Rumusan Masalah Spiritualitas gembala baik dalam pendampingan personal para guru di SLB/G A-B Hellen Keller Yogyakarta.

10

BAB II SPIRITUALITAS GEMBALA BAIK BAGI

PENDAMPINGAN PERSONAL Pada bab sebelumnya, penulis telah menjelaskan tentang latar belakang memilih topik ini, rumusan masalah yang digunakan, tujuan penulisan karya ilmiah, manfaat penulisan dari berbagai sudut pandang, metode penelitian yang digunakan dan sistematika penulisan. Sehubungan dengan hal di atas, bab ini akan mengulas secara rinci tentang Spiritualitas Gembala Baik. Spiritualitas Gembala Baik menggambarkan bagaimana seorang gembala yang menyerahkan seluruh hidupnya bagi kawanan domba miliknya. Bagi seorang gembala, kawanan miliknya adalah bagian dari dirinya sendiri dan ia adalah bagian dari kawanannya. Ia memiliki hubungan yang akrab dengan kawanannya dan kawanannya mengenal suaranya. Ia selalu mencukupi segala kebutuhan dari kawanannya. Bagi seorang gembala, kebahagiaan dan kesejahteraan kawanannya merupakan prioritas utamanya. Hal di atas akan diuraikan lebih jelas pada bab dua ini. Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu Spiritualitas Gembala Baik dan inspirasi yang dapat diambil dari Spiritualitas Gembala Baik bagi pendampingan personal. Secara lengkap hal-hal di atas akan diuraikan dalam penjelasan sebagai berikut;

A. Spiritualitas Gembala Baik 1. Pengertian Spiritualitas

Spiritualitas berasal dari bahasa Latin yaitu spiritus yang berarti roh, jiwa dan semangat, yang dalam bahasa Indonesia dikenal kata spiritualitas Hardjana, 10 11 2005: 64. Dalam bahasa Latin, kata spiritualitas merupakan sebuah kata benda abstrak, dihubungkan dengan dua kata sifat lain spiritus dan spiritualis Yan Olla, 2010: 19. Spiritualitas sebagai konsep, telah digunakan oleh Paulus Yan Olla, 2010: 18, terutama dalam pengajaran-pengajaran Paulus. Dalam refleksinya, Paulus lebih banyak menggunakan istilah roh untuk menerangkan tentang spiritualitas. Dalam pemikiran Paulus, roh sering disejajarkan dengan Roh Allah bdk 2Kor 3;17 dan kesatuan manusia dengan diri Yesus sendiri 1Kor 6:17. Dalam prespektif Paulus, spiritualitas adalah hidup setiap orang Kristiani yang bertumbuh dan diharapkan menjadi matang secara antropologis-psikologis menurut irama dan dorongan misteri rahmat Allah Yan Olla, 2010: 20. Spiritualitas yang bersifat rohani sering dilawankan dengan materialitas yang bersifat tubuh atau duniawi. Spiritualitas kerap kali dikaitkan dengan usaha orang atau kelompok tertentu untuk mencari dan mencapai kesempurnaan hidup Heryatno, 2008b: 95. Selain itu juga, spiritualitas dapat diartikan sebagai cara hidup yang lebih saleh dan berbakti kepada Allah Agus Hardjana, 2005: 64. Berdasarkan hal di atas, penulis menyimpulkan bahwa spiritualitas adalah hidup yang didasarkan pada pengaruh dan bimbingan Roh Allah. Dengan spiritualitas, manusia bermaksud membuat diri dan hidupnya dibentuk sesuai dengan semangat dan cita-cita Allah. Karena segala hal yang berhubungan dengan spiritualitas tidak jauh dari realitas hidup umat dan relasinya dengan Allah. Selain itu juga, ada empat kelompok yang memberikan arti kata spiritualitas secara beda meskipun sesungguhnya saling berkaitan Heryatno, 2008b: 94.