yang paling tinggi, disusul dengan aspek penyesuaian seksual, penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan dan yang terakhir penyesuaian keuangan. Hasil yang
ditemukan terkait dengan keempat aspek tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penyesuaian Dengan Pasangan
Penyesuaian dengan pasangan memiliki korelasi sebesar 0,545 dengan probabilitas 0,000 p0,001, sehingga aspek penyesuaian dengan pasangan
memiliki korelasi yang cukup kuat dan signifikan dengan kepuasan dalam perkawinan.
Penyesuaian dengan pasangan berkaitan dengan hubungan interpersonal subjek bersama pasangannya. Pengalaman dalam hubungan interpersonal antara
subjek dengan pasangannya dapat membuat subjek semakin mampu mengembangkan wawasan sosial, mau bekerjasama dengan orang lain dan
mampu menyesuaikan diri dengan baik dalam perkawinannya Hurlock, 1980. Hurlock 1980 menambahkan bahwa perkawinan yang bahagia akan
membuahkan kepuasan yang diperoleh dari peran yang mereka mainkan bersama.
Subjek mampu menunjukkan bahwa ia senang dengan kebersamaannya bersama pasangan, mampu mengeluarkan pendapat dan bertukar pikiran,
memberi perhatian, pengertian, saling mencintai serta mampu bekerjasama dalam mengerjakan tugas rumah tangga.
Subjek adalah wanita yang selain menjadi ibu rumah tangga juga mempunyai pekerjaan di luar rumah, sehingga intensitas pertemuan subjek
dengan pasangannya menjadi berkurang. Akan tetapi, pertemuan dengan waktu yang terbatas tidak membuat subjek kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan
pasangannya. Kemampuan subjek untuk menyesuaikan diri dengan pasangannya tersebut dapat memberikan kepuasan dalam perkawinan.
2. Penyesuaian Seksual
Penyesuaian seksual memiliki koefisien korelasi sebesar 0,443 dengan probabilitas 0,001, sehingga aspek ini mempunyai korelasi yang cukup kuat dan
signifikan terhadap kepuasan dalam perkawinan. Penyesuaian seksual menyangkut pengungkapan cinta dan tercapainya
kepuasan dalam berhubungan seksual Hurlock, 1980. Blumstein Schwartz dalam Santrock, 2002 mengatakan bahwa istri lebih sering memberi ciuman
dan pelukan spontan kepada pasangan mereka. Ada komunikasi yang terjalin ketika subjek atau pasangannya
menginginkan untuk berhubungan intim, subjek mampu memahami kondisi yang baik maupun yang buruk dari pasangannya apabila ia menginginkan untuk
berhubungan intim. Cinta yang matang dan mantap antara subjek dengan pasangannya dapat memberikan kepuasan dalam hubungan seksual. enyesuaian
seksual yang baik dapat membuat subjek merasakan kepuasan dalam perkawinannya.
3. Penyesuaian Dengan Pihak Keluarga Pasangan