Iklan pajak “apa kata dunia” terdapat banyak versi yaitu, iklan pajak versi seleksi calon menantu, iklan pajak versi Artis tertib pajak, versi patriot bangsa,
versi meyuap pegawai pajak. Namun pada penelitian ini, peneliti tidak hanya meneliti salah satu versi
dari iklan pajak, melainkan secara keseluruhan dari adanya iklan pajak itu, karena peneliti berusaha meneliti sejauh mana iklan mempengaruhi tindakan masyarakat
Surabaya dalam pembayaran pajak, setelah munculnya kasus penggelapan pajak senilai 28 Milyar oleh salah satu pegawai pajak, Gayus Tambunan.
4.1.2 Penyajian Data
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 6 Enam bulan, di Surabaya selatan. Sebagaimana yang telah peneliti tuliskan sebelumnya, subjek penelitian
yang dijadikan informan tidak dapat dibatasi atau ditentukan karena analisis yang digunakan adalaha kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha
menggambarkan persepsi masyarakat Surabaya mengenai iklan pajak “apa kata dunia” setelah adanya kasus penggelapan pajak senilai 28 Milyar, khususnya bagi
masyarakat Surabaya yang telah terdaftar sebagai wajib pajak, baik wajib pajak perorangan maupun badan usaha. Data diperoleh dengan melakukan observasi
pengamatan dan in depth interview wawancara mendalam terhadap wajib pajak Surabaya.
Wawancara mendalam dilakukan untuk menggali informasi sebanyak- banyaknya dari informan, sedangkan observasi dilakukan untuk mengamati
perilaku dan perkembangan situasi yang diteliti. Data yang diperoleh tersebut akan disajikan secara deskriptif dan dianalisis
secara kualitatif, sehingga akan didapatkan gambaran, jawaban, serta kesimpulan dari pokok permasalahan yang diangkat.
4.1.3 Identitas Informan
Dalam penelitian ini yang akan dijadikan informan adalah masyarakat yang telah terdaftar sebagai wajib pajak, baik itu wajib pajak perorangan maupun
badan usaha, yang sering menonton iklan pajak “apa kata dunia”. Informan yang akan diteliti adalah masyarakat Surabaya yang
berpenghasilan tinggi, seperti : individu yang mempunyai perusahaan atau CV yang bergerak dibidang catering, jasa, bengkel, dan lain-lain. Serta individu yang
bekerja diperusahaan swasta maupun Pegawai Negeri. Selain itu juga wajib pajak yang mempunyai pengalaman bermasalah dalam membayar pajak, seperti : orang-
orang yang mempunyai perusahan sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi objek sosial
dari wajib pajak Surabaya Wajib Pajak Perorangan dan Wajib Pajak Badan Usaha terhadap iklan pajak “apa kata dunia”, bagaimana iklan pajak tersebut
dapat mempengaruhi pemikiran masyarakat dalam melaksanakan kewajibannya
membayar pajak, meskipun masyarakat mengetahui adanya kasus-kasus penggelapan pajak oleh pegawai pajak.
Dimana setiap informan pasti memiliki pengalaman, pendapat, dan informasi yang akan diperlukan peneliti dalam menyusun penelitian ini. Berikut
ini peneliti mencantumkan table dari informan-informan yang telah di wawancarai:
Tabel Identitas Informan
No. Nama Umur Jenis
Pekerjaan Tingkat
pendidikan Lama
bekerja Pengalaman
membayar pajak 1. Endang 57
Thn Pengusaha
Catering Diploma 3
15 Thn Tidak taat dalam
pembayaran pajak 2. Bambang
28 Thn
Pemilik CV
S1 5 Thn
Tidak taat dalam pembayaran pajak
3. Hartono 48Thn Pemilik Bengkel
Lulusan STM
Tidak taat dalam pembayaran pajak
4. Rumi 48Thn PNS
S2 21
Thn Taat pembayaran
pajak 5. Adi
27Thn Pegawai Swasta
S1 5 Thn
Taat membayar
pajak
Sumber : wawancara pada tanggal 16 Mei 2010 – 21 Mei 2010
Dari table diatas diketahui bahwa informan-informan dengan jenis pekerjaaan yang berbeda antara satu dengan lainnya akan menghasilkan jawaban-
jawaban yang berbeda pula tergantung pada tingkat pengetahuan, latar belakang pengalaman, dan kebiasaan.
4.2 Analisis Data
4.2.1 Persepsi Masyarakat
mengenai Iklan Pajak “Apa Kata Dunia”
Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan bahwa pada dasarnya persepsi masyarakat mengenai iklan pajak “apa kata dunia” dapat diketehui
melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : a.
Apakah mereka pernah menonton iklan pajak di televisi? b.
Bagaimana tanggapan mereka mengenai iklan pajak di televisi? c.
Apakah iklan pajak tersebut mempengaruhi kesadaran mereka dalam pembayaran pajak?
d. Adakah efek dari penanyangan iklan tersebut? Positif atau negative?
e. Masih haruskah masyarakat membayar pajak, sesuai dengan ajuan dari
iklan pajak tersebut, setelah adanya kasus penggelapan pajak oleh Gayus Tambunan?
Masing-masing informan memiliki latar belakang pengalaman yang berbeda antara satu dengan lainnya. Adapun perbedaan latar belakangan