitas seksual
yang dilakukan dengan orang lain mulai dari berpegangan tangan, berpelukan, kissing, petting, hingga tingkatan paling serius yaitu
bersenggama atau sexual intercouse.
3. Faktor Penyebab Premarital Seksual