pada pandangan yang dimiliki untuk mengemukakan suatu pendapat yang akan ditulis.
b Uraian terbatas
Dalam tes
ini pertanyaan
yang dibuat telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan
tertentu. Pembatasan dalam uraian terbatas ini dapat dari segi:
ruang lingkup, sudut pandang menjawab, dan
indikator- indikatornya. c
Uraian berstruktur Dalam tes uraian berstruktur ini dipandang sebagai
bentuk antara soal-soal obyektif dan soal-soal esai. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat
sekalipun terbuka dan bebas dalam menjawabnya. Soal berstruktur memiliki unsur pengantar soal, seperangkat
data, dan serangkaian sub soal.
d. Tes Pilihan Ganda
Sulistyorini 2009: 105 mengemukakan bahwa
multiple choise test
terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Untuk melengkapi
multiple choise test
, peserta tes harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Sudijono 2006: 118 mengemukakan
bahwa tes obyektif bentuk pilihan ganda yaitu salah satu bentuk tes obyektif yang terdiri atas pertanyaan yang sifatnya belum selesai, dan
untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu atau lebih dari
beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal. Sudjana 2010: 48 berpendapat bahwa soal pilihan ganda
adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling tepat. Menurut pendapat dari beberapa ahli, dapat disimpulkan
bahwa tes pilihan ganda adalah suatu bentuk tes yang berupa suatu pertanyaan dengan pilihan beberapa jawaban yang disediakan tetapi
terdapat satu jawaban yang tepat.
e. Pedoman dalam Pembuatan Tes Pilihan Ganda
Sudjana 2010: 50-53 berpendapat bahwa ada beberapa pedoman dalam pembuatan atau penulisan soal pilihan ganda, yaitu:
1 Pokok soal yang menjadi pokok permasalahan harus
dirumuskan secara jelas. 2
Perumusan pokok soal dan alternatif jawaban hendaknya merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
3 Untuk setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar atau
yang paling benar. 4
Pada pokok soal sedapat mungkin dicegah perumusan pernyataan yang bersifat negatif.
5 Alternatif jawaban
option
harus logis dan pengecoh harus berfungsi.
6 Tidak ada petunjuk untuk jawaban yang benar.
7 Tidak menggunakan pilihan jawaban semua benar dan semua
salah.
8 Pilihan jawaban homogen, baik dari segi isi maupun dari segi
struktur kalimat. 9
Pilihan jawaban yang berupa angka, disusun secara berurutan dari angka terkecil ke angka terbesar atau sebaliknya.
Sedangkan menurut Kusaeri 2014: 71-83 ada beberapa kaidah yang harus diikuti agar soal yang tersusun baik. Berikut ini merupakan
kaidah penulisan tes tipe pilihan ganda: 1
Rumusan soal harus sesuai dengan indikator. 2
Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
3 Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau
paling benar. 4
Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. 5
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus berupa pernyataan yang diperlukan saja.
6 Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
7 Pokok soal yang menggunakan pernyataan yang bersifat
negatif ganda, seperti bukan, tidak, tanpa, kecuali, dan sejenisnya dapat membingungkan siswa memahami pokok
permasalahan yang ditanyakan. 8
Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. 9
Memilih jawaban jangan mengandung “Semua pilihan jawaban di atas salah” atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”.
10 Memilih jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus
disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologis waktu.
11 Jika terdapat gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya
yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. 12
Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. 13
Rumusan soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
Menurut pendapat dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa pedoman dalam pembuatan atau penulisan soal pilihan ganda ada
kaidah-kaidah dalam pembuatan soal yaitu 1 Rumusan soal harus sesuai dengan indikator, 2 Pilihan jawaban harus homogen dan logis
ditinjau dari segi materi, 3 Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau paling benar, 4 Pokok soal yang menjadi pokok
permasalahan harus dirumuskan secara jelas, 5 Perumusan pokok soal dan alternatif jawaban hendaknya merupakan pernyataan yang
diperlukan saja, 6 Tidak menggunakan pilihan jawaban semua benar dan semua salah, 7 Pilihan jawaban yang berupa angka, disusun
secara berurutan dari angka terkecil ke angka terbesar atau sebaliknya, 8 Pilihan jawaban homogen, baik dari segi isi maupun dari segi
struktur kalimat, 9 Pada pokok soal sedapat mungkin dicegah perumusan pernyataan yang bersifat negatif, 10 Alternatif jawaban
option
harus logis dan pengecoh harus berfungsi, 11 Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama, 12 Jika terdapat gambar,
grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi, 13 Rumusan soal harus menggunakan bahasa
yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
f. Kelebihan dan Kekurangan Tes Pilihan Ganda