Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran untuk siswa kelas V sekolah dasar.
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA
KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN OPERASI HITUNG
BILANGAN BULAT TERMASUK PENGGUNAAN
SIFAT-SIFATNYA, PEMBULATAN DAN PENAKSIRAN UNTUK
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Prayudha Arya Susanto NIM : 131134006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2017
(2)
i
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA
KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN OPERASI HITUNG
BILANGAN BULAT TERMASUK PENGGUNAAN
SIFAT-SIFATNYA, PEMBULATAN DAN PENAKSIRAN UNTUK
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajikan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Prayudha Arya Susanto NIM : 131134006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2017
(3)
ii
(4)
iii
(5)
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberkati dan menuntun
dalam proses mengerjakan skripsi.
2. Keluarga saya, Bapak Aloysius Bambang Ariyanto dan Ibu Hendrika
Suswati serta adik Vinsensius Arya Susanto yang selalu memberikan doa,
perhatian, dukungan dan semangat untuk menyelesaikan pendidikan ini.
3. Chaterina Ameliana Kartika Candra yang selalu memberikan motivasi,
dukungan, semangat serta doa untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Sahabat Sisca, Agnes dan Dhita serta teman-teman yang selalu ada dalam
suka dan duka dan memberikan semangat serta dukungan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
5. Teman teman payung yang selalu membantu dan bekerjasama.
6. Prodi PGSD yang sudah memberikan banyak ilmu dan pengalaman.
7. Universitas Sanata Dharma.
8. Almamater Universitas Sanata Dharma.
9. Semua pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses
(6)
v
MOTTO
“
Kemenangan yang paling indah adalah bisa menaklukan hati
sendiri
.”
(La Fontaine)
“
Sukses adalah kemampuan untuk melangkah dari kegagalan
tanpa hilang antusiasme
.”
(Sir Winston Chuchill)
“
Orang yang menginginkan impiannya menjadi kenyataan, harus
menjaga diri agar tidak tertidur
.”
(7)
(8)
(9)
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN
BULAT TERMASUK PENGGUNAAN SIFAT-SIFATN YA, PEMBULATAN DAN PENAKSIRAN UNTUK SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR
Prayudha Arya Susanto Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini dilakukan dari adanya potensi dan masalah yang terkait dengan pembuatan tes hasil belajar. Guru belum mengetahui kualitas soal tes yang dibuat sudah baik atau belum serta kebutuhan guru pada tes hasil belajar yang berkualitas baik. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan tes hasil belajar matematika untuk kelas V SD. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengembangkan tes hasil belajar matematika yang berkualitas baik dan (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar pada kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran untuk siswa kelas V SD.
Penelitian pengembangan tes hasil belajar ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan (R&D) dengan memodifikasi langkah-langkah pengembangan Borg & Gall melalui tujuh langkah. Subjek penelitian ini adalah 60 siswa kelas V SD Pangudi Luhur Yogyakarta.
Hasil penelitian pengembangan ini menunjukkan bahwa (1) langkah-langkah penelitian pengembangan yaitu (a) potensi masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk, (g) revisi produk, (2) hasil analisis butir soal pada 60 butir soal diperoleh (a) soal valid sebanyak 32 soal atau 53% dari 60 butir soal, (b) analisis reliabilitas menunjukkan bahwa soal reliabel dengan kategori “tinggi”, (c) analisis daya pembeda dengan kategori baik sebanyak 24 soal atau 82,75%, daya pembeda dengan kategori baik sekali sebanyak 5 soal atau 17,25%, (d) analisis tingkat kesukaran diperoleh dengan kategori sukar sebanyak 4 soal atau 13,8%, kategori sedang sebanyak 21 soal atau 72,4%, dan kategori mudah sebanyak 4 soal atau 13,8%, (e) analisis pengecoh terdapat 21 butir soal option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi. Soal yang telah memenuhi karakteristik butir soal yang baik kemudian dijadikan sebuah produk berupa buku.
Kata Kunci: pengembangan, tes hasil belajar, matematika, validitas, reliabilitas,
(10)
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF MATHEMATICS ACHIEVEMENT TEST ABOUT BASIC COMPETENCE IN CALCULATING INTEGERS INCLUDING THE USING OF INTEGRATION AND APPROXIMATION
CHARACTERISTICS FOR 5TH GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS
Prayudha Arya Susanto Sanata Dharma University
2017
This research was conducted from the potentials and problems related to the making of achievement test. The teacher did not know the quality test items that made already good or not and also teachers needs on the good achievement test. As the result, the researcher was motivated to do a research and development of mathematics achievement test for 5th grade elementary school students. The
purpose of this research is (1) develop good quality of mathematics achievement test and (2) describing the product quality of achievement test in basic competence about calculating integers including the using of its characteristics, integration, and approximation for 5th grade elementary school students.
This achievement test development research uses Research and Development (R&D) by modifying seven development steps from Borg and Gall. The subjects of this research are 60 students from 5th grade PL 1 and 5th grade PL
2 of Pangudi Luhur Yogyakarta Elementary School.
The result of this developmental research showed that (1) the steps of research of developing achievement test which are; (a) Potential Problems, (b) Data Gathering, (c) Product Designing, (d) Design Validation, (e) Design Revision, (f) Product Testing, (g) Product Revision; (2) the result of test items analysis from 60 test items obtained (a) items valid are 32 items or 53% from 60 tes items, (b) reliability analysis showed that test items are reliable with "high" category, (c) discrimination index analysis on good category are 24 items or 82,75%, discrimination index on very good category are 5 items or 17,25% (d) level of difficulty analysis obtained on difficult category are 4 items or 13,8%, medium category are 21 items or 72,4%, and easy category are 4 items or 13,8% (e) distractor analysis there are 21 test items option not working and need to be revision. Items tha have been meets characteristic of the good quality items then will be used as book.
Keywords: development, achievement test, mathematics, validity, reliability,
(11)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya,
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini ditulis untuk
memenuhi syarat kelulusan S1 PGSD Universitas Sanata Dharma dan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai dengan baik karena
adanya usaha, bantuan dan bimbingan, serta dukungan moral maupun spiritual
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terimakasih
dan penghormatan kepada:
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu mendampingi, menuntun dan
memberkati dalam proses mengerjakan skripsi.
2. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Christiyanti Aprinastuti, S. Si., M. Pd., selaku Kaprodi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Kaprodi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
5. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing, mendampingi dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Maria Agustina Amelia, S.Si.,M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing, mendampingi dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat
(12)
xi
7. Anastasia Sulastri, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Petinggen
Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti melakukan
wawancara penelitian.
8. Candra Kurniasari, A.Ma, selaku wali kelas VB SD Negeri Petinggen
Yogyakarta, sebagai narasumber yang telah membantu dalam penelitian.
9. Drs. Br. Petrus I Wayan Parsa, FIC., M.A., selaku Bruder Koordinator SD
Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk
melakukan uji coba produk penelitian.
10. Anastasia Ida Ristiani, S.Si., selaku Kepala Sekolah SD Pangudi Luhur
Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan uji
coba produk penelitian.
11. Bapak Heri, Bapak Wayan, Bapak Toni dan Bapak Margo, selaku guru kelas
V SD Pangudi Luhur Yogyakarta sebagai validator yang telah membantu dan
memberikan kontribusi dalam penelitian ini.
12. Bapak Heribertus Cahyadi Nugraha, S.Pd. dan Bapak A. Wayan Susanto,
S.Pd., selaku wali kelas V PL 1 dan V PL 2 yang telah memberikan
kesempatan kepada peneliti melakukan uji coba tes.
13. Siswa/Siswi kelas V PL 1 dan Kelas V PL 2 SD Pangudi Luhur Yogyakarta
yang telah memberikan kesempatan dan kerjasama dalam melaksanakan uji
coba di kelas.
14. Keluarga terkasih yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang dan
dukungan selama ini.
15. Chaterina Ameliana Kartika Candra yang selalu memberikan semangat,
(13)
(14)
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PEN GESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ...v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UN TUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR...x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR BAGAN ... xvi
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Pembatasan Masalah... 4
C. Rumusan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Batasan Istilah... 7
G. Spesifikasi Produk ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
A. Kajian Pustaka ... 10
1. Tes Hasil Belajar ... 10
2. Konstruksi Tes Hasil belajar ... 20
3. Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 25
4. Matematika... 29
5. Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat Termasuk Penggunaan Sifat-sifatnya, Pembulatan, dan Penaksiran ... 29
(15)
xiv
6. Taksonomi Tes Hasil Belajar ... 32
B. Penelitian yang Relevan ... 34
C. Kerangka Berfikir ... 38
D. Pertanyaan Penelitian... 40
BAB III METODE PENELITIAN ... 42
A. Jenis Penelitian ... 42
B. Setting Penelitian ... 45
1. Tempat Penelitian ... 45
2. Waktu Penelitian ... 45
3. Subjek Penelitian... 45
4. Objek Penelitian ... 46
C. Prosedur Pengembangan... 46
1. Potensi dan Masalah... 48
2. Pengumpulan Data ... 48
3. Desain Produk ... 49
4. Validasi Desain ... 49
5. Revisi desain ... 50
6. Uji coba produk... 50
7. Revisi produk ... 50
D. Teknik Pengumpulan Data ... 50
1. Wawancara... 51
2. Kuesioner ... 51
3. Tes ... 51
E. Instrumen Penelitian ... 52
1. Data K ualitatif... 52
2. Data K uantitatif... 53
F. Teknik Analisis Data ... 56
1. Analisis Data Kualitatif... 56
2. Analisis Data Kuantitatif... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65
A. Hasil Penelitian ... 65
(16)
xv
2. Kualitas Produk Tes hasil Belajar ... 70
B. Pembahasan ... 80
1. Langkah- langkah Penelitian Pengembangan ... 80
2. Kualitas Produk Tes Hasil Belajar ... 88
BAB V PENUTUP ... 98
A. Kesimpulan ... 98
B. Keterbatasan Pengembangan ... 99
C. Saran ... 100
(17)
xvi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan ... 38 Bagan 3.1 Langkah Metode Penelitian Pengembangan (Research and
Development) Menurut Borg & Gall...43 Bagan 3.2 Langkah- langkah Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 46
(18)
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 K isi-kisi Pedoman Wawancara. ... 52
Tabel 3.2 K isi-kisi Kuesioner oleh Praktisi ... 54
Tabel 3.3 K isi-kisi Instrumen Tes ... 55
Tabel 3.4 Kriteria Skor Hasil Produk Pengembangan ... 57
Tabel 3.5 Kriteria Validitas ... 59
Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas ... 60
Tabel 3.7 K lasifikasi Daya Pembeda ... 61
Tabel 3.8 K lasifikasi Tingkat Kesukaran ... 62
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Validasi Desain...67
Tabel 4.2 Komentar Saran Validator dan Revisi Desain ... 68
Tabel 4.3 Pengecoh yang Tidak Berfungsi ... 69
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Soal Tipe A ... 71
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Soal Tipe B... 72
Tabel 4.6 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A... 73
Tabel 4.7 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... 74
Tabel 4.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 75
Tabel 4.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B... 76
Tabel 4.10 Hasil Uji Pengecoh Soal Tipe A ... 77
Tabel 4.11 Hasil Uji Pengecoh Soal Tipe B... 78
Tabel 4.12 Daftar Revisi Pengecoh yang Tidak Berfungsi Soal Tipe A... 87
Tabel 4.13 Daftar Revisi Pengecoh yang Tidak BerfungsiSoal Tipe B ... 87
Tabel 4.14 Analisis Uji Validitas Soal Tipe A dan Kategori ... 89
Tabel 4.15 Analisis Uji Validitas Soal Tipe B dan Kategori ... 89
Tabel 4.16 Analisis Uji Daya Pembeda Soal Tipe A ... 91
Tabel 4.17 Analisis Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... 91
Tabel 4.18 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tipe A... 92
Tabel 4.19 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 93
Tabel 4.20 Analisis Pengecoh Soal Tipe A... 94
(19)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 104
Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 105
Lampiran 3 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 106
Lampiran 4 Tabel Spesifikasi... 112
Lampiran 5 Hasil Validasi Praktisi ... 142
Lampiran 6 Soal Uji Coba Lapangan Terbatas ... 158
Lampiran 7 Hasil Analisis Uji Cobja Produk... 172
Lampiran 8 Rekap Jawaban ... 184
(20)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
kehidupan, karena pendidikan dapat mempengaruhi kehidupan seseorang.
Melalui pendidikan akan terlahir individu-individu sebagai generasi yang
diharapkan dapat memajukan masa depan bangsa dan negara. Susanto (2013:
1) mengatakan bahwa pendidikan merupakan sarana penting untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menjamin
keberlangsungan pembangunan suatu bangsa, terutama untuk menghadapi era
persaingan global. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas dalam
suatu negara akan mampu bersaing dengan negara-negara yang lainnya.
Pendidikan memerlukan berbagai pihak yang perlu bekerja sama
dalam proses untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Salah satu
pihak yang berperan penting dalam pendidikan yaitu sekolah. Sekolah Dasar
merupakan salah satu jenjang pendidikan dasar dalam pendidikan yang
berperan membantu konsep dasar pengetahuan manusia seperti membaca,
menulis, berhitung serta mengembangkan aspek dasar sosial dan intelektual
yang dimiliki seseorang. Mardapi (2008: 5) menjelaskan bahwa salah satu
upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yaitu dengan perbaikan sistem
penilaian. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui
peningkatan kualitas pembelajaran dan peningkatan kualitas penilaian.
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaiannya atau assessment
(21)
Undang-undang No. 23 Tahun 2003 menyatakan bahwa evaluasi hasil
belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses,
kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Purwanto (2009: 1-2) Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan
hasil pengukuran dan standar kriteria. Oleh karena itu, terdapat dua kegiatan
dalam melakukan evaluasi yaitu melakukan pengukuran dan penilaian.
Pengukuran dalam evaluasi dapat dilakukan dengan 2 teknik, yaitu teknik tes
dan teknik non-tes. Arikunto (2012: 67) mengemukakan bahwa tes adalah
merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan.
Sudijono (2011: 93) memaparkan beberapa ciri-ciri alat ukur yang
baik diantaranya yaitu valid dan reliabel. Tes dikatakan valid apabila alat
ukur tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu tes
dikatakan reliabel jika hasil yang dicapai oleh tes tersebut tetap, maksudnya
adalah jika hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes
tersebut secara berulangkali terhadap subyek yang sama, senantiasa
menunjukkan hasil yang sama atau sifatnya ajeg dan stabil. Dalam
pengembangan suatu tes dengan bentuk pilihan ganda juga perlu dianalisis
kualitas butir soalnya untuk mengetahui daya pembeda, tingkat kesukaran dan
analisis pengecoh.
Tingkat kesukaran soal perlu diperhatikan agar soal yang dibuat
proporsional. Sudjana (2010: 135) mengungkapkan ada 3 kriteria tingkat
(22)
menjelaskan daya pembeda merupakan kemampuan sebuah soal membedakan
siswa yang pandai dan kurang. Daya pembeda dalam suatu soal tes sangat
diperlukan karena untuk meningkatkan mutu setiap soal melalui data empirik.
Pada soal pilihan ganda terdapat suatu pilihan jawaban dari pilihan jawaban
tersebut ada satu jawaban yang benar dan pilihan jawaban yang salah atau
disebut dengan pengecoh. Arikunto (2012: 233) mengemukakan bahwa
pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut
mempunyai daya tarik yang besar bagi peserta tes yang kurang memahami
materi.
Para pendidik sebagian besar tidak memperhatikan unsur-unsur dalam
pembuatan tes yang baik. Hal tersebut berdampak pada tes yang menjadi
kurang baik, sehingga tes tersebut akan menghasilkan data yang kurang baik
pula. Cooper, Callander, Shirras, & Huges (dalam Suwarto 2013: 5)
mengatakan bahwa penilaian (assessment) merupakan titik lemah di dalam
pembelajaran dan secara kebiasaan kurang diperhatikan dibandingkan dengan
isi (materi) pembelajaran. Penilaian kurang mendapat perhatian dalam siklus
belajar dan pengajaran. Pada umumnya para pendidik hanya berfokus pada
materi yang harus diberikan kepada para siswanya.
Melalui wawancara kepada dua guru wali kelas V SD pada tanggal 9
September 2016 dan 10 September 2016 diperoleh informasi bahwa guru
dalam membuat soal tes hasil belajar belum mengetahui secara kualitas
apakah tes hasil belajar yang dibuat sudah baik atau belum. Guru juga
terkadang masih mengambil soal tes dari sumber lain yang juga belum
(23)
pekerjaan menyebabkan guru tidak melakukan uji validitas dan reliabilitas
serta menganalisis daya pembeda, tingkat kesukaran, dan pengecoh pada
pembuatan soal. Guru membutuhkan contoh tes hasil belajar pada mata
pelajaran matematika yang berkualitas baik pada Kompetensi Dasar
melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya,
pembulatan dan penaksiran karena guru masih kesulitan dalam membuat soal
pada materi tersebut.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan melalui wawancara peneliti
terdorong mengembangkan tes hasil belajar dengan penelitian pengembangan
yang berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat Termasuk Penggunaan
Sifat-sifatnya, Pembulatan dan Penaksiran untuk Siswa Kelas V” yang sudah teruji dan memiliki kualitas baik.
B. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Alat ukur yang dikembangkan mengukur ranah kognitif taksonomi Bloom
yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi
dan mencipta.
2. Alat ukur yang dikembangkan mengukur mata pelajaran matematika kelas
V.
3. Tes memuat tentang Kompetensi Dasar 1.1 melakukan operasi hitung
bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan dan
penaksiran.
(24)
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengembangkan tes hasil belajar mata pelajaran matematika
pada kompetensi dasar operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan
sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran untuk siswa kelas V SD?
2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar mata pelajaran matematika
pada kompetensi dasar operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan
sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran untuk siswa kelas V SD?
D. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan langkah-langkah mengembangkan tes hasil belajar mata
pelajaran matematika pada kompetensi dasar operasi hitung bilangan bulat
termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran untuk
siswa kelas V SD.
2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar mata pelajaran
matematika pada kompetensi dasar operasi hitung bilangan bulat termasuk
penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran untuk siswa kelas V
SD.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menggali kemampuan siswa
berdasarkan kompentensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat
(25)
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Memberikan pengalaman dan wawasan dalam mengkonstruksi soal
dan menganalisis setiap butir soal untuk mengetahui kualitas butir
soal yang dapat dijadikan pedoman ketika menjadi guru.
b. Bagi guru
Memberikan contoh soal tes hasil belajar mata pelajaran matematika
pada kompetensi dasar operasi hitung bilangan bulat termasuk
penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran untuk siswa
kelas V SD yang sudah diketahui kualitasnya.
c. Bagi siswa
Mendapatkan pengalaman mengerjakan soal tes hasil belajar
matematika pada kompetensi dasar operasi hitung bilangan bulat
termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran
dengan ketentuan ranah kognitif dari mengingat sampai dengan
mencipta.
d. Bagi sekolah
Menambah sumber referensi mengenai pengembangan soal tes hasil
belajar mata pelajaran matematika kelas V SD pada kompetensi dasar
operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya,
(26)
F. Batasan Istilah
1. Tes
Alat ukur yang disusun berupa pertanyaan-pertanyaan yang dijawab untuk
mengetahui suatu pemahaman yang telah diperoleh seseorang dengan cara
yang sudah ditentukan.
2. Hasil Belajar
Perubahan, kemampuan-kemampuan atau perolehan yang diperoleh
sebagai hasil dari proses belajar pada sebuah pengajaran.
3. Kompetensi Dasar
Kemampuan dalam pembelajaran yang harus dimiliki oleh peserta didik
pada mata pelajaran tertentu yang menjadi acuan dalam pembuatan
indikator sebagai tujuan suatu pembelajaran.
4. Bilangan Bulat
Bilangan yang terdiri dari bilangan bulat positif, bilangan 0 (nol) dan
bilangan bulat negatif
5. Pembulatan
Suatu cara untuk mempermudah dalam menentukan hasil operasi hitung.
6. Penaksiran
Suatu cara untuk memperkirakan hasil operasi hitung.
7. Validitas
Kemampuan sejauh mana alat ukur mengukur terhadap sesuatu yang
(27)
8. Reliabilitas
Ketetapan suatu alat ukur yang jika diujikan berulang-ulang maka hasilnya
relatif sama.
9. Tingkat Kesukaran
Kesanggupan peserta tes dalam menjawab menjawab soal tes pada
tingkatan tertentu.
10.Pengecoh
Alternatif jawaban yang bukan merupakan jawaban benar.
11.Daya pembeda
Kemampuan setiap soal untuk membedakan peserta tes yang memiliki
kemampuan tinggi dengan peserta tes yang memiliki kemampuan rendah.
G. Spesifikasi Produk
Spesifikasi Produk yang akan dihasilkan meliputi:
1. Instrumen pilihan ganda dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
2006, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, soal, pilihan
jawaban, kunci jawaban, ranah kognitif yang diukur dan tingkat kesukaran.
2. Instrumen tes hasil belajar mata pelajaran matematika kelas V SD pada
kompetensi dasar operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan
sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran.
3. Instrumen pilihan ganda sudah teruji validitas isi melalui validasi ahli
(expert judgment).
4. Instrumen pilihan ganda memiliki validitas empiris melalui uji coba
lapangan dengan taraf signifikan 5%.
(28)
6. Instrumen pilihan ganda memiliki tingkat kesukaran 25% mudah, 50%
sedang dan 25% sukar. Soal dengan kriteria mudah pada rentang
0,71-1,00, kriteria sedang pada rentang 0,31-0,70, dan kriteria sukar pada
rentang 0,00-0,30.
7. Instrumen pilihan ganda memiliki pengecoh yang dapat berfungsi dengan
baik yaitu paling sedikit dipilih 5% dipilih oleh peserta tes.
8. Instrumen pilihan ganda memiliki daya pembeda baik dengan rentang 0.41
- 0,70 dan baik sekali dengan rentang 0,71 - 1,00.
9. Instrumen pilihan ganda disusun menggunakan Bahasa Indonesia yang
baku dan sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) meliputi penggunaan
(29)
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Kajian Pustaka 1. Tes Hasil Belajar
a. Definisi Tes
Sudijono (2006: 67) mengemukakan bahwa tes adalah cara
(yang dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka
pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan, yang berbentuk
pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus
dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari
hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan
tingkah laku atau prestasi testee; nilai dapat dibandingkan dengan
nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai-nilai
standar tertentu. Arikunto (2012: 67) mengemukaan bahwa tes adalah
merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang
sudah ditentukan.
Sulistyorini (2009: 87) mengemukakan bahwa tes merupakan
suatu alat pengumpul informasi yang bersifat resmi karena penuh
dengan batasan-batasan, disusun secara sistematis dan obyektif
berbentuk tugas dan terdiri dari pernyataan/perintah yang diberikan
pada individu/kelompok. Melalui tes itu dengan waktu yang singkat
(30)
para ahli dapat disimpulkan bahwa pengertian tes adalah alat ukur yang
disusun berupa pertanyaan-pertanyaan yang dijawab untuk mengetahui
suatu pemahaman yang telah diperoleh seseorang dengan cara yang
sudah ditentukan.
b. Definisi Hasil Belajar
Winkel (dalam Purwanto, 2009: 45) hasil belajar adalah
perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan
tingkah lakunya. Purwanto (2009: 45) berpendapat bahwa hasil belajar
merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan
pengajaran. Menurut Sudjana (2010: 22) hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah perubahan, kemampuan-kemampuan atau
perolehan yang diperoleh sebagai hasil dari proses belajar pada sebuah
pengajaran.
c. Bentuk Tes Hasil Belajar
1) Tes Objektif
Sudijono (2011: 106) mengungkapkan bahwa tes objektif
adalah salah satu bentuk tes hasil belajar yang terdiri dari
butir-butir soal yang dapat dijawab oleh peserta tes dengan memilih
salah satu jawaban diantara beberapa kemungkinan jawaban yang
telah tersedia pada masing-masing soal. Suwarto (2013: 34)
mengemukakan bahwa tes objektif terdiri dari butir-butir yang
(31)
mengisi dengan beberapa perkataan atau simbol. Suwandi (2010,
48) mengemukakan bahwa tes objektif disebut juga sebagai tes
jawab singkat. Tes jawab singkat menuntut siswa hanya dengan
memberikan jawaban singkat, bahkan hanya dengan memilih
kode-kode tertentu yang mewakili alternatif-alternatif jawaban yang
disediakan.
Menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa pengertian tes objektif adalah salah satu bentuk tes hasil
belajar yang terdiri dari butir-butir soal dan dapat dijawab dengan
memilih salah satu jawaban benar diantara beberapa alternatif
jawaban yang telah tersedia. Arikunto (2012: 181) mengemukakan
tes objektif terbagi dalam 4 macam tipe tes, diantaranya:
a) Tes benar-salah (True-False)
Dalam tes benar-salah bentuk soalnya berupa
pernyataan-pernyataan. Pernyataan tersebut ada yang benar
dan ada yang salah. Peserta tes diminta untuk menandai
masing-masing pernyataan dengan menandai huruf B jika
pernyataan tersebut dianggap benar dan menandai S jika
pernyataan tersebut dianggap salah.
b) Tes pilihan ganda (Multiple Choice Test)
Tes pilihan ganda terdiri atas keterangan tentang
suatu pengertian yang belum lengkap dan untuk
melengkapinya telah disediakan beberapa kemungkinan
(32)
beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Tes
pilihan ganda selain mudah salam pemberian skor, tipe tes
ini juga banyak digunakan karena banyak sekali materi
yang dapat dicakup.
c) Menjodohkan (Maching Test)
Tipe tes menjodohkan atau bisa juga disebut dengan
istilah mencocokkan atau memasangkan. Terdiri atas satu
seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing
pertanyaan memiliki jawaban dalam satu seri jawaban yang
telah tersedia. Tugas peserta tes adalah mencari dan
menempatkan jawaban-jawaban sehingga cocok dengan
pertanyaannya.
d) Tes isian (Completion Test)
Tes isian juga bisa disebut tes melengkapi. Tes ini
terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya
dihilangkan.
2) Tes Subjektif
Sudjana (2010: 35) tes subjektif adalah pertanyaan yang
menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan,
menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan
alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan
pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.
Nurkancana dan Sumartana (dalam Purwanto, 2009: 70) tes
(33)
suruhan yang menghendaki jawaban yang berupa uraian-uraian
yang relatif panjang. Tuckman (dalam Suwandi, 2010: 47) tes
subjektif adalah suatu bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban
siswa dalam bentuk uraian dengan mempergunakan bahasa sendiri.
Menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa tes subjektif adalah salah satu bentuk tes yang terdiri dari
pertanyaan dan dijawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan,
mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk
lain yang sejenis dengan menggunakan bahasa sendiri. Sudjana
(2010: 37-38) mengemukakan bentuk tes subjektif dibedakan
menjadi:
a) Uraian bebas (Free Essay)
Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi,
bergantung pada pandangan sisea itu sendiri. Hai ini
disebabkan oleh isi pertanyaan uraian bebas sifatnya umum.
b) Uraian terbatas
Dalam bentuk ini pertanyaan telah diarahkan kepada
hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan
bisa dari segi: (a) ruang lingkupnya, (b) sudut pandang
jawabannya, (c) indikator- indikatornya.
c) Uraian berstruktur
Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara
(34)
merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun
bersifat terbuka dan bebas menjawabnya.
d. Tes Pilihan Ganda
Suwarto (2013: 37) butir multiple choice adalah suatu butir yang
terdiri dari suatu statement yang belum lengkap. Untuk melengkapi
statement tersebut disediakan beberapa statement sambungan yang satu diantaranya merupakan sambungan yang benar, sedangkan yang
lainnya adalah sambungan yang tidak benar. Butir multiple choice ini
dapat pula berupa suatu pernyataan yang telah disediakan beberapa
buah jawaban di mana hanya satu dari jawaban yang disediakan itu
merupakan jawaban yang benar. Pernyataan yang belum lengkap dalam
butir multiple choice disebut stem, alternatif jawaban yang disediakan
disebut option dan jawaban atau statement sambungan yang tidak benar
disebut pengecoh (distractor).
Sulistyorini (2009: 105) berpendapat bahwa tes pilihan ganda
terdiri atas suatu keterangan tentang pengertian yang belum lengkap.
Untuk melengkapi keterangan tersebut, peserta tes diminta memilih
salah satu jawaban yang dianggap paling benar dari beberapa
kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Sudijono (2006: 118)
mengemukakan bahwa tes obyektif bentuk pilihan ganda yaitu salah
satu bentuk tes obyektif yang terdiri atas pertanyaan yang sifatnya
belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu
(atau lebih) dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan
(35)
Menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tes
pilihan ganda adalah suatu bentuk tes objektif terdiri dari pernyataan
yang belum lengkap, dan untuk melengkapi pernyataan tersebut peserta
tes dapat memilih salah satu dari beberapa pilihan jawaban sebagai
jawaban yang paling tepat.
e. Kaidah dan Penulisan Soal Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda
Sudjana (2010: 50-53) mengemukakan kaidah dan penulisan
dalam pembuatan soal pilihan ganda, yaitu:
1) Pokok soal yang menjadi pokok permasalahan harus dirumuskan
secara jelas.
2) Perumusan pokok soal dan alternatif jawaban hendaknya
merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
3) Untuk setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar atau yang
paling benar.
4) Pada pokok soal sedapat mungkin dicegah perumusan
pernyataan yang bersifat negatif.
5) Alternatif jawaban (option) harus logis dan pengecoh harus
berfungsi.
6) Tidak ada petunjuk untuk jawaban yang benar.
7) Tidak menggunakan pilihan jawaban semua benar dan semua
salah.
8) Pilihan jawaban homogen, baik dari segi isi maupun dari segi
(36)
9) Pilihan jawaban yang berupa angka, disusun secara berurutan
dari angka terkecil keangka terbesar atau sebaliknya.
Kusaeri (2014: 71-83) mengemukakan kaidah-kaidah penulisan
tes tipe pilihan ganda yang dapat dilakukan agar soal yang tersusun
baik:
1) Rumusan soal harus sesuai dengan indikator.
2) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi
materi.
3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau
paling benar.
4) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
5) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus berupa
pernyataan yang diperlukan saja.
6) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
7) Pokok soal yang menggunakan pernyataan yang bersifat negatif
ganda, seperti bukan, tidak, tanpa, kecuali, dan sejenisnya dapat
membingungkan siswa memahami pokok permasalahan yang
ditanyakan.
8) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
9) Memilih jawaban jangan mengandung “Semua pilihan jawaban di atas salah” atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”.
10) Memilih jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus
disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut,
(37)
11) Jika terdapat gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya
yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
12) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
13) Rumusan soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah Bahasa Indonesia.
Menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
kaidah dan penulisan soal tes pilihan ganda yaitu: 1) Rumusan soal
harus sesuai dengan indikator, 2) Pilihan jawaban harus homogen dan
logis ditinjau dari segi materi, 3) Setiap soal harus mempunyai satu
jawaban yang benar atau paling benar, 4) Pokok soal harus dirumuskan
secara jelas dan tegas, 5) Perumusan pokok soal dan alternatif jawaban
hendaknya merupakan pernyataan yang diperlukan saja, 6) Pada pokok
soal sedapat mungkin dicegah perumusan pernyataan yang bersifat
negatif, 7) Alternatif jawaban (option) harus logis dan pengecoh harus
berfungsi, 8) Tidak ada petunjuk untuk jawaban yang benar, 9) Tidak
menggunakan pilihan jawaban semua benar dan semua salah, 10)
Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama, 11) Pilihan
jawaban yang berupa angka, disusun secara berurutan dari angka
terkecil keangka terbesar atau sebaliknya, 12) Butir soal jangan
bergantung pada jawaban soal sebelumnya, 13) Rumusan soal harus
(38)
f. Kelebihan dan Kekurangan Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda
Sudjana (2010: 49) menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari
tes pilihan ganda. Beberapa kelebihan tes pilihan ganda antara lain:
1) Materi yang diujikan dapat mencakup sebagian besar dari
bahan pengajaran yang telah diberikan
2) Jawaban siswa dapat dikoreksi (dinilai) dengan mudah dan
cepat dengan menggunakan kunci jawaban.
3) Jawaban untuk setiap pertanyaan sudah pasti benar atau salah
sehingga penilaiannya bersifat objektif.
Kekurangan tes pilihan ganda antara lain:
1) Kemungkinan untuk melakukan tebakan jawaban masih cukup
besar.
2) Proses berfikir siswa tidak dapat dilihat dengan nyata.
Menurut Jihad & Haris (2012: 83) terdapat beberapa kelebihan
dan kelemahan tes tipe pilihan ganda. Beberapa kelebihan bentuk tes
pilihan ganda, diantaranya:
1) Hasil belajar yang sederhana sampai yang kompleks dapat di
ukur.
2) Terstruktur dan petunjuknya jelas.
3) Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi
diagnostik.
4) Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban.
(39)
Beberapa kelemahan yang dimiliki bentuk tes pilihan ganda, yaitu:
1) Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama.
2) Sulit menemukan pengacau.
3) Kurang efektif mengukur pemecahan masalah.
4) Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca yang baik.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
beberapa kelebihan dan kekurangan soal tes pilihan ganda, beberapa
kelebihannya yaitu: 1) Materi yang diujikan dapat mencakup sebagian
besar dari bahan pengajaran yang telah diberikan, 2) Jawaban siswa
dapat dikoreksi (dinilai) dengan mudah dan cepat dengan menggunakan
kunci jawaban, 3) Jawaban untuk setiap pertanyaan sudah pasti benar
atau salah sehingga penilaiannya bersifat objektif, 4) Terstruktur dan
petunjuknya jelas, 5) Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan
informasi diagnostik, 6) Penilaian mudah, objektif, dan dapat dipercaya.
Sedangkan beberapa kekurangannya yaitu: 1) Kemungkinan
untuk melakukan tebakan jawaban masih cukup besar, 2) Proses
berfikir siswa tidak dapat dilihat dengan nyata, 3) Menyusunnya
membutuhkan waktu yang lama, 4) Sulit menemukan pengacau, 5)
Kurang efektif mengukur pemecahan masalah, 6) Nilai dapat
dipengaruhi dengan kemampuan baca yang baik.
2. Konstruksi Tes Hasil belajar a. Validitas
Purwanto (2009: 114) menyatakan bahwa validitas berhubungan
(40)
diukur. Surapranata (2009: 50) berpendapat bahwa validitas adalah
suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur
apa yang seharusnya diukur. Menurut Anastasi dan Urbina (dalam
Purwanto, 2009: 114) validitas berhubungan dengan apakah tes
mengukur apa yang mesti diukurnya dan seberapa baik dia
melakukannya. Menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa validitas merupakan kemampuan sejauh mana alat ukur
mengukur terhadap sesuatu yang diukur. Surapranata (2009: 51-55)
menyebutkan bahwa terdapat 4 bentuk validitas, yaitu:
1) Validitas Isi (Content Validity)
Validasi isi sering disebut dengan validitas kurikulum
yang mengandung arti bahwa suatu alat ukur dipandang valid
apabila sesuai dengan isi kurikulum yang hendak diukur.
Menentukan validitas dapat dilakukan dengan cara mengkaji isi
tes itu. Salah satu cara untuk memperoleh validitas isi adalah
dengan melihat soal-soal yang membentuk tes itu. Jika
keseluruhan soal tampak mengukur apa yang seharusnya tes itu
gunakan, tidak diragukan lagi bahwa validitas isi sudah
terpenuhi.
2) Validitas Konstruk (Construct Validity)
Validitas konstruk adalah sesuatu yang berkaitan dengan
fenomena dan objek yang abstrak, tetapi gejalanya dapat diamati
dan diukur. Validitas konstruk mengandung arti bahwa suatu
(41)
teoritik dimana tes itu dibuat. Dengan kata lain sebuah tes
dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila soal-soal
mengukur setiap aspek berpikir seperti yang diuraikan kedalam
standar kompetensi, kompetensi dasar serta indikator yang
terdapat dalam kurikulum.
3) Validitas Prediksi (Predictive Validity)
Validitas prediktif menunjukkan kepada hubungan antara
tes skor yang diperoleh peserta tes dengan keadaan yang akan
terjadi diwaktu yang akan datang. Sebuah tes dikatakan
memiliki validitas prediksi apabila mempunyai kemampuan
untuk memprediksi apa yang terjadi di masa yang akan datang.
4) Validitas Konkruen (Conccurrent Validity)
Validitas konkruen menunjukkan pada hubungan antara
tes skor dengan yang dicapai dengan keadaan sekarang.
Validitas ini dikenal juga sebagai validitas empiris. Sebuah tes
memiliki validitas konkruen apabila hasilnya sesuai dengan
pengalaman.
b. Reliabilitas
Purwanto (2009: 154) mengemukakan bahwa reliabilitas adalah
konsistensi dan ketepatan alat ukur dalam melakukan pengukuran.
Sudjana (2010: 16) mengemukakan bahwa reliabilitas adalah ketetapan
atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilai. Tes hasil
belajar dikatakan ajeg apabila hasil pengukuran saat ini menunjukkan
(42)
sama. Arikunto (1993: 81) mengatakan bahwa reliabilitas tes
berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Seandainya
berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
Menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa reliabilitas
adalah ketetapan suatu alat ukur yang jika diujikan berulang-ulang
maka hasilnya relatif sama.
c. Karakteristik Butir Soal
1) Tingkat Kesukaran
Sudjana (2010: 135) mengungkapkan bahwa tingkat
kesukaran soal merupakan kesanggupan atau kemampuan siswa
(peserta tes) dalam menjawab soal, bukan dilihat dari sudut
pandang guru sebagai pembuat soal. Ada 3 kriteria tingkat
kesukaran soal yaitu mudah, sedang, dan sukar atau sulit.
Sulistyorini (2009: 173) kesukaran soal merupakan kesanggupan
atau kemampuan siswa dalam menjawab soal, bukan dilihat dari
sudut pandang guru sebagai pembuat soal. Untuk memperoleh
kualitas soal yang baik, selain memenuhi validitas dan reliabilitas,
perlu adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal yang terbagi
secara proporsional yaitu soal mudah, sedang, dan sukar.
Suwarto (2013: 106) tingkat kesukaran adalah peluang
untuk menjawab benar pada butir tes dan pada tingkat kemampuan
tertentu. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
tingkat kesukaran adalah kesanggupan peserta tes dalam menjawab
(43)
2) Analisis Pengecoh
Arikunto (2012: 233) mengemukakan bahwa pengecoh
dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut
mempunyai daya tarik yang besar bagi peserta tes yang kurang
memahami materi. Purwanto (2009: 108) berpendapat bahwa
pengecoh (distractor) juga dikenal dengan istilah penyesat, yaitu
pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban. Pengecoh
harus dibuat semirip mungkin dengan kunci jawaban agar dapat
berfungsi dengan baik. Surapranata (2009: 43) berpendapat bahwa
jawaban soal tes pilihan ganda itu terbagi menjadi dua yaitu
jawaban dan pengecoh. Dari sekian banyak alternatif jawaban
tanya hanya terdapat satu jawaban benar yang dinamakan kunci
jawaban, sedangkan kemungkinan jawaban yang tidak benar
dinamakan dengan pengecoh.
Menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa pengecoh adalah alternatif jawaban yang bukan merupakan
jawaban benar.
3) Daya Pembeda
Arikunto (2012: 222) mengemukakan bahwa daya pembeda
soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang
berkemampuan tinggi (pandai) dengan siswa yang berkemampuan
rendah (kurang pandai). Jika soal dapat dijawab benar oleh siswa
yang pandai maupun siswa yang kurang pandai maka soal tersebut
(44)
mengemukakan bahwa analisis daya pembeda mengkaji butir-butir
soal bertujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam
membedakan siswa yang tinggi prestasinya dengan siswa yang
kurang atau lemah prestasinya. Artinya, jika soal diberikan pada
siswa yang mampu, maka hasilnya menunjukkan prestasi yang
tinggi. Sebaliknya, jika soal diberikan pada siswa yang lemah maka
hasilnya juga menunjukkan prestasi yang rendah.
Surapranata (2009: 23) mengatakan bahwa daya pembeda
soal yaitu daya dalam membedakan antara peserta tes yang
berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan
rendah. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
daya pembeda adalah kemampuan setiap soal untuk membedakan
peserta tes yang memiliki kemampuan tinggi dengan peserta tes
yang memiliki kemampuan rendah.
3. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Menurut Mardapi (2008: 88-97) ada 9 langkah yang perlu
ditempuh dalam mengembangkan tes hasil belajar:
1. Menyusun Spesifikasi Tes
Spesifikasi tes menunjukkan keseluruhan karakteristik yang
harus dimiliki suatu tes. Spesifikasi yang jelas akan mempermudah
dalam menulis soal. Penyusunan spesifikasi tes mencakup kegiatan:
a. Menentukan Tujuan Tes
Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan
(45)
b. Menyusun Kisi-kisi Tes
Kisi-kisi merupakan tabel yang berisi spesifikasi
soal-soal yang akan dibuat. Kisi-kisi merupakan acuan bagi penulis
soal dalam pembuatan soal. Ada 4 langkah dalam
mengembangkan kisi-kisi tes, yaitu: (1) menulis standar
kompetensi dan kompetensi dasar, (2) menentukan indikator, (3)
membuat daftar pokok bahasan sub pokok bahasan yang akan
diujikan, dan (4) menentukan jumlah butir soal tiap pokok
bahasan.
c. Memilih Bentuk Tes
Pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh tujuan
tes, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa
lembar jawaban tes, cakupan materi, dan karakteristik mata
pelajaran yang diujikan.
d. Penentuan Panjang Tes
Penentuan panjang tes berdasarkan pada cakupan materi
ujian yang akan diujikan. Penentuan panjang tes berdasarkan
pengalaman waktu dan pengalaman saat melakukan tes. Namun
tes untuk ulangan di kelas penentuan waktu berdasarkan
pengalaman guru. Pada umumnya waktu yang digunakan untuk
mengerjakan tes bentuk pilihan ganda adalah 2 sampai 3 menit
(46)
2. Menulis Soal Tes
Penulisan soal merupakan langkah menjabarkan indikator
menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai
dengan perincian kisi-kisi yang telah dibuat. Langkah ini perlu
dilakukan secara hati-hati agar keseluruhan tes dapat berkualitas
baik. Kualitas tes secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh
tingkat kebaikan dari masing- masing butir soal.
3. Menelaah Soal Tes
Menelaah soal tes perlu dilakukan untuk memperbaiki soal
jika ternyata dalam pembuatannya masih ditemukan kekurangan
atau kesalahan. Walaupun telah dipersiapkan dengan baik,
kekurangan dan kesalahan pembuatan soal mungkin terjadi selama
proses pembuatan berlangsung. Telaah soal ini sebaiknya dilakukan
oleh para ahli yang secara bersama-sama dalam tim menelaah dan
atau mengoreksi soal. Dengan telaah soal ini diharapkan dapat
semakin memperbaiki kualitas soal.
4. Melakukan Uji Coba Tes
Uji coba ini dapat digunakan sebagai sarana memperoleh
data empirik tentang tingkat kebaikan soal yang telah disusun.
Melalui uji coba dapat diperoleh data tentang reliabilitas, validitas,
tingkat kesukaran, pola jawaban, efektivitas pengecoh, daya beda,
(47)
5. Menganalisis Butir Soal Tes
Melalui uji coba yang telah dilakukan dapat diperoleh
beberapa informasi penting tentang kualitas soal yang telah
disusun. Berdasarkan hasil uji coba perlu kiranya dilakukan analisis
antara lain: tingkat kesulitan butir soal, daya pembeda, dan juga
efektivitas pengecoh.
6. Memperbaiki Tes
Setelah uji coba dan dianalisis maka langkah berikutnya
adalah melakukan perbaikan-perbaikan tentang bagian soal yang
masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Langkah ini biasanya
dilakukan setiap butir soal, yaitu memperbaiki masing-masing butir
soal yang ternyata masih belum baik dan beberapa mungkin harus
dibuang karena tidak memenuhi standar kualitas yang diharapkan.
7. Merakit Tes
Langkah ini adalah merakit butir-butir soal tersebut menjadi
satu kesatuan tes. Keseluruhan butir perlu disusun secara hati-hati
menjadi kesatuan soal tes yang terpadu. Dalam merakit soal,
hal-hal yang dapat mempengaruhi validitas soal seperti nomor urut
soal, pengelompokan bentuk soal, lay out dan sebagainya harus
diperhatikan.
8. Melaksanakan Tes
Tes yang telah disusun diberikan kepada peserta untuk
diselesaikan. Pelaksanaan tes dilakukan sesuai dengan waktu yang
(48)
tes tersebut benar-benar dikerjakan oleh peserta tes dengan jujur
dan sesuai dengan ketentuan yang digariskan.
9. Menafsirkan Hasil Tes
Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor.
Skor ini kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu rendah,
menengah, atau tinggi.
4. Matematika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI (2008: 888)
matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan, hubungan
antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah mengenai bilangan. Menurut Suhendri (2011: 32)
matematika adalah ilmu tentang bilangan, bangun dan hubungan-hubungan
konsep dan logika dengan menggunakan bahasa lambang atau simbol
dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
matematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bilangan,
hubungan-hubungan konsep antar bilangan, bangun, dan logika
menggunakan suatu prosedur operasional dalam penyelesaian suatu
masalah terkait dengan bilangan.
5. Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat Termasuk Penggunaan Sifat-sifatnya, Pembulatan, dan Penaksiran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
22 tahun 2006 (2006: 37) mengemukakan bahwa kompetensi dasar
(49)
mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator
kompetensi. Kusaeri (2014: 30) mengemukakan kompetensi dasar adalah
tujuan pembelajaran yang memiliki cakupan luas. Kompetesi dasar
merupakan acuan dalam pembuatan indikator yang disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Berdasarkan pendapat para ahli di
atas dapat disimpulkan kompetensi dasar adalah kemampuan dalam
pembelajaran yang harus dimiliki oleh peserta didik pada mata pelajaran
tertentu yang menjadi acuan dalam pembuatan indikator sebagai tujuan
suatu pembelajaran.
a. Operasi Hitung
(Wahyudin & Sudrajat, 2003: 35) menyatakan operasi hitung
dalam matematika dapat dibedakan menjadi 4 operasi hitung dasar,
yaitu: (1) Penjumlahan, yaitu operasi hitung untuk memperoleh dua
bilangan bulat atau lebih; (2) Pengurangan, yaitu operasi hitung untuk
memperoleh selisih dari dua bilangan atau lebih; (3) Perkalian, yaitu
penjumlahan berulang dengan penjumlahan tetap; dan (4) Pembagian,
yaitu pengurangan berulang dengan pengurangan tetap.
b. Sifat sifat Operasi Hitung
Menurut Suyati & Khafid (2004: 5-9) Sifat-sifat operasi hitung
dibedakan menjadi 3, yaitu: (1) Sifat Komutatif merupakan sifat
pertukaran dan dipergunakan dalam penjumlahan dan perkalian. (2)
Sifat Asosiatif merupakan sifat pengelompokkan dan dipergunakan
dalam penjumlahan dan perkalian. (3) Sifat Distributif merupakan sifat
(50)
c. Bilangan Bulat
Sardjana (2009: 4) bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri
dari bilangan cacah (termasuk bilangan asli) dan bilangan bulat negatif.
Himpunan bilangan yang dimulai dari satu, dua, tiga sampai seterusnya
disebut bilangan asli. Sedangkan bilangan cacah adalah
bilangan-bilangan bulat yang dimulai dari nol (0). Bilangan bulat ada bilangan-bilangan
bulat positif dan bilangan bulat negatif. Bilangan asli dan bilangan
cacah bisa disebut juga bilangan bulat positif.
d. Pembulatan
Suyati & Khafid (2004, 10) pembulatan dilakukan untuk
mempermudah dalam menentukan hasil operasi hitung. Bila angka
belakang 1, 2, 3, dan 4 maka dihilangkan dan bila angka belakang 5, 6,
7, 8 dan, 9 maka dibulatkan menjadi 1. Contoh pembulatan bilangan:
1. 22 dibulatkan menjadi 20
2. 38 dibulatkan menjadi 40
3. 2,1 dibulatkan menjadi 2
4. 4,7 dibulatkan menjadi 5
e. Penaksiran
Suyati & Khafid (2004, 15) penaksiran dilakukan dengan cara
pembulatan bilangan, penaksiran untuk memperkirakan hasil operasi
hitung. Contoh penaiksiran:
1. 127 + 81 = 210
127 dibulatkan menjadi 130 dan 81 dibulatkan menjadi 80
(51)
6. Taksonomi Tes Hasil Belajar
Anderson & Krathwohl (2010: 99-128) proses kognitif menurut
Benyamin Bloom yang telah direvisi mempunyai 6 kategori yaitu
mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta.
a. Mengingat
Proses mengingat adalah proses seseorang mengambil
pengetahuan yang di butuhkan dari memori jangka panjang. Proses
mengingat dibagi 2 kategori yaitu mengenali dan mengingat kembali.
Pengetahuan mengingat penting untuk belajar yang bermakna dan
menyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut dipakai dalam
tugas-tugas yang lebih kompleks. Mengingat meliputi proses
mengetahui, mengidentifikasi, meniru, menyatakan dan menunjukkan.
b. Memahami
Proses memahami adalah mengkonstruksi makna dari
pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis,
yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer.
Proses-proses kognitif dalam kategori memahami meliputi
menafsirkan, mengubah, menentukan, mencontohkan,
mengklasifikasikan, merangkum, membandingkan, dan menjelaskan.
Siswa memahami dengan menghubungkan pengetahuan baru yang
(52)
c. Mengaplikasi
Proses mengaplikasi melibatkan penggunaan
prosedur-prosedur tertentu untuk mengarjakan soal latihan atau menyelesaikan
masalah. Mengaplikasi terdiri dari proses kognitif yaitu, mengeksekusi,
menggunakan, menerapkan dan mengimplementasikan.
d. Menganalisis
Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi
menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan
antar bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhan.
Kategori proses menganalisis meliputi proses-proses kognitif seperti
menganalisis, mengorganisasi, dan mengatribusikan (menentukan
tujuan dibalik informasi atau pengetahuan itu).
e. Mengevaluasi
Proses mengevaluasi membuat keputusan dan memberikan
penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang telah ditentukan atau
berlaku. Kategori mengevaluasi mencakup proses kognitif memeriksa,
mengoreksi, mengkategorikan dan mengritik.
f. Mencipta
Proses mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen
jadi sebuah keseluruhan yang koheren dan fungsional. Tujuan dalam
mencipta adalah membuat sebuah produk baru dengan mengorganisasi
sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola yang tidak pernah ada
sebelumnya. Kategori mencipta meliputi merumuskan, merencanakan,
(53)
B. Penelitian yang Relevan
Hutagaol, Efa Nanda (2016) melakukan penelitian tentang
“Pengembangan Buku Prototype Tes Hasil Belajar Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan R&D yaitu berupa instrumen tes pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban
pada mata pelajaran matematika kelas V. Penelitian ini bertujuan untuk: (1)
mengembangkan tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika
kompetensi dasar operasi campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V SD,
(2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar pada mata pelajaran
matematika kompetensi dasar operasi hitung campuran bilangan bulat untuk
siswa kelas V SD. Hasil penelitian ini adalah: (1) penelitian dan
pengembangan dilakukan melalui 7 langkah, yaitu potensi masalah,
pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba
produk, dan revisi produk, (2) hasil analisis butir soal pada 50 butir soal tes
diperoleh 38% soal valid, soal termasuk reliabel, daya beda butir tes yaitu
kategori baik 75% dan kategori baik sekali 25%, tingkat kesukaran butir tes
diperoleh hasil yaitu kategori mudah 0%, kategori sedang 50%, dan kategori
sukar 50%, terdapat 3 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi.
Siti Sofiyah, dkk (2015) melakukan penelitian yang berjudul
“Pengembangan Paket Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom Pada Siswa Kelas V SD”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pengembangan paket tes dan
(54)
tinggi matematika berdasarkan revisi Taksonomi Bloom pada siswa kelas V
SD. Prosedur pengembangannya disesuaikan dengan model 4D yaitu Define,
Design, Develop, dan Disseminate. Materi yang dikembangkan menjadi paket tes adalah bilangan, aritmatika, dan geometri. Data yang dianalisis yaitu
lembar validasi dan lembar jawaban siswa dari uji coba one to one, small
group, dan large group. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis validitas oleh validator, analisis kevalidan butir soal, analisis reliabilitas,
analisis daya beda, dan analisis tingkat kesukaran. Subjek uji coba pada
penelitian ini adalah siswa kelas V-C SDN Jember Lor 1. Pada uji coba yang
terakhir (uji coba large group) diperoleh reliabilitas dengan interpretasi
sangat tinggi. Hasil analisis validitas butir diperoleh 2 pertanyaan dengan
validitas sangat tinggi, 3 pertanyaan dengan validitas tinggi, 4 pertanyaan
dengan validitas cukup. Terdapat 5 pertanyaan dengan tingkat kesukaran
sukar, 4 soal dengan tingkat kesukaran sedang, 0 soal dengan tingkat
kesukaran mudah. Hasil analisis daya pembeda didapat 4 pertanyaan dengan
interpretasi daya jelek, 4 pertanyaan dengan interpretasi cukup, dan 1
pertanyaan dengan interpretasi baik. Berdasarkan hasil validasi dan analisis
uji coba, secara umum paket tes yang dikembangkan telah sesuai dengan
level berpikir tingkat tinggi dan memenuhi kriteria tes yang baik yaitu valid
dan reliabel.
Duskri,dkk (2014) melakukan penelitian berjudul “Pengembangan Tes Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika di SD”. Penelitian bertujuan untuk: 1) menemukan prosedur pengembangan tes diagnostik kesulitan belajar
(55)
dikembangkan dan 3) mengetahui informasi yang dapat dimunculkan dari
hasil analisis tes diagnostik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1)
menemukan prosedur pengembangan tes diagnostik kesulitan belajar
matematika di SD meliputi: studi pendahuluan, studi literatur dan hasil
penelitian, analisis masalah, merumuskan learning continum, merumuskan
peta konsep, menyusun tes essay, polarisasi jawaban siswa, menyusun tes
bentuk pilihan ganda, validasi pakar melalui focus group discussion, uji coba
terbatas, dan uji coba yang diperluas. Subjek penelitian ini siswa kelas VI
SD/MI di Kota Banda Aceh sebanyak 542 orang siswa. 2) hasil penelitian
menunjukkan bahwa indeks daya beda butir soal tes antara 0,391 sampai
dengan 2,317, indeks kesukaran butir tes antara -2,158 sampai dengan 2,528,
kecocokan uji tes dengan kemampuan peserta antara 2,00 sampai dengan
2,60, dan fungsi informasi tes antara 0,111 sampai dengan 3,879 dan 3)
informasi yang dapat dimunculkan dari tes meliputi: hasil tes secara klasikal
dan individual, grafik ketuntasan belajar, grafik ketuntasan belajar, profil
individual, analisis salah konsepsi dan saran remidial.
Penelitian-penelitian di atas relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti. Dari ketiga penelitian di atas membahas mengenai
pengembangan tes hasil belajar, baik pengembangannya maupun analisis
kualitasnya. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan tersebut,
peneliti akan melakukan penelitian pengembangan dengan membuat produk
tes hasil belajar matematika untuk kelas V SD. Hal yang membedakan dari
penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu pada
(56)
belajar matematika, yaitu Kompetensi Dasar melakukan operasi hitung
bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan dan
penaksiran.
Salah satu kelebihan penelitian ini adalah memiliki karakteristik tes
yang baik dan belum banyak dilakukan serta produk tes hasil belajar
dikembangkan sesuai dengan tingkatan ranah kognitif pada taksonomi Bloom
dari mengingat sampai dengan mencipta. Dari penelitian-penelitian diatas
dapat menjadi acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian pengembangan
dengan judul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Operasi Hitung Bilangan Bulat Termasuk Penggunaan Sifat-sifatnya,
Pembulatan dan Penaksiran untuk Siswa Kelas V”. Literature map dari penelitian yang relevan terdapat pada bagan 2.1.
(57)
Bagan 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berfikir
Tes hasil belajar merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana pemahaman yang telah diperoleh seseorang melalui
proses belajar. Tes yang biasa digunakan dalam dunia pendidikan adalah tes
pilihan ganda. Tes pilihan ganda merupakan salah satu bentuk tes hasil Theresia Efa
Nanda Hutagaol (2016) “Pengembangan Buku Prototype Tes Hasil Belajar Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung
Campuran Bilangan Bulat
untuk Siswa Kelas V Sekolah
Dasar”
Siti Sofiyah, dkk (2015) “Pengembangan Paket Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematika Berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom Pada Siswa Kelas V
SD”
Duskri, dkk (2014) “Pengembangan Tes Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika di SD”
Yang akan diteliti:
Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat Termasuk Penggunaan
Sifat-sifatnya, Pembulatan dan Penaksiran untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar
(58)
belajar objektif yang terdiri dari pernyataan yang belum lengkap, dan untuk
melengkapi pernyataan tersebut peserta tes dapat memilih salah satu dari
beberapa pilihan jawaban sebagai jawaban yang paling tepat. Untuk
memperoleh suatu tes yang baik perlu adanya uji coba terhadap tes hasil
belajar yang akan diberikan kepada siswa.
Tes dibuat dengan menentukan Kompetensi Dasar kemudian membuat
indikator yang akan dicapai, selanjutnya melalui indikator tersebut dibuat
soal. Tes yang baik adalah tes yang memiliki validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, daya pembeda dan pengecoh yang dapat berfungsi dengan baik.
Validitas merupakan kemampuan sejauh mana alat ukur mengukur terhadap
sesuatu yang diukur sedangkan reliabilitas adalah ketetapan suatu alat ukur
yang jika diujikan berulang-ulang maka hasilnya relatif sama. Tes yang akan
diujikan harus memiliki tingkat kesukaran yang baik pada suatu tingkatan,
yaitu mudah, sedang dan sukar. Tes juga harus memiliki daya pembeda soal
agar mampu membedakan peserta tes yang memiliki kemampuan tinggi dan
peserta tes yang memiliki kemampuan rendah. Dalam tes pilihan ganda
terdapat pengecoh yang dapat dianalisis keefektifannya. Dalam pembuatan tes
perlu memperhatikan dimensi kognitif yaitu mengingat, memahami,
mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta agar dapat menjadi
alat ukur yang baik dan dapat mengukur kemampuan siswa.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam pembuatan soal tes
hasil belajar guru belum membuat tes hasil belajar sesuai dengan prosedur
atau langkah-langkah pembuatan tes hasil belajar, sehingga dalam mengukur
(59)
apakah sudah baik atau belum. Pada wawancara, guru juga mengatakan
bahwa dalam membuat soal hanya menyesuaikan dengan tingkat kemampuan
siswanya saja sesuai dengan apa yang sudah disampaikan di dalam kelas,
sehingga berpengaruh terhadap tingkat kesulitan dari soal tes. Berdasarkan
fakta tersebut menjadi acuan peneliti untuk mengembangkan tes hasil belajar
matematika Kompetensi Dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat
termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran untuk siswa
kelas V Sekolah Dasar. Tes yang dikembangkan dalam bentuk pilihan ganda
dengan mengembangkan indikator yang dapat mengukur seluruh ranah
kognitif siswa bedasarkan taksonomi Bloom mulai dari mengingat sampai
dengan mencipta. Pengembangan tes hasil belajar ini juga akan
mendeskripsikan kualitas butir soal yang meliputi validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran, daya pembeda dan analisis pengecoh.
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana mengembangkan tes hasil belajar Kompetensi Dasar
melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan
sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran untuk siswa kelas V Sekolah Dasar?
2. Bagaimana kualitas tes hasil belajar Kompetensi Dasar melakukan operasi
hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan dan
penaksiran untuk siswa kelas V Sekolah Dasar menurut penilaian ahli?
3. Bagaimana validitas tes hasil belajar Kompetensi Dasar melakukan operasi
hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan dan
penaksiran untuk siswa kelas V Sekolah Dasar berdasarkan hasil uji coba
(60)
4. Bagaimana reliabilitas tes hasil belajar Kompetensi Dasar melakukan
operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya,
pembulatan dan penaksiran untuk siswa kelas V Sekolah Dasar
berdasarkan uji coba empiris?
5. Bagaimana tingkat kesulitan tes hasil belajar Kompetensi Dasar
melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan
sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran untuk siswa kelas V Sekolah Dasar
berdasarkan uji coba empiris?
6. Bagaimana daya pembeda tes hasil belajar Kompetensi Dasar melakukan
operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya,
pembulatan dan penaksiran untuk siswa kelas V Sekolah Dasar
berdasarkan uji coba empiris?
7. Bagaimana hasil analisis pengecoh tes hasil belajar Kompetensi Dasar
melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan
sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran untuk siswa kelas V Sekolah Dasar
(61)
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Borg & Gall
(dalam Sugiyono, 2010: 9) mengatakan bahwa penelitian dan pengembangan
atau Research and Development (R&D) merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang
digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Pengembangan produk yang
akan digunakan dalam penelitian ini yaitu tes hasil belajar matematika materi
melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya,
pembulatan dan penaksiran pada siswa kelas V Sekolah Dasar.
Borg & Gall (dalam Sugiyono, 2012: 409) mengemukakan sepuluh
langkah dalam penelitian pengembangan yang harus dilakukan, yaitu (1)
potensi dan masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain produk; (4) validasi
desain; (5) revisi desain; (6) uji coba produk; (7) revisi produk; (8) uji coba
pemakaian; (9) revisi produk; dan (10) produk masal. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan
menurut Borg & Gall karena sesuai dengan langkah-langkah penelitian dan
pengembangan yang akan dilakukan. Berikut merupakan pemaparan dari
(62)
Bagan 3.1 Langkah Metode Penelitian Pengembangan (Research and
Development) Menurut Borg & Gall
Berikut ini penjelasan mengenai sepuluh langkah-langkah penelitian
menurut Borg & Gall (dalam Sugiyono, 2011: 298-311).
1. Potensi dan masalah
Potensi sendiri merupakan hal-hal yang apabila digunakan
memiliki nilai tambah. Masalah merupakan suatu hal yang menyimpang
dari apa yang diharapkan. Potensi dan masalah adalah dasar dari adanya
penelitian pengembangan yang dapat ditunjukan dengan data empirik
melalui wawancara, observasi dan teknik pengumpulan data yang
lainnya.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data digunakan sebagai bahan dalam proses
perencanaan pembuatan suatu produk yang mana diharapkan dapat
mengatasi masalah tersebut. Pengumpulan
Data Potensi dan
Masalah
Desain Produk
Validasi Desain
Revisi Desain Revisi
Produk
Uji Coba Produk Uji Coba
Pemakaian
Revisi
(1)
M26 DCBCADABCDBACDABDDBBACBDBACDAB
M27 ACACBBADCDBACBDCBABCACBDDBACDD
M28 DBCCADCBBDBAADBCCCBCBCBBCAADAA
M29 DBBDBBCDCCBACDABCACBBCBDBABBAB
(2)
186
Rekap Jawaban Soal Tipe B
Kunci Jawaban : CABAACDDACBADCBBAABBACDBADCBAC
M1 CAAACDDACBCCCBBABCAABCBAABCABD
M2 CABAACDABBDDBDBABCBDCBCDCAAAAB
M3 CDBABBCAACBADCDCABCBDACAAAAAAB
M4 BAAAACDDACBADCBBAABBBADDAADBAB
M5 CAAAACDDACBADCDAABBBCADDAAAAAA
M6 AABAABDAACBADCDAABBBCADDAACAAB
M7 CAAAACDAACBADCBAAABBCADAADCAAB
M8 CCCCADCDABBDDCBBADDCCADCBABAAA
M9 CDCAABDDACBADCABACBBBACBAAADAC
M10 CACAABCDACBADCBBABBBCADBAABCAB
M11 BCCAACDDACBADCDCABBBDADAAAAADA
M12 BCAAACDDACBADCBBBDBBBADACCCBAC
M13 CACAACDDACBADCDBACBDAADBAAABAB
M14 BAAAABDDACBADCBBACBBAADBAABDAB
M15 CAACABDDACBADCBBBCBABACBBACBAB
M16 CAACABDDACBADCBBBCBABACBBACBAB
M17 AAACACDAACBADCDBACDDAADDBADAAA
M18 BABAAACDACBADCDBAABBDADBAAAAAA
M19 CAAAACDDACBADCBBAABAAADDBAAAAA
M20 CAAAABDDACBADCBBACBBAADACADBAB
M21 BABBACCDABBADDBCAABCABCDBAADAB
M22 CBAABBDDABDBDDBCCBBCDBCBCBBBCD
M23 CAAAACDDACBADCBBAABBAADBADCBAB
M24 CBCAACDDACBADCBBACBBAADDCACBAB
M25 CCCAACDDBABADCBBAACCAAAAAACBAB
(3)
M27 CCBABBBDACBCBCBBCBCDACBCBDBCDB
M28 CBBBAACACCBADCBBBABCAAAAAACADB
M29 BCCAACDDCBBADCBBAACBACDBAAAADA
(4)
188
Lampiran 9
Curriculum Vitae
Prayudha Arya Susanto lahir di Purbalingga, 7 Juli 1994. Pendidikan dasar diperoleh di SD Strada Mgr. Sugiyopranoto SJ, Teluknaga, Tangerang, tamat pada tahun 2006. Pendidikan mengengah pertama diperoleh di SMP Strada Bhakti Mulia, Teluknaga, Tangerang, tamat pada tahun 2009. Pendidikan mengengah atas diperoleh di SMA Tarakanita 2 Jakarta, namun tidak tamat pada tahun 2012. Pendidikan dilanjutkan di PKBM 04 Negeri Pademangan Jakarta dan tamat pada tahun 2013.
Pada tahun 2013, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Peneliti mengakhiri masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma dengan menuliskan tugas akhir yang berjudul
“Pengembangan Tes Hasil Belajar Kompetensi Melakukan Operasi Hitung
Bilangan Bulat Termasuk Penggunaan Sifat-sifatnya, Pembulatan dan Penaksiran
(5)
ABSTRAK
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN
BULAT TERMASUK PENGGUNAAN SIFAT-SIFATNYA, PEMBULATAN DAN PENAKSIRAN UNTUK SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR Prayudha Arya Susanto Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini dilakukan dari adanya potensi dan masalah yang terkait dengan pembuatan tes hasil belajar. Guru belum mengetahui kualitas soal tes yang dibuat sudah baik atau belum serta kebutuhan guru pada tes hasil belajar yang berkualitas baik. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangantes hasil belajar matematika untuk kelas V SD. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengembangkan tes hasil belajar matematika yang berkualitas baik dan (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar pada kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran untuk siswa kelas V SD.
Penelitian pengembangan tes hasil belajar ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan (R&D) dengan memodifikasi langkah-langkah pengembangan Borg & Gall melalui tujuh langkah. Subjek penelitian ini adalah 60 siswa kelas V SD Pangudi Luhur Yogyakarta.
Hasil penelitian pengembangan ini menunjukkan bahwa (1) langkah-langkah penelitian pengembangan yaitu (a) potensi masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk, (g) revisi produk, (2) hasil analisis butir soal pada 60 butir soal diperoleh (a) soal valid sebanyak 32 soal atau 53% dari 60 butir soal, (b) analisis reliabilitas
menunjukkan bahwa soal reliabel dengan kategori “tinggi”, (c) analisis daya
pembeda dengan kategori baik sebanyak 24 soal atau 82,75%, daya pembeda dengan kategori baik sekali sebanyak 5 soal atau 17,25%, (d) analisis tingkat kesukaran diperoleh dengan kategori sukar sebanyak 4 soal atau 13,8%, kategori sedang sebanyak 21 soal atau 72,4%, dan kategori mudah sebanyak 4 soal atau 13,8%, (e) analisis pengecoh terdapat 21 butir soal option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi. Soal yang telah memenuhi karakteristik butir soal yang baik kemudian dijadikan sebuah produk berupa buku.
Kata Kunci: pengembangan, tes hasil belajar, matematika, validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, pengecoh.
(6)
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF MATHEMATICS ACHIEVEMENT TEST ABOUT BASIC COMPETENCE IN CALCULATING INTEGERS INCLUDING THE USING OF INTEGRATION AND APPROXIMATION
CHARACTERISTICS FOR 5TH GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS
Prayudha Arya Susanto Sanata Dharma University
2017
This research was conducted from the potentials and problems related to the making of achievement test. The teacher did not know the quality test items that made already good or not and also teachers needs on the good achievement test. As the result, the researcher was motivated to do a research and development
of mathematics achievement test for 5th grade elementary school students. The
purpose of this research is (1) develop good quality of mathematics achievement test and (2) describing the product quality of achievement test in basic competence about calculating integers including the using of its characteristics,
integration, and approximation for 5th grade elementary school students.
This achievement test development research uses Research and Development (R&D) by modifying seven development steps from Borg and Gall.
The subjects of this research are 60 students from 5th grade PL 1 and 5th grade PL
2 of Pangudi Luhur Yogyakarta Elementary School.
The result of this developmental research showed that (1) the steps of research of developing achievement test which are; (a) Potential Problems, (b) Data Gathering, (c) Product Designing, (d) Design Validation, (e) Design Revision, (f) Product Testing, (g) Product Revision; (2) the result of test items analysis from 60 test items obtained (a) items valid are 32 items or 53% from 60 tes items, (b) reliability analysis showed that test items are reliable with "high" category, (c) discrimination index analysis on good category are 24 items or 82,75%, discrimination index on very good category are 5 items or 17,25% (d) level of difficulty analysis obtained on difficult category are 4 items or 13,8%, medium category are 21 items or 72,4%, and easy category are 4 items or 13,8% (e) distractor analysis there are 21 test items option not working and need to be revision. Items tha have been meets characteristic of the good quality items then will be used as book.
Keywords: development, achievement test, mathematics, validity, reliability,