JENIS PENELITIAN IDENTIFIKASI VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional Correlational Research yang merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan korelasional antara dua variabel. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan ada atau tidaknya korelasi atau hubungan antara 2 dua variabel yaitu variabel penyesuaian diri dalam perkawinan dan variabel kepuasan perkawinan.

B. IDENTIFIKASI VARIABEL

Variabel dapat didefinisikan sebagai suatu gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu Sugiyono dalam Sembiring, 2003. Variabel dalam penelitian ini adalah : Variabel Bebas : Penyesuaian Diri dalam Perkawinan Variabel Tergantung : Kepuasan Perkawinan

C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan Penyesuaian diri dalam perkawinan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh istri untuk menyelaraskan hubungannya bersama suami dengan tujuan agar perbedaan-perbedaan maupun sumber permasalahan dapat berkurang sehingga kebutuhan, keinginan dan harapan dapat terpenuhi serta tercapai pemahaman dan pengenalan lebih mendalam sejauh yang dipersepsikan oleh istri. Penyesuaian diri dalam perkawinan memiliki 4 empat aspek yaitu : a Penyesuaian Dengan Pasangan merupakan suatu usaha untuk selalu menjaga komitmen pada kelanjutan hubungan dengan saling memahami dan berbagi minat, bertukar pendapat dengan pasangan dan bekerjasama dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. b Penyesuaian Seksual merupakan ungkapan rasa cinta melalui hubungan seks sehingga dapat mencapai kepuasan yang diinginkan. c Penyesuaian Keuangan merupakan usaha dalam mengelola keuangan keluarga dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga. d Penyesuaian Dengan Pihak Keluarga Pasangan merupakan usaha untuk menerima keberadaan keluarga pasangan dengan saling menghormati dan menghargai agar tercapai hubungan yang baik dengan mertua, ipar dan keluarga besar pasangan. Tinggi rendahnya penyesuaian diri dalam perkawinan akan diukur melalui skala penyesuaian diri dalam perkawinan yang disusun berdasarkan aspek-aspek diatas. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka penyesuaian yang dilakukan juga semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh maka penyesuaian yang dilakukan juga semakin rendah. 2. Kepuasan Perkawinan Kepuasan perkawinan merupakan perasaan senang, lega, bahagia atau gembira atas pencapaian dalam pengenalan dan pemahaman pribadi serta evaluasi dalam memenuhi kebutuhan, harapan dan keinginan diri sendiri maupun pasangannya sejauh yang dipersepsikan oleh istri. Kepuasan dalam perkawinan meliputi 6 enam aspek yaitu : a Kebersamaan merupakan perasaan senang atas banyaknya waktu yang dihabiskan bersama untuk berbincang-bincang dan berdiskusi mengenai hal- hal penting dalam kehidupan keluarga. b Kedewasaan merupakan perasaan puas karena telah mampu bertingkah laku secara dewasa, tidak tergantung pada orang lain, dapat mengendalikan emosi dalam menyelesaikan konflik serta memiliki pertimbangan yang matang dalam mengambil keputusan. c Kepercayaan merupakan perasaan puas atas kesetiaan pasangan, tidak ada rasa curiga dan cemburu. d Toleransi merupakan perasaan senang karena dapat memahami dan menerima sifat baik dan buruk masing-masing dan dapat memahami kesulitan yang dialami pasangan. e Kebebasan merupakan perasaan puas atas kebebasan yang diperoleh untuk mengembangkan minat dan prestasinya dan pasangannya, memberi dukungan terhadap minat dan pekerjaan pasangannya serta memberi kebebasan untuk menentukan sikap dan perilaku yang tepat untuk dirinya. f Harapan Terhadap Anak-anak merupakan perasaan puas karena memperoleh anak dengan jumlah yang diinginkan, menerima keberadaan anak-anak dengan baik, memberikan perhatian, kasih sayang dan mendidik anak-anak. Tinggi rendahnya tingkat kepuasan dalam perkawinan akan diukur melalui skala kepuasan perkawinan yang disusun berdasarkan aspek-aspek diatas. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula tingkat kepuasannya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah pula tingkat kepuasan yang dicapai.

D. SUBJEK PENELITIAN