Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi perkalian pembagian dan operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN, PEMBAGIAN DAN OPERASI HITUNG CAMPURAN UNTUK SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR Septri Anggreani Timaria Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian ini adalah adanya potensi dan masalah yang dihadapi guru terkait dengan pembuatan tes hasil belajar serta kebutuhan guru pada soal yang telah memiliki kualitas butir soal yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran siswa kelas IV SD, (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran siswa kelas IV SD.

Penelitian pengembangan tes hasil belajar ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan Borg and Gall yang telah dimodifikasi menjadi 7 langkah dari 10 langkah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA dan IVB SD Negeri Caturtunggal 4.

Hasil dari penelitian dan pengembangan ini menunjukkan (1) langkah-langkah penelitian dan pengembangan melalui 7 langkah yaitu langkah (a) potensi masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk dan (g) revisi produk. (2) hasil analisis butir soal 60 butir soal diperoleh (a) 35 soal valid atau 58%, (b) soal termasuk reliabel, (c) daya pembeda dengan kategori “sangat memuaskan” sebanyak 32 soal (91%) dan 3 soal (9%) dengan kategori “memuaskan” (d) tingkat kesukaran butir soal yaitu 7 soal (20%) termasuk dalam kategori mudah, 25 soal (71,4%) termasuk dalam kategori sedang dan 3 soal (8,6%) termasuk kedalam kategori sukar, (e) terdapat 13 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi. Soal yang telah memenuhi karakteristik kualitas butir soal yang baik kemudian disusun menjadi satu dalam sebuah prototype.

Kata kunci: pengembangan, tes hasil belajar, validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, analisis pengecoh, R&D.


(2)

ABSTRACT

MATHEMATICS ASSESMENT DEVELOPMENT RELATED TO THE MATERIAL OF MULTIPLICATION, DIVISION, AND THE OPERATION OF MIXED-CALCULATION FOR FOURTH GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL

Septri Anggreani Timaria Sanata Dharma University

2017

The background of study is the existence of potentials and problems faced by the teachers in making the assesment and the teachers’ needs for the questions which have a good quality and characteristics. This objectives of the study are: (1) decribing the steps of mathematics assesment development related to the material of multiplication, division, and the operation of mixed-calculation for fourth grade students of elementary school. (2) describing the product quality of mathematics assesment development related to the material of multiplication, division, and the operation of mixed-calculation for fourth grade elementary students.

This research uses research and development method (R&D) by Borg and Gall which have 7 out of 10 steps. The subject of the research are the fourth students of class IVA and IVB SD Negeri Caturtunggal 4.

The research and development result shows (1) there are 7 steps of research and development, which are (a) potential problems, (b) data collection, (c) product design, (d) design validation, (e) design revision, (f) testing product, (g) product revision (2) the analysis of 60 questions shows (a) there are 35 valid questions or 58% valid questions, (b) the questions are reliable, (c) the analysis of different level will be given “very good” category for 32 questions (91%) and “good” category for 3 questions (9%) (d) the level of difficult questions are 7 easy questions (20%), 25 moderate questions (71,4%) and 3 difficult questions (8,6%). (e) there are 13 options which are not functional and revised. The qualified questions will be arrange as one part of prototype.

Keywords: development, test result, validity, reliability, different power, difficulty level, distractor analysis, R&D.


(3)

i

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PERKALIAN, PEMBAGIAN DAN OPERASI HITUNG

CAMPURAN UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Septri Anggreani Timaria NIM: 131134180

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Tuhan Yesus Kristus

Kedua orang tua ku, Papa Pimpinan Rikardo Panjaitan yang ada di surga dan mama Nurli Tampubolon yang selalu memberikan doa, semangat dan materi

Kakak ku Desy Viviyearty Christin yang selalu mendukungku

Abang ku Yonatan Febrico Hamonangan yang selalu menyemangatiku

Sahabatku yang selalu ada disaat suka maupun duka, Dewi, Anjut dan Windha

Yoannes Catur Juniarto yang sabar menghadapi ku dalam senang maupun susah

Penghuni Kosan Pak Dukuh yang selalu memberikanku semangat ketika lelah

Teman-temanku mahasiswa angkatan 2013

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


(7)

v MOTTO

 Masa depanku indah bersama Tuhan Yesus Kristus

 1 Korintus 15:58 “Karena itu saudara ku yang kekasih , berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia

 Hidup yang tak diperjuangkan, tak dapat dimenangkan – Sutan Syahrir  Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha

 Akan ada pelangi sehabis hujan

 Aku tidak takut sendiri karena Tuhan Yesus selalu ada bersamaku  Lukas 1:37 “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil”

 Tidak usah banyak tanya “Kenapa Tuhan”, nikmati saja proses-Nya karena rencana Tuhan jauh lebih indah dari rencana kita

 The best way to find love is to find God

 Filipi 4:6 “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 8 Februari 2017 Penulis,


(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Septri Anggreani Timaria

Nomor Mahasiswa : 131134180

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN, PEMBAGIAN DAN OPERASI HITUNG CAMPURAN

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 8 Februari 2017 Yang menyatakan


(10)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN, PEMBAGIAN DAN OPERASI HITUNG CAMPURAN

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Septri Anggreani Timaria

Universitas Sanata Dharma 2017

Latar belakang penelitian ini adalah adanya potensi dan masalah yang dihadapi guru terkait dengan pembuatan tes hasil belajar serta kebutuhan guru pada soal yang telah memiliki kualitas butir soal yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran siswa kelas IV SD, (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran siswa kelas IV SD.

Penelitian pengembangan tes hasil belajar ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan Borg and Gall yang telah dimodifikasi menjadi 7 langkah dari 10 langkah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA dan IVB SD Negeri Caturtunggal 4.

Hasil dari penelitian dan pengembangan ini menunjukkan (1) langkah-langkah penelitian dan pengembangan melalui 7 langkah-langkah yaitu langkah-langkah (a) potensi masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk dan (g) revisi produk. (2) hasil analisis butir soal 60 butir soal diperoleh (a) 35 soal valid atau 58%, (b) soal termasuk reliabel, (c) daya pembeda dengan kategori “sangat memuaskan” sebanyak 32 soal (91%) dan 3 soal (9%) dengan kategori “memuaskan” (d) tingkat kesukaran butir soal yaitu 7 soal (20%) termasuk dalam kategori mudah, 25 soal (71,4%) termasuk dalam kategori sedang dan 3 soal (8,6%) termasuk kedalam kategori sukar, (e) terdapat 13 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi. Soal yang telah memenuhi karakteristik kualitas butir soal yang baik kemudian disusun menjadi satu dalam sebuah prototype.

Kata kunci: pengembangan, tes hasil belajar, validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, analisis pengecoh, R&D.


(11)

ix ABSTRACT

MATHEMATICS ASSESMENT DEVELOPMENT RELATED TO THE MATERIAL OF MULTIPLICATION, DIVISION, AND THE OPERATION

OF MIXED-CALCULATION FOR FOURTH GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL

Septri Anggreani Timaria Sanata Dharma University

2017

The background of study is the existence of potentials and problems faced by the teachers in making the assesment and the teachers’ needs for the questions which have a good quality and characteristics. This objectives of the study are: (1) decribing the steps of mathematics assesment development related to the material of multiplication, division, and the operation of mixed-calculation for fourth grade students of elementary school. (2) describing the product quality of mathematics assesment development related to the material of multiplication, division, and the operation of mixed-calculation for fourth grade elementary students.

This research uses research and development method (R&D) by Borg and Gall which have 7 out of 10 steps. The subject of the research are the fourth students of class IVA and IVB SD Negeri Caturtunggal 4.

The research and development result shows (1) there are 7 steps of research and development, which are (a) potential problems, (b) data collection, (c) product design, (d) design validation, (e) design revision, (f) testing product, (g) product revision (2) the analysis of 60 questions shows (a) there are 35 valid questions or 58% valid questions, (b) the questions are reliable, (c) the analysis of different level will be given “very good” category for 32 questions (91%) and “good” category for 3 questions (9%) (d) the level of difficult questions are 7 easy questions (20%), 25 moderate questions (71,4%) and 3 difficult questions (8,6%). (e) there are 13 options which are not functional and revised. The qualified questions will be arrange as one part of prototype.

Keywords: development, test result, validity, reliability, different power, difficulty level, distractor analysis, R&D.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat Nya yang berlimpah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

PERKALIAN, PEMBAGIAN DAN OPERASI HITUNG CAMPURAN UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma dan persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat dibuat dengan baik karena doa dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dan memberikan doa serta dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD. 4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku pembimbing I yang telah membimbing

secara aktif dan menyeluruh dari awal hingga terselesainya skripsi ini. 5. Maria Agustina Amelia, S.Si, M.Pd. selaku pembimbing II yang selalu

memberi pengarahan, kritik dan saran sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Para validator yang telah memberikan kontribusi dalam penelitian ini. 7. Kepala Sekolah SD Negeri Caturtunggal 4 Yogyakarta yang dengan

tangan terbuka telah bekerja sama dan memberikan izin penelitian di sekolah.

8. Guru kelas IV SD Negeri Caturtunggal 4 Yogyakarta yang telah mengizinkan kami selama proses penelitian.

9. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri Caturtunggal 4 Yogyakarta yang dengan berbaik hati mau berpartisipasi dan memberikan waktu kepada peneliti.


(13)

xi

10. Para dosen Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing dan memberikan ilmu kepada peneliti dari semester satu hingga peneliti dapat menyelesaikan gelar S1.

11. Papa yang sudah bahagia di surga.

12. Mama Nurli yang selalu dengan senangtiasa mencurahkan kasih sayang, doa, dukungan dan materi.

13. Kakak Desy dan Abang Yonatan yang selalu memberikan doa dan dukungan.

14. Keluarga dan saudara yang selalu memberikan semangat.

15. Sehabat yang selalu ada Dewi, Windha dan Anjut yang dengan sabar mengerti dan memberi semangat serta dukungan.

16. Yoannes Catur Juniarto yang selalu memberi doa dan dukungan.

17. Teman-teman kosan Pak Dukuh, Vita, Itrek, Adul, Bulbul, Maria yang selalu memberikan dukungan dan menemani saat susah maupun senang. 18. Teman-teman PGSD angkatan 2013 yang telah memberikan dukungan. 19. Semua pihak yang telah berjasa yang membantu peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis sangat menyadari dalam skripsi ini ada banyak kekurangan. Maka dengan berbesar hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat memperbaiki kekurangan dan kesalahan dari skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 8 Februari 2017


(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

G. Spesifikasi Produk ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Kajian pustaka ... 10

1. Tes Hasil Belajar ... 10

a. Definisi Tes ... 10

b. Defisini Tes Hasil Belajar ... 11

c. Bentuk Tes Hasil Belajar ... 11

d. Macam-Macam Tes Hasil Belajar ... 13

e. Tes Pilihan Ganda ... 14


(15)

xiii

g. Kelebihan Tes Hasil Belajar Pilihan ganda ... 17

h. Kekurangan Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda ... 19

2. Konstruksi Tes Hasil Belajar ... 20

a. Validitas... 20

b. Reliabilitas ... 22

c. Karakteristik Butir Soal ... 23

1) Daya Pembeda ... 23

2) Tingkat Kesukaran ... 24

3) Analisis Pengecoh ... 25

3. Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 26

4. Matematika ... 29

5. Kompetensi dasar ... 29

a. Operasi perkalian dan pembagian ... 30

b. Operasi hitung campuran ... 30

6. Taksonomi Bloom... 31

B. Penelitian yang Relevan... 33

C. Kerangka Berpikir ... 38

D. Pertanyaan Penelitian ... 40

BAB III METODE PENELITIAN... 42

A. Jenis Penelitian ... 42

B. Setting Penelitian ... 45

1. Tempat Penelitian ... 45

2. Waktu Penelitian ... 45

3. Subjek Penelitian ... 45

4. Objek Penelitian ... 46

C. Prosedur Pengembangan ... 46

1. Potensi dan Masalah ... 48

2. Pengumpulan data ... 48

3. Desain Produk ... 49

4. Validasi Desain ... 49

5. Revisi desain ... 49

6. Uji Coba Produk ... 49

7. Revisi Produk ... 50


(16)

xiv

1. Wawancara... 50

2. Kuesioner ... 51

3. Tes ... 52

E. Instrumen Penelitian ... 52

1. Pedoman wawancara... 53

2. Kuesioner ... 54

3. Tes ... 55

F. Teknik Analisis Data ... 56

1. Data Kualitatif... 56

2. Data Kuantitatif... 57

a. Kuesioner... 57

b. Analisis Validitas ... 58

c. Analisis Reliabilitas ... 59

d. Analisis Daya Pembeda... 61

e. Analisis Tingkat Kesukaran ... 62

f. Analsisis Pengecoh ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Hasil Penelitian ... 65

1. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan ... 65

a. Potensi dan Masalah ... 65

b. Pengumpulan Data ... 66

c. Desain Produk ... 67

d. Validasi Desain ... 67

e. Revisi Desain ... 67

f. Uji Coba Produk ... 68

g. Revisi Produk ... 69

2. Kualitas Produk Tes Hasil Belajar ... 69

a. Hasil Uji Validitas ... 69

b. Hasil Uji Reliabilitas ... 72

c. Hasil Uji Daya Pembeda ... 72

d. Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 74

e. Hasil Uji Pengecoh ... 76

B. Pembahasan ... 79


(17)

xv

a. Potensi dan Masalah ... 79

b. Pengumpulan Data ... 81

c. Desain Produk ... 81

d. Validasi Desain ... 82

e. Revisi Desain ... 83

f. Uji Coba Produk ... 84

g. Revisi Produk ... 85

2. Kualitas Produk Tes Hasil Belajar ... 87

a. Hasil Uji Analisis Validitas ... 87

b. Hasil Uji Analisis Reliabilitas ... 88

c. Hasil Uji Analisis Daya Pembeda ... 88

d. Hasil Uji Analisis Tingkat Kesukaran ... 89

e. Hasil Uji Analisis Pegecoh ... 92

1) Soal Tipe A ... 93

2) Soal Tipe B ... 95

f. Hasil Soal Berkualitas Baik ... 96

BAB V PENUTUP ... 98

A. Kesimpulan ... 98

B. Keterbatasan Penelitian... 100

C. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA... 102

LAMPIRAN...105


(18)

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan ... 38 Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ... 43 Bagan 3.2 Langkah-langkah Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 47


(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ... 53

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Praktisi ... 54

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes hasil Belajar Matematika ... 56

Tabel 3.4 Kategori Skor Kuesioner ... 57

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas ... 61

Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda ... 62

Tabel 3.7 Kriteria Indeks Kesukaran ... 63

Tabel 4.1 Daftar Peneilaian Validator ... 67

Tabel 4.2 Saran Validator ... 68

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Soal Tipe A ... 69

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Soal Tipe B ... 71

Tabel 4.5 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A ... 72

Tabel 4.6 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... 73

Tabel 4.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 74

Tabel 4.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 75

Tabel 4.9 Hasil Uji Pengecoh Soal Tipe A ... 76

Tabel 4.10 Hasil Uji Pengecoh Soal Tipe B ... 78

Tabel 4.11 Daftar Revisi Pengecoh yang Tidak Berfungsi Soal Tipe A ... 85

Tabel 4.12 Daftar Revisi Pengecoh yang Tidak Berfungsi Soal Tipe A ... 86

Tabel 4.13 Hasil Uji Analisis Pengecoh Soal Tipe A ... 93


(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Melakukan Penelitian... 106

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 107

Lampiran 3. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ... 108

Lampiran 4. Tabel Spesifikasi... 125

Lampiran 5. Soal Uji Coba Tipe A ... 161

Lampiran 6. Soal Uji Coba Tipe B ... 168

Lampiran 7. Surat Izin Validasi Produk ... 175

Lampiran 8. Hasil Validasi ... 178

Lampiran 9. Rekapan Jawaban Siswa Soal Tipe A... 187

Lampiran 10. Rekapan Jawaban Siswa Soal Tipe B ... 189

Lampiran 11. Daftar Presensi Siswa ... 191

Lampiran 12. Hasil Analisis Menggunakan TAP soal tipe A ... 193

Lampiran 13. Hasil Analisis Menggunakan TAP soal tipe B ... 199


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada Bab I, peneliti membahas tujuh hal yaitu latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah serta spesifikasi produk.

A. Latar Belakang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 (dalam Ahmadi, 2014: 38) mendefinisikan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sementara itu Triwiyanto (2014: 23) mengemukakan bahwa pendidikan adalah usaha menarik sesuatu di dalam manusia sebagai upaya memberikan pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan mengoptimalisasi kemampuan-kemampuan individu agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warna negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3 UU


(22)

No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Dalam proses pendidikan tentu harus ada komponen-komponen yang diperlukan untuk tujuan pendidikan. Salah satunya adalah pendidik. Di sekolah, guru adalah pendidik yang bertanggung jawab terhadap pendidikan peserta didik. Guru tentu harus menguasai 4 kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Dalam kompetensi pedagodik salah satu tugas guru adalah melakukan evaluasi pembelajaran. Menurut Mulyasa (dalam Taniredja, 2011: 14) kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang salah satunya adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran yang didalamnya termasuk melaksanakan penialaian proses dan hasil belajar. Guru patut dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya, yakni mengevaluasi hasil belajar siswa karena dengan mengevaluasi hasil belajar siswa guru dapat mengukur apakah siswa sudah memahami pembelajaran yang telah diberikan oleh guru. Kemampuan melakukan evaluasi pembelajaran

merupakan kemampuan dasar yang mutlak harus dimiliki setiap guru. Guru bertugas mengukur apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari oleh siswa atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Sementara itu Purwanto (2014: 1) menjelaskan bahwa evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan oleh seorang ahli dan sesuai dengan standar kriteria. Evaluasi dilakukan setelah dilakukan pengukuran dan keputusan evaluasi dilakukan berdasarkan hasil pengukuran. Mungkin kita


(23)

sering mendengar bahwa di sekolah guru sering memberikan tes, baik ulangan harian, ulangan di akhir materi, ujian akhir semester dan sebagainya. Hal ini pada dasarnya merupakan bagian dari sistem evaluasi itu sendiri.

Selanjutnya, Mardapi (2008: 67) mengemukakan bahwa tes merupakan salah satu cara untuk memperkirakan besarnya tingkat kemampuan manusia secara tidak langsung melalui respon seseorang terhadap sejumlah stimulus yang berupa pertanyaan. Tes hasil belajar dapat dibagi menjadi dua yaitu tes objektif dan tes subjektif. Tes yang memiliki kualitas yang baik adalah tes yang valid, reliabel, memiliki karateristik butir soal yang memiliki daya pembeda, tingkat kesukaran dan analisis pengecoh. Tes yang disusun berdasarkan pedoman penyusunan tes akan memberikan gambaran yang jelas mengenai pemahaman siswa mengenai materi yang telah dipelajari.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV di SD Kanisius Jetisdepok, guru kelas IV A dan guru kelas IV B di SD Negeri Caturtunggal 4. Dari wawancara kepada 3 guru tersebut didapatkan informasi bahwa dalam proses pembuatan soal guru jarang membuat soal sendiri melainkan mengambil soal dan kunci jawaban dari internet atau LKS. Guru jarang membuat soal atau memberikan soal dalam bentuk pilihan ganda karena membutuhkan waktu yang lama dan bingung dalam membuat pilihan jawaban sehingga guru lebih memilih untuk membuat soal uraian atau soal essai. Guru membuat soal pilihan ganda tanpa memperhatikan langkah-langkah serta tingkat kesukaran, daya pembeda dan pengecoh karena menurut beliau itu membutuhkan waktu yang lama. Guru juga mengungkapkan bahwa guru mengalami kesulitan dalam membuat tes hasil


(24)

belajar bentuk pilihan ganda terutama materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran karena dalam proses pembuatan soal membutuhkan waktu yang lama dan guru lebih memilih membuat soal dalam bentuk isian atau uraian dimana guru tidak perlu membuat pilihan jawaban. Padahal di Indonesia, bentuk tes pilihan ganda sering digunakan dalam evaluasi pembelajaran seperti ujian sekolah maupun ujian nasional. Berdasarkan analisis kebutuhan tersebut, guru mengatakan bahwa guru membutuhkan contoh soal matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran yang telah dianalisis butir soalnya serta diketahui kualitas analisis butir soalnya. Dari keterangan hasil wawancara tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan mengembangkan tes hasil belajar siswa yang berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian, Pembagian dan Operasi Hitung Campuran untuk Siswa kelas IV Sekolah Dasar.

Hasil dari penelitian dan pengembangan tes ini diharapkan dapat membantu guru untuk mendapatkan contoh soal yang sudah dianalisis butir soal serta diketahui kualitas butir soal. Tes ini dikembangkan dengan berpedoman pada ranah kognitif Taksonomi Bloom yang sudah direvisi yaitu ranah kognitif mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.


(25)

B. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Alat ukur yang dikembangkan mengukur ranah kognitif dari Taksonomi Bloom yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai dan mencipta.

2. Alat ukur yang dikembangkan berupa prototype tes hasil belajar matematika berbentuk pilihan ganda pada Kompetensi Dasar 1.3 Melakukan operasi perkalian, pembagian dan Kompetensi Dasar 1.4 Melakukan operasi hitung campuran pada siswa kelas IV sekolah dasar.

3. Materi yang digunakan adalah perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran.

4. Tes yang dilakukan berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban pada setiap butir soal.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV sekolah dasar?

2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV sekolah dasar?


(26)

D. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan menggali kemampuan siswa berdasarkan materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV sekolah dasar serta pengetahuan tingkat kemampuan siswa sampai ranah kognitif mencipta. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengalaman dan wawasan baru mengenai sistematika pembuatan soal dan menganalisis butir soal untuk mengetahui kualitas butir soal serta menjadi bekal peneliti ketika menjadi guru dalam membuat soal.

b. Bagi guru

Penelitian ini dapat memberikan contoh soal yang sudah teruji dan diketahui kualitas soal pada materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran.


(27)

c. Bagi siswa

Siswa mendapatkan pengalaman mengerjakan soal pengembangan tes hasil belajar matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran dari ranah kognitif mengingat sampai mencipta.

d. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat menjadi contoh pembuatan soal dan menambah bahan bacaan mengenai pengembangan tes hasil belajar matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran.

F. Definisi Operasional

1. Tes adalah sebuah pertanyaan yang membutuhkan jawaban untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang pada materi yang sudah diajarkan oleh guru.

2. Tes hasil belajar adalah merupakan tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar yang dicapai oleh para siswa.

3. Tes pilihan ganda adalah jenis tes objektif yang berupa pertanyaan dan untuk melengkapi pertanyaan tersebut disediakan beberapa pilihan jawaban dan salah satu pilihan adalah kunci jawaban.

4. Validitas adalah alat ukur yang berkaitan dengan sejauh mana tes mengukur apa yang seharusnya diukur.

5. Reliabilitas adalah suatu tes yang berhubungan dengan konsistensi atau ketetapan hasil tes.


(28)

6. Daya pembeda adalah analisis yang berfungsi untuk menentukan kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang tergolong berprestasi dan siswa yang tidak berprestasi.

7. Tingkat kesukaran soal dilihat dari kemampuan peserta didik dalam menjawab soal. Jika dari 50 peserta didik, semua dapat menjawab soal dengan benar maka soal dapat dikatakan mudah, namun jika dari 50 peserta didik, hanya satu yang menjawab benar maka dapat dikatan bahwa soal tersebut masuk kedalam kategori sukar.

8. Pengecoh adalah pilihan jawaban yang dibuat agar siswa yang kurang memahami materi terkecoh oleh pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban. Pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila paling tidak ada siswa yang memilih pengecoh sebagai kunci jawaban. 9. Matematika adalah ilmu yang berkaitan dengan bilangan dan hubungan

antar bilangan.

10. Kompetensi dasar adalah tujuan untuk melihat kemampuan siswa dari indikator mata pelajaran.

G. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut:

1. Instrumen tes hasil belajar kognitif materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran.

2. Instrumen pilihan ganda dilengkapi dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, soal, option jawaban, kunci jawaban, ranah kognitif yang diukur dan tingkatan kesukaran.


(29)

3. Instrumen pilihan ganda sudah diuji validitas isi melalui validasi ahli (expert judgment).

4. Instrumen pilihan ganda sudah diuji validitas atas dasar taraf signifikan 5%. 5. Instrumen pilihan ganda sudah diuji reliabilitasnya.

6. Instrumen pilihan ganda sudah diuji daya pembeda, instrumen tes memiliki daya pembeda dengan kategori memuaskan (rentang 0,30-0,39) dan sangat memuaskan (rentang 0,40-1,00).

7. Instrumen pilihan ganda sudah diuji tingkat kesukarannya. Instrumen tes memiliki tingkat kesukaran mudah dengan rentang 0,71-1,00, sedang dengan rentang 0,30-0,70 dan sukar dengan rentang 0,00-0,30. Tingkat kesukaran instrumen pilihan ganda dibuat berdasarkan kurva normal, mudah 25%, sedang 50% dan sukar 25%.

8. Tingkat kesukaran instrumen pilihan ganda sudah diuji analisis pengecoh. Pengecoh dapat dikatakan berfungsi jika dipilih oleh 5% peserta tes.

9. Instrumen pilihan ganda disusun menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan sesuai EYD (penggunaan tanda baca, huruf kapital, kata depan dan imbuhan)


(30)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada Bab II, peneliti membahas empat hal yaitu kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian pustaka

Kajian pustaka pada penelitian ini berisi teori-teori yang mendukung penelitian yaitu, tes hasil belajar, konstruksi tes hasil belajar, pengembangan tes hasil belajar, taksonomi bloom, matematika dan kompetensi dasar.

1. Tes Hasil Belajar a. Definisi Tes

Mardapi (2008: 67) mengemukakan bahwa tes merupakan salah satu cara untuk memperkirakan besarnya tingkat kemampuan manusia secara tidak langsung melalui respon seseorang terhadap sejumlah stimulus yang berupa pertanyaan. Tes diartikan juga sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang. Menurut Bukhori (dalam Sulistyorini, 2009:86) tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid atau kelompok murid. Masidjo (1995: 38) berpendapat bahwa tes adalah suatu alat ukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok. Sedangkan Widoyoko (2016: 57) menguraikan bahwa tes adalah


(31)

sejumlah pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes. Menurut para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tes adalah sebuah pertanyaan yang membutuhkan jawaban untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang pada materi yang sudah diajarkan oleh guru.

b. Definisi Tes Hasil Belajar

Masidjo (1995: 40) mengemukakan bahwa tes hasil belajar adalah suatu tes yang mengukur prestasi seseorang dalam suatu bidang sebagai hasil proses belajar yang khas yang dilakukan secara sengaja dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai. Sementara itu, Purwanto (2014: 66) berpendapat bahwa tes hasil belajar merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa. Menurut para ahli maka dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar merupakan tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar yang dicapai oleh para siswa.

c. Bentuk Tes Hasil Belajar

Bentuk tes yang digunakan di lembaga pendidikan dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu :

1) Tes Objektif

Arikunto (2012: 179) mengemukakan bahwa tes obyektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara obyektif. Hal


(32)

ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari bentuk test esai. Menurut Purwanto (2014: 72) tes objektif adalah tes yang keseluruhan informasi yang diperlukan untuk menjawab tes yang telah tersedia. Maka dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tes objektif adalah tes yang sistem penskorannya dilakukan secara objektif.

2) Tes Subjektif

Mardapi (2008: 70) mengemukakan tes subjektif adalah yang sistem penskorannya dipengaruhi oleh pemberi skor. Tes subjektif dapat dikatakan juga tes uraian. Sementara itu, Suwarto (2013: 47) berpendapat bahwa tes uraian adalah tes yang butir-butirnya berupa suatu pertanyaan atau suatu suruhan yang menghendaki jawaban yang berupa uraian-uraian yang relatif panjang. Menurut Depdiknas (dalam Suwarto 2013: 47) tes uraian dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis dan menyimpulkan. Dari pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tes subjektif adalah tes yang sistem penskorannya dilakukan secara subjektif.


(33)

d. Macam-Macam Tes Hasil Belajar Objektif

Arikunto (2012: 181) mengemukakan bahwa macam-macam tes objektif yaitu:

a) Tes Benar-Salah (True-False)

Dalam tes benar-salah soal soalnya berupa pernyataan. Pernyataan tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Peserta tes bertugas untuk menandai masing-masing pernyataan dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu betul menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika pernyataannya salah.

b) Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)

Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.

c) Menjodohkan (Matching Test)

Matching test dapat diganti dengan istilah mempertandingkan, mencocokkan, memasangkan atau menjodohkan. Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas peserta tes adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaan.


(34)

d) Tes Isian (Completion Test)

Completion test biasa disebut dengan istilah tes isian, tes menyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan.

e. Tes Pilihan Ganda

Tes pilihan ganda merupakan jenis tes objektif yang paling banyak digunakan oleh para guru (Sukardi, 2008: 125). Tes pilhan ganda dapat digunakan untuk mengevaluasi pengetahuan hasil belajar siswa. Sementara itu, Mardapi ( 2008: 71) menyatakan bahwa tes bentuk pilihan ganda adalah tes yang jawabannya dapat diperoleh dengan memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Sedangkan Sulistyorini (2009: 105) berpendapat bahwa tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Suwarto (2013: 37) menyatakan bahwa pilihan ganda merupakan suatu butir yang terdiri dari suatu statmen yang belum lengkap. Untuk melengkapi statment tersebut disediakan beberapa statmen sambungan. Satu diantaranya merupakan sambungan yang benar, sedang yang lain adalah sambungan yang tidak benar. Menurut pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian tes pilihan ganda adalah jenis tes objektif yang berupa pertanyaan dan untuk melengkapi pertanyaan tersebut disediakan beberapa pilihan jawaban dan salah satu pilihan adalah kunci jawaban.


(35)

f. Pedoman Pembuatan Soal Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda

Mardapi (2008: 72) menyatakan bahwa terdapat beberapa pedoman utama dalam pembuatan butir soal bentuk pilhan ganda antara lain: 1) Setiap pokok soal harus jelas.

2) Pilihan jawaban memiliki jenis yang sama (homogen). 3) Panjang kalimat dalam pilihan jawaban relatif sama.

4) Dalam pilihan jawaban tidak ada petunjuk jawaban yang benar. 5) Pilihan jawaban harus menghindari pernyataan semua benar atau

semua salah.

6) Pilihan jawaban angka diurutkan. 7) Semua pilihan jawaban logis.

8) Dilarang menggunakan negatif ganda.

9) Kalimat yang digunakan dalam pembuatan soal tes hasil belajar pilihan ganda sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes. 10) Bahasa yang digunakan Bahasa Indonesia yang baku.

11) Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.

Selain itu, Suprananto (2012: 108) mengemukakan bahwa ada beberapa kaidah yang harus diikuti agar soal yang tersusun bermutu. Kaidah-kaidah tersebut ditinjau dari 3 aspek:

1) Aspek materi

a) Soal yang dibuat harus sesuai dengan indikator.

b) Semua pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.


(36)

c) Dalam setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar.

2) Aspek konstruksi

a) Dalam membuat soal, pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

b) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

c) Pokok soal jangan memberikan petunjuk ke arah jawaban yang benar.

d) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.

e) Dalam pilihan jawaban panjang rumusan harus relatif sama. f) Hindari menggunakan pilihan jawaban semua benar atau semua

salah.

g) Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka.

h) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.

i) Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

3) Aspek bahasa

a) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.


(37)

b) Dilarang menggunakan bahasa yang berlaku disatu tempat saja jika ingin digunakan untuk daerah lain dan nasional.

c) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan, bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai pedoman dalam pembuatan soal tes hasil belajar pilhan ganda:

a) Setiap soal yang dibuat harus jelas dan sesuai dengan indikator. b) Pilihan jawaban harus homogen dan logis.

c) Panjang kalimat dalam pilihan jawaban relatif sama.

d) Dalam Soal ataupun pilihan jawaban hindari memberikan petunjuk jawaban yang benar.

e) Hindari pernyataan semua benar atau semua salah.

f) Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus diurutkan berdasarkan besar kecilnya angka.

g) Dilarang menggunakan pernyataan yang bersifat negatif ganda. h) Bahasa Indonesia digunakan merupakan bahasa baku.

g. Kelebihan Tes Hasil Belajar Pilihan ganda

Suprananto (2012: 108) mengemukakan bahwa soal bentuk pilihan ganda memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

a) Mampu mengukur berbagai tingkatan kognitif (dari ingatan sampai dengan evaluasi).


(38)

b) Penskorannya mudah, cepat, objektif, dan dapat mencakup ruang lingkup bahan atau materi yang luas dalam suatu tes.

c) Tepat untuk ujian yang pesertanya masal.

Sama halnya dengan Suprananto, Widoyoko (2016: 74-77) juga menyatakan kelebihan tes pilihan ganda sebagai berikut:

a) Butir soal tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur segala level tujuan pembelajaran, mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, kecuali tujuan yang berupa kemampuan mendemonstrasikan dan keterampilan menyatakan sesuatu secara ekspresif.

b) Setiap perangkat tes yang menggunakan butir soal pilihan ganda sebagai alat ukur dapat menggunakan jumlah butir soal yang relatif banyak dan karena itu penarikan sampel pokok bahasan yang akan diujikan dapat lebih luas.

c) Penskoran hasil tes dapat dilakukan secara objektif, sehingga tidak ada unsur subjektivitas pemeriksaan.

d) Tipe butir soal dapat disusun sedemikian rupa sehingga menuntut kemampuan peserta tes untuk membedakan berbagai tingkatan kebenaran sekaligus.

e) Tipe butir soal pilihan ganda memungkinkan dilakukan analisis butir soal secara baik. Butir-butir dapat disusun dengan dilakukan uji coba terlebih dahulu. Bila dalam uji coba butir soal tersebut ternyata ada kelemahan (setelah dianalisis) maka dapat dilakukan perbaikan.


(39)

f) Tingkat kesukaran butir soal dapat diatur, dengan mengubah tingkat homogenitas alternatif jawaban.

g) Informasi yang diberikan lebih kaya.

Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa soal bentuk tes pilihan ganda memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

a) Item tes pilihan ganda dapat mencakup seluruh bahan pelajaran yang akan diujikan.

b) Tes pilihan ganda penskorannya lebih cepat dan dilakukan secara objektif.

c) Tipe butir soal pada tes pilihan ganda memungkinkan untuk dianalisis dan dapat dilakukan uji coba terlebih dahulu.

d) Tingkat kesukaran butir soal dapat diatur dengan mengubah tingkat homogenitas alternatif jawaban.

e) Tepat bila ingin diujikan untuk peserta yang banyak.

h. Kekurangan Tes Hasil Belajar Pilihan Ganda

Selain memiliki kelebihan, tes pilihan ganda juga memiliki kekurangan. Suprananto (2012: 108) mengemukakan bahwa tes hasil belajar pilihan ganda memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

a) Memerlukan waktu yang relatif lama untuk menulis soal.

b) Sulit untuk membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi dengan baik.


(40)

Menurut Widoyoko (2012: 70) kekurangan tes pilihan ganda adalah sebagai berikut:

a) Relatif lebih sulit dalam penyusunan butir soal. kesulitan menemukan butir soal tipe pilihan ganda ini terutama untuk menemukan alternatif jawaban yang homogen.

b) Ada kecenderungan bahwa penyusun tes menyusun butir soal tipe ini dengan hanya menguji atau mengukur aspek ingatan atau aspek yang paling rendah dalam ranah kognitif.

c) Adanya pengaruh kebiasaan peserta tes terhadap tes bentuk pilihan ganda terhadap hasil tes peserta.

Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa soal bentuk tes pilihan ganda memiliki beberapa kelemahan, yaitu:

a) Dalam membuat soal membutuhkan waktu yang lama dan relatif sulit dalam menyusun butir soal

b) Ada kecenderungan siswa menebak pilihan jawaban

2. Konstruksi Tes Hasil Belajar a. Validitas

Mardapi (2008: 16) mengemukakan bahwa validitas merupakan dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran skor tes sesuai dengan tujuan penggunaan tes. Sudjana (2009: 12) mengungkapkan validitas berkaitan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Sementara itu, Arikunto (2012: 85) berpendapat bahwa sebuah tes dikatakan valid jika


(41)

hasilnya sesuai dengan kriterium yaitu jika tes tersebut memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium. Sedangkan Surapranata (2004: 50) menyatakan validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas tes perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas tes dalam kaitannya dengan mengukur hal yang seharusnya diukur. Menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa validitas adalah alat ukur yang berkaitan dengan sejauh mana tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Selanjutnya, Widoyoko (2014: 172) mengemukakan bahwa validitas instrumen dibagi menjadi 5 jenis, antara lain:

a) Validitas isi

Instrumen yang harus mempunyai validitas isi adalah instrumen yang berbentuk tes untuk mengukur hasil belajar. Sebuah tes dikatakan mempunyai validitas isi apabila dapat mengukur kompetensi yang dikembangkan beserta indikator dan materi pembelajarannya.

b) Validitas konstruk

Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar penyusunan instrumen.

c) Validitas butir

Validitas butir soal didapat melalui uji coba lapangan. d) Validitas kesejajaran


(42)

hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah ada, dalam arti memiliki kesejajaran dengan kriteria yang sudah ada.

e) Validitas prediksi

Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas prediksi atau vailiditas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan dapat mengenai hal yang sama. Validitas prediktif ini biasanya digunakan untuk menguji validitas instrumen bentuk tes.

b. Reliabilitas

Suprananto (2012: 82) menyatakan bahwa reliabilitas mengacu pada konsistensi dari suatu pengukuran. Menurut Sudjana (2009: 16) reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat penilaian dalam menilai apa yang dinilainya. Sementara itu, Sulistyorini (2009: 166) berpendapat bahwa reliabilitas adalah tes yang dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Sedangkan Widoyoko (2012: 157) mengemukakan bahwa instrumen tes dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg apabila diteskan berkali-kali. Dari pendapat para ahli diatas dapat dirumuskan bahwa reliabilitas merupakan suatu tes yang berhubungan dengan konsistensi atau ketetapan hasil tes.


(43)

c. Karakteristik Butir Soal 1) Daya Pembeda

Suwarto (2013: 108) mengatakan bahwa daya pembeda suatu butir tes berfungsi untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang ada pada kelompok itu. Indeks daya pembeda dihitung atas dasar pembagian kelompok menjadi dua bagian, yaitu kelompok atas yang merupakan kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan kelompok bawah yaitu kelompok peserta tes yang berkemampuan rendah. Menurut Arikunto (2012: 226) daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Sementara itu, Sudjana (2009: 141) menyatakan bahwa analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya. Artinya, bila soal tersebut diberikan kepada anak yang mampu, hasilnya menunjukkan prestasi yang tinggi, dan bila diberikan kepada siswa yang lemah, hasilnya rendah. Dari pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa analisis daya pembeda adalah analisis yang berfungsi untuk menentukan kemampuan suatu soal


(44)

untuk membedakan siswa yang tergolong berprestasi dan siswa yang tidak berprestasi.

2) Tingkat Kesukaran

Arikunto (2012: 222) berpendapat bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak teralalu sulit. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Sementara itu, Surapranata (2004: 11) juga menyatakan bahwa sangat penting untuk melihat tingkat kesukaran soal untuk menyediakan berbagai macam alat diagnostik kesulitan peserta didik atau meningkatkan penilaian berbasis kelas. Tingkat kesukaran soal bisa saja ditentukan oleh kedalaman soal, kompleksitas atau hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan yang akan diukur. Menurut Sudjana (2009: 135) tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab soal, bukan dilihat dari sudut pandang pembuat soal. Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kategori soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Perbandingan proporsi jumlah soal untuk tiga kategori tersebut didasarkan atas kurva normal. Sebagian besar soal berada pada kategori sedang, sebagian lagi berada pada kategori mudah dan sukar dengan proporsi yang seimbang. Perbandingan


(45)

antara soal yang mudah-sedang-sukar dapat dibuat 3-4-3, 30% soal dengan kategori mudah, 40% soal dengan kategori sedang dan 30% soal dengan kategori sukar.

Widoyoko (2014: 165) menyatakan bahwa tingkat kesukaran yang baik pada suatu tes adalah 25% mudah, 50% sedang, dan 25% sukar. Dari pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaran soal dilihat dari kemampuan peserta didik dalam menjawab soal. Jika dari 50 peserta didik, semua dapat menjawab soal dengan benar maka soal dapat dikatakan mudah, namun jika dari 50 peserta didik, hanya satu yang menjawab benar maka dapat dikatan bahwa soal tersebut masuk kedalam kategori sukar.

3) Analisis Pengecoh

Purwanto (2009: 108) mengemukakan bahwa pengecoh adalah pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban. Pengecoh diadakan untuk menyesatkan siswa agar tidak memilih kunci jawaban. Pengecoh dikatakan berfungsi efektif apabila paling tidak ada siswa yang terkecoh memilih. Pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut mempunyai daya tarik yang besar bagi peserta tes yang kurang memahami materi (Arikunto 2011: 233). Menurut pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengecoh adalah pilihan jawaban yang dibuat agar siswa yang kurang memahami materi terkecoh oleh pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban. Pengecoh dapat dikatakan berfungsi


(46)

dengan baik apabila paling tidak ada siswa yang memilih pengecoh sebagai kunci jawaban.

3. Pengembangan Tes Hasil Belajar

Purwanto (2014: 83-94) menyatakan bahwa terdapat prosedur pengembangan tes hasil belajar, antara lain:

1. Identifikasi hasil belajar

Hasil belajar harus diidentifikasi bidang studi yang akan diukur dan aspek mana yang diukur ranah kognitif, afektif atau psikomotornya. 2. Deskripsi materi

Materi sangat menentukan dalam pengembangan tes hasil belajar. Materi menjadi acuan dalam memahami hasil belajar, maka materi yang dikembangkan adalah yang berhubungan dengan hasil belajar.

3. Pengembangan spesifikasi

Spesifikasi dikembangkan agar dua atau lebih pengembangan tes hasil belajar menghasilkan tes hasil belajar yang sama kualitasnya. Dengan demikian pengembangan tes hasil belajar oleh dua orang atau lebih akan memberikan hasil yang sama.

4. Menuliskan butir-butir tes dan kunci jawaban

Butir tes ditulis untuk mengukur variabel dengan berpedoman pada kisi-kisi. Kisi-kisi tes adalah rancangan sebagai dasar penulisan butir tes.


(47)

5. Mengumpulkan data uji coba hasil belajar

Instrumen uji coba tes hasil belajar ditulis berdasarkan kisi-kisi. Jawaban siswa peserta uji coba diubah menjadi skor. Skor-skor selanjutnya menjadi data uji coba hasil belajar.

6. Uji kualitas tes hasil belajar

Uji kualitas dilakukan untuk menjamin bahwa tes hasil belajar layak sebagai sebuah alat ukur. Jika uji kualitas menunjukkan bahwa tes hasil belajar memenuhi syarat, maka tes hasil belajar dapat digunakan untuk mengukur atau mengumpulkan data hasil belajar.

7. Kompilasi tes

Setelah uji coba, butir yang jelek akan dibuang dan menata butir yang baik. Butir kompilasi adalah butir yang siap digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar.

Selain itu Mardapi (2008: 88) juga mengemukakan bahwa ada 8 langkah yang perlu ditempuh dalam mengembangkan tes hasil atau prestasi belajar, yaitu:

1. Menyusun spesifikasi tes

Langkah awal dalam mengembangkan tes adalah menetapkan spesifikasi tes, yaitu berisi tentang uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu tes.

2. Menulis soal tes

Penulisan soal merupakan langkah menjabarkan indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perincian


(48)

pada kisi-kisi yang telah dibuat. Langkah ini perlu dilakukan secara hati-hati agar keseluruhan tes dapat berkualitas baik.

3. Menelaah soal tes

Setelah soal dibuat, perlu dilakukan telaah atas soal tersebut. Hal ini perlu dilakukan untuk memperbaiki soal jika ternyata dalam pembuatannya masih ditemukan kekurangan atau kesalahan.

4. Melakukan uji coba tes

Sebelum soal digunakan dalam tes yang sesungguhnya, uji coba perlu dilakukan untuk semakin memperbaiki kualitas soal.

5. Menganalisis butir soal

Melalui analisis butir soal ini dapat diketahui antara lain: tingkat kesukaran butir soal, daya pembeda dan juga efektivitas pengecoh. 6. Memperbaiki tes

Setelah uji coba dilakukan dan kemudian dianalisis, perlu dilakukan perbaikan-perbaikan tentang bagian soal yang masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Langkah ini biasanya dilakukan atas butir soal, yaitu memperbaiki masing-masing butir soal yang ternyata masih belum baik.

7. Merakit tes

Merakit butir-butir soal menjadi satu kesatuan tes. Keseluruhan butir perlu disusun secara hati-hati menjadi kesatuan soal tes yang terpadu. 8. Melaksanakan tes


(49)

9. Menafsirkan hasil tes

Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor ini kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu rendah, menengah dan tinggi.

4. Matematika

Kline (dalam Runtukahu, 2014: 28) mengatakan bahwa matematika adalah pengetahuan yang tidak berdiri sendiri, tetapi dapat membantu manusia untuk memahami dan memecahkan permasalahan sosial, ekonomi dan alam. Sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2008: 888) matematika adalah ilmu tentang bilangan atau hubungan antar bilangan-bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bilangan. Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu yang berkaitan dengan bilangan dan hubungan antar bilangan.

5. Kompetensi dasar

Menurut Dikmenun (dalam Taniredja, 2010: 94) standar kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh siswa pada hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika. Standar ini dirinci dalam komponen kompetensi dasar serta hasil belajarnya, indikator, dan materi pokok untuk setiap aspeknya. Kusaeri (2014: 30) mendefinisikan bahwa kompetensi dasar adalah tujuan pembelajaran yang mempunyai cakupan yang luas. Sementara itu, Rusman (2013: 6) menyatakan bahwa Kompetensi Dasar


(50)

adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam mata pelajaran sebagai keterangan lebih lanjut dari indikator mata pelajaran tersebut. Dari beberapa definisi ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi dasar adalah tujuan untuk melihat kemampuan siswa dari indikator mata pelajaran.

a. Operasi perkalian dan pembagian

Menurut Purwanto, dkk (2003) perkalian adalah penjumlahan berulang dari bilangan yang sama. Contohnya 4 x 5= 5+5+5+5+5= 20. Pembagian merupakan pengurangan berulang. Pembagian dapat dihitung dengan cara pengurangan berulang. Contohnya 15:3= 15-3-3-3-3-3= 0. Ada 5 pengurangan berulang agar bilangan tersebut habis atau sisa 0.

b. Operasi hitung campuran

Menurut Gunanto (2010: 38) operasi hitung campuran adalah operasi hitung yang mengandung paling sedikit 2 operasi hitung yang berbeda. Tim Bina Matematika (2011: 19) mengemukakan bahwa terdapat beberapa langkah pengerjaan operasi hitung campuran yaitu 1) operasi di dalam tanda kurung dikerjakan terlebih dahulu, 2) perkalian dan pembagian dikerjakan urut dari kiri, 3) penjumlahan dan pengurangan dikerjakan urut dari kiri.


(51)

6. Taksonomi Bloom

Anderson & Kratwohl (2010: 99) mengatakan bahwa proses kognitif menurut Benyamin Bloom yang telah direvisi yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. a. Mengingat

Mengingat adalah proses seseorang mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah karena pengetahuan dipakai dalam tugas-tugas yang lebih kompleks. Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam proses mengingat diantaranya menyebutkan, mengidentifikasi, menunjukkan, memberi label, memberi kode, menyatakan, menjelaskan.

b. Memahami

Proses memahami adalah proses ketika seseorang dapat mengkontruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku atau layar komputer. Proses kognitif dalam kategori memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan. Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam proses memahami diantaranya memperkirakan, mengkategorikan, merinci, membandingkan, menguraikan, membedakan, mencontohkan, mengemukakan, menghitung.


(52)

c. Mengaplikasikan

Proses mengaplikasi melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif yakni mengeksekusi dan mengimplementasikan. Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam proses kognitif mengaplikasikan diantaranya mengurutkan, menentukan, menyesuaikan, memodifikasi, mengklasifikasi, mengurutkan, menggunakan, mengemukakan, menyusun, melakukan.

d. Menganalisis

Proses menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis ini meliputi proses-proses kognitif membedakan, mengorganisasi dan mengatribusikan. Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam proses menganalisis diantaranya memecahkan, menganalisis, mendeteksi, mendiagnosis, menyeleksi, menyimpulkan, menelaah, mengaitkan, mengukur.

e. Mengevaluasi

Proses mengevaluasi membuat keputusan atau memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang telah ditentukan atau berlaku. Kriteria yang sering digunakan adalah kualitas, efektifitas, efisiensi dan konsistensi. Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam proses


(53)

mengevaluasi diantaranya membandingkan, menyimpulkan, menilai, mengarahkan, mengkritik, memutuskan, merangkum, memilih, memperjelas, memprediksi.

f. Mencipta

Proses mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan dalam mencipta adalah untuk meminta siswa membuat sebuah produk baru dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola yang tidak pernah ada sebelumnya. Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam proses mencipta diantaranya mengumpulkan, mengkategorikan, mengkombinasikan, menyusun, menghubungkan, menciptakan, mengkreasikan, merencanakan, menggabungkan, merumuskan.

B. Penelitian yang Relevan

Berikut adalah hasil penelitian yang relevan berkaitan dengan pengembangan tes.

Penelitian pertama adalah Pengembangan Buku Prototype Tes Hasil Belajar Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar yang ditulis oleh Hutagaol, Theresia Eva Nanda (2016). Penelitian pengembangan tes hasil belajar bentuk pilihan ganda ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku prototype tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika kompetensi


(54)

dasar operasi campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V SD dan mendeskripsikan kualitas prodik tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar operasi campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V SD. Hasil analisis butir soal pada 50 butir tes diperoleh 38% soal valid, soal termasuk reliabel, daya beda butir tes yaitu kategori baik 75% dan kategori baik sekali 25%, tingkat kesukaran butir tes diperoleh hasil yaitu kategori mudah 0%, kategori sedang 50% dan kategori sukar 50%, terdapat 3 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi.

Penelitian kedua dilakukan oleh Mardhiyanti, dkk (2013) yang meneliti tentang pengembangan soal matematika model PISA untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan soal matematika model PISA untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa sekolah dasar yang valid dan praktis dan mengetahui efek potensial soal matematika model PISA terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa SD. Berdasarkan hasil analisis data maka dapat dismpulkan bahwa (1) penelitian ini telah menghasilkan suatu produk soal matematika model PISA untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa SD yang valid dan praktis. Valid tergambar dari hasil penilaian validator yang menyatakan bahwa soal sudah baik secara konten (sesuai dengan ciri PISA dan indikator kemampuan komunikasi sistematis), konstruk (mengembangkan kemampuan komunikasi matematis, kaya dengan konsep, sesuai dengan level siswa kelas VI SD, mengundang pengembangan konsep lebih lanjut),


(55)

dan bahasa (sesuai dengan EYD, soal tidak berbelit-belit, soal tidak mengandung penafsiran ganda, batasan pertanyaan dan jawaban jelas). Selain itu kevalidan soal juga tergambar dari hasil analisis butir soal pada siswa non subjek penelitian. Praktis tergambar dari hasil uji coba pada small group dimana sebagian besar siswa dapat memahami soal dengan baik (2) prototipe soal matematika model PISA yang dikembangkan memiliki efek potensial yang positif terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa SD, hal ini terlihat dari skor rata-rata siswa yang mencapai 47,89 dari skor maksimal 82 (termasuk kategori kemampuan komunikasi matematis baik) pada indikator komunikasi matematis yaitu menghubungkan benda nyata, gambar, atau diagram ke dalam ide matematika; menjelaskan ide, situasi, atau relasi matematika dengan benda nyata, gambar, atau diagram; kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi atau simbol matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap solusi. Penelitian ketiga dilakukan oleh Hayati, Nila (2013) yang meneliti tentang pengembangan butir soal matematika SD di Kabupaten Lombok Timur sebagai upaya dalam pengadaan bank soal. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan butir-butir soal yang berkriteria baik dan melakukan penyetaraan butir soal perangkat tes mata pelajaran matematika SD yang disiapkan untuk bank soal. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan dari 40 butir soal perangkat tes MAT_1 diperoleh 28 butir soal, sedangkan perangkat tes MAT_2 diperoleh 24 butir soal yang memenuhi kriteria untuk


(56)

dimasukkan ke dalam bank soal. Ke 52 butir soal dari perangkat tes MAT_ dan MAT_2 diarsip secara digitas dengan aplikasi komputer.

Dalam penelitian relevan yang pertama membahas mengenai pengembangan tes hasil belajar kompetensi dasar melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V sekolah dasar dimana penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti dalam hal pengembangan tes hasil belajar matematika. Kebaruan dalam penelitian yang dilakukan peneliti adalah tes matematika yang dikembangkan dengan menggunakan subjek penelitian siswa kelas IV SD dan materi yang dipilih adalah perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran. Dalam penelitian relevan kedua membahas mengenai pengembangan soal matematika model PISA untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa sekolah dasar dimana hal tersebut juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu pengembangan tes matematika. Kebaruan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah mengembangkan tes hasil belajar menggunakan taraf kognitif Taksonomi Bloom yang sudah direvisi. Pada penelitian relevan ketiga membahas mengenai pengembangan butir soal matematika SD di Kabupaten Lombok Timur sebagai upaya dalam pengadaan bank soal, hal tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu pengembangan tes hasil belajar matematika. Kebaruan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah peneliti melakukan analisis butir soal menggunakan TAP (Test Analysis Program).


(57)

Berdasarkan ketiga penelitian di atas, peneliti ingin membuat produk tes hasil belajar matematika untuk kelas IV. Salah satu kelebihan dalam penelitian ini adalah pengembangan produk tes hasil belajar untuk kelas IV yang memiliki karakteristik tes yang baik serta belum ada yang melakukan penelitian yang sama dengan peneliti dalam melakukan penelitian pengembangan dengan judul” Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Perkalian, Pembagian dan Operasi Hitung Campuran untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar, peneliti akan mengacu pada ketiga penelitian di atas. Literatur map dari ketiga penelitian relevan tersebut dapat dilihat pada bagan 2.1


(58)

Bagan 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan

C. Kerangka Berpikir

Tes hasil belajar merupakan tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar yang dicapai oleh para siswa. Tes hasil belajar dapat dibagi menjadi dua yaitu tes objektif dan tes subjektif. Tes yang memiliki kualitas yang baik adalah tes yang valid, reliabel, memiliki karateristik butir soal yang memiliki daya pembeda, tingkat kesukaran dan analisis pengecoh. Namun, pada

Hutagaol,Theresia Efa Nanda (2016) Pengembangan Buku Prototype Tes Hasil Belajar Kompetensi Dasar Melakukan Operasi

Hitung Campuran Bilangan Bulat Untuk Siswa Kelas

V Sekolah Dasar

Mardiyanti, dkk (2013) Pengembangan Soal Matematika Model PISA untuk Mengukur Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar Hayati, Nila (2013) Pengembangan Butir Soal Matematika SD di

Kabupaten Lombok Timur Sebagai Upaya Pengadaan Bank

Soal

Yang akan diteliti (2017):

Pengembangan tes hasil belajar matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran


(59)

kenyataannya guru mengambil soal-soal dari internet atau LKS. Guru masih mengabaikan kualitas tes yang baik. Guru sangat jarang membuat soal atau memberikan soal dalam bentuk pilihan ganda karena membutuhkan waktu yang lama dan bingung dalam membuat options sehingga guru lebih memilih untuk membuat soal uraian atau soal essai. Padahal soal yang yang diambil oleh guru dari internet atau LKS belum dapat mengukur ranah kognitif siswa mulai dari mengingat sampai dengan mencipta. Jika guru tidak membuat soal sendiri maka guru tidak akan mengetahui kualitas soal tes yang akan diberikan kepada siswa. Tes sebaiknya memperhatikan kualitas soal dan dibuat berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai agar dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pemahaman siswa mengenai materi yang telah dipelajari. Bentuk dari tes beraneka ragam, salah satunya adalah tes pilihan ganda. Tes pilihan ganda adalah jenis tes objektif yang berupa pertanyaan dan untuk melengkapi pertanyaan tersebut disediakan beberapa pilihan jawaban dan salah satu pilihan adalah kunci jawaban. Tes pilihan ganda mempunyai kelebihan yaitu Item tes pilihan ganda dapat mencakup seluruh bahan pelajaran yang akan diujikan. Tes pilihan ganda penskorannya lebih cepat dan dilakukan secara objektif. Tipe butir soal pada tes pilihan ganda memungkinkan untuk dianalisis dan dapat dilakukan uji coba terlebih dahulu. Tingkat kesukaran butir soal dapat diatur dengan mengubah tingkat homogenitas alternatif jawaban tepat bila ingin diujikan kepada peserta masal. Terlepas dari kelebihan, tes pilihan ganda juga memiliki kekurangan yaitu dalam membuat soal membutuhkan waktu yang lama dan relatif sulit dalam menyusun butir soal dan


(60)

ada kecenderungan siswa menebak pilihan jawaban. Dalam wawancara, guru juga menyebutkan jarang membuat soal pilihan ganda karena sesuai dengan kekurangan pilihan ganda yaitu membuat tes pilihan ganda membutuhkan waktu yang lama. Dari fakta yang ada, peneliti ingin mengembangkan tes hasil belajar bentuk pilihan ganda yang dapat mengukur ranah kognitif siswa mulai dari mengingat sampai dengan mencipta. Pengembangan tes hasil belajar matematika materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran akan menjadi produk dalam penelitian dan pengembangan ini. Tes hasil belajar yang akan dikembangkan berbentuk pilihan ganda. Tes hasil belajar ini dikembangkan dengan mengacu pada taraf kognitif dari taksonomi Bloom yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai dan mencipta. Pengembangan tes hasil belajar ini diharapkan mampu mendeskripsikan kualitas butir soal yang meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan analisis pengecoh.

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana mengembangkan tes hasil belajar materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV SD? 2. Bagaimana kualitas tes hasil belajar materi perkalian, pembagian dan

operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV SD berdasar hasil penilaian ahli?

3. Bagaimana validitas tes hasil belajar materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV SD berdasar hasil uji coba empiris?


(61)

4. Bagaimana reliabilitas tes hasil belajar materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV SD berdasar hasil uji coba empiris?

5. Bagaimana daya pembeda tes hasil belajar materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV SD berdasar hasil uji coba empiris?

6. Bagaimana tingkat kesukaran tes hasil belajar materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV SD berdasar hasil uji coba empiris?

7. Bagaimana hasil analisis pengecoh tes hasil belajar materi perkalian, pembagian dan operasi hitung campuran untuk siswa kelas IV SD berdasar hasil uji coba empiris?


(1)

or: AdjPtBiserial <= 0,00(2)

--- Total Possible Score= 30

Minimum Score = 5,000 = 16,7% Maximum Score = 27,000 = 90,0% Mean Score = 12,333 = 41,1% Standard Deviation = 5,558

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ TAP: Test Analysis Program (version 14.7.4) Copyright © 2003-2014 Gordon P. Brooks Contact: brooksg@ohio.edu

TITLE: jawaban siswa set B COMMENT:

****************************************************************** *********

Quick Options Analysis

****************************************************************** *********

* is keyed answer, # is option that discriminates better than keyed answer

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~

---- --- --- --- --- --- Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- --- --- --- --- --- 1 TOTAL 10*(0,333) 9 (0,300) 9 (0,300) 2 (0,067) High 5 (0,625) 1 (0,125) 1 (0,125) 1 (0,125) Low 2 (0,182) 4 (0,364) 5 (0,455) 0 (0,000) Diff 3 (0,443) -3(-0,239) -4(-0,330) 1 (0,125) 2 TOTAL 5 (0,167) 7 (0,233) 13*(0,433) 5 (0,167) High 2 (0,250) 1 (0,125) 5 (0,625) 0 (0,000) Low 2 (0,182) 4 (0,364) 2 (0,182) 3 (0,273) Diff 0 (0,068) -3(-0,239) 3 (0,443) -3(-0,273) 3 TOTAL 3 (0,100) 16*(0,533) 2 (0,067) 9 (0,300) High 0 (0,000) 8 (1,000) 0 (0,000) 0 (0,000) Low 2 (0,182) 2 (0,182) 2 (0,182) 5 (0,455) Diff -2(-0,182) 6 (0,818) -2(-0,182) -5(-0,455) 4 TOTAL 5 (0,167) 6 (0,200) 17*(0,567) 2 (0,067) High 0 (0,000) 0 (0,000) 8 (1,000) 0 (0,000) Low 4 (0,364) 5 (0,455) 1 (0,091) 1 (0,091) Diff -4(-0,364) -5(-0,455) 7 (0,909) -1(-0,091)


(2)

5 TOTAL 18*(0,600) 5 (0,167) 7 (0,233) 0 (0,000) High 7 (0,875) 1 (0,125) 0 (0,000) 0 (0,000) Low 3 (0,273) 2 (0,182) 6 (0,545) 0 (0,000) Diff 4 (0,602) -1(-0,057) -6(-0,545) 0 (0,000) ---- --- --- --- --- --- Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- --- --- --- --- --- 6 TOTAL 6 (0,200) 7 (0,233) 8*(0,267) 9 (0,300) High 0 (0,000) 0 (0,000) 3 (0,375) 5 (0,625) Low 3 (0,273) 4 (0,364) 3 (0,273) 1 (0,091) Diff -3(-0,273) -4(-0,364) 0 (0,102) 4#(0,534) 7 TOTAL 1 (0,033) 4 (0,133) 20*(0,667) 5 (0,167) High 0 (0,000) 0 (0,000) 7 (0,875) 1 (0,125) Low 1 (0,091) 2 (0,182) 6 (0,545) 2 (0,182) Diff -1(-0,091) -2(-0,182) 1 (0,330) -1(-0,057) 8 TOTAL 20*(0,667) 6 (0,200) 3 (0,100) 1 (0,033) High 7 (0,875) 0 (0,000) 0 (0,000) 1 (0,125) Low 5 (0,455) 3 (0,273) 3 (0,273) 0 (0,000) Diff 2 (0,420) -3(-0,273) -3(-0,273) 1 (0,125) 9 TOTAL 3 (0,100) 2 (0,067) 21*(0,700) 4 (0,133) High 0 (0,000) 0 (0,000) 8 (1,000) 0 (0,000) Low 3 (0,273) 0 (0,000) 5 (0,455) 3 (0,273) Diff -3(-0,273) 0 (0,000) 3 (0,545) -3(-0,273) 10 TOTAL 2 (0,067) 7 (0,233) 8 (0,267) 13*(0,433) High 0 (0,000) 0 (0,000) 1 (0,125) 7 (0,875) Low 0 (0,000) 4 (0,364) 5 (0,455) 2 (0,182) Diff 0 (0,000) -4(-0,364) -4(-0,330) 5 (0,693) ---- --- --- --- --- --- Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- --- --- --- --- --- 11 TOTAL 6 (0,200) 9 (0,300) 5*(0,167) 10 (0,333) High 2 (0,250) 2 (0,250) 3 (0,375) 1 (0,125) Low 4 (0,364) 3 (0,273) 1 (0,091) 3 (0,273) Diff -2(-0,114) -1(-0,023) 2 (0,284) -2(-0,148) 12 TOTAL 8 (0,267) 3 (0,100) 7 (0,233) 12*(0,400) High 0 (0,000) 0 (0,000) 2 (0,250) 6 (0,750) Low 3 (0,273) 2 (0,182) 4 (0,364) 2 (0,182) Diff -3(-0,273) -2(-0,182) -2(-0,114) 4 (0,568) 13 TOTAL 4 (0,133) 14*(0,467) 8 (0,267) 4 (0,133) High 1 (0,125) 7 (0,875) 0 (0,000) 0 (0,000) Low 2 (0,182) 3 (0,273) 4 (0,364) 2 (0,182) Diff -1(-0,057) 4 (0,602) -4(-0,364) -2(-0,182) 14 TOTAL 4 (0,133) 8 (0,267) 12*(0,400) 6 (0,200) High 0 (0,000) 1 (0,125) 6 (0,750) 1 (0,125) Low 2 (0,182) 5 (0,455) 3 (0,273) 1 (0,091) Diff -2(-0,182) -4(-0,330) 3 (0,477) 0 (0,034)


(3)

15 TOTAL 16*(0,533) 4 (0,133) 7 (0,233) 3 (0,100) High 7 (0,875) 1 (0,125) 0 (0,000) 0 (0,000) Low 2 (0,182) 3 (0,273) 5 (0,455) 1 (0,091) Diff 5 (0,693) -2(-0,148) -5(-0,455) -1(-0,091) ---- --- --- --- --- --- Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- --- --- --- --- --- 16 TOTAL 7 (0,233) 2 (0,067) 7 (0,233) 14*(0,467) High 1 (0,125) 0 (0,000) 0 (0,000) 7 (0,875) Low 2 (0,182) 0 (0,000) 5 (0,455) 4 (0,364) Diff -1(-0,057) 0 (0,000) -5(-0,455) 3 (0,511) 17 TOTAL 14*(0,467) 7 (0,233) 6 (0,200) 3 (0,100) High 8 (1,000) 0 (0,000) 0 (0,000) 0 (0,000) Low 1 (0,091) 5 (0,455) 4 (0,364) 1 (0,091) Diff 7 (0,909) -5(-0,455) -4(-0,364) -1(-0,091) 18 TOTAL 5 (0,167) 17 (0,567) 5*(0,167) 3 (0,100) High 0 (0,000) 8 (1,000) 0 (0,000) 0 (0,000) Low 4 (0,364) 3 (0,273) 2 (0,182) 2 (0,182) Diff -4(-0,364) 5#(0,727) -2(-0,182) -2(-0,182) 19 TOTAL 12*(0,400) 10 (0,333) 4 (0,133) 4 (0,133) High 4 (0,500) 3 (0,375) 1 (0,125) 0 (0,000) Low 3 (0,273) 4 (0,364) 2 (0,182) 2 (0,182) Diff 1 (0,227) -1 (0,011) -1(-0,057) -2(-0,182) 20 TOTAL 9 (0,300) 5 (0,167) 14*(0,467) 2 (0,067) High 0 (0,000) 1 (0,125) 6 (0,750) 1 (0,125) Low 5 (0,455) 1 (0,091) 4 (0,364) 1 (0,091) Diff -5(-0,455) 0 (0,034) 2 (0,386) 0 (0,034) ---- --- --- --- --- --- Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- --- --- --- --- --- 21 TOTAL 4 (0,133) 11 (0,367) 12*(0,400) 3 (0,100) High 1 (0,125) 2 (0,250) 5 (0,625) 0 (0,000) Low 2 (0,182) 5 (0,455) 2 (0,182) 2 (0,182) Diff -1(-0,057) -3(-0,205) 3 (0,443) -2(-0,182) 22 TOTAL 10*(0,333) 9 (0,300) 8 (0,267) 3 (0,100) High 4 (0,500) 4 (0,500) 0 (0,000) 0 (0,000) Low 2 (0,182) 2 (0,182) 7 (0,636) 0 (0,000) Diff 2 (0,318) 2 (0,318) -7(-0,636) 0 (0,000) 23 TOTAL 13*(0,433) 9 (0,300) 3 (0,100) 5 (0,167) High 5 (0,625) 1 (0,125) 1 (0,125) 1 (0,125) Low 3 (0,273) 4 (0,364) 1 (0,091) 3 (0,273) Diff 2 (0,352) -3(-0,239) 0 (0,034) -2(-0,148) 24 TOTAL 10*(0,333) 10 (0,333) 7 (0,233) 3 (0,100) High 4 (0,500) 2 (0,250) 2 (0,250) 0 (0,000) Low 2 (0,182) 3 (0,273) 3 (0,273) 3 (0,273) Diff 2 (0,318) -1(-0,023) -1(-0,023) -3(-0,273)


(4)

25 TOTAL 6 (0,200) 6 (0,200) 6 (0,200) 12*(0,400) High 1 (0,125) 1 (0,125) 1 (0,125) 5 (0,625) Low 2 (0,182) 2 (0,182) 4 (0,364) 3 (0,273) Diff -1(-0,057) -1(-0,057) -3(-0,239) 2 (0,352) ---- --- --- --- --- --- Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- --- --- --- --- --- 26 TOTAL 8 (0,267) 7 (0,233) 7*(0,233) 8 (0,267) High 2 (0,250) 3 (0,375) 2 (0,250) 1 (0,125) Low 3 (0,273) 3 (0,273) 2 (0,182) 3 (0,273) Diff -1(-0,023) 0#(0,102) 0 (0,068) -2(-0,148) 27 TOTAL 8 (0,267) 7 (0,233) 9*(0,300) 6 (0,200) High 1 (0,125) 1 (0,125) 4 (0,500) 2 (0,250) Low 4 (0,364) 4 (0,364) 0 (0,000) 3 (0,273) Diff -3(-0,239) -3(-0,239) 4 (0,500) -1(-0,023) 28 TOTAL 9 (0,300) 9*(0,300) 11 (0,367) 1 (0,033) High 1 (0,125) 4 (0,500) 3 (0,375) 0 (0,000) Low 4 (0,364) 1 (0,091) 5 (0,455) 1 (0,091) Diff -3(-0,239) 3 (0,409) -2(-0,080) -1(-0,091) 29 TOTAL 10 (0,333) 10*(0,333) 8 (0,267) 2 (0,067) High 3 (0,375) 3 (0,375) 2 (0,250) 0 (0,000) Low 4 (0,364) 3 (0,273) 3 (0,273) 1 (0,091) Diff -1 (0,011) 0 (0,102) -1(-0,023) -1(-0,091) 30 TOTAL 9 (0,300) 6 (0,200) 4*(0,133) 11 (0,367) High 1 (0,125) 1 (0,125) 2 (0,250) 4 (0,500) Low 4 (0,364) 3 (0,273) 1 (0,091) 3 (0,273) Diff -3(-0,239) -2(-0,148) 1 (0,159) 1#(0,227) ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TAP: Test Analysis Program (version 14.7.4) Copyright © 2003-2014 Gordon P. Brooks Contact: brooksg@ohio.edu


(5)

Lampiran 14

Foto Uji Coba Soal


(6)

Lampiran 15

Biodata Peneliti

Septri Anggreani Timaria lahir di Sungailiat, 16 September

1995. Pendidikan dasar diperoleh di SD Harapan Sungailiat,

tamat pada tahun 2007. Pendidikan menengah pertama

diperoleh di SMP Harapan Sungailiat, tamat pada tahun 2010.

Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA Harapan

Sungailiat, tamat pada tahun 2013. Pada tahun 2013, peneliti

tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai

macam kegiatan di dalam kampus. Tahun 2013 peneliti mendapat juara 2 dalam

mengikuti lomba musikalisasi puisi dalam kegiatan Malam Kreatifitas PGSD

2013. Tahun 2014 peneliti mengikuti seminar Love Dating and Sex

Pacaran

dengan Akal Sehat” sebagai peserta. Pada Tahun 2015 peneliti mengikuti kegiatan

Pelatihan Metode Montessori sebagai peserta, Panitia Malam Kreatifitas PGSD

tahun 2015 sebagai anggota divisi P3K, Seminar “Reinventing Childhood

Education”

sebagai peserta, kegiatan Pelatihan Pengembangan Kepribadian

Mahasiswa II (PPKM II) sebagai cofas, panitia kegiatan Inisiasi Program Studi

(Insipro) sebagai defisi dampok. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma

diakhiri dengan menuliskan tugas akhir yang berju

dul “Pengembangan Tes Hasil

Belajar Materi Perkalian, Pembagian dan Operasi Hitung Campuran Untuk Siswa

Kelas IV Sekolah Dasar”.