Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V Sekolah Dasar

(1)

PENGEMBA KOMPETENSI DA BULAT, PEMBULA

Diaju M Progr

PROGRAM S FAKULT U

BANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMA I DASAR MELAKUKAN OPERASI HITUNG

LATAN, DAN PENAKSIRAN UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ogram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Anastasia Ambar Krisna Dita NIM: 131134210

STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH D JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

LTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017

MATIKA NG BILANGAN ISWA KELAS V

at asar

H DASAR IKAN


(2)

i

PENGEMBANGA

KOMPETENSI

BILANGAN BU

UNTUK

Diaju M Progr PROGRAM S FAKULT U i

NGAN TES HASIL BELAJAR MATEM

SI DASAR MELAKUKAN OPERASI

BULAT, PEMBULATAN, DAN PENA

K SISWA KELAS V SEKOLAH DASA

SKRIPSI

iajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ogram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Anastasia Ambar Krisna Dita NIM: 131134210

STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

LTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017 i

TEMATIKA

SI HITUNG

ENAKSIRAN

ASAR

at asar H DASAR IKAN


(3)

(4)

(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberikan rahmat kesehatan, pertolongan, dan selalu mendampingi dalam penyusunan skripsi ini.

2. Kedua orang tua yang saya cinta dan sayangi, AG. Prawoto dan Oktavia Repelita yang selalu mendoakan, mendampingi, memberikan semangat dan dukungan.

3. Kedua adik yang saya sayangi Fransiska Pangalissani dan Olivia Yudista Eskaristi yang selalu memberi semangat.

4. Sepupu saya Andhityas Utami, dan teman-teman kost saya Angela Merici Klala Faradella dan Dian Karitas yang membantu dalam proses editing serta dukungan menyelesaikan skripsi. 5. Teman-teman sepayung yang selalu memberikan dukungan.

6. Teman-teman Cana Community yang selalu memberikan canda tawa. Semangat pelayanan!!!

7. Teman-teman mahasiswa angkatan 2013 8. Almamater Universitas Sanata Dharma.

9. Semua pihak yang membantu setiap proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.


(6)

v MOTTO

Hidup adalah MELAYANI (Kolose 3:23)

Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan Kasih-Nya sempurna di dalam kita.

(1 Yohanes 4:12)

God has perfect timing; never early, never late. It takes a little patience and a whole lot of faith. But it s worth the wait.

I never dream about success. I work for it. -Estee

Lauder-Orang yang menjadi berkat bagi kehidupan orang lain tidak akan menyimpan berkat itu hanya untuk dirinya


(7)

-Barrie-vi P

Saya m tulis ini tidak telah disebutka ilmiah.

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA a menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skr dak memuat karya atau bagian karya orang lai butkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagai

Yogyakarta, 2

Anastasia Am

vi

skripsi yang saya lain, kecuali yang gai layaknya karya

, 22 Februari 2017


(8)

vii LEM

PUBLIKASI KAR Yang bertanda tangan di

Nama

Nomor Mahasi Demi pengembangan Universitas Sanata Dh

PENGEMBANGA

KOMPETENSI D

BILANGAN BU

UNTUK SISWA K

beserta perangkat yan Perpustakaan Universi dalam bentuk media l secara terbatas, dan kepentingan akademi royalti kepada saya se Demikian pernyataan i

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 22 Febr Yang menyatakan

Anastasia Ambar Krisna

vii

EMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN A

an di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sa : Anastasia Ambar Krisna Di

hasiswa : 131134210

an ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

GAN TES HASIL BELAJAR MA

SI DASAR MELAKUKAN OPERASI

BULAT, PEMBULATAN, DAN PE

KELAS V SEKOLAH DASAR

yang diperlukan. Dengan demikian saya mem versitas Sanata Dharma hak untuk menyimpa dia lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, m dan mempublikasikannya di internet atau me

mis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun selama tetap tercantumkan nama saya sebagai p an ini yang saya buat dengan sebenarnya.

rta ebruari 2017 risna Dita vii N N AKADEMIS s Sanata Dharma:

Dita

pada Perpustakaan

MATEMATIKA

RASI HITUNG

PENAKSIRAN

emberikan kepada pan, mengalihkan , mendistribusikan media lain untuk upun memberikan ai penulis.


(9)

viii ABSTRAK

Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat, Pembulatan, dan Penaksiran untuk Siswa

Kelas V Sekolah Dasar Anastasia Ambar Krisna Dita

Universitas Sanata Dharma 2017

Latar belakang penelitian ini adalah adanya potensi dan masalah yang terkait dengan pembuatan tes hasil belajar. Guru kelas kesulitan dalam membuat tes hasil belajar dan membutuhkan contoh soal dengan kualitas soal yang baik untuk dijadikan sebagai pedoman. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) yang bertujuan untuk (1) memaparkan langkah-langkah pengembangan hasil tes belajar, dan (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V sekolah dasar.

Prosedur pengembangan produk tes hasil belajar ini, peneliti memodifikasi langkah-langkah pengembangan menurut Borg and Gall. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan dan SDN 3 Wonokerto yang berjumlah 60 siswa.

Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan (1) langkah-langkah penelitian pengembangan tes hasil belajar yaitu (a) potensi masalah (b) pengumpulkan data (c) desain produk (d) validasi desain (e) revisi desain (f) uji coba produk dan (g) revisi produk, (2) hasil analisis 60 butir soal tes diperoleh (a) 34 soal kategori valid, (b) hasil analisis reliabilitas menunjukkan bahwa soal reliabel serta masuk dalam kategori tinggi, (c) daya beda tes 14,70% kategori baik dan 85,30% kategori sangat baik, (d) tingkat kesukaran tes diperoleh hasil yaitu 29,41% kategori mudah, 70,59 % kategori sedang dan 0% kategori sukar (e) terdapat 20 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi. Soal yang telah memenuhi karakteristik yang baik kemudian disusun menjadi satu dalam prototype.

Kata kunci: pengembangan, tes hasil belajar, matematika, validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, analisis pengecoh.


(10)

ix

ABSTRACT

The Development of Mathematics Achievement Test about Basic Competence in Calculating Integers, Integration, and Approximation for 5thGrade Elementary

School Students

Anastasia Ambar Krisna Dita Sanata Dharma University

2017

The background of this research there are potentials and problems which are related to the achievement test. The classroom teacher has difficulty in making achievement test and needs example of test items which have good quality to be made as the reference. This research is an Research and Development (R&D) which has purposed (1) analyzing the steps to develop achievement of the test and (2) describing the quality of achievement test product about basic competence in calculating integers, integration, and approximation for 5th grade elementary school students.

The procedure of this achievement test developed in this research modified the steps from Borg and Gall. The subjects from this research are 60 students 5th grade elementary school from SD Kanisius Sorowajan and SDN 3 Wonokerto.

The result of this research and development showed; (1) the steps of research of developing achievement test which are: (a) Potential Problems, (b) Data Gathering, (c) Product Designing, (d) Design Validation, (e) Design Revision, (f) Product Testing, (g) Product Revision; (2) the analysis result of 60 test items showed that: (a) 34 test items are valid, (b) the result of reliability analysis showed that test items are highly reliable, (c) discrimination index showed that 14,70% are good, 85,30% are very good, (d) level of difficulty showed that 29,41% are easy, 70.59% are medium, and 0% are difficult, (e) there are 20 options which did not function and needed to be revised. Test items that have good characteristic then complied into one prototype.

Keywords: development, achievement test, mathematics, validity, reliability,


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat, Pembulatan, dan Penaksiran Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, yang memberikan rahmat kesehatan dan kelancaran selama proses penelitian hingga penyusunan skripsi ini.

2. Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 5. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing dan memberikan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.


(12)

xi

6. Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Suwardi, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Sorowajan yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di SD Kanisius Sorowajan.

8. Rahayuningsih, S.Pd., M.M. selaku Kepala Sekolah SDN 3 Wonokerto yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di SDN 3 Wonokerto.

9. Bapak V.G.S, ibu T.T.R, ibu D.S dan Ibu R.M.W. selaku validator guru yang telah bersedia menjadi validasi sehingga produk dalam skripsi ini menjadi lebih baik.

10. Wali kelas V beserta keluarga besar SD Kanisius Sorowajan dan SDN 3 Wonokerto yang telah memberikan dukungan dan telah membantu selama proses penelitian.

11. Siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan dan SDN 3 Wonokerto yang telah bersedia membantu dan melancarkan proses penelitian.

12. Kedua orangtua AG. Prawoto dan Oktavia Repelita yang telah memberikan doa, semangat, dan dukungan.

13. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih untuk semangat, dukungan dan bantuannya.


(13)

xii Dalam proses pe

kendala. Namun kend menjadi semangat unt Peneliti menyada kesalahan. Oleh karena membangun agar skr dan menjadi inspirasi ba

xii

penelitian dan penyusunan skripsi ini, ter ndala tersebut tidak menjadi hambatan bagi pene untuk menyelesaikan skripsi.

dari bahwa dalam penyusunan skripsi ini t rena itu, peneliti mengharapkan masukan, kritik skripsi ini menjadi lebih baik. Semoga skripsi asi bagi pembaca.

Yogyakarta, 2

Anastasia Am

xii

terdapat beberapa peneliti melainkan

ni tidak lepas dari itik dan saran yang psi ini bermanfaat

, 22 Februari 2017


(14)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Pembatasan Masalah... 4

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Batasan Istilah ... 7

G. Spesifikasi Produk ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. Tes Hasil Belajar ... 10

a) Pengertian Tes ... 10


(15)

xiv

c) Ciri-ciri Tes Hasil Belajar Yang Baik ... 12

d) Jenis-jenis Tes Hasil Belajar ... 15

e) Bentuk tes hasil belajar ... 18

f) Macam-macam tes hasil belajar ... 20

2. Tes pilihan ganda (Multiple Choice Test) ... 22

a) Definisi Tes Pilihan Ganda ... 22

b) Kaidah Penulisan Tes Pilihan Ganda ... 24

3. Konstruksi Tes Hasil Belajar... 25

a) Validitas ... 25

b) Reliabilitas... 27

c) Karakteristik butir soal ... 28

4. Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 31

5. Matematika ... 36

6. Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat Termasuk Penggunaan Sifat-sifatnya, Pembulatan, dan Penaksiran ... 37

a) Kompetensi Dasar... 37

b) Bilangan Bulat ... 38

c) Pembulatan ... 40

d) Penaksiran... 40

7. Taksonomi Tes Hasil Belajar ... 41

B. Penelitian yang relevan... 43

C. Kerangka berpikir ... 48

D. Pertanyaan Penelitian ... 50

BAB III METODE PENELITIAN... 52

A. Jenis Penelitian ... 52

B. Setting Penelitian... 56

1. Objek Penelitian ... 56

2. Subjek Penelitian ... 56

3. Lokasi Penelitian ... 56

4. Waktu Penelitian ... 56


(16)

xv

D. Teknik Pengumpulan Data ... 60

1. Wawancara ... 60

2. Kuesioner... 61

3. Tes ... 62

E. Instrumen Penelitian ... 63

1. Pedoman wawancara... 63

2. Kuesioner... 64

3. Tes ... 65

F. Teknik Analisis Data... 68

1. Analisis Data Kualitatif... 68

2. Analisis Data Kuantitatif ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 79

A. Hasil Penelitian... 79

1. Prosedur Pengembangan Tes... 79

a) Potensi dan masalah... 79

b) Pengumpulan data ... 80

c) Desain Produk... 81

d) Validasi desain... 81

e) Revisi desain ... 82

f) Uji Coba Produk... 82

g) Revisi produk... 83

2. Hasil Produk Tes Hasil Belajar Matematika ... 83

a) Hasil Uji Validitas ... 83

b) Hasil Uji Reliabilitas ... 86

c) Hasil Uji Daya Pembeda... 86

e) Hasil Uji Analisis Pengecoh ... 91

B. Pembahasan ... 94

1. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ... 95

a) Potensi dan Masalah ... 95

b) Pengumpulan Data... 96


(17)

xvi

d) Validasi Desain... 97

e) Revisi Desain ... 98

f) Uji Coba Produk... 98

g) Revisi Produk ... 99

2. Kualitas Produk Tes Hasil Belajar ... 103

a) Hasil Uji Validitas ... 103

b) Hasil Uji Reliabilitas ... 106

c) Hasil Uji Daya Pembeda... 107

d) Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 109

e) Hasil Uji Analisis Pengecoh ... 111

f) Hasil Soal Berkualitas Baik ... 114

BAB V PENUTUP... 116

A. Kesimpulan... 116

B. Keterbatasan Penelitian ... 119

C. Saran ... 119

DAFTAR REFERENSI ... 121


(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan... 63

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Kuesioner Produk Tes Hasil Belajar ... 64

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Matematika ... 66

Tabel 3. 4 Kategori Skor Kuesioner... 69

Tabel 3. 5 Kriteria Validitas... 71

Tabel 3. 6 Kriteria Reliabilitas ... 72

Tabel 3. 7 Kriteria Daya Beda... 74

Tabel 3. 8 Indeks Kesukaran ... 76

Tabel 4. 1 Hasil Rekapitulasi Penilaian Validator ... 81

Tabel 4. 2 Saran Validator ... 82

Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas Soal Tipe A ... 83

Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas Soal Tipe B... 85

Tabel 4. 5 Hasil Uji Reliabilitas ... 86

Tabel 4. 6 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A... 86

Tabel 4. 7 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... 88

Tabel 4. 8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 89

Tabel 4. 9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 90

Tabel 4. 10 Hasil Pengecoh Butir Soal Tipe A ... 92

Tabel 4. 11 Hasil Pengecoh Butir Soal Tipe B ... 93

Tabel 4. 12 Daftar Revisi Pengecoh Soal Tipe A ... 100

Tabel 4. 13 Daftar Revisi Pengecoh Soal Tipe B ... 102

Tabel 4. 14 Hasil Analisis Validitas Soal Tipe A ... 104

Tabel 4. 15 Hasil Analisis Validitas Soal Tipe B ... 105

Tabel 4. 16 Hasil Uji Analisis Reliabilitas Soal Tipe A ... 107

Tabel 4. 17 Hasil Uji Analisis Reliabilitas Soal Tipe B... 107

Tabel 4. 18 Hasil Analisis Daya Pembeda Pada Soal Tipe A... 108

Tabel 4. 19 Hasil Analisis Daya Pembeda Pada Soal Tipe B ... 109

Tabel 4. 20 Hasil Uji Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 110

Tabel 4. 21 Hasil Uji Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 111

Tabel 4. 22 Hasil Uji Analisis Pengecoh Soal Tipe A ... 112


(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. 1 Literature Map Penelitian Yang Relevan ... 48

Gambar 3. 1 Langkah-Langkah Pengembangan Borg And Gall... 53

Gambar 3. 2 Bagan Pengembangan Yang Dilaksanakan Peneliti... 57

Gambar 3. 3 Hasil Validitas Pada Program Tap ... 71

Gambar 3. 4 Hasil Reliabilitas Pada Program Tap ... 73

Gambar 3. 5 Hasil Daya Pembeda Pada Program Tap... 75

Gambar 3. 6 Hasil Tingkat Kesukaran Pada Program Tap ... 77


(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian... 125

Lampiran 2 Surat Izin Validasi ... 127

Lampiran 3 Surat Telah Melakukan Penelitian... 129

Lampiran 4 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 131

Lampiran 5 Tabel Spesifikasi Produk Soal Tipe A... 134

Lampiran 6 Tabel Sesifikasi Produk Soal Tipe B ... 152

Lampiran 7 Hasil Validasi Butir Soal Tipe A ... 169

Lampiran 8 Hasil Validasi Butir Soal Tipe B ... 171

Lampiran 9 Hasil Validasi Guru ... 173

Lampiran 10 Soal Uji Coba Tipe A ... 189

Lampiran 11 Soal Uji Coba Tipe B... 196

Lampiran 12 Jawaban Siswa Soal Tipe A... 203

Lampiran 13 Jawaban Siswa Soal Tipe B... 205

Lampiran 14 Hasil Analisis Tap Soal ... 207

Lampiran 15 Hasil Analisis Tap Pengecoh ... 213

Lampiran 16 Rtabel Validitas ... 221

Lampiran 17 Dokumentasi Uji Coba Produk... 222


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam Bab I, peneliti membahas tujuh hal yaitu latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah serta spesifikasi produk.

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sebuah program. Program melibatkan sejumlah komponen yang bekerjasama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diprogramkan. Untuk mengetahui apakah penyelenggaraan program dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisisien, maka perlu dilakukan evaluasi (Purwanto, 2008: 8). Dalam dunia pendidikan, pendidik mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional. Pendidik yang dimaksudkan disini adalah Guru. Guru memiliki empat kompetensi, salah satunya adalah kompetensi pedagogik dimana salah satu tugas guru adalah melakukan evaluasi pembelajaran. Basuki dan Hariyanto (2014: 18) menjelaskan evaluasi adalah suatu proses penilaian untuk mengambil keputusan yang menggunakan seperangkat hasil pengukuran dan berpedoman kepada tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi pembelajaran berarti proses penilaian untuk mengambil keputusan yang menggunakan seperangkat hasil pengukuran kemampuan kognitif anak yang dilakukan oleh guru dan berpedoman pada tujuan yang telah ditetapkan.


(22)

Ada dua teknik evaluasi, yaitu teknik nontes dan teknik tes. Mardapi (2007: 67) mengemukakan bahwa tes merupakan salah satu cara melihat tingkat kemampuan manusia secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Ada beberapa tipe tes dalam mengukur kemampuan kognitif seseorang, yaitu tipe pilihan ganda, tipe benar-salah, tipe jawaban pendek, tipe pasangan, dan tipe esai. Arikunto (2013: 72) mengungkapkan bahwa sebuah tes dikatakan baik sebagai alat ukur, yaitu yang memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, dan ekonomis. Selain itu, daya pembeda, pengecoh, dan tingkat kesukaran juga menjadi alat ukur bahwa sebuah tes dikatakan baik.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas V SD Kanisius Sorowajan pada tanggal 5 September 2016. Dari wawancara menunjukkan bahwa: (1) guru lebih sering membuat tes uraian yang dianggap lebih baik dan mudah dibuat untuk mengukur tingkat pemahaman siswa, dibanding dengan tes pilihan ganda, (2) dalam pembuatan tes pilihan ganda guru kesulitan dalam pembuatan option, (3) banyaknya pekerjaan guru, sehingga guru tidak sempat untuk membuat ataupun menganalisis soal, (4) dalam membuat tes, guru tidak menggunakan ranah kognitif pada Taksonomi Bloom. Guru membutuhkan contoh tes hasil belajar matematika yang valid dan reliabel serta diketahui karakteristik butir soal seperti daya beda, pengecoh, dan tingkat kesukaran yang berkualitas baik.


(23)

Berdasarkan analisis kebutuhan guru yang diperoleh dari wawancara, peneliti terdorong untuk melakukan pengembangan tes hasil belajar dengan melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Tes hasil belajar yang dikembangkan oleh peneliti menggunakan dimensi kognitif dari Taksonomi Bloom yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai/mengevaluasi dan mencipta. Penelitian yang dikembangkan berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat, Pembulatan dan Penaksiran Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”.

Peneliti memilih materi dengan kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran karena materi tersebut menurut guru dianggap sulit. Hasil penelitian dan pengembangan tes ini diharapkan dapat membantu guru untuk mendapatkan contoh soal tes yang telah dianalisis butir soalnya dan diketahui kualitas butir soalnya. Analisis tes dilakukan untuk mengetahui validitas soal, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran dan pengecoh. Tes yang dikembangkan berpedoman pada taksonomi kognitif yang merupakan revisi dari Taksonomi Bloom, yakni mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.


(24)

B. Pembatasan Masalah

Peneliti melakukan pembatasan masalah pada penelitian ini yang meliputi: 1. Alat ukur yang dikembangkan mengukur aspek kognitif Taksonomi

Bloom yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, dan mencipta.

2. Tes hasil belajar ini memuat Kompetensi Dasar (KD) 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran.

3. Materi yang digunakan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran.

4. Tes hasil belajar ini berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana langkah-langkah pengembangkan tes hasil belajar matematika yang berkualitas baik untuk kompetensi dasar 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V?

2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V?


(25)

D. Tujuan Penelitian

1. Memaparkan langkah-langkah pengembangan tes hasil belajar matematika yang berkualitas baik untuk kompetensi dasar 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V.

2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini mencakup 2 hal yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan konsep pembuatan soal sesuai dengan karakteristik penyusunan soal tes pilihan ganda yang baik dan dapat menggali kemampuan siswa berdasarkan kompetensi dasar 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dan pengetahuan dalam menyusun tes hasil belajar tipe pilihan ganda sesuai dengan karakteristik pembuatan tes yang benar dan dapat menganalisis setiap butir soal


(26)

sesuai dengan jawaban siswa untuk mengetahui kualitas setiap butir soal yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran

b. Bagi guru

Penelitian ini dapat menjadi inspirasi bagi guru untuk mengembangkan tes hasil belajar sesuai dengan karakteristik pembuatan soal dan memberikan contoh soal tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran yang sudah diketahui kualitas setiap butir soal. c. Bagi Siswa

Siswa dapat mengerjakan soal matematika berbentuk pilihan ganda sesuai ranah kognitif dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, hingga mencipta pada kompetensi dasar 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran yang sudah diketahui kualitas setiap butir soal.

d. Bagi Sekolah

Hasil penelitian dapat menjadi contoh pembuatan soal dan dapat menjadi arsip soal tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran yang sudah diketahui kualitas setiap butir soal.


(27)

F. Batasan Istilah 1. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar adalah salah satu cara digunakan untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam mempelajari sesuatu.

2. Tes Tipe Pilihan Ganda

Tes tipe pilihan ganda adalah salah satu bentuk tes objektif yang terdiri dari pertanyaan dan beberapa alternatif jawaban yang harus dipilih. 3. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah tujuan pembelajaran yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai-nilai yang direfleksikan pada kebiasaan berpikir dan bertindak pada mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki siswa, dan sebagai acuan pembuatan indikator.

4. Matematika

Matematika adalah salah satu ilmu yang digunakan untuk memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari.

5. Validitas

Validitas adalah ketepatan alat ukur yang digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

6. Reliabilitas

Reliabilitas adalah taraf kemampuan sejauh mana hasil pengukuran konsisten/ajeg dan dapat dipercaya.


(28)

7. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan setiap butir soal untuk dapat membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.

8. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa dalam menjawab soal yang terdiri dari kategori rendah, sedang, dan tinggi.

9. Pengecoh

Pengecoh adalah alternatif yang bukan merupakan kunci jawaban yang berfungsi untuk mengecoh peserta tes.

G. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk tes hasil belajar matematika dalam penelitian dan pengembangan ini adalah:

1. Produk tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 1.1 melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V yang terdiri dari (a) identitas soal berupa standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan, (b) indikator, (c) soal tes hasil belajar matematika, (d) kunci jawaban, (e) ranah kognitif yang diukur , (f) tingkat kesukaran. 2. Produk tes hasil belajar matematika memenuhi kriteria valid

berdasarkan taraf signifikan 5%.


(29)

4. Produk tes hasil belajar matematika memiliki daya pembeda dapat diterima yaitu pada kategori “baik” dan kategori “sangat baik”dengan kriteria skor 0,30-1,00.

5. Produk tes hasil belajar matematika memiliki tingkat kesukaran dengan proporsi tingkat kesukaran 25% soal kategori “mudah”, 50% kategori “sedang”, dan 25% kategori “sukar” dengan kriteria skor 0,00-1,00.

6. Produk tes hasil belajar matematika memiliki pengecoh yang berfungsi dengan baik apabila dipilih secara merata oleh peserta tes atau setidaknya 5% dari peserta tes.

7. Tes hasil belajar matematika tipe pilihan ganda disusun menggunakan Bahasa Indonesia yang baku sesuai Ejaaan Yang Disempurnakan (EYD) dengan memperhatikan penggunakan huruf kapital, tanda baca, kata depan, dan imbuhan.


(30)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini akan menjelaskan empat hal yaitu kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian Pustaka

Kajian teori ini berisi tentang teori-teori relevan yang berhubungan dengan tes hasil belajar, tes pilihan ganda, konstruksi tes hasil belajar, pengembangan tes hasil belajar, matematika, kompetensi dasar, dan taksonomi bloom.

1. Tes Hasil Belajar a) Pengertian Tes

Arifin (2009: 118), mengemukakan bahwa tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan untuk dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. Yusuf (2015: 93), menyebutkan bahwa tes adalah suatu prosedur yang spesifik dan sistematis untuk mengukur tingkah laku seseorang; atau suatu pengukuran yang bersifat objektif mengenai tingkah laku seseorang, sehingga tingkah laku tersebut dapat digambarkan dengan bantuan angka, skala atau dengan sistem kategori. Sedangkan menurut Indrakusuma (dalam


(31)

Sulistyorini, 2009: 86) menjelaskan tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Dari beberapa uraian diatas tentang pengertian tes, dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu teknik atau prosedur yang sistematis dan bersifat objektif untuk memperoleh data-data untuk mengukur tingkah laku seseorang, sehingga tingkah laku tersebut dapat digambarkan dengan bantuan angka, skala atau dengan sistem kategori.

b) Pengertian Tes Hasil Belajar

Sulistyorini (2009: 88) memaparkan tes hasil belajar merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa. Tes diujikan setelah siswa memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa atas materi tersebut. Yusuf (2015: 182), menjelaskan tes hasil belajar merupakan instrumen pengukuran dan penilaian untuk menentukan tingkat pencapaian peserta didik dalam belajar sesuai dengan karakteristik individualitas masing-masing. Purwanto (2009: 66), berpendapat bahwa tes hasil belajar merupakan sebuah tes yang bertujuan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang sudah diajarkan oleh guru maupun materi yang sudah dipelajari siswa sendiri. Dari beberapa definisi


(32)

tentang tes hasil belajar dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar adalah tes untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan dan juga merupakan instrumen pengukuran dan penilaian untuk menentukan tingkat pencapaian siswa.

c) Ciri-ciri Tes Hasil Belajar Yang Baik

Rakhmat dan Suherdi (1999: 56) mengatakan tingkat kebaikan suatu tes sekurang-kurangnya dapat dilihat dari 4 ciri berikut:

1) Validitas

Tes yang baik akan memiliki tingkat validitas yang tinggi. Istilah validitas pada dasarnya menunjukkan pada tingkat ketepatan dalam mengungkapkan data yang semestinya diucapkan. Tes hasil belajar yang valid akan mengungkapkan aspek-aspek hasil belajar secara tepat, dengan kata lain tes tersebut menguji apa yang semestinya dites.

2) Reliabilitas

Kalau validitas menunjukkan pada tingkat ketepatan, reliabilitas menunjukkan tingkat ketetapan, keajegan, atau kemantapan. Suatu tes yang reliabel akan mampu menghasilkan data yang relatif ajeg dan konsisten, sehingga hasilnya dapat dipercaya.


(33)

3) Tingkat Kesulitan

Suatu tes yang baik akan memiliki tingkat kesukaran yang seimbang. Pengertian seimbang dalam kaitan ini dapat dilihat dari dua sisi. Pertama berkaitan dengan proporsi penyebaran soal sulit, sedang, mudah. Kedua, berkaitan dengan kemampuan siswa yang dimaksud oleh tes tersebut. Sebagai contoh, sebuah tes sebaiknya memiliki proporsi penyebaran sebagai berikut: 25% sulit, 50% sedang, dan 25 % mudah. 4) Kepraktisan

Kepraktisan juga merupakan salah satu ciri yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tingkat kebaikan tes. Pengertian kepraktisan menyangkut segi kemudahan dalam mengadministrasikan tes. Semakin mudah sebuah tes diadministrasikan, semakin baik tes itu dilihat dari segi ini.

Arikunto (2009: 72), mengatakan sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur, harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki:

1) Validitas

“Validitas” merupakan kata benda, sedangkan “valid” merupakan kata sifat. Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Istilah “valid” , sangat sukar dicari gantinya.


(34)

2) Reliabilitas

Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam Bahasa Inggris, berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Tes tersebut dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Sebuah tes dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan.

3) Objektivitas

Dalam pengertian sehari-hari telah dengan cepat diketahui bahwa objektif berarti tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi. Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas menekankan ketetapan pada sistem skoring, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes. 4) Praktikabilitas (Practicability)

Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya. Tes yang praktis adalah tes yang: 1) mudah dilaksanakan, 2) mudah pemeriksaannya, 3) dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/diawali oleh orang lain.


(35)

5) Ekonomis

Yang dimaksud dengan ekonomis disini ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama.

Dari dua uraian teori yang dijelaskan diatas, penulis menyimpulkan bahwa ciri-ciri tes yang baik adalah tes yang dibuat harus memiliki validitas dan reliabilitas. Validitas yang dimaksud adalah tes yang dibuat sesuai dengan apa yang akan diuji dan diukur dari siswa, sedangkan reliabilitas adalah tes yang dibuat bersifat ajeg atau tetap bila di tes kan berkali-kali dan hasilnya pun akan bersifat tetap, selain itu juga ada tingkat kesulitan, kepraktisan, objektivitas dan ekonomis.

d) Jenis-jenis Tes Hasil Belajar

Yusuf (2015: 185), mengemukakan tes hasil belajar dapat berupa: 1) tes hasil belajar yang telah distandarisasikan (standardized achievement test), 2) tes susunan guru/pendidik (teacher or locally made test).

1) Tes hasil belajar yang telah distandarisasikan

Tes hasil belajar yang telah distandarisasikan dibedakan atas dua jenis, yaitu:

a. Tes hasil belajar umum yang telah distandarisasikan

Tes jenis ini terdiri dari berbagai subtest yang mampu menampilkan kebutuhan umum bidang studi pokok dan


(36)

dasar dalam program sekolah. Tes ini dapat menunjukkan dan mengukur “subject matter”/mata pelajaran dan keterampilan dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah.

b. Tes hasil belajar khusus yang telah distandarisasikan

Berbeda dari jenis tes sebelumnya, tes hasil belajar standar khusus dimaksudkan untuk merekam atau meng-cover bidang studi atau mata pelajaran. Tes hasil belajar yang distandarisasikan ini dapat berupa Diagnostic Achievement Test untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam bidang tertentu.

2) Tes hasil belajar buatan guru/pendidik (Teacher Made Test) Tes hasil belajar buatan guru/pendidik hanya berlaku untuk tujuan tertentu dan dalam kelas/sekolah yang terbatas. Belum diujicobakan secara kontinu dengan validitas dan reliabilitas yang masih terbatas. Tes susunan guru/pendidik ini dapat berbentuk: a) tes esai, b) tes objektif, dan c) tes unjuk kerja

Purwanto (2009: 105), berpendapat untuk melaksanakan evaluasi hasil mengajar dan belajar itu, seorang guru dapat menggunakan dua macam tes, yakni tes yang telah distandarkan (standardized test) dan tes buatan guru sendiri (teacher made test). Adapun perbedaan tes standar dengan tes buatan guru adalah sebagai berikut:


(37)

a. Standardized achievement test

1) Didasarkan atas isi dan tujuan-tujuan umum bagi sekolah-sekolah (yang sejenis) diseluruh negara atau daerah.

2) Berhubungan dengan bagian-bagian yang luas dari pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan, biasanya dengan hanya sejumlah item yang diperlukan untuk mengukur suatu skill atau topik tertentu.

3) Dikembangkan dengan bantuan penulis-penulis profesional, para ahli me-review, dan editor-editor soal tes.

4) Menggunakan item-item yang telah di-tryout-kan, dianalisis, dan direvisi sebelum menjadi bagian dari tes itu

5) Memiliki keadaan yang tinggi.

6) Memiliki ukuran-ukuran (norms) untuk bermacam-macam kelompok yang secara luas mewakili performance seluruh negara atau daerah.

b. Teacher made test

1) Didasarkan atas isi dan tujuan-tujuan khusus untuk kelas atau sekolah di tempat guru itu mengajar.

2) Dapat menyangkut topik, kecakapan, atau keterampilan khusus dan tertentu, tetapi dapat juga menyangkut bagian-bagian yang lebih luas dari pengetahuan dan keterampilan. 3) Biasanya dikembangkan oleh seorang guru dengan sedikit


(38)

4) Menggunakan item-item yang jarang atau tidak pernah di-tryout-kan, dianalisis, atau direvisi sebelum menjadi bagian dari tes tersebut.

5) Memiliki keandalan yang rendah atau sedang saja.

6) Biasanya terbatas pada suatu kelas atau sekolah sebagai kelompok pemakainya.

Berdasarkan dua uraian teori diatas tentang jenis-jenis tes hasil belajar, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis tes hasil belajar ada dua tes hasil belajar yang telah distandarisasikan (Standardized achievement test), dan tes hasil belajar buatan guru/pendidik (Teacher made test).

e) Bentuk tes hasil belajar

Berdasarkan dari segi bentuk soal dan kemungkinan jawabannya Yusuf (2015: 96) menyebutkan bahwa tes dapat dibedakan atas:

1) Tes Esai (essay type test)

Tes esai atau tes karangan adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan/pernyataan bebas atau terstruktur; dan peserta didiknya menyusun serta mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan bahasa sendiri. Tes esai ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan testee dalam menjelaskan, menerangkan, melahirkan sendiri suatu idea atau pendapat dalam bahasa sendiri.


(39)

2) Tes Objektif (objective type test)

Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan alternatif jawabannya. Tes tipe ini kurang mampu mengembangkan kemampuan testee dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dengan bahasa sendiri. Tes ini terdiri dari berbagai bentuk, antara lain: Benar-Salah (True-False), pilihan ganda (Multiple Choice), menjodohkan (Matching), dan analisis hubungan (Relationship Analysis)

Purwanto (1984: 45), mengemukakan tes tertulis dapat dibagi atas tes esai dan tes objektif. Tes esai ialah tes yang berbentuk pertanyaan tulisan, yang jawabannya merupakan karangan atau kalimat yang panjang-panjang. Soal tes esai jumlahnya sangat terbatas, umumnya berjumlah di sekitar lima sampai sepuluh soal. Sedangkan yang dimaksud dengan tes objektif ialah tes yang dibuat sedemikian rupa sehingga hasil tes itu dapat dinilai secara objektif, dinilai oleh siapa pun akan menghasilkan score yang sama.

Dari kedua teori tentang bentuk tes hasil belajar dapat disimpulkan bahwa terdapat 2 bentuk tes hasil belajar yaitu, tes esai dan tes objektif. Tes esai adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan/pernyataan yang jawabannya berasal dari pemikiran yang sudah diorganisasikan oleh peserta didik dengan bahasanya sendiri, biasanya dengan kalimat panjang-panjang.


(40)

Sedangkan tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa yang memiliki beberapa alternatif jawaban sehingga hasil tes tersebut bersifat objektif.

f) Macam-macam tes hasil belajar 1) Tes esai/uraian

Arifin (2009: 125), mengemukakan disebut bentuk uraian, karena menuntut peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan lainnya. Bentuk uraian sering juga disebut bentuk subjektif karena dalam pelaksanaanya sering dipengaruhi oleh faktor subjektivitas guru. Dilihat dari luas-sempitnya materi yang ditanyakan, maka tes berbentuk uraian dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu uraian terbatas (restricted respons items) dan uraian bebas (extended respons items).

a) Uraian terbatas

Dalam menjawab soal bentuk uraian terbatas ini, peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat jawaban peserta didik itu beraneka ragam, tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya.


(41)

b) Uraian bebas

Dalam bentuk ini peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu, setiap peserta didik mempunyai cara dan sistematika yang berbeda-beda. Namun, guru tetap harus mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik nanti. 2) Tes objektif

Arikunto (1991: 127) menyebutkan tes objektif terbagi dalam 4 macam tipe tes, antara lain:

a) Tes Benar-Salah (True-False Test)

Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statement). Statement tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas untuk menandai masing-masing pernyataan itu dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu benar menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika pernyataannya salah.

b) Tes pilihan ganda (Multiple Choice Test)

Multiple Choice Test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap, dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Kemungkinan


(42)

jawaban terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distractor).

c) Menjodohkan (Matching Test)

Matching Test dapat kita ganti dengan istilah mempertandingkan, mencocokkan, memasangkan atau menjodohkan. Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing petanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban.

d) Tes isian (Completion test)

Completion test biasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes menyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagian yang dihilangkan. 2. Tes pilihan ganda (Multiple Choice Test)

a) Definisi Tes Pilihan Ganda

Arifin (2009: 138) mengemukakan bahwa soal tes bentuk pilihan-ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Soal tes bentuk pilihan-ganda terdiri atas pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban. Pembawa pokok persoalan dapat dikemukakan dalam bentuk pertanyaan dan dapat pula dalam bentuk pernyataan (statement) yang belum sempurna yang sering disebut stem, sedangkan pilihan jawaban itu mungkin berbentuk perkataan, bilangan atau kalimat


(43)

dan sering disebut option. Pilihan jawaban terdiri atas jawaban yang benar atau yang paling benar, selanjutnya disebut kunci jawaban dan kemungkinan jawaban salah yang dinamakan pengecoh (distractor atau decoy atau fails), tetapi memungkinkan seseorang memilihnya apabila tidak menguasai materi yang ditanyakan dalam soal.

Sulistyorini (2009: 105), berpendapat bahwa tes pilihan ganda (multiple choice test) terdiri atas suatu keterangan tentang pengertian yang belum lengkap. Untuk melengkapi keterangan tersebut, peserta tes diminta memilih salah satu jawaban yang dianggap paling benar dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Widoyoko (2009: 59), berpendapat tes pilihan ganda adalah tes dimana setiap butir soalnya memiliki jumlah alternatif jawaban lebih dari satu. Pada umumnya jumlah alternatif jawaban berkisar antara 2 (dua) atau 5 (lima).

Dari beberapa definisi tentang pilihan ganda diatas dapat disimpulkan bahwa tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar, selain itu dapat dikemukakan dalam bentuk pertanyaan dan dapat pula dalam bentuk pernyataan (statement), dalam tes pilihan ganda terdapat beberapa option yang bisa dipilih dan peserta tes harus memilih satu jawaban yang paling tepat. Pada umumnya jumlah alternatif jawaban berkisar anatara 2 (dua) atau 5 (lima).


(44)

b) Kaidah Penulisan Tes Pilihan Ganda

Sudjana (2009: 50) memaparkan bahwa kaidah dan contoh penulisan soal pilihan ganda ada 9, yaitu:

1) Pokok soal yang merupakan permasalahan harus dirumuskan dengan jelas.

2) Perumusan pokok soal dan alternatif jawaban hendaknya merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

3) Untuk setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar.

4) Pada pokok soal sebisa mungkin perumusan pernyataan yang positif.

5) Alternatif jawaban harus logis dan pengecoh harus berfungsi. 6) Diusahakan agar tidak ada “petunjuk” untuk jawaban yang

benar.

7) Diusahakan untuk tidak menggunakan pilihan jawaban yang berbunyi “semua jawaban diatas salah” atau “semua jawaban diatas benar”

8) Usahakan agar pilihan jawaban satu jenis baik dari segi isi ataupun dari struktur kalimat.

9) Apabila pilihan jawaban berbentuk angka, maka disusun secara berurutan dari angka terkecil ke angka terbesar atau sebaliknya.


(45)

3. Konstruksi Tes Hasil Belajar a) Validitas

Ratnawulan dan Rusdiana (2015: 59), menjelaskan alat ukur dikatakan valid apabila alat ukur itu dapat dengan tepat mengukur sesuatu yang hendak diukur. Dengan kata lain, validitas berkaitan dengan “ketepatan” dengan alat ukur. Purwanto (1984: 56), berpendapat validitas merupakan syarat yang terpenting dalam suatu alat evaluasi. Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid), jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur. Sedangkan menurut Arikunto (1991: 163) validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan dari hasil pengalaman. Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa suatu alat ukur dapat dikatakan valid apabila alat ukur itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur yang dapat diketahui dari hasil pemikiran dan hasil pengalaman. Hal yang pertama akan diperoleh validitas logis (logical validity) dan hal yang kedua diperoleh validitas empiris (empirical validity).

Sehingga ada 4 macam validitas yang berasal dari dasar pembagian jenis diatas yaitu:


(46)

a. Validitas logis 1) Validitas isi

Sebuah tes dikatakan memiliki validits isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Validitas ini dapat diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan dengan cara memerinci materi kurikulum atau materi buku pelajaran.

2) Validitas Konstruksi

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Konstruksi yang dimaksud pada validitas ini berupa rekaan psikologis yang berkaitan dengan aspek mengingat, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Seperti halnya validitas isi, validitas konstruksi dapat diketahui dengan cara memerinci dan memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dalam TIK.

b. Validitas Empiris

1) Validitas ada sekarang (concurrent validity)

Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Jika ada istilah “sesuai” tentu ada dua hal yang dipasangkan. Dalam hal ini hasil tes


(47)

dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada. Dalam membandingkan hasil sebuah tes maka diperlukan suatu kriteria atau alat banding. 2) Validitas Prediksi

Memprediksi artinya meramal, dan meramal selalu mengenai hal yang akan datang jadi sekarang belum terjadi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

b) Reliabilitas

Ratnawulan dan Rusdiana (2015: 60) memaparkan kata “reliabilitas” dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa Inggris, yang berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Tes dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika memberikan hasil yang tetap atau konsisten ketika diteskan berulang-ulang. Menurut Purwanto (1984: 56) reliabilitas adalah ‘ketetapan’ atau ‘ketelitian’ suatu alat evaluasi. Suatu tes atau alat evaluasi dikatakan reliable, jika tes/alat tersebut dapat dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif.

Ratnawulan dan Rusdiana (2015: 174) juga berpendapat salah satu syarat tes sebagai salah satu instrumen evaluasi adalah memiliki reliabilitas yang tinggi. Tes yang memiliki reliabilitas tes


(48)

atau keajegan, ketetapan berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes akan menghasilkan kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Jika hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Anderson (dalam Arikunto, 1991: 81) menyatakan bahwa persyaratan bagi tes, yaitu validitas dan reliabilitas ini penting. Dalam hal ini validitas lebih penting, dan reliabilitas ini perlu, karena menyokong terbentuknya validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid. Sebaliknya, sebuah tes yang valid biasanya reliabel. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tentang reliabilitas, suatu tes dapat dikatakan reliabel apabila tes tersebut bersifat ajeg/tetap, memiliki konsistensi, stabil, dan dapat dipercaya.

c) Karakteristik butir soal 1) Daya pembeda

Ratnawulan dan Rusdiana (2015: 167) menyatakan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan. Purwanto (2009: 102), menjelaskan daya pembeda adalah kemampuan butir soal membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah. Sedangkan Arifin (2009: 133), menyatakan daya pembeda soal adalah kemampuan


(49)

soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (mengusai materi) dengan peserta didik yang kurang pandai (menguasai materi) dengan peserta didik yang kurang pandai (kurang/tidak menguasai materi). Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas daya beda adalah kemampuan butir soal untuk membedakan antara siswa yang sudah menguasai materi dan belum menguasai materi dan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah.

2) Tingkat kesukaran

Aiken (dalam Ratnawulan dan Rusdiana, 2015: 169) menyatakan bahwa tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 – 1,00. Purwanto (2009: 106), memaparkan tingkat kesulitan adalah proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar. Rentang nilai tingkat kesulitan antara 0 –1. Semakin tinggi tingkat kesulitan, maka butir soal semakin mudah dan banyak yang menjawab dengan benar. Sebaliknya jika semakin rendah tingkat kesulitan maka butir semakin sukar dan sedikit yang menjawab benar. Tingkat kesukaran diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu sukar, sedang, dan mudah. Widoyoko (2014: 165), berpendapat tingkat kesukaran soal yang baik dalam suatu tes adalah 25%


(50)

kategori mudah, 50% kategori sedang, dan 25% kategori sukar. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahawa tingkat kesukaran adalah sebuah peluang untuk menjawab dengan benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu. Tingkat kesukaran soal yang baik dalam suatu tes adalah 25% kategori mudah, 50% kategori sedang, dan 25% kategori sukar. Semakin tinggi tingkat kesulitan, maka butir soal semakin mudah dan banyak yang menjawab dengan benar. Sebaliknya jika semakin rendah tingkat kesulitan maka butir semakin sukar dan sedikit yang menjawab benar.

3) Analisis pengecoh

Purwanto (2009: 108), menyatakan pengecoh disebut sebagai penyesat atau penggoda yang merupakan jawaban tetapi bukan merupakan kunci jawaban. Pengecoh dibuat untuk menyesatkan siswa dan mengoda siswa yang kurang begitu jelas dengan materi untuk memilih jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban. Arifin (2009: 279), menjelaskan bahwa butir soal dapat dikatakan baik apabila pengecohnya dipilih secara merata oleh peserta tes, sedangkan butir soal dapat dikatakan kurang baik apabila pengecohnya dipilih secara tidak merata. Arikunto (2012: 234), mengungkapkan bahwa sebuah distraktor dapat dikatakan berfungsi dengan baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% peserta tes. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa


(51)

pengecoh adalah sebuah pilihan jawaban yang bukan termasuk dalam kunci jawaban yang berfungsi sebagai pengecoh atau penggoda peserta tes agar memilih pengecoh tersebut bagi peserta tes yang kurang menguasai materi. Pengecoh tersebut akan berfungsi dengan baik jika jawaban pengecoh tersebut dipilih secara merata oleh peserta tes paling sedikit dipilih sebanyak 5%. 4. Pengembangan Tes Hasil Belajar

Widoyoko (2009: 88) menyatakan bahwa ada sembilan langkah yang perlu ditempuh dalam mengembangkan tes hasil belajar, diantaranya adalah:

1. Menyusun spesifikasi tes

Langkah awal dalam mengembangkan tes adalah menetapkan spesifikasi tes, yaitu yang berisi uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu tes. Spesifikasi yang jelas akan mempermudah dalam menulis soal. Penyusunan spesifikasi tes mencangkup kegiatan: (1) menentukan tujuan tes, (2) menyusun kisi-kisi tes, (3) memilih bentuk tes, (4) menentukan panjang tes.

1) Menentukan tujuan tes

Ditinjau dari segi tujuan ada empat macam tes yang banyak digunakan di lembaga pendidikan, yaitu:


(52)

1. Tes penempatan dilaksanakan pada awal pelajaran, untuk mengetahui tingkat kemampuan yang telah dimiliki peserta didik.

2. Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, termasuk kesalahan pemahaman konsep. Tes ini dilakukan apabila diperoleh informasi bahwa sebagian besar peserta didik gagal dalam mengikuti proses pembelajaran. Tes ini memberikan informasi tentang konsep-konsep yang belum dipahami dan yang telah dipahami. Tes ini berisi materi yang dirasa sulit oleh peserta didik, namun tingkat kesulitan tes ini cenderung rendah.

3. Tes formatif bertujuan untuk memperoleh masukan tentang tingkat keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini berguna untuk memperbaiki strategi mengajar. Tes ini dilakukan secara periodik sepanjang semester.

4. Tes sumatif diberikan di akhir suatu pelajaran, atau akhir semester, untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik untuk mata pelajaran tertentu. Tingkat keberhasilan tersebut dinyatakan dengan skor atau nilai, pemberian sertifkat, dan sejenisnya. Tingkat kesukaran soal pasa tes sumatif bervariasi.


(53)

2) Menyusun kisi-kisi

Kisi-kisi atau biasa juga disebut sebagai tabel spesifikasi tes merupakan tabel matrik yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan dibuat. Kisi-kisi ini merupakan acuan bagi penulis soal, sehingga menulis soal akan menghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama. Empat langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes, yaitu: (1) Menulis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (2) Menentukan indikator, (3) Membuat daftar pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan diujikan, (4) Menentukan jumlah butir soal tiap pokok bahasan dan sub pokok bahasan.

3) Memilih bentuk tes

Pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh tujuan tes, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa lembar jawaban tes, cakupan materi, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan. Bentuk soal tes objektif pilihan ganda sangat tepat digunakan bila jumlah peserta banyak, waktu koreksi singkat, dan cangkupan materi yang diujikan banyak. Kelebihan tes objektif bentuk pilihan adalah lembar jawaban dapat diperiksa dengan komputer sehingga objektivitas penskoran dapat dijamin.

4) Menentukan panjang tes

Penentuan panjang tes didasarkan pada cakupan materi ujian dan kelelahan peserta tes.


(54)

2. Menulis soal tes

Penulisan soal merupakan langkah penjabaran indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perincian pada kisi-kisi yang telah dibuat. Pertanyaan perlu dikembangkan dan dibuat dengan jelas dan simpel.

3. Menelaah soal tes

Menelaah soal perlu dilakukan untuk memperbaiki soal jika ternyata dalam pembuatan soal masih ditemukan kekurangan dan kesalahan. Sering kali kelemahan dan kekurangan terjadi baik dari segi tata bahasa maupun dari substansi yang tidak terlihat oleh pembuat soal. Menelaah soal dilakukan oleh sejumlah orang yang terdiri dari para ahli yang secara bersama-sama dalam tim menelaah atau mengoreksi soal.

4. Melakukan uji coba tes

Sebelum soal digunakan maka uji coba dilakukan untuk memperbaiki kualitas soal. Uji coba ini dilakukan sebagai sarana untuk memperbaiki data empirik tentang tingkat kebaikan soal yang telah disusun. Melalui uji coba dapat diperoleh data tentang reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, pola jawaban, efektifitas pengecoh, daya beda, dan lain-lain.


(55)

5. Menganalisis butir soal

Berdasarkan hasil uji coba perlu dilakukan analisis butir soal yang telah disusun. Melalui analisis butir soal dapat diketahui tingkat kesulitan butir soal, daya pembeda, dan juga efektifitas pengecoh. 6. Memperbaiki tes

Melakukan perbaikan-perbaikan tentang bagian soal yang masih belum sesuai dengan yang diharapkan, dengan cara memperbaiki butir-butir soal yang ternyata masih belum baik.

7. Merakit tes

Setelah semua butir soal dianalisis dan diperbaiki langkah berikutnya adalah merakit butir-butir soal menjadi satu kesatuan tes. Dalam merakit soal, hal-hal yang dapat mempengaruhi validitas soal seperti nomor urut soal, pengelompokan, bentuk soal, layout dan sebagainya harus diperhatikan.

8. Melaksanakan tes

Langkah berikutnya ialah dengan memberikan tes tersebut kepada peserta tes untuk diselesaikan. Pelaksanaan tes dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu nilai rendah, menengah, atau tinggi. Tinggi rendahnya nilai ini selalu dikaitkan dengan acuan penilaian.


(56)

9. Menafsirkan Hasil Tes

Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor ini kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu rendah, menengah, atau tinggi. Tinggi rendahnya nilai ini selalu dikaitkan dengan acuan penilaian. Ada dua acuan penilaian yang sering digunakan dalam bidang psikologis dan pendidikan, yaitu acuan norma dan acuan kriteria. Jadi tinggi dan rendahnya suatu nilai dibandingkan dengan kelompok atau kriteria yang harus dicapai. 5. Matematika

Johnson dan Rising (dalam Runtukahu dan Kandou, 2013: 28) menyatakan sebagai berikut: (1) Matematika adalah pengetahuan terstruktur, dimana sifat dan teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan dan berdasarkan aksioma, sifat, atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya, (2) Matematika ialah bahasa simbol tentang berbagai gagasan dengan menggunakan istilah-istilah yang didefinisikan secara cermat, jelas, dan akurat, (3) Matematika adalah seni, dimana keindahannya terdapat dalam keterurutan dan keharmonisan. Beth dan Piaget (dalam Runtukahu dan Kandou, 2013: 28) menyatakan bahwa matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar struktur tersebut sehingga terorganisasi dengan baik.


(57)

Kline (dalam Runtukahu dan Kandou, 2013: 28) cenderung menyatakan matematika adalah pengetahuan yang tidak berdiri sendiri, tetapi dalam membantu manusia untuk memahami dan memecahkan permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. Reys dkk (dalam Runtukahu dan Kandou, 2013: 29) menyatakan matematika adalah studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir dengan strategi organisasi, analisis dan sintesis, seni, bahasa, dan alat untuk memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah sebuah ilmu mengenai sebuah pengetahuan terstruktur dimana sifat dan teori dibuat secara deduktif, dan hubungan-hubungan, simbol-simbol yang diperlukan, dan dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk berfikir dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dan terkait dengan kehidupan sehari-hari, masalah-masalah abstrak dan praktis.

6. Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat Termasuk Penggunaan Sifat-sifatnya, Pembulatan, dan Penaksiran a) Kompetensi Dasar

Kusaeri (2014: 30), menyatakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tujuan pembelajaran berupa Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) merupakan tujuan pembelajaran yang memiliki cakupan yang luas kemudian dispesifikasi melalui beberapa indikator. Setiap KD dikembangkan


(58)

menjadi beberapa indikator sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 (2006: 37), mengemukakan bahwa kompetensi dasar adalah sebuah kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator kompetensi. Dari teori tentang kompetensi dasar dapat disimpulkan bahwa kompetensi dasar merupakan tujuan pembelajaran yang memiki cakupan yang luas, dan kemudian dispesifikasi dalam beberapa indikator dalam mata pelajaran tertentu.

b) Bilangan Bulat

Sardjana (2009: 4), menjelaskan bahwa bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan cacah (termasuk bilangan asli) dan bilangan bulat negatif. Himpunan bilangan yang dimulai dari satu, dua, tiga sampai seterusnya disebut bilangan asli. Sedangkan bilangan cacah adalah bilangan-bilangan bulat yang dimulai dari nol (0). Bilangan bulat ada bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Bilangan asli dan bilangan cacah juga bisa disebut bilangan positif. Sedangkan contoh bilangan bulat negatif misalnya -1, -4, -7. Ciri khas bilangan bulat negatif adalah ada tanda minus (-) di depan angka.


(59)

Sumanto, dkk (2008: 35) mengemukakan operasi hitung bilangan bulat terdiri dari beberapa sifat yaitu, sifat komutatif, sifat asosiatif dan sifat distributif.

1) Sifat Komutatif (pertukaran)

a. Sifat komutatif pada penjumlahan

Secara umum, sifat komutatif pada penjumlahan dapat ditulis sebagai berikut.

a + b = b + a, dengan a dan b sembarang bilangan bulat. b. Sifat komutatif pada perkalian

Secara umum, sifat komutatif pada perkalian dapat ditulis: a x b = b x a, dengan a dan b sembarang bilangan bulat. 2) Sifat Asosiatif (Pengelompokkan)

a. Sifat asosiatif pada penjumlahan

Secara umum, sifat asosiatif pada penjumlahan dapat ditulis:

(a + b) + c = a + (b + c), dengan a, b, dan c sembarang bilangan bulat.


(60)

b. Sifat Asosiatif pada Perkalian

Secara umum, sifat asosiatif pada perkalian dapat ditulis: (a x b) x c = a x (b x c), dengan a, b, dan c bilangan bulat 3) Sifat distributif (penyebaran)

Secara umum, sifat distributif pada penjumlahan dan pengurangan dapat ditulis:

a x (b + c) = (a x b) + (a x c) a x (b - c) = (a x b) - (a x c) dengan a, b, dan c bilangan bulat c) Pembulatan

Suyati dan Khafid (2004: 10), menjelaskan bahwa pembulatan biasanya dilakukan untuk mempermudah kita menentukan hasil operasi hitung. Bila angka belakang 1, 2, 3, dan 4 maka dihilangkan dan bila angka 5, 6, 7, 8, dan 9 maka dibulatkan menjadi 1.

Contoh: 92 dibulatkan menjadi 90 39 dibulatkan menjadi 40 d) Penaksiran

Suyati dan Khafid (2004: 15), menjelaskan penaksiran dilakukan dengan cara pembulatan bilangan, penaksiran untuk memperkirakan hasil operasi hitung.

Contoh: 127 + 81 = 210


(61)

81 dibulatkan menjadi 80

7. Taksonomi Tes Hasil Belajar

Aderson & Khartwohl (2010: 99), mengemukakan proses kognitif yang merupakan revisi dari taksonomi Bloom, yakni mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

a. Mengingat

Proses mengingat adalah proses dimana seseorang mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut dipakai dalam tugas-tugas yang lebih kompleks. Proses mengingat dibagi 2 kategori yaitu mengenali dan mengingat kembali. Contoh kata kerja operasional dalam proses mengingat adalah mendefinisikan, mengurutkan, menyebutkan, menyatakan, dll. b. Memahami

Proses memahami yaitu ketika seseorang dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku atau layar komputer. Proses memahami dibagi dalam 7 kategori yaitu menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.


(62)

Contoh kata kerja operasional dalam proses memahami adalah menerangkan, menguraikan, mendiskusikan, melaporkan, dll. c. Mengaplikasi

Proses mengaplikasi melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Kategori mengaplikasi terdiri dari dua proses kognitif yaitu, mengeksekusi dan mengimplementasikan. Contoh kata kerja operasional dalam proses mengaplikasi adalah menerapkan, melaksanakan, menunjukkan, menjalankan, dll.

d. Menganalisis

Proses menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagaian-bagian tersebut. Kategori proses menganalisis meliputi membedakan dan mengorganisasi. Contoh kata kerja operasional dalam proses menganalisis adalah membandingkan, mengorganisir, memisahkan, menghubungkan, dll.

e. Mengevaluasi

Proses mengevaluasi membuat keputusan dan memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang telah ditentukan atau berlaku. Kategori mengevaluasi mencakup memeriksa dan mengritik. Contoh kata kerja operasional dalam proses mengevaluasi adalah mempertahankan, memprediksi, membenarkan, menyalahkan, dll.


(63)

f. Mencipta

Proses mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren dan fungsional. Tujuan dalam mencipta adalah meminta siswa membuat sebuah produk baru dengan mengorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola yang tidak pernah ada sebelumnya. Kategori mencipta meliputi merumuskan, merencanakan, memproduksi. Contoh kata kerja operasional dalam proses mencipta adalah merakit, merancang, membentuk, mengembangkan, dll.

B. Penelitian yang relevan

Penelitian yang terdahulu yang dapat menunjukkan bahwa penelitian ini masih relevan untuk dilaksanakan terutama terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Martiyastuti (2012); Sofiyah, Susanto & Setiawani (2015); dan Hutagaol (2016).

1. Penelitian pertama oleh Martiyastuti (2012) meneliti tentang Analisis kesalahan siswa kelas VI SD Negeri II Pulosari Kebakkramat Tahun ajaran 2011/2012 dalam menyelesaikan soal UASBN 2009/2010 DAN 2010/2011. Penelitian ini betujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan tentang butir soal dan kesalahan siswa kelas VI SD Tahun ajaran 2011/2012 dalam mengerjakan soal UASBN 2009/2010 dan 2010/2011. Dari hasil penelitian yang diperoleh data sebagai berikut: 1. Soal UASBN 2009/2010 memiliki persentase kesalahan pada


(64)

materi a) aritmatika 22,01%, b) geometri dan pengukuran 35,09%, c) pengolahan data 13,4%. 2. Soal UASBN 2010/2011 memiliki persentase kesalahan pada materi a) aritmatika 26,78%, b) geometri dan pengukuran 37,80%, c) pengolahan data 18,5%. Sedangkan hasil penelitian analisis butir soal diperoleh data sebagai berikut: 1. Soal UASBN 2009/2010 memiliki indeks kesukaran 35% yang tergolong baik dan 65% yang tergolong tidak baik, indeks daya beda terdapat 87,5% yang tergolong baik dan 12,5% yang tergolong tidak baik. 2. Soal UASBN 2010/2011 memiliki indeks kesukaran sebesar 27,5% tergolong baik, 72,5% tergolong tidak baik, untuk indeks daya beda 82,5% yang tergolong baik dan 17,5% yang tergolong tidak baik. Kesimpulan penelitian ini adalah soal UASBN 2009/2010 lebih mudah dibandingkan soal UASBN 2010/2011 ditinjau dari tingkat kesukaran soal dan persentase kesalahan siswa.

2. Penelitian yang kedua oleh Sofiyah, Susanto & Setiawani (2015) meneliti tentang pengembangan paket tes kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika berdasarkan revisi Taksonomi Bloom pada siswa kelas V SD. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pengembangan paket tes dan memperoleh hasil pengembangan paket tes kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika berdasarkan revisi Taksonomi Bloom pada siswa kelas V SD. Prosedur pengembangannya disesuaikan dengan model 4D yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate. Paket tes yang dikembangkan terdiri dari 2 tipe, yaitu


(65)

paket A dan paket B. Banyaknya soal dan pertanyaannya sama untuk kedua paket tes, hanya nomor soal yang diacak. Setiap paket tes terdiri dari 3 butir soal uraian dan setiap butir terdapat 3 pertanyaan dengan level berbeda. Hasil analisis validitas butir diperoleh 2 pertanyaan dengan validitas sangat tinggi, 3 pertanyaan dengan validitas tinggi, 4 pertanyaan dengan validitas cukup. Terdapat 5 pertanyaan dengan tingkat kesukaran sukar, 4 soal dengan tingkat kesukaran sedang, 0 soal dengan tingkat kesukaran mudah. Hasil analisis daya pembeda didapat 4 pertanyaan dengan interpretasi daya jelek, 4 pertanyaan dengan interpretasi cukup, dan 1 pertanyaan dengan interpretasi baik. Berdasarkan hasil validasi dan analisis uji coba, secara umum paket tes yang dilambangkan telah sesuai dengan level berpikir tingkat tinggi dan memenuhi kriteria tes yang baik yaitu valid dan reliabel.

3. Penelitian ketiga oleh Hutagaol (2016) melakukan penelitian tentang pengembangan buku prototype tes hasil belajar kompetensi dasar melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar operasi campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V SD, (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar operasi campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V SD. Hasil penelitian dan pengembangan ini menunjukkan (1) langkah-langkah penelitian dan pengembangan melalui 7 langkah-langkah yaitu (a)


(66)

potensi masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk, dan (g) revisi produk, (2) hasil analisis butir soal pada 50 butir tes diperoleh (a) 38% soal valid, (b) soal termasuk reliabel, (c) daya beda butir tes yaitu kategori baik 75% dan kategori baik sekali 25%, (d) tingkat kesukaran butir tes diperoleh hasil yaitu kategori mudah 0%, kategori sedang 50%, dan kategori sedang 50%, (e) terdapat 3 option yang tidak berfungsi dan dilakukan revisi.

Ketiga penelitian relevan di atas memiliki kesamaan dan kebaruan dengan penelitian yang akan dilakukan. Jika dilihat dari penelitian relevan yang pertama memiliki kesamaan mengenai analisis butir soal yang dilakukan yaitu tingkat kesukaran dan daya beda soal. Namun, dalam penelitian ini memiliki kebaruan yaitu peneliti akan melakukan analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan analisis pengecoh menggunakan TAP (Test Analysis Program). Penelitian relevan kedua memiliki kesamaan yaitu mengembangkan tes dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika berdasarkan revisi Taksonomi Bloom. Kebaruan dari penelitian ini adalah mengembangkan tes pilihan ganda dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika berdasarkan revisi Taksonomi Bloom. Setelah tes diujicobakan kemudian dianalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan pengecoh. Dalam penelitian ini juga peneliti akan merevisi pengecoh yang tidak berfungsi. Penelitian relevan ketiga


(67)

memiliki kesamaan dengan melakukan analisis soal yang meliputi analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan pengecoh. Kebaruan dari penelitian ini adalah tes yang dikembangkan berpedoman pada taksonomi kognitif yang merupakan revisi dari taksonomi Bloom yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

Peneliti akan membuat tes hasil belajar matematika materi melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V SD. Tes yang dikembangkan perpedoman pada taksonomi kognitif yang merupakan revisi dari Taksonomi Bloom yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Dalam melakukan peneliti akan melakukan penelitian dan pengembangan dengan judul “Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat, Pembulatan, dan Penaksiran pada siswa kelas V SD”. Peneliti akan mengacu pada ketiga penelitian yang relevan di atas. Literature Map dapat dilihat pada gambar 2.1.


(68)

C. Kerangka berpikir

Pendidikan sangat penting untuk seseorang. Pendidikan tidak hanya menjadi keinginan seseorang tetapi juga kebutuhan sesorang. Untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu salah satu caranya adalah dengan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran di sekolah dilakukan

Yang akan diteliti: Dita, Anastasia Ambar (2017) Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar Melakukan

Operasi Hitung Bilangan Bulat, Pembulatan, dan Penaksiran pada siswa

kelas V SD

Martiyastuti (2012) Analisis kesalahan siswa kelas VI SD Negeri II Pulosari Kebakkramat

Tahun ajaran 2011/2012 dalam menyelesaikan soal UASBN

2009/2010 dan 2010/2011 Siti sofiyah, Susanto, Susi

setiawani (2015) meneliti tentang pengembangan

paket tes kemampuan berpikir tingkat tinggi matematika berdasarkan revisi Taksonomi Bloom pada siswa kelas V SD

Hutagaol (2016) melakukan penelitian tentang pengembangan buku prototype

tes hasil belajar kompetensi dasar melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V SD


(1)

Diff -3(-0,375) 8 (0,875) -2(-0,250) -2(-0,250) 9 TOTAL 0 (0,000) 5 (0,167) 25*(0,833) 0 (0,000) High 0 (0,000) 0 (0,000) 9 (1,000) 0 (0,000) Low 0 (0,000) 4 (0,500) 4 (0,500) 0 (0,000) Diff 0 (0,000) -4(-0,500) 5 (0,500) 0 (0,000) 10 TOTAL 1 (0,033) 5 (0,167) 20*(0,667) 4 (0,133) High 0 (0,000) 0 (0,000) 9 (1,000) 0 (0,000) Low 0 (0,000) 3 (0,375) 4 (0,500) 1 (0,125) Diff 0 (0,000) -3(-0,375) 5 (0,500) -1(-0,125) ---- --- ---Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- ---

---11 TOTAL 27*(0,900) 1 (0,033) 1 (0,033) 1 (0,033) High 9 (1,000) 0 (0,000) 0 (0,000) 0 (0,000) Low 7 (0,875) 0 (0,000) 1 (0,125) 0 (0,000) Diff 2 (0,125) 0 (0,000) -1(-0,125) 0 (0,000) 12 TOTAL 7 (0,233) 1 (0,033) 14*(0,467) 8 (0,267) High 0 (0,000) 0 (0,000) 8 (0,889) 1 (0,111) Low 4 (0,500) 1 (0,125) 1 (0,125) 2 (0,250) Diff -4(-0,500) -1(-0,125) 7 (0,764) -1(-0,139) 13 TOTAL 21*(0,700) 5 (0,167) 3 (0,100) 1 (0,033) High 9 (1,000) 0 (0,000) 0 (0,000) 0 (0,000) Low 7 (0,875) 0 (0,000) 1 (0,125) 0 (0,000) Diff 2 (0,125) 0 (0,000) -1(-0,125) 0 (0,000) 14 TOTAL 1 (0,033) 3 (0,100) 6 (0,200) 20*(0,667) High 0 (0,000) 0 (0,000) 0 (0,000) 9 (1,000) Low 0 (0,000) 0 (0,000) 2 (0,250) 6 (0,750) Diff 0 (0,000) 0 (0,000) -2(-0,250) 3 (0,250) 15 TOTAL 4 (0,133) 1 (0,033) 3 (0,100) 22*(0,733) High 0 (0,000) 0 (0,000) 1 (0,111) 8 (0,889) Low 3 (0,375) 1 (0,125) 0 (0,000) 4 (0,500) Diff -3(-0,375) -1(-0,125) 1 (0,111) 4 (0,389) ---- --- ---Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- ---

---16 TOTAL 5 (0,---167) 6 (0,200) 18*(0,600) 1 (0,033) High 0 (0,000) 0 (0,000) 9 (1,000) 0 (0,000) Low 2 (0,250) 4 (0,500) 1 (0,125) 1 (0,125) Diff -2(-0,250) -4(-0,500) 8 (0,875) -1(-0,125) 17 TOTAL 26*(0,867) 3 (0,100) 0 (0,000) 1 (0,033) High 8 (0,889) 1 (0,111) 0 (0,000) 0 (0,000) Low 7 (0,875) 0 (0,000) 0 (0,000) 1 (0,125) Diff 1 (0,014) 1#(0,111) 0 (0,000) -1(-0,125) 18 TOTAL 0 (0,000) 18 (0,600) 11*(0,367) 1 (0,033) High 0 (0,000) 3 (0,333) 6 (0,667) 0 (0,000) Low 0 (0,000) 6 (0,750) 1 (0,125) 1 (0,125)


(2)

Diff 0 (0,000) -3(-0,417) 5 (0,542) -1(-0,125) 19 TOTAL 0 (0,000) 8 (0,267) 5 (0,167) 17*(0,567) High 0 (0,000) 0 (0,000) 2 (0,222) 7 (0,778) Low 0 (0,000) 4 (0,500) 1 (0,125) 3 (0,375) Diff 0 (0,000) -4(-0,500) 1 (0,097) 4 (0,403) 20 TOTAL 9 (0,300) 2 (0,067) 4 (0,133) 15*(0,500) High 2 (0,222) 1 (0,111) 0 (0,000) 6 (0,667) Low 1 (0,125) 1 (0,125) 2 (0,250) 4 (0,500) Diff 1 (0,097) 0(-0,014) -2(-0,250) 2 (0,167) ---- --- ---Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- ---

---21 TOTAL 17*(0,567) 2 (0,067) 5 (0,167) 6 (0,200) High 7 (0,778) 0 (0,000) 1 (0,111) 1 (0,111) Low 2 (0,250) 1 (0,125) 2 (0,250) 3 (0,375) Diff 5 (0,528) -1(-0,125) -1(-0,139) -2(-0,264) 22 TOTAL 4 (0,133) 24*(0,800) 0 (0,000) 2 (0,067) High 2 (0,222) 7 (0,778) 0 (0,000) 0 (0,000) Low 2 (0,250) 5 (0,625) 0 (0,000) 1 (0,125) Diff 0(-0,028) 2 (0,153) 0 (0,000) -1(-0,125) 23 TOTAL 2 (0,067) 25*(0,833) 0 (0,000) 3 (0,100) High 0 (0,000) 9 (1,000) 0 (0,000) 0 (0,000) Low 2 (0,250) 3 (0,375) 0 (0,000) 3 (0,375) Diff -2(-0,250) 6 (0,625) 0 (0,000) -3(-0,375) 24 TOTAL 1 (0,033) 6 (0,200) 20*(0,667) 3 (0,100) High 0 (0,000) 1 (0,111) 8 (0,889) 0 (0,000) Low 1 (0,125) 3 (0,375) 2 (0,250) 2 (0,250) Diff -1(-0,125) -2(-0,264) 6 (0,639) -2(-0,250) 25 TOTAL 3 (0,100) 24*(0,800) 0 (0,000) 3 (0,100) High 1 (0,111) 8 (0,889) 0 (0,000) 0 (0,000) Low 1 (0,125) 4 (0,500) 0 (0,000) 3 (0,375) Diff 0(-0,014) 4 (0,389) 0 (0,000) -3(-0,375) ---- --- ---Item Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ---- ---

---26 TOTAL 3 (0,100) 7 (0,233) 10*(0,333) 10 (0,333) High 0 (0,000) 0 (0,000) 6 (0,667) 3 (0,333) Low 2 (0,250) 3 (0,375) 0 (0,000) 3 (0,375) Diff -2(-0,250) -3(-0,375) 6 (0,667) 0(-0,042) 27 TOTAL 4 (0,133) 6 (0,200) 5 (0,167) 15*(0,500) High 0 (0,000) 1 (0,111) 0 (0,000) 8 (0,889) Low 2 (0,250) 0 (0,000) 4 (0,500) 2 (0,250) Diff -2(-0,250) 1 (0,111) -4(-0,500) 6 (0,639) 28 TOTAL 18*(0,600) 5 (0,167) 3 (0,100) 4 (0,133) High 9 (1,000) 0 (0,000) 0 (0,000) 0 (0,000) Low 2 (0,250) 1 (0,125) 2 (0,250) 3 (0,375)


(3)

Diff 7 (0,750) -1(-0,125) -2(-0,250) -3(-0,375) 29 TOTAL 3 (0,100) 5 (0,167) 18*(0,600) 4 (0,133) High 0 (0,000) 0 (0,000) 9 (1,000) 0 (0,000) Low 3 (0,375) 1 (0,125) 1 (0,125) 3 (0,375) Diff -3(-0,375) -1(-0,125) 8 (0,875) -3(-0,375) 30 TOTAL 3 (0,100) 13 (0,433) 11*(0,367) 3 (0,100) High 0 (0,000) 0 (0,000) 9 (1,000) 0 (0,000) Low 2 (0,250) 4 (0,500) 1 (0,125) 1 (0,125) Diff -2(-0,250) -4(-0,500) 8 (0,875) -1(-0,125)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ TAP: Test Analysis Program (version 14.7.4) Copyright © 2003-2014 Gordon P. Brooks Contact: brooksg@ohio.edu


(4)

(5)

LAMPIRAN 17 DOKUMENTASI UJI COBA

PRODUK

SDN 3 WONOKERTO


(6)

CURRICULUM VITAE

Anastasia Ambar Krisna Dita lahir di Balikpapan, 9 Juni

1995 anak pertama dari 3 bersaudara. Pendidikan awal

dimulai di TK Nusantara 2001. Pendidikan dasar diperoleh

di SDN 006 Balikpapan dan pindah ke SDN 3 Wonokerto

lulus ada tahun 2007. Pendidikan Sekolah Menengah

Pertama (SMP) diperoleh di SMP N 5 Wonogiri lulus pada

tahun 2010 dan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) diperoleh di SMA N

3 Wonogiri lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013 peneliti melanjutkan

pendidikan di Universitas Sanata Dharma (USD), Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP), Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti kegiatan diluar

perkuliahan seperti menjadi Koordinator Sie Acara Pekan Suci dan menjadi

volunteer Festival dan Lomba Mural USD. Peneliti mengakhiri studi S1 dengan

menulis skripsi berjudul

“Pengembangan Tes Hasil Bela

jar Matematika

Kompetensi Dasar MelakukanOperasi Hitung Bilangan Bulat, Pembulatan dan

Penaksiran Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar

.


Dokumen yang terkait

Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 1 221

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

0 4 245

Pengembangan tes hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan untuk siswa kelas III sekolah dasar.

0 1 206

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 1.5 melakukan penaksiran dan pembulatan untuk sIswa kelas IV Sekolah Dasar tahun pelajaran 2016/2017.

0 0 231

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan dan penaksiran untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 1 209

Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi operasi hitung, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 0 2

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 0 199

Pengembangan buku Prototype Tes hasil belajar kompetensi dasar melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 1 224

Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V sekolah dasar

0 0 219

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat sifatnya, pembulatan dan penaksiran untuk siswa kelas V sekolah dasar

0 0 207