Penerimaan Diri KAJIAN PUSTAKA

d. Sikap anggota masyarakat yang menyenangkan. Adanya penghargaan terhadap kemampuan sosial orang lain dan kesediaan individu mengikuti kebiasan lingkungan. e. Tidak adanya gangguan emosional yang berat. Akan tercapainya individu yang dapat bekerja sebaik mungkin dan merasa bahagia. f. Pengaruh keberhasilan yang dialami. Keberhasilan akan dapat menimbulkan penerimaan diri, tetapi sebaliknya jika kegagalan yang dialami akan dapat mengakibatkan adanya penolakan. g. Identifikasi dengan orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik. Dapat membangun sikap yang positif terhadap diri sendiri dan bertingkah laku dengan baik yang menimbulkan penilaian yang baik dan penilaian diri yang baik. h. Adanya perspektif diri yang kuat. Yaitu memperhatikan pandangan orang lain tentang perspektif yang luas diperoleh melalui pengalaman diluar belajar. i. Pola asuh anak dimasa kecil yang baik. Anak yang diasuh secara demokratis akan berkembang sebagai individu yang dapat menghargai dirinya sendiri. j. Konsep diri yang stabil. Individu yang tidak memiliki konsep diri yang baik akan kesulitan menujukan pada orang lain siapa ia sebenarnya. 3. Aspek-aspek penerimaan diri a. Individu yang memiliki kemampuan untuk menerima diri sendiri dan orang lain, ia mampu mengekspresikan dirinya sendiri terhadap kualitas-kualitas yang lebih baik untuk membangun kepribadian penerimaan diri. b. Individu yang menerima dirinya sendiri adalah yakin akan pengakuan terhadap dirinya tanpa terpaku pada pendapat orang lain dan memiliki perhitungan akan keterbatasan diriya serta tidak melihat dirinya sendiri secara irasional. c. Sheere dalam Sutadipura, 1984 menyebutkan aspek penerimaan diri yaitu: 1 Mempertanggungjawabkan perbuatannya. 2 Menerima pujian atau celaan secara objektif. 3 Mengikuti standar pola hidupnya tanpa ikut-ikutan dari orang lain. 4 Menganggap dirinya sederajat dengan orang lain. 5 Kepercayaan atas kemampuan untuk dapat menghadapi hidupnya. 6 Tidak menganggap dirinya sebagai orang yang hebat dan tidak mengharapkan bahwa orang lain akan mengucilkannya. 38

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini disajikan jenis penelitian, metode pengumpulan data, teknik dan alat pengumpul data, validasi data, dan reliabilitas.

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian studi kasus. Karena, studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasus yang dipelajari berupa program peristiwa aktivitas. Berikut ini dijelaskan proses penelitian studi kasus, antara lain: 1. Menentukan dengan membatasi kasus. Tahap ini adalah upaya untuk memahami kasus, atau dengan kata lain membangun konsep tentang obyek penelitian yang diposisikan sebagai kasus. Dengan mengetahui dan memahami kasus yang akan diteliti, peneliti tidak akan salah atau tersesat di dalam menentukan kasus penelitiannya. Pada proposal penelitian, bentuknya adalah latar belakang penelitian. 2. Memilih fenomena, tema atau isu penelitian. Pada tahapan ini, peneliti membangun pertanyaan penelitian berdasarkan konsep kasus yang diketahuinya dan latar belakang keinginannya untuk untuk meneliti. Pertanyaan dibangun mengandung fenomena, tema penelitian yang dituju di dalam proses pelaksanaan penelitian. 3. Memilih bentuk-bentuk data yang akan dicari dan dikumpulkan. Data dan bentuk data dibutuhkan untuk mengembangkan isu di dalam penelitian. Penentuan data yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik kasus yang diteliti. Pada umumnya bentuk pengumpulan datanya adalah wawancara baik individu maupun kelompok, pengamatan lapangan, peninggalan atau artefak, dan dokumen. 4. Melakukan kajian triangulasi Terhadap kunci-kunci pengamatan lapangan, dan dasar-dasar untuk melakukan interpretasi terhadap data. Tujuannya adalah agar data yang diperoleh adalah benar, tepat dan akurat. 5. Menentukan interpretasi-interpretasi alternatif untuk diteliti. Alternatif interpretasi dibutuhkan untuk menentukan interpretasi yang sesuai dengan kondisi dan keadaan kasus dengan maksud dan tujuan penelitian. Setiap interpretasi dapat menggambarkan makna-makna yang terdapat di dalam kasus, yang jika diintegrasikan dapat menggambarkan keseluruhan kasus. 6. Membangun dan menentukan hal-hal penting dan melakukan generalisasi dari hasil-hasil penelitian terhadap kasus. Stake 2005,2006 selalu menekankan tentang pentingnya untuk selalu mengeksploasi dan menjelaskan hal-hal penting yang khas yang terdapat di