Aspek-Aspek Kepuasan Dalam Perkawinan

Roach, dkk dalam Sembiring, 2003 mengatakan bahwa kepuasan perkawinan merupakan persepsi terhadap kehidupan yang diukur dari besar kecilnya kesenangan yang dirasakan dalam jangka waktu tertentu. Kepuasan perkawinan adalah evaluasi secara keseluruhan tentang segala hal yang berhubungan dengan kondisi perkawinan Clayton dalam Lailatushifah, 2003 atau evaluasi suami istri terhadap seluruh kualitas kehidupan perkawinan Snyder dalam Lailatushifah ,2003. Bahr, dkk dalam Nainggolan, 2003 mendefinisikan kepuasan perkawinan sebagai evaluasi subjektif terhadap kualitas perkawinan secara keseluruhan yaitu taraf terpenuhinya kebutuhan, keinginan dan harapan suami istri dalam perkawinan. Dari berbagai teori diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan dalam perkawinan merupakan evaluasi subjektif terhadap taraf terpenuhinya kebutuhan, keinginan dan harapan suami istri dalam perkawinan tersebut.

3. Aspek-Aspek Kepuasan Dalam Perkawinan

Dalam kehidupan rumah tangga setiap istri pasti menginginkan kebahagiaan atau kepuasan dalam perkawinannya. Kepuasan dalam perkawinan dapat tercapai apabila kebutuhan dan harapannya dapat terpenuhi. Menurut Gunarsa 2002 kebutuhan penting untuk memperoleh kebahagiaan dalam perkawinan adalah : a. Keinginan dan kemampuan memperoleh anak sesuai dengan harapan b. Sikap yang sehat dan dewasa mengenai hubungan seks atau keserasian seksual c. Keinginan dan kemampuan bersama menuju ke tujuan sosial d. Kebersamaan : adanya waktu yang dihabiskan bersama pasangan. Menurut Hauck 1964 ada beberapa kebutuhan dan harapan penting dalam perkawinan yang bila tidak terpenuhi akan menimbulkan ketidakpuasan dalam perkawinan. Kebutuhan dan harapan tersebut yaitu: a. Kebersamaan b. Seks c. Pertumbuhan d. Kedewasaan e. Privacy f. Kebebasan g. Pembagian yang adil dari penghasilan rumah tangga Knys 1985 menambahkan hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pasangan suami istri dapat mencapai kepuasan perkawinan yaitu: a. Sosial ekonomi yang baik b. Harapan terhadap anak-anak c. Adanya toleransi d. Adanya kepercayaan e. Saling mencintai f. Saling pengertian Dari berbagai pendapat mengenai kebutuhan dan harapan dalam perkawinan diatas, maka dapat diambil kesimpulan mengenai aspek-aspek kepuasan dalam perkawinan, yaitu: a. Kebersamaan : dapat meluangkan waktu untuk bekumpul bersama yang dapat digunakan untuk berbincang-bincang membicarakan masalah penting dalam kehidupan keluarga. b. Kedewasaan : memiliki kedewasaan dalam berperilaku, tidak tergantung pada orang lain, dapat mengendalikan emosi dalam menyelesaikan konflik dan memiliki pertimbangan yang matang dalam mengambil keputusan. c. Kepercayaan : memiliki rasa percaya akan kesetiaan masing-masing, tidak ada rasa saling curiga dan kecemburuan yang dapat menimbulkan konflik. d. Toleransi : saling memahami dan menerima sifat baik dan buruk masing- masing serta memahami kesulitan yang sedang dialami pasangan. e. Kebebasan : memperoleh kebebasan untuk mengembangkan minat dan prestasinya, memberi dukungan terhadap minat dan pekerjaan pasangannya serta memberi kebebasan untuk menentukan sikap dan perilaku yang tepat untuk dirinya. f. Harapan terhadap anak-anak : anak-anak bertingkah laku baik, menyenangkan dan taat pada orangtua, keberadaan anak-anak diterima dengan baik dan memiliki perhatian yang cukup untuk mendidik anak-anak.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Dalam Perkawinan