TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT WAJIB PAJAK “APA KATA DUNIA” DI TELEVISI ( Studi Deskriptif Tentang Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat Wajib Pajak “Apa Kata Dunia” di Televisi

(1)

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT WAJIB PAJAK “APA KATA DUNIA” DI TELEVISI

( Studi Deskriptif Tentang Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat Wajib Pajak “Apa Kata Dunia” di Televisi )

SKRIPSI

Oleh : Renata Dian Sari

0643010247

YAYASAN KEJUANGAN PANGLIMA BESAR SUDIRMAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

SURABAYA 2010


(2)

Oleh : Renata Dian Sari NPM. 0643010247

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur Pada tanggal 12 Nopember 2010

Pembimbing Utama Tim Penguji :

1.

Ir.Didiek Tranggono. M.Si Ir.Didiek Tranggono. M.Si

NIP. 195812251990011001 NIP. 195812251990011001

2.

Drs. Kusnarto, M.Si

NIP. 195808011984021001

3.

DR. Catur Suratnoaji, M.Si

NPT. 3 6804 94 00281

Mengetahui, DEKAN

Dra. EC. Hj. Suparwati, M. Si NIP. 030175349


(3)

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kebaikan-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik guna memenuhi syarat wajib untuk menyelesaikan studi di jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.

Mengingat dalam penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir, penulis banyak mengalami kesulitan dan sampai pada akhirnya dapat menyelesaikan dengan baik. Dan itu semua tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun riil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tak lupa penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak – pihak yang telah membantu, antara lain :

1. Papa dan Mama tercinta yang selalu memberi dukungan dan membantu dalam menyiapkan segala yang dibutuhkan demi kelancaran skripsi ini.

2. Ibu Dra. Suparwati, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 3. Bapak Juwito, S. Sos selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

4. Bapak Ir.H.Didik Tranggono, M.Si, selaku dosen jurusan Ilmu Komunikasi sekaligus dosen pembimbing yang sangat banyak memberikan masukan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini serta telah bersedia untuk meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan.

5. Saudara-saudara saya baik saudara kandung dan sepupu yang sudah sangat membantu dan memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.


(4)

iv

mengingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

7. Untuk teman-teman yang juga sedang berjuang menyelesaikan tugas akhirna Wak Toe dan Joko, terima kasih selalu mengingatkan untuk tidak malas dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Surabaya, Nopember 20210


(5)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

KATA PENGANTAR ...………. iii

DAFTAR ISI ...……… v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAKSI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ………. 10

1.3 Tujuan Penelitian ………. 11

1.4 Manfaat Penelitian …………..……….... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ………. 12

2.1.1 Iklan …..………. 12

2.1.2 Periklanan di Lihat Dari Aspek Komunikasi …….…………. 14


(6)

2.1.3 Jenis-Jenis Iklan ………...…….………... 22

2.1.4 Iklan Layanan Masyarakat ……….. 23

2.1.5 Televisi Sebagai Media Periklanan ………. 24

2.1.6 Unsur-Unsur Iklan di Televisi ………. 27

2.1.7 Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat “Apa Kata Dunia” ……… 29

2.1.8 Wajib Pajak ………. 31

2.2 Masyarakat Televisi ………... 32

2.3 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Televisi ………. 34

2.4 Teori S-O-R ……….. 37

2.5 Kerangka Berpikir ………. 41

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi operasional dan pengukuran variabel ……..……… 44

3.1.1 Iklan ………. 44

3.1.2 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Iklan Layanan Masyarakat “Apa Kata Dunia” di televise ……… 45

3.1.3 Pengukuran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Iklan Layanan Masyarakat “Apa Kata Dunia” di Televisi ………….. 46

3.2Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ……… 49


(7)

3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... ... ... ... ... ... ... ... ... . 50

3.3Teknik Pengumpulan Data ……… 52

3.4Metode Analisis Data ……… 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ……….. 54

4.1.1 Isi Pesan yang Dipengaruhi Unsur-unsur Iklan Pajak “Apa Kata Dunia” di Televisi ……….. 54

4.2 Penyajian dan Analisis Data ………. 57

4.2.1 Identitas Responden ……….. 57

4.2.1.1 Usia Responden ……….. 57

4.2.1.2 Pendidikan Terakhir Responden ... 58

4.2.1.3 Pekerjaan Responden ... 59

4.2.1.4 Jenis Kelamin Responden ... 59

4.2.2 Terpaan Surat Media Televisi ... 60

4.2.2.1 Frekuensi Masyarakat Surabaya Menonton Iklan Pajak “Apa Kata Dunia” di Televisi ... 60

4.2.2.2 Stasiun Televisi yang Digunakan Responden Menonton Iklan Pajak “Apa Kata Dunia” ... 61


(8)

“Apa Kata Dunia” di televisi ……….. 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hasil Penelitian ... 81

5.2 Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ………... 83

LAMPIRAN ... 85


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Usia Responden ………. 57

Tabel 4.2 : Pendidikan Terakhir Responden ... 58

Tabel 4.3 : Pekerjaan Responden ... 59

Tabel 4.4 : Jenis Kelamin Responden ... 60

Tabel 4.5 : Frekuensi Menonton Iklan Pajak “Apa Kata Dunia” di televisi Dalam Satu Minggu ... 61

Tabel 4.6 : Stasiun Televisi yang Digunakan Responden Menonton Iklan Pajak “Apa Kata Dunia” ... 62

Tabel 4.7 : Pertanyaan kuesioner 1 ... 64

Tabel 4.8 : Pertanyaan kuesioner 2 ... 65

Tabel 4.9 : Pertanyaan kuesioner 3 ... 66

Tabel 4.10 : Pertanyaan kuesioner 4 ... 67

Tabel 4.11 : Pertanyaan kuesioner 5 ... 69

Tabel 4.12 : Pertanyaan kuesioner 6 ... 70

Tabel 4.13 : Pertanyaan kuesioner 7 ... 72

Tabel 4.14 : Pertanyaan kuesioner 8 ... 73

Tabel 4.15 : Pertanyaan kuesioner 9 ... 75


(10)

(11)

Halaman

Gambar 2.1 Skema Struktur Sistem Komunikasi Periklanan ……… 15

Gambar 2.2 Skema Proses Komunikasi Visual Periklanan ………... 19

Gambar 2.3 Bagan Teori S-O-R ……… 39

Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berpikir ……….. 43


(12)

Lampiran 1 Kuesioner ……… 84 Lampiran 2 Tabulasi ………. 89


(13)

xiii

RENATA DIAN SARI, TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN PAJAK “APA KATA DUNIA” DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tentang Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Terhadap Iklan Pajak “Apa Kata Dunia” di Televisi)

Iklan pajak “Apa Kata Dunia” yang ditayangkan hampir di seluruh stasiun televisi merupakan salah satu iklan layanan masyarakat yang dikeluarkan oleh DirJen Pajak untuk menghimbau masyarakat agar membayar pajak. Iklan ini memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya membayar pajak serta secara persuasive DirJen perpajakan menghimbau masyarakat supaya mendaftarkan diri sebagai wajib pajak. Bagaimanakah tingkat kognisi masyarakat Surabaya terhadap iklan tersebut sehingga mereka mendaftarkan diri sebagai wajib pajak.

Landasan teori yang dipakai yaitu Teori S-O-R. Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu, teori ini menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari proses komunikasi.

Metode penelitian ini menggunakan accidenbtal sampling atau sampling kebetulan, di mana obyek yang diteliti adalah masyarakat yang kita temui dan memenuhi syarat-syarat untuk menjadi sampel penelitian ini. Dalam hal ini peneliti berkunjung ke kantor pajak dengan mengajukan kuesioner kepada masyarakat yang sedang membayar pajak. Kuesioner tersebut berisi tentang pertanyaan terkait dengan pengetahuan responden tentang iklan pajak “Apa Kata Dunia” di televisi.

Setelah melalui pengolahan data dari hasil kuesioner yang dibagikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan masyarakat Surabaya terhadap iklan pajak ”Apa Kata Dunia” di televisi terdapat pada kategori sedang. Yaitu responden mengetahui dan mengerti pesan yang terkandung dalam iklan pajak ”Apa Kata Dunia” di televisi, akan tetapi tidak memahami sepenuhnya menyangkut program wajib pajak yang dicanangkan oleh Dirjen pajak.

Keyword: Tingkat Pengetahuan, Masyarakat Surabaya, Iklan Pajak ”Apa Kata Dunia”


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, penyebaran suatu informasi kepada setiap khalayak sangat diperlukan di dalam kehidupan manusia di setiap waktu. Dan seiring perkembangan zaman, masyarakat dituntut untuk mengetahui berbagai informasi yang beragam baik melalui media cetak maupun media elektronik. Seberapa banyak informasi yang dapat diserap oleh masyarakat dari media cetak maupun media elektronik tentunya sangat bergantung pada tingkat pengetahuan masyarakat itu sendiri. Pengetahuan dapat diperoleh melalui kenyataan atau fakta dengan melihat dan mendengarkan sendiri melalui media komunikasi seperti surat kabar, mendengarkan radio dan melihat film atau televisi dan sebagainya (Soekanto, 1990:10).

Media untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak langsung dapat melalui berbagai media, antara lain melalui media cetak dan elektronik. Media cetak, informasi yang disampaikan kepada masyarakat secara tertulis melalui koran, buku, majalah, dan lain-lain. Sedangkan media elektronik, informasinya disampaikan melalui televisi atau radio dan dapat didengar langsung atau ditonton secara langsung. Bagian itulah yang menjadi kelebihan media elektronik terutama televisi.


(15)

Melalui media televisi baik itu informasi masalah sosial, ekonomi, politik, budaya, dan lain-lain. Pengetahuan masyarakat terhadap berbagai masalah yang terjadi pada saat ini cenderung meningkat. Peranan media televisi dapat membantu berhasil atau tidaknya upaya sosialisasi iklan layanan masyarakat atau pun iklan yang dibuat dengan tujuan komersil karena ditinjau dari keuntungannya, televisi mempunyai jangkauan yang luas, bentuk penyajiannya berupa gambar yang bergerak dan suara, dan pengaruh kuat, hal ini didukung oleh Kasali (1995:121), yang mengatakan bahwa kekuatan televisi seperti efisiensi biaya dalam menjangkau khalayak yang tidak terjangkau oleh media cetak, kemampuan menimbulkan dampak yang kuat dengan tekanan pada indera penglihatan dan pendengaran, gerakan, suara, warna, drama, humor, pengaruh yang kuat terhadap persepsi khalayak luas.

“Televisi mempunyai fungsi mempengaruhi memang bisa diandalkan, sebab televisi mempunyai daya tarik yang kuat, karena memiliki unsur kata-kata, musik, juga unsur visual yang berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan mendalam pada penontonnya” (Effendy, 2002:40).

Saat ini, televisi merupakan salah satu sarana komunikasi yang sangat efektif mengingat televisi memiliki kelebihan-kelebihan dan karakteristik tersendiri dibanding dengan media massa lainnya. Sedangkan masyarakat atau khalayak membutuhkan informasi yang cepat, akurat dan terpercaya dalam setiap harinya, maka televisi lebih terpilih sebagai media elektronik yang paling efektif dan mempunyai kelebihan-kelebihan yaitu daya jangkau yang sangat luas dan sangat besar dengan sifatnya yang audio visual. Paradigma Harold D.


(16)

Laswell dalam komunikasi massa media televisi, secara tegas memperlihatkan bahwa dalam setiap pesan yang disampaikan televisi, tentu saja mempunyai tujuan khalayak sasaran serta akan mengakibatkan umpan balik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan akhir dari penyampaian pesan media televisi, bisa menghibur,mendidik, mengontrol, kontrol sosial, menghubungkan atau sebagai bahan informasi (Kuswandi, 1996:17)

Iklan di televisi telah menciptakan karakteristik tertentu dan persuasif sehingga para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan dan memiliki cara menyampaikan isi pesan itu sendiri. Semuanya itu menambah nilai yang positif dan menimbulkan pengaruh terhadap khalayaknya yang menonton ataupun melihat tayangan iklan tersebut di televisi. Kelebihan-kelebihan televisi sebagai media iklan ini berlaku dimana saja dan berlaku secara umum. Berkesan realistic, sifatnya yang visual dan merupakan kombinasi-kombinasi warna, gerakan dan suara, maka iklan-iklan yang disuguhkan di televisi Nampak begitu hidup dan nyata. Dengan kelebihan ini, para pengiklan dapat menunjukkan isi pesan tersebut secara detail. Iklan layanan masyarakat itu sendiri adalah jenis iklan yang bersifat non profit yang tidak mencari keuntungan akibat pemasangannya (Liliweri, 1992:32). Diharapkan melalui iklan yang ditayangkan di televisi, masyarakat atau khalayak dapat lebih tanggap memberikan perhatian terhadap iklan yang sedang ditampilkan.


(17)

Iklan layanan masyarakat umumnya dibuat oleh lembaga-lembaga khusus pemerintah yang bergerak dibidang jasa untuk melakukan himbauan-himbauan yang positif kepada masyarakat agar mengerti tentang isi pesan iklan tersebut dan dapat menarik perhatian masyarakat sehingga dapat menimbulkan respon yang positif pula bagi masyarakatnya. Misalnya iklan tentang sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia”. Melalui penampilan beberapa model iklan, kata-kata yang mudah diingat, gambar serta ilustrasi yang dibuat sedemikian rupa agar menarik perhatian khalayaknya. Iklan layanan masyarakat itu sendiri adalah jenis iklan yang bersifat non profit yang tidak mencari keuntungan akibat pemasangannya (Liliweri, 1992:32).

Sasaran iklan adalah masyarakat, maka tujuan periklanan mempengaruhi kognisi khalayak (Jefkins, 1997:17). Efek kognitif dari adanya pesan iklan adalah perubahan pengetahuan. Pengetahuan sendiri merupakan proses di dalam menerima stimuli dari lingkungan dan mengubahnya ke dalam kesadaran psikologis sehingga dengan adanya iklan yang ditayangkan di televisi, khalayaknya yang belum mengetahui menjadi tahu, paham dan jelas mengenai informasi yang disampaikan oleh pengiklan.

Salah satu informasi mengenai pengetahuan yang berkembang di masyarakat ialah informasi mengenai wajib pajak bagi setiap warga Negara. Pemerintah saat ini sedang mencanangkan wajib pajak yang memenuhi syarat.


(18)

Pajak yang dibayarkan digunakan untuk membiayai pembangunan jalan, jembatan, sekolah, kesehatan, keamanan, subsidi dan fasilitas publik lainnya di seluruh Indonesia. (www.pajak.go.id)

Pengertian pajak sendiri menurut UU no. 28 tahun 2007 adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat. Dan menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, pajak sendiri berarti iuran yang wajib dibayar oleh masyarakat sebagai sumbangan untuk Negara. Dari sini maka dapat disimpulkan bahwa membayar pajak wajib bagi setiap warga Negara atau badan institusi.

Di Indonesia setiap orang wajib mendaftarkan diri dan mempunyai nomor pokok wajib pajak (NPWP), kecuali ditentukan dalam undang – undang. Wajib pajak sering disingkat dengan sebutan WP atau Wapa yang pengertiannya adalah orang pribadi atau badan (subyek pajak) yang menurut ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotongan pajak tertentu. Wajib pajak bisa berupa wajib pajak pribadi atau wajib pajak badan. Wajib pajak pribadi adalah setiap pribadi yang memiliki penghasilan di atas pendapatan tidak kena pajak.

Seseorang atau badan usaha dinyatakan wajib pajak pada dasarnya apabila memenuhi dua syarat, yaitu syarat subyektif dan obyektif. Syarat


(19)

subyektif dalam pajak penghasilan dibedakan menjadi dua, wajib pajak dalam negeri dan wajib pajak luar negeri. Salah satu wajib pajak dalam negeri yaitu bagi kita yang mempunyai kewarganegaraan Indonesia adalah sejak kita dilahirkan ke dunia, dan apabila kita tidak berniat meninggalkan Indonesia maka syarat subyektif itu akan melekat sampai kita meninggal dunia. Dengan rumusan ini pada hakikatnya setiap warga Negara memenuhi syarat subyektif sebagai wajib pajak. Selain itu, orang perseorangan dari luar Indonesia memenuhi syarat subyektif pajak dalam negeri apabila mempunyai niat untuk tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia selama 183 hari dalam kurun waktu 12 bulan. Atau badan yang tidak didirikan di Indonesia akan tetapi menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia baik dengan cara menjalankan usaha atau tidak menjalankan usaha kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

Sedangkan syarat obyektif yang diatur dalam undang – undang perpajakan. Terpenuhinya syarat subyektif, namun tidak memenuhi syarat obyektif ibarat memeluk agama islam tetapi belum baligh sehingga tidak bisa dikenakan aturan hukum. Kewajiban mendaftarkan diri sebagai wajib pajak apabila ada persyaratan obyektif pada subyek pajak tersebut. Syarat obyektif pajak penghasilan pada dasarnya adalah tambahan kemampuan ekonomi yang diterima oleh wajib pajak, baik berasal dari dalam maupun luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan.


(20)

Tambahan kemampuan ekonomi tersebut berkenaan dengan pekerjaan atau jasa, bisa berupa gaji, upah, tunjangan, komisi, bonus, uang pension, atau imbalan dalam bentuk lainnya. Imbalan yang berkaitan dengan pekerjaan bukan obyek pajak apabila diterima dalam bentuk natura dari wajib pajak lain atau pemerintah. Wajib pajak lain adalah pemberi kerja. Artinya apabila seseorang bekerja di kantoran gaji tunai yang diterimanya merupakan obyek pajak sementara makan siang yang disediakan di kantor bukan obyek pajak.

Bagi warga Negara yang sudah memenuhi persyaratan di atas maka wajib mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak. Himbauan pemerintah terkait pajak adalah lunasi pajaknya dan awasi penggunaannya. Banyak cara yang dilakukan pemerintah untuk menggugah kesadaran masyarakat khususnya dalam hal wajib pajak tak terkecuali melalui iklan di televisi.

Dalam iklan layanan masyarakat wajib pajak di televisi yang diilustrasikan oleh seorang pengusaha sukses dan pegawainya dengan mengusung slogan kalau kita tidak membayar pajak “Apa Kata Dunia”. Dalam iklan ini mencerminkan dan menjelaskan sedikit tentang manfaat pajak seperti untuk membiayai pembangunan jalan, system lalu-lintas, pendidikan, kesehatan bahkan untuk subsidi BBM yang tidak diketahui oleh sebagian masyarakat. Dilihat dari segi unsur iklan, secara video atau gambar memperlihatkan fungsi pajak untuk pembangunan jalan, sistem lalu-lintas ( traffic light , polisi ) , kesehatan ( posyandu ) , pendidikan ( siswa SD ) , subsidi BBM ( SPBU ). Audio menjelaskan bahwa pajak yang kita bayar memiliki banyak fungsi, selain


(21)

fungsi yang telah diperlihatkan dalam video, yaitu listrik. Talent dalam iklan ini sendiri ada dua orang pemeran utama, seorang pengusaha sukses beserta asistennya, selain itu juga terdapat beberapa talent figuran. Property yang digunakan sendiri hanya sebuah mobil mewah. Setting iklan pada pagi hari di dalam sebuah mobil yang sedang melaju di jalan raya menuju sebuah kantor. Dan iklan sosialisasi pajak ini memiliki sebuah slogan “Apa Kata Dunia?” . iklan diakhiri dengan sang pengusaha pun menandatangani sebuah kertas sambil berkata “sekarang aku mau bayar.” Dan diperkuat oleh tulisan “Lunasi Pajaknya, Awasi Penggunaannya”.

Bila kita mengamati iklan tersebut, terdapat beberapa unsur iklan, misalnya yang terdapat dalam iklan pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” dan “Lunasi Pajaknya, Awasi Penggunaannya” sebagai pacing atau akhir dari iklan tersebut. Dalam hal ini, Dirjen Pajak menghimbau setiap warga Negara harus mendaftarkan diri sebagai wajib pajak apabila telah memenuhi syarat-syarat seperti yang telah disinggung pada penjelasan sebelumnya mengenai slogan iklan pajak, yaitu “Apa Kata Dunia”. Slogan ini mempresentasikan bahwa jika seorang warga Negara tidak mendaftarkan diri sebagai wajib pajak seakan-akan dunia tidak bisa berkata apa-apa. Akan tetapi dalam iklan tersebut kurang dijelaskan mengenai mekanisme untuk menjadi wajib pajak, misalnya syarat-syaratnya atau bahkan alasan mengapa seseorang harus menjadi wajib pajak. Tiba-tiba saja di bagian akhir iklan (pacing) terdapat himbauan yang bertuliskan “Lunasi Pajaknya, Awasi Penggunaannya”. Hal inilah yang kemudian menjadi


(22)

pertanyaan besar, apakah iklan tersebut dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang wajib pajak.

Iklan pajak “Apa Kata Dunia” yang ditayangkan di televisi dengan versi yang berbeda – beda merupakan upaya dari DirJen pajak untuk sadar pajak. Karena selama ini masih banyak juga masyarakat yang sudah memenuhi syarat akan tetapi tidak mendaftarkan diri sebagai wajib pajak. Entah apa yang membuat mereka enggan untuk mendaftarkan diri sebagai wajib pajak. Apakah karena mereka malas atau mereka tidak terlalu mengerti dan memahami mengenai program wajib pajak.

Namun tidak sedikit pula yang menjadi wajib pajak karena pembagian NPWP ditempat mereka bekerja tanpa mengetahui kenapa mereka harus menjadi wajib pajak. Jangan sampai hal tersebut membuat wajib pajak hanya sekedar formalitas tahunan yang harus mereka lunasi.

Berkaitan dengan hal tersebut peneliti ingin meneliti tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan layanan masyarakat sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” yang waktu penayangannya berada pada prime time dengan durasi ± 34 detik. Hal itulah yang melandasi peneliti untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya terhadap iklan layanan masyarakat tersebut. Pada penelitian ini akan digunakan teori S-O-R (stimulus-organism-respon) yang dapat menjelaskan bagaimana terpaan acara televisi dapat menyebabkan respon


(23)

kognitif bagi masyarakatnya. Pada dasarnya hal ini berkaitan dengan fungsi media, khususnya media televisi sebagai penyedia informasi (to inform).

Obyek penelitian ini adalah masyarakat Surabaya, yakni masyarakat Surabaya yang sudah bekerja, baik itu mempunyai usaha sendiri atau pegawai di sebuah lembaga, perusahaan atau instansi lainnya. Karena wajib pajak pada dasarnya wajib secara hukum bagi warga Negara yang memenuhi syarat obyektif, meliputi tambahan kemampuan ekonomi yang diterima oleh setiap warga Negara. Tambahan tersebut bisa berupa gaji, tunjangan, upah, bonus, komisi, uang pensiun atau bahkan imbalan dalam bentuk lainnya.

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Surabaya. Surabaya merupakan ibu kota dari Jawa Timur dan bisa dikatakan pusat perekonomian wilayah Jawa Timur, dimana perputaran roda ekonomi lebih cepat dibandingkan daerah lainnya. Banyaknya perusahaan jasa atau barang membuat Surabaya menjadi salah satu tujuan setiap orang untuk mendapatkan pekerjaan demi tercapainya kehidupan ekonomi yang lebih mapan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka perumusan masalahnya adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya tentang Iklan wajib pajak “Apa Kata Dunia” di televisi ?


(24)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan wajib pajak “Apa Kata Dunia” di televisi.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Untuk meningkatkan wawasan mahasiswa dalam menerapkan teori S-O-R pada tayangan iklan di televisi. Selain itu juga sebagai referensi bagi penelitian atau kajian ilmu komunikasi.

2. Secara Praktis

Iklan layanan masyarakat mampu memberikan pengetahuan kepada masyarakatnya tentang pesan dalam iklan yang disampaikan melalui media televisi. Dan dapat mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” yang di tayangkan di televisi.


(25)

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Iklan

Iklan adalah suatu pesan yang berisi penawaran suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat untuk menarik minat masyarakat melalui suatu media. Iklan bertujuan untuk menarik minat konsumen untuk membeli produk yang di iklankan. Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (maketing mix). Sehingga secara ringkas, iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media serta tidak boleh menipu atau membohongi masyarakat iklan televisi, setidaknya mereka mencantumkan komposisi bahan, nama perusahaan yang memproduksi serta dimana mereka dapat membeli (Kasali, 1992:173). Selain itu, definisi iklan yang lain adalah berbagai macam pesan atau pemberitahuan kepada khalayak yang dipasang di media massa atau di tempat-tempat umum.

Iklan itu sendiri juga memiliki fungsi sebagai media bagi individu. Sebagaimana dinyatakan oleh Mc Quail (1994:72) tentang fungsi media bagi individu yaitu :


(26)

a. Informasi

Individu memperoleh informasi tentang peristiwa dan kondisi di sekitarnya yang berkaitan dengan lingkungan sekitar, masyarakat dan dunia.

b. Identitas

1. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. 2. Menemukan model-model perilaku.

3. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai dalam media. c. Integrasi dan Interaksi Sosial

Mengidentifikasikan diri dengan orang lain. d. Hiburan

1. Melepaskan diri dari permasalahan. 2. Memperoleh kenikmatan jiwa dan astetis. 3. Mengisi waktu.

Untuk dapat menarik perhatian, maka iklan haruslah menerapkan prinsip-prinsip VIPS, yang terdiri dari : visibilitas, artinya mudah dilihat atau atau mudah memikat atau mempengaruhi perhatian khalayak, Identitas pengiklan dan promise atau janji perusahaan kepada konsumen (Jefkins, 1997:15).

Adapun tujuan iklan umumnya mengandung misi komunikasi artinya suatu komunikasi yang harus dibayar untuk menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap, mengubah sikap khalayak, apabila terlebih dahulu mempengaruhi kognisi mereka.


(27)

Dari beberapa pendapat tersebut tampak bahwa iklan adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh pengiklan untuk mempengaruhi konsumen guna membeli suatu produk yang diiklankan. Iklan akan berhasil mempengaruhi atau membujuk konsumen apabila dikemas dengan sepersuasif mungkin sehingga konsumen bisa mengerti dan memahami isi pesan dari iklan itu sendiri dan pada akhirnya konsumen akan menentukan sikap.

2.1.2 Periklanan Dilihat Dari Aspek Komunikasi

“Komunikasi adalah proses pengoperan dan penerimaan lambang-lambang yang memiliki arti tertentu oleh seorang kepada orang lain”. Pengertian ini disempurnakan oleh Carl Hovland dengan tambahan kalimat “untuk mengubah tingkah laku orang lain”. (Effendy, 1981:41). Dan menurut Laswell komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui suatu media untuk menghasilkan efek.

Komunikasi dapat dilakukan secara langsung atau tatap muka (face to face), dan secara tidak langsung atau tidak tatap muka. Periklanan ialah bentuk komunikasi tidak langsung melalui perantara media berbentuk audio (dengar, visual (pandang), dan audio visual (dengr pandang).

Komunikasi berhasil jika lambang-lambang diartikan sama oleh pemberi dan penerima pesan. Periklanan adalah proses pengoperan lambang (verbal-visual), dari produsen kepada konsumen, agar konsumen mengubah tingkah lakunya sesuai keinginan produsen. Jika lambang yang dioperkan pengiklan


(28)

kepada konsumen tidak dapat diartikan sama seperti yang diinginkan produsen, maka periklanan tersebut tidak berhasil. Berikut ini gambar mengenai stuktur sistem komunikasi periklanan:

Langsung (Face Off)

Tak Langsung (NoFace Off)

PERIKLANAN Lewat Perantara Media

VISUAL (Pandangan) AUDIO

(Dengar)

AUDIO VISUAL (Dengar KOMUNIKASI

Sumber : Ebdi Sanyoto, Sadjiman, (2006) Metode Perancangan Komunikasi Visual Periklanan, hal 45.

Gambar. 2.1 Skema Stuktur Sistem Komunikasi Periklanan.

2.1.2.1 Periklanan Sebagai Komunikasi Persuasif

Periklanan sebagai sarana komunikasi antara produsen dan konsumen harus bersifat persuasif. Artinya bahwa periklanan bertujuan untuk membujuk atau merayu target audience dengan cara dan maksud yang baik, bukannya menipu. Karena sama saja bunuh diri apabila periklanan yang dikerjakan mengandung bujukan atau rayuan yang menipu


(29)

atau membohongi publik. Apabila situasi komunikasi dalam periklanan tercermin upaya untuk mengubah tingkah laku orang lain melalui penyampaian beberapa pesan, maka periklanan tersebut sudah bisa dikatakan memiliki sifat persuasif.

Beberapa kalangan ada yang menyebut komunikasi persuasive dengan istilah “komunisiasif”. Persuasi sesungguhnya merupakan kegiatan psikologis (kejiwaan). Persuasi adalah seni dan ilmu tentang penggunaan himbauan yang ekstra logis untuk menjamin keputusan (Austin S. Freeley).

Periklanan yang ditujukan atau dimaksudkan untuk mempengaruhi orang dan mengubah sikap perilaku seseorang berkaitan dengan pesan-pesan yang dibacanya dalam iklan, maka sudah seharusnya periklanan diselaraskan dengan tabiat atau watak seseorang, atau dengan kata lain periklanan harus disesuaikan kaidah-kaidah ilmu jiwa atau psikologi. Inilah maksud yang lebih jelas dari periklanan sebagai komunikasi persuasif. (Effendy, 1981:87)

2.1.2.2 Penerapan Aspek Psikologi Pada Periklanan

Sugesti, antara lain dapat digunakan melalui bakat manusia yang suka meniru, baik itu meniru bintang idola, tokoh masyarakat, cendekiawan, dokter, insinyur, dan lain-lain.

Perhatian, diusahakan agar memiliki pengaruh dan berlangsung lebih lama, mengingat perhatian orang sangat sempit dan terbatas. Menurut


(30)

penelitian, perhatian orang hanya terbatas pada 5 sampai 6 perasaan (5 kata jika ada gambar, atau 6 kata jika tidak ada gambar). Artinya kata-kata dalam periklanan terutama untuk judul (headline) jangan terlalu panjang agar dapat dibaca dan dimengerti dengan cepat serta mudah diingat.

Intelegensi atau kecerdasan, periklanan harus sedemikian mudahnya, sehingga setidaknya dapat dimengerti oleh anak-anak usia 13 tahun. Karena kecerdasan orang pada umumnya tidak melebihi anak usia 13 tahun. Kecerdasan terutama dipengaruhi pula oleh tingkat pendidikan.

Ulangan, sesuatu yang di ulang-ulang cenderung lebih tetanam pada jiwa manusia. Oleh karenanya, periklanan harus diulang-ulang, baik frekuensi maupun jumlahnya. Asosiasi, yaitu mengungkap pengalaman menarik yang dihubungkan dengan karakter produk, atau menumpangkan pada suatu obyaek yang sedang menarik perhatian orang. Integrasi, yaitu kemampuan menyatukan diri kepada komunikan, sehingga timbul perasaan senasib, misalnya pernyataan dengan kata “kita” (bukan “saya” atau “kami”).

Iming-iming, yaitu meng iming-iming hal yang menguntungkan atau memberi harapan-harapan yang baik. (Radjanudjum, Teknik Reklame dan Menggambar, hal 11)


(31)

2.1.2.3 Proses Komunikasi Visual Periklanan

Komunikasi adalah mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antar manusia. Dalam pengertian yang lebih sempit lagi, komunikasi adalah proses dimana komunikator (pemberi pesan) menyampaikan pesan kepada komunikan (penerima pesan). Sementara itu dalam pengertian yang lebih spesifik lagi pada periklanan, komunikasi adalah proses dimana produsen menyampaikan pesan kepada konsumen.

Bentuk komunikasi bisa bersifat langsung atau tatap muka (face to face) maupun tak langsung atau tidak tatap muka (non faca to face), yaitu melalui perantara media. Dengan adanya komunikasi tersebut tentu akan menghasilkan dampak yang mengindikasikan berhasil atau tidaknya suatu komunikasi periklanan. Dalam komunikasi periklanan visual, komunikasi yang dibangun merupakan komunikasi yang tidak langsung, dimana komunikasi terjadi melalui perantara media visual (kasat mata). Periklanan adalah keseluruhan proses kegiatan perencanaan dan pelaksanaan untuk mengkomunikasikan suatu produk, barang, jasa, atau ide, melalui semua media komunikasi , baik media komunikasi massa cetak, elektronik, media komunikasi luar ruang (outdoor), media komunikasi direc mail, maupun media komunikasi lain. Periklanan juga dapat diartikan sebagai proses pengoperan lambing (verbal-visual), dari produsen kepada konsumen, agar konsumen mengubah tingkah lakunya sesuai keinginan produsen. Sedangkan iklan adalah salah satu bentuk media komunikasi melalui media komunikasi yang bersifat massa, yaitu media komunikasi massa cetak dan elektronik.


(32)

s

PEMBERI PESAN PEMBAWA

PESAN PENERIMA PESAN MEDIA Wajah KOMUNIKASI KONSUMEN KOMUNIKATOR PRODUSEN D A M P A K Pesan MEDIA (ALAT/WADAH) PESAN (ISI) WAJAH (RUPA)

Alat Pembawah Pesan

Karakteristik

MEDIA KOM VIS 1. PRESS ADD 2. OUT DOOR 3. DIRECT MAIL 4. CORPORATE

IDENTITY 5. SIGN SYSTEM 6. VISUAL

MERCHANDISE 7. EDUTORIAL

DESIGN 8. WEBSITE 9. DAN LAIN-LAIN

Alat Menarik Perhatian

Arstiktik PRINSIP – PRINSIP DASAR TATA DESIGN

1. EMPHASIS 2. MOVEMENT 3. WHITE SPACE 4. BALANCE 5. UNITY 6. CLARITY 7. SIMPLICITY 8. PROPORATION TAHAPAN TATA DESIGN 1. IDEA LAYOUT 2. ROUGHT LAYOUT 3. COMPREHENNSIVE LAYOUT Alat Mempengaruhi Kalayak Komunikatif Persuasif RUMUS AIDA A =ATTENTION I =INTEREST D =DESIRE A =ACTION

PROSES KREATIF A. ISI PESAN

B. BENTUK PESAN

PESAN PESAN VERBAL VISUAL DASAR

PEMILIHAN 1.MEDIA HABIT 2.EFEKTIFITAS

MEDIA

3.EFISIENSI BIAYA (BIAYA RELATIF)

PROGRAM KREATIF 1. COPY WRITING

2. ART DIRECTING DESIGN FINAL

Sumber : Ebdi Sanyoto, Sadjiman, (2006). Metode Perancangan Komunikasi Visual Periklanan, hal 27)


(33)

Media (komunikasi visual periklanan) di dalamnya berisi pesan dan di luarnya memiliki wajah atau rupa. Semua media komunikasi periklanan memiliki tiga aspek, yaitu aspek media, aspek pesan, dan aspek wajah atau rupa, yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi yang berbeda. Aspek media merupakan alat atau sarana untuk menjangkau, mendekati, dan mencari target audience. Aspek pesan merupakan alat untuk mempengaruhi atau membujuk target audience untuk melakukan tindakan tertentu. Sedangkan aspek wajah atau rupa merupakan alat untuk menarik perhatian target audience. Berikut penjelasan dari aspek-aspek.

a). Proses Media

Media adalah sarana atau alat untuk menjangkau target audience. Media komunikasi visual periklanan memiliki berbagai macam jenis dan bentuk, diantaranya press ad, outdoor, direct mail, corporate identity, sign system, visual merchandising, website, dan lain-lain dengan karakteristik yang berbeda. Dalam mengkomunikasikan suatu produk perlu adanya pemilihan suatu media dengan berdasarkan pada:

1 Media Habit, yaitu media menjadi kebiasaan target audience dalam membaca, melihat, dan mendengarkan media.

2 Efektivitas media, yaitu media yang cocok untuk mengiklankan produk atas dasar karakteristik media.

3 Biaya relative, (efisiensi biaya), yaitu media yang biayanya paling kecil, tetapi aspek komunikasinya tetap terpenuhi.


(34)

b). Proses Pesan

Pesan (message) adalah alat untuk mempengaruhi target audience. Sebagai alat untuk mempengaruhi, pesan harus bersifat komunikatif persuasif, artinya harus dapat dan mudah dimengerti serta mampu mempengaruhi dan membujuk target audience agar bertindak (action) sesuai keinginan pesan (pemberi pesan).

Agar diperoleh pesan yang komunikatif persuasive, pesan harus diolah sesuai dengan proses AIDA/AIDCA. Pesan harus menimbulkan perhatian (attention), pesan harus menimbulkan ketertarikan (interst), pesan harus membangkitkan keinginan (desire) untuk memiliki, pesan harus dapat meyakinkan (confidence), dan akhirnya pesan harus menimbulkan tindakan (action) dari target audience untuk membeli produk.

Pesan iklan harus merupakan ide-ide atau gagasan-gagasan baru, harus lain dari yang pernah ada dan lebih baik dari yang sebelumnya, sehingga pesan tersebut betul-betul kreatif sebagai sesuatu hasil kerja yang memiliki nilai-nilai kebaruan. Oleh karena itu, perlu diadakan perencanaan kreatif untuk menetapkan strategi kreatif sebagai langkah untuk menetapkan bentuk kreatif.

Kerja kreatif ini dimulai dari menetapkan isi pesan dan bentuk pesan, kemudian menetapkan bentuk pesan verbal dan bentuk pesan visual. Dari pesan verbal dan pesan visual ini kemudian deprogram ke dalam


(35)

penulisan teks (copy writing), dan pengarahan visual (art directing). Bentuk penulisan teks dan pengarahan visual ini merupakan unsur –unsur dari deskomvis periklanan yang akan disusun kedalam tata visual desain. Untuk selanjutnya mengenai kerja kreatif ini akan dijelaskan lebih lanjut pada pembahasan berikutnya.

c). Proses Perwajahan/Perupaan

Proses perwajahan adalah proses tata visual desain periklanan untuk memperoleh susunan desain periklanan artistik komunikatif, yang bernilai seni, dengan ide baru yang mudah dicerna, dapat menarik perhatian dan menyenagkan target audience.

Proses terjadinya, yaitu dengan menyusun unsur-unsur desain komunikasi periklanan berupa penulisan teks dan pengarahan visual atau seni (copy writing & art directing), sebai hasil konsep kreatif dengan metode tata desain berupa prinsip-prinsip dasar tata desain. Untuk mendapatkan desain yang betul-betul artistic, pengolahan desain perlumelewati tahapan layout gagasan (idea layout), layout kasar (rough layout), dan layout lengkap (comprehensive layout). Dengan melewati pertahapan ini akan diperoleh desain final yang memiliki nilai seni.

2.1.3 Jenis-Jenis Iklan

Jenis-jenis iklan menurut Liliweri (1992:31-32) terdiri dari atas 2 jenis yaitu iklan sadar dan iklan layanan masyarakat :


(36)

1. Iklan Standar yaitu iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang atau jasa pelayanan untuk konsumen melalui media yang bertujuan merangsang motif dan minat para pembeli atau pemakai. 2. Iklan Layanan Masyarakat merupakan iklan yang dikeluarkan pemerintah

secara khusus untuk menyukseskan program pemerintah pada periode waktu tertentu.

Jenis iklan yang diamati dalam penelitian termasuk dalam iklan layanan masyarakat terutama iklan untuk konsumen dengan sasaran psikografis (gaya hidup, motif, sikap terhadap produk tertentu) dan demografis (usia, pekerjaan) (Liliweri, 1992:36). Terutama iklan untuk masyarakat mengenai Sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia”.

2.1.4 Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat adalah pesan yang disampaikan oleh pemerintah yang berisikan anjuran, ajakan atau informasi lain yang bukan bauran pemasaran. Isi pesannya terdiri dari : slogan iklan, tindakan yang dilakukan oleh model, segmentasi pasar, alat-alat peraga yang digunakan, setting, informasi yang disampaikan, logo iklan dan jumlah model. Iklan layanan masyarakat ini umumnya untuk menyukseskan program pemerintah yang berkaitan dengan kepentingan bersama antara masyarakat dan pemerintah.


(37)

2.1.5 Televisi Sebagai Media Periklanan

Televisi sebagai media massa, merupakan media dari jaringan komunikasi yang berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, mempunyai pesan bersifat umum atau luas, sasarannya menimbulkan keserempakan serta komunikasinya bersifat heterogen. Kelebihan televisi yaitu bersifat audio visual, artinya dapat dilihat dan didengarkan (Effendy, 1991:24). Sedangkan siaran televisi adalah siaran-siaran dalam bentuk suara dan gambar yang dapat ditangkap oleh umum baik dengan sistem pemancaran dalam elektromagnetik maupun kabel-kabel. (Wahyudi, 2003:13)

Sebagai media elektronik, televisi mempunyai daya tarik yang kuat dengan adanya hubungan visual dan audio, sehingga mampu memberikan informasi dan hiburan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan khalayak. Gambar yang berasal dari televisi adalah gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada khalayak. Suara yang dihasilkan berguna untuk mendukung gambar yang disajikan seperti unsur-unsur kata, musik dan sound effect, sehingga akan terlihat semakin hidup dan sesuai dengan kenyataannya. (Effendy, 1991:26)

Sedangkan menurut Lowe (2003:16), televisi merupakan media periklanan yang efektif, karena mempunyai kelebihan-kelebihan dalam periklanan, antara lain:

a. Lebih dapat menarik perhatian


(38)

c. Dapat memilih waktu dalam penampilan iklan

d. Dapat menempatkan iklan pada program siaran yang dikehendaki

Televisi merupakan media yang paling disukai oleh para pemasang iklan. Hal tersebut disebabkan keistimewaan televisi yang mempunyai unsur audio dan visual, sehingga para pengiklan percaya bahwa televisi mampu menambah daya tarik iklan dibanding media massa lainnya. Televisi juga diyakini sangat berpotensi mengingatkan khalayak terhadap pesan yang disampaikan. Hal ini pula yang menyebabkan nilai belanja iklan di televisi semakin lama semakin meningkat. (Kasali, 1992:172)

Bukti keefektifan televisi sebagai media beriklan disebabkan oleh beberapa kekuatan yang dimiliki media televisi, sebagaimana dinyatakan oleh Kasali (1992:121), sebagai berikut:

a). Efisiensi Biaya

Banyak para pemasang iklan memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk penyampaian pesan-pesan komersial atau non komersial. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur. Televisi tidak hanya menjangkau khalayak sasaran yang dapat dicapai oleh media lainnya, tetapi juga khalayak yang tidak terjangkau oleh media cetak.


(39)

b). Dampak Yang Kuat

Keunggulan lainnya adalah kemampuan menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen atau penonton, dengan tekanan pada dua indera sekaligus, yaitu penglihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor. c). Pengaruh Yang Kuat

Televisi mempunyai pengaruh yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Sebagian besar masyarakat meluangkan waktunya di depan televisi, sebagai sumber berita, hiburan dan sasaran pendidikan. Sebagian calon pembeli lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada yang tidak sama sekali, sebab hal itu merupakan cerminan bonafiditas pengiklan.

Dari beberapa pendapat di atas tampak bahwa televisi merupakan media komunikasi iklan yang efektif dan efisien. Hal ini bisa dilihat dari beberapa faktor misalnya efisiensi biaya, dampak yang dihasilkan dari iklan sangat kuat dan juga pengaruh yang dihasilkan dari media televisi juga sangat kuat. Hal ini yang membuat para pengiklan berbondong-bondong menggunakan televisi sebagai sarana periklanan, dan juga perkembangan teknologi yang sangat cepat membuat iklan lewat media televise lebih mrnarik.


(40)

2.1.6 Unsur-Unsur Iklan di Televisi

Berdasarkan Jean Merrie Boursicat, seorang kolektor film dalam iklan menyebutkan bahwa iklan yang baik harus menyampaikan pesan dan identitas produk yang kuat. Itu bisa dibangun lewat ide cerita, visualisasi gambar, atau jingle yang menarik (Kompas, 9 Oktober 2002). Sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat dicerna atau dimengerti serta dapat membentuk image positif pada masyarakat.

Teknik visualisasi adalah salah satu bagian dari unsur iklan, yang merupakan teknik-teknik pekerjaan yang dipadukan sedemikian rupa denganmerekayasa gambar atau produk yang igin ditampilkan secara audio visual menjadi sebuah karya seni yang dapat mempengaruhi khalayak. Sehingga gambar dapat menarik perhatian khalayak atau masyarakat.

Unsur-unsur iklan yang dimaksud adalah bagian-bagian dalam iklan yang ditayangkan di televisi, menurut Wells, Burnett, dan Moriarty (1989:391-394) terdiri dari :

1. Video. Video mengandung rangkaian adegan yang berupa gerakan, kata-kata yang menceritakan tentang produk perusahaan. Video berperan penting untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang seluk-beluk produk perusahaan. Penampilan gambar berwarna serta gesture pemeran iklan, merupakan stimulus yang merangsang perhatian khalayak dalam menerima kehadiran sebuah obyek dan diharapkan khalayak akan lebih mudah menerima dan mempersepsikan makna yang disampaikan.


(41)

2. Audio. Iklan di televisi merupakan media audio visual sehingga elemen audio menjadi penting. Pada dasarnya unsur audio (musik dan voice) pada iklan televisi sama dengan yang ada di radio, seorang model iklan menyampaikan pesan secara langsung kepada khalayak melalui dialog yang terekam dalam kamera.

3. Talent. Iklan audio visual di televisi selain menggunakan kata-kata juga menggunakan cerita atau gambar agar menarik. Untuk iklan di televisi membutuhkan orang untuk memerankan adegan dalam iklan yang menggunakan manfaat, cara kerja, kehebatan dan lainnya dari produk agar konsumen mendapati informasi cukup.

4. Props. Alat peraga adalah peralatan – peralatan lain yang digunakan untuk mendukung pengiklan sebuah produk. Fungsi alat peraga ini harus merefleksikan karakter, kegunaan dan keunggulan produk seperti : logo, kemasan, dan cara penggunaan terhadap produk tersebut.

5. Setting. Dalam iklan di televisi memerlukan tempat untuk pengambilan adegan. Pemilihan tempat harus sesuai dengan jalannya cerita sehingga iklan menarik.

6. Lighting. Pencahayaan dalam iklan haruslah tepat untuk membuat iklan dapat menarik untuk dilihat. Selain itu penggunaan kombinasi harus baik untuk menarik konsumen akan iklan suatu produk.

7. Slogan. Kalimat atau kata – kata yang menunjukkan identitas suatu produk, organisasi, perusahaan.


(42)

8. Jinggle. Musik atau lagu – lagu singkat yang terdapat dalam iklan.

9. Pacing. Setiap konsumen memiliki daya tangkap yang berbeda, karena itu, pengiklan harus merancang iklannya sedemikian rupa agar iklan itu mudah dimengerti dan ditangkap dengan baik oleh konsumen. Pacing adalah bagian keseluruhan pengakhiran pesan atau dengan kata lain hasil eksekusi iklan.

2.1.7 Isi Pesan Iklan Wajib Pajak “Apa Kata Dunia”

Secara periodik umumnya iklan terdiri atas dua jenis yaitu : iklan layanan masyarakat dan iklan standart (Liliweri, 1992:36)

“Iklan layanan masyarakat adalah jenis iklan yang bersifat non profit, jadi iklan ini tidak mencari keuntungan akibat dari pemasangannya kepada khalayak. Sedangkan iklan standart adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan memperkenalkan barang, jasa pelayanan untuk konsumen melalui sebuah media.”

Iklan layanan masyarakat memiliki definisi menurut Liliweri (1992:32) disebutkan jenis iklan yang bersifat non profit yang tidak mencari keuntungan akibat pemasangan. Iklan layanan masyarakat tentang sosialisasi wajib pajak “Apa Kata Dunia” bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai wajib pajak bagi setiap warga Negara Indonesia.

Iklan layanan masyarakat tentang wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” yang disiarkan di televisi memberikan informasi kepada masyarakat, meliputi isi pesan iklan mengenai pentingnya mendaftarkan diri sebagai wajib pajak. Dengan slogan “Apa Kata Dunia” yang mencerminkan bahwa dunia


(43)

tidak bisa berkata – kata apabila kita tidak mendaftarkan diri sebagai wajib pajak. Memang dalam iklan tersebut tidak dijelaskan syarat-syarat dalam membayar pajak serta mekanisme dari pendaftaran wajib pajak. Tapi setidaknya pemerintah berusaha untuk membujuk masyarakat mendaftarkan sebagai wajib pajak karena kesadarannya pasca menonton iklan tersebut.

Setiap warga Negara yang memenuhi syarat wajib secara hukum untuk mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak. Pajak yang dibayarkan digunakan untuk membiayai pembangunan jalan, jembatan, sekolah, kesehatan, keamanan, subsidi dan fasilitas public lainnya di seluruh Indonesia. (www.pajak.go.id)

Dengan demikian iklan layanan masyarakat bisa muncul sewaktu-waktu tanpa melihat adanya masyarakat (khalayak) tertentu yang harus menyaksikan iklan layanan masyarakat tersebut. Dengan munculnya iklan layanan masyarakat di televisi saat ini, menurut Kuswandi (1996:124) terdapat tiga hal pokok yang dapat kita lihat, yakni dapat menggugah kesadaran masyarakat untuk berbuat sesuatu, isi pesannya bersifat umum. Dari pengertian diatas, maka iklan layanan masyarakat tentang sosialisasi wajib pajak yang disampaikan oleh pemerintah ini dapat menggugah kesadaran masyarakat yang telah melihat iklan tersebut. Hal ini dilakukan untuk menghimbau masyarakat luas agar segera mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak.


(44)

2.1.8 Wajib Pajak

Pengertian pajak menurut UU no. 28 tahun 2007 adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat. Di Indonesia setiap warga Negara wajib mendaftarkan diri dan mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak.

Jenis wajib pajak, yaitu wajib pajak orang pribadi, wajib pajak badan, wajib pajak bendaharawan dan wajib pajak patuh. Wajib pajak pribadi, wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu. Sedangkan pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha pedagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.

Kemudian wajib pajak badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya. Badan usaha milik Negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pension, persekutuan,


(45)

perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi social politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya termasuk reksadana. Dalam pengertian perkumpulan termasuk pulsa asosiasi, persatuan, perhimpunan, atau ikatan dari pihak – pihak yang mempunyai kepentingan yang sama. (www.pajak.go.id)

2.2 Masyarakat Televisi

Setiap proses komunikasi selalu ditujukan kepada pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Menurut Nasution (1993:20) dalam komunikasi sosiologi, komunikasi massa, penerima adalah mereka yang menjadi khalayak dari media massa yang bersangkutan, di mana khalayak tersebut di atas bersifat luas, heterogen dan anonim.

Sifat khalayak yang demikian menyulitkan pihak komunikator dalam menyebarkan pesannya dalam media massa, sebab setiap individu dari khalayak ialah dengan mengelompokkan mereka menurut jenis tertentu, misalnya jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, pendidikan, hobi dan lain-lain (Effendy, 1993:20).

Berdasarkan pengelompokan tersebut, maka sejumlah acara diperuntukkan kelompok tertentu sebagai sasaran (target group), disamping khalayak keseluruhan sebagai sasarannya atau khalayak sasaran (target audience). (Effendy, 1993:20)

Selain itu terdapat bagian lain mengenai tipe khalayak yaitu general public audience, yang merupakan khalayak yang sangat luas dan spesializet audience yang terbentuk dari beberapa macam kepentingan yang sama sehingga lebih homogen


(46)

(paling tidak dalam satu aspek tertentu). Demikian juga khalayak sasaran dari iklan sosialisasi wajib pajak di televisi adalah masyarakat yang sudah mempunyai pekerjaan dan pernah menonton iklan sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di televisi.

Masyarakat sebagai obyek acara televisi memang terkadang aktif dalam artian selalu memberikan reaksi tayangan acara televisi jelas menentukan seberapa jauh media televisi itu mempunyai dampak yang menyentuh aspek kepribadian secara emosional, intelektual, maupun sosial. Setiap proses komunikasi selalu ditunjukkan kepada pihak tertentu sebagai penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator.

Penerima adalah mereka yang menjadi masyarakat dari media massa yang bersangkutan dimana masyarakat televisi tersebut bersifat luas, heterogen, dan anonim (Nasution, 1993:20) dalam sosiologi komunikasi massa.

Sifat khalayak yang demikian menyulitkan pihak komunikator dalam menyebarkan pesannya pada media messa , sebab setiap individu dari khalayak ialah dengan mengelompokkan mereka menurut jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama pendidikan (Effendy, 2000:20). Terlebih selama menyaksikan televisi orang dapat melakukan berbagai jenis kegiatan sambil tetap menonton televisi. Selain itu juga yang paling penting adalah masyarakat akan mendapatkan pengetahuan yang luas terhadap sesuatu yang disajikan oleh televisi.


(47)

2.3 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Televisi

Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu misalnya derajat, kelas, taraf, pendidikan dan pengetahuan. Tingkat pada tingkat pengetahuan disini adalah variabel. Pengetahuan adalah konsep yang merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi dari efek komunikasi massa, yang diklasifikasikan kedalam efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi oleh khalayak (Rahmat, 2004:219). Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan atau informasi (Rahmat, 2004:219). Efek kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran sehingga khalayak yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak mengerti menjadi mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. (Effendy, 2003:218)

Sedangkan dalam kamus umum Bahasa Indonesia (Poerwodarminto, 1982:214) pengetahuan berasal dari kata “tahu” dimana arti pengetahuan itu sendiri adalah segala apa yang diketahui atau akan diketahui yang berkenaan dengan sesuatu hal. Definisi tingkat pengetahuan mengacu pada apakah seseorang cukup intens mengetahui informasi dari suatu isu tertentu, sehingga ia dapat secara jelas menindak lanjuti informasi yang telah diketahuinya. (Eriyanto, 1999:238)

Pada penelitian ini tingkat pengetahuan yang ingin dilihat adalah sejauh mana komunikan menerima dan memahami pesan dari komunikator dapat di tangkap melalui panca indera tentang sebuah iklan yang di ungkapkan melalui penggunaan kata-kata.


(48)

Manusia bersifat ingin mengetahui dan mengenal segala sesuatu melalui akal pikirannya. Sehingga akal pikiran terus berkembang mencari sesuatu yang ingin diketahuinya melalui proses berpikir. Menurut Suriasumantri (1998) pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu dan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung maupun tidak langsung turut memperkaya kehidupan. Sedangkan menurut Poerwadarminto (1997) pengetahuan merupakan segenap hal yang diketahui oleh manusia mengenai berbagai hal yang berada didalam lingkup kehidupannya.

Proses memperoleh pengetahuan yang paling nyata adalah melalui pendidikan atau belajar disekolah. Seperti yang dikemukakan oleh Kartono (1990), bahwa pendidikan apapun adalah proses yang dipakai individu untuk memperoleh pengetahuan atau wawasan serta mengembangkan sikap dan ketrampilan.

Salah satu sumber pengetahuan adalah bentuk informasi yang di dapat, diperoleh secara formal maupun informal. Seseorang dapat memperluas pengetahuan dan mencari cara mendapat informasi sebanyak mungkin. Informasi merupakan faktor penting dalam proses mendapat pengetahuan. Pentingnya informasi itu dijelaskan oleh Toffler (dalam Harmoko, 2006), bahwa informasi dapat merupakan salah satu pengetahuan terpenting dalam masyarakat. Informasi dapat menyajikan fakta, mengembangkan perasaan, membentuk dan menentukan arah yang kesemuanya apabila disebar dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Dengan demikian pengetahuan dapat mempengaruhi sikap individu terhadap suatu obyek tertentu dan factor terpenting dalam kehidupan individu.


(49)

Dari beberapa pendapat diatas tampak bahwa pengetahuan adalah merupakan segenap hal yang diketahui oleh manusia mengenai berbagai hal yang berada dalam lingkup kehidupannya dan merupakan informasi yang kemudian dapat ditindak lanjuti dalam bentuk sikap terhadap suatu obyek.

Jadi pada penelitian ini individu memberikan pernyataan secara verbal mengenai sebuah iklan, atau dengan kata lain yang ingin dilihat peneliti dari subyek penelitian adalah melalui total skor dari seluruh jawaban secara verbal dari pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner mengenai sebuah iklan layanan masyarakat sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di televisi.

Ditinjau dari sifat dan cara penerapannya, dalam setiap pengetahuan mengenai informasi factual yang pada umumnya bersifat statis menginformasikan dan dapat dijelaskan secara lisan dan verbal. Isi pengetahuan ini berupa konsep atau fakta yang dapat ditransmisikan kepada orang lain melalui ekspresi tulisan atau lisan.

Tingkat pengetahuan disini merupakan proses pemanggil kembali ingatan individu tentang apa yang dilihatnya dalam iklan. Tingkat dalam tingkat pengetahuan disini adalah variabel, pengetahuan adalah konsep yang merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi bila ada perubahan pada apa yang ia ketahui, dipahami atau dipersepsi oleh khalayak serta juga terkait dengan pentransmisian pengetahuan (Rakhmat, 1999:219).

Definisi pengetahuan mengacu kepada pengetahuan diperoleh melalui kenyataan dan fakta dengan melihat dan mendengarkan sendiri melalui alat-alat


(50)

komunikasi seperti surat kabar, mendengarkan radio, dan melihat film atau televise dan sebagainya (Soekanto, 1990:10). Pada penelitian ini melihat sejauh mana komunikan menerima, mamahami dan mengingat isi pesan iklan layanan masyarakat Sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di televisi, yang ditangkap oleh panca indera.

Menurut Moekijat (1993:137), penggunaan kata-kata baik tertulis maupun lisan disebut sebagai verbal. Jadi pengukuran subyek penelitian adalah skor pernyataan verbal mengenai unsur-unsur iklan yang terdapat dalam iklan layanan masyarakat Sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di televisi. Indicator untuk tingkat pengetahuan adalah melalui kualitas jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner, dimana nantinya jawaban responden tersebut diberikan skor sehingga dapat diketahui tinggi, sedang dan rendahnya tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah sejauh mana masyarakat Surabaya menerima, memahami dan mengingat isi pesan iklan layanan masyarakat Sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di televisi yang di ukur melalui skor jawaban yang diberikan oleh masyarakat di wilayah Surabaya.

2.4 Teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respons)

Teori S-O-R ini semula berasal dari kajian psikologi, namun kemudian menjadi teori komunikasi karena obyek materialnya sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.


(51)

Unsur-unsur yang terdapat dalam teori ini adalah stimulus (pesan), organisme (komunikan), respon (efek). (Effendy, 2003: 254)

Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organisme-Respons. Stimulus sendiri berarti pesan di antara dua unsur komunikasi yaitu komunikator dan komunikan. Komunikator memberikan pesan berupa, tanda, lambang, dan gambar kepada komunikan. Organisme berarti diri komunikan sebagai penerima tanda, lambang, maupun gambar. Kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan memahami pesan yang disampaikan. Selanjutnya Respon diartikan efek sebagai akhir dalam proses komunikasi. Keberhasilan dalam proses komunikasi adalah menimbulkan perubahan konatif, afektif dan kognitif pada diri komunikan.

Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengarahkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu, teori ini menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari komunikasi (McQuail, 2004: 234). Dampak atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu. (Sendjaja, 1999: 71)

Unsur-unsur dalam model ini adalah:

a. Pesan (Stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa tanda dan lambing.

b. Komunikan (Organism), merupakan keadaan komunikan disaat menerima pesan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator diterima, sebagai informasi,


(52)

dan komunikan akan memperlihatkan informasi yang disampaikan komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan setiap pesan yang disampaikan melalui tanda dan lambang. Selanjutnya, komunikan mencoba untuk mengartikan dan memahami setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator.

c. Efek (Respon), merupakan dampak dari komunikasi. Efek dari komunikasi adalah perubahan sikap, yaitu sikap efektif, kognitif dan konatif. Efek kognitif merupakan efek yang ditimbulkan setelah adanya komunikasi. Efek kognitif berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan bagi komunikan. (Effendy, 2003: 354)

Teori ini dapat dijelaskan melalui gambar 2.3, sebagai berikut :

 Pengertian

 Penerimaan Organism:

 Perhatian Response

(Perubahan Sikap) Stimulus

Gambar 2.3. Bagan teori S-O-R

Gambar diatas menunjukkan bahwa stimulus adalah suatu pesan yang disampaikan kepada komunikan, mungkin dapat diterima atau ditolak. Apabila komunikan menerima pesan tersebut, maka ia akan memperhatikan pesan tersebut menjadi bahan informasi. Proses selanjutnya komunikan mengerti pesan tersebut.


(53)

Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya, yaitu kesediaan untuk mengubah sikap. (Effendy, 2003: 256)

Secara umum akibat atau hasil komunikasi mencakup tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan konatif (McQuail, 2004: 225). Tetapi dalam penelitian ini yang ingin diketahui hanya efek kognitifnya saja. Efek kognitif berhubungan dengan pengetahuan, yang melibatkan proses berpikir, memecahkan masalah, dan dasar kepuasan (Gilmer, 1970: 326). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan muncul dari adanya proses berpikir dan pemahaman individu terhadap suatu obyek, dengan adanya proses tersebut maka menimbulkan kesadaran individu terhadap obyek tersebut (Gilmer, 1970: 328). Misalnya saja, ketika individu melihat sebuah menara tinggi, maka ia akan berpikir dan mencoba memberi makna. Proses berpikir tersebut menunjukkan kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti obyek dan peristiwa. Pada tahapan ini individu akan membuka memorinya, sesuai dengan pengalamannya terhadap obyek, lalu ia member makna pada menara tersebut dengan nama Eiffel Tower. Pada tahap ini, ia sadar terhadap obyek yang dihadapinya tersebut. Dan pada tahap akhir, ia menyimpan kedalam ingatannya dan dijadikan pengetahuan (Gilmer, 1970: 329). Dalam penelitian ini, peneliti hanya melihat perubahan efek kognitifnya saja. Hal ini dikarenakan media massa lebih besar memberikan pengaruh pada kognisi khalayak. (McQuail, 2004: 81)


(54)

2.5 Kerangka Berpikir

Televisi merupakan salah satu media elektronik yang dapat menyampaikan informasi kepada khalayak atau masyarakat secara luas. Hal tersebut disebabkan keistimewaan televisi yang mempunyai unsur audio dan visual, sehingga mampu memenuhi segala macam tujuan komunikasi, yakni memiliki jangkauan dan dapat menghadirkan obyek yang amat kecil atau besar, selain itu dapat menyebarkan informasi secara serentak dengan cepat, dapat dikatakan “meniadakan” perbedaan jarak dan waktu sehingga televisi disukai oleh para pengiklan termasuk iklan layanan masyarakat.

Iklan layanan masyarakat yang berupa pesan, informasi dan berita seputar bimbingan atau ajakan dari pemerintah yang ditujukan kepada masyarakat yang dibuat sedemikian rupa agar memiliki daya tarik tertentu dalam menarik perhatian khalayaknya. Dengan adanya terpaan iklan layanan masyarakat dan diharapkan khalayak dapat mengerti isi pesan yang disampaikan oleh pengiklan dalam hal ini pemerintah. Iklan layanan masyarakat yang dimaksud adalah iklan layanan masyarakat tentang sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di televisi.

Tahapan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap iklan sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia”, setelah mendapatkan stimulus dari komunikator adalah melalui tahapan penerimaan, perhatian dan pengertian. Dan tentunya juga dipengaruhi oleh unsure – unsure yang terdapat pada iklan itu sendiri, misalnya setting, talent, slogan, property dan sebagainya. Untuk kemudian direspon


(55)

sebagai hasil dari proses komunikasi. Respon itulah yang nantinya mnimbulkan efek kognitif, sehingga dari stimulus atau pesan dalam ini terpaan iklan layanan masyarakat mengenai sosialisasi wajib pajak tersebut yang terus menerus disampaiakan oleh komunikator membuat komunikan atau khalayak menjadi lebih mengerti dan mengetahui isi pesan tayangan iklan layanan masyarakat tersebut.

Efek kognitif yang muncul dari penyebaran informasi melalui media massa ada, apabila terdapat perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan dipersepsikan masyarakat Surabaya. Pengetahuan yang terkandung dalam iklan layanan masyarakat tentang sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” isi pesannya adalah ajakan kepada masyarakat untuk mendaftar diri sebagai wajib pajak. Dalam hal ini peneliti berusaha melihat tingkat pengetahuan pada masyarakat di Surabaya tentang isi pesan iklan layanan masyrakat sosialisasi tersebut. Tingkat pengetahuan yang ingin dilihat peneliti adalah mengacu kepada apakah seseorang cukup intens mengetahui informasi dari suatu masalah tertentu, sehingga ia dapat secara jelas mengambil sikap terhadap masalah tersebut (Eriyanto, 1999: 239).

Oleh karena itu dalam penelitian tingkat pengetahuan ini menggunakan teori S-O-R. Dimana stimulus adalah iklan layanan masyarakat sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” kepada khalayak sebagai komunikan. Khalayak akan memperhatikan bila dalam iklan tersebut ada stimulus yang menonjol. Apabila pesan itu dimengerti, maka selanjutnya pesan itu akan diterima. Kemudian timbullah efek dari stimulus tersebut. Stimulus itu antara lain adalah kognitif,


(56)

afektif, dan konatif. Tetapi dalam penelitian ini hanya melihat efek kognitifnya saja. Dalam penelitian ini, peneliti hanya melihat perubahan efek kognitifnya saja. Hal ini didasarkan karena media massa lebih besar dan dirasa lebih dapat memberikan pengaruh pada kognisi atau pengetahuan khalayak (McQuail, 2004: 81). Maka dapat ditarik suatu indikator penelitian dalam tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan layanan masyarakat sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di televisi, yaitu isi dari iklan itu sendiri serta unsur – unsur iklan yang mempengaruhinya. Untuk lebih jelasnya, dapat diterangkan melalui bagan berikut ini :

Stimulus yang berupa

iklan layanan masyarakat wajib pajak

“Apa Kata Dunia” di televisi : isi pesan yang dipengaruhi unsur-unsur iklan tentang

ajakan kepada masyarakat untuk menjadi wajib pajak

Masyarakat di Surabaya - Perhatian - Pengertian - Penerimaan Tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan layanan masyarakat sosialisasi wajib pajak “Apa Kata Dunia” di televisi:

a. Tinggi b. Sedang c. Rendah

Gambar 2.4.

Bagan kerangka berpikir tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi iklan layanan masyarakat sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata

Dunia” di televisi

Masyarakat Surabaya yang melihat tayangan iklan sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” akan memperhatikan, mencoba mengerti dan


(57)

dapat menerima isi pesan iklan tersebut, yang pada akhirnya muncul respon. Hal ini membuktikan bahwa tayangan iklan sosialisasi wajib Pajak tersebut dapat menciptakan tingkat pengetahuan bagi masyarakat Surabaya yang melihat tayangan iklan itu sendiri.


(58)

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan indikator-indikator dari variabel penelitian. Pada penelitian tingkat pengetahuan masyarakat televisi di Surabaya tentang iklan layanan masyarakat “Apa Kata Dunia” menggunakan metode deskriptif yang bertujuan menggambarkan atau mendeskriptifkan dengan tujuan melukiskan secara sistematis fakta dan karakteristik populasi secara faktual dan cermat (Rakhmat, 1999:22).

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan tingkat pengetahuan masyarakat di Surabaya tentang iklan layanan masyarakat sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di televisi.

3.1.1 Iklan.

Iklan adalah suatu pesan yang berisi ajakan, anjuran ataupun penawaran suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat untuk menarik minat masyarakat melalui suatu media. Media yang digunakan untuk tayangan iklan layanan masyarakat tentang sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” adalah televisi.


(59)

3.1.2 Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Iklan Layanan Masyarakat sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di Televisi.

Penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya yang yang sudah mempunyai pekerjaan tentang iklan layanan masyarakat sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di televisi. Untuk dapat lebih mudah mengukurnya, maka dapat dioperasionalkan sebagai berikut:

Tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya yang sudah mempunyai pekerjaan, karena apabila mempunyai pekerjaan sudah tentu mempunyai penghasilan pekerjaan sendiri atau memperkerjakan orang lain. Iklan layanan masyarakat sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di televisi diartikan sebagai penggambaran dari sejauh mana masyarakat Surabaya yang sudah mempunyai pekerjaan dalam menerima, memahami, dan mengingat iklan layanan masyarakat mengenai wajib pajak di televisi yang diantaranya meliputi isi pesan dan unsur-unsur iklan tersebut. Untuk mengetahui efek dari terpaan media dalam iklan layanan masyarakat sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia”, peneliti ingin mengetahui respon masyarakat pada bidang kognitifnya tentang stimuli berupa isi pesan yang dipengaruhi unsur-unsur iklan layanan masyarakat tersebut. Kelompok masyarakat yang diteliti merupakan masyarakat dewasa yang berdomisili di wilayah Surabaya yang sudah mempunyai pekerjaan dan menonton iklan layanan


(60)

masyarakat di televisi mengenai sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” dengan melihat total skor jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan pada lembar kuesioner.

3.1.3 Pengukuran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Iklan Layanan Masyarakat sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di Televisi.

Indikator tingkat pengetahuan masyarakat dinyatakan oleh total skor dari sebuah jawaban responden secara verbal dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner tingkat pengetahuan masyarakat tentang iklan layanan masyarakat sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di televisi. Pengukuran tingkat pengetahuan masyarakat di kota Surabaya tentang iklan layanan masyarakat sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia”, menggunakan kuesioner yang terdiri dari 2 alternatif pilihan yang dapat dipilih oleh responden, yaitu :

1. Mengetahui diberi skor 2

2. Tidak mengetahui diberi skor 1

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan layanan masyarakat sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di televisi, maka penelitian ini disediakan 9 item pertanyaan tentang unsur-unsur iklan dalam iklan layanan masyarakat tersebut. Jawaban atas pertanyaan tersebut menentukan tingkat


(61)

pengetahuan yang ditentukan berdasarkan jumlah skor jawaban masing-masing responden yang menjadi batasan untuk lebar interval tingkat rendah, sedang, dan tinggi dengan menggunakan rumus, sebagai berikut:

Berdasarkan rumus tersebut maka diperoleh lebar interval untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden. Daftar pertanyaan tentang tingkat pengetahuan masyarakat tentang iklan layanan masyarakat sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di televisi, terdiri dari 9item pertanyaan sehingga :

Skor terendah = 9x 1 = 9

Skor tertinggi = 9 x 2 = 18

Skor interval = 18 – 9 = 9 = 3 3

Batasan skor untuk tingkat pengetahuan masyarakat tentang iklan layanan masyarakat sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di televisi adalah rendah, sedang, dan tinggi, dengan pengertian masing-masing sebagai berikut :


(62)

a. Tinggi

Di mana masyarakat mengetahui dan mengerti menyangkut pesan dalam iklan pajak “Apa Kata Dunia” di televisi dan tentang wajib pajak setelah menyaksikan iklan pajak “ Apa Kata Dunia “ di televisi.

b. Sedang

Di mana masyarakat mengetahui dan mengerti pesan yang terkandung dalam iklan pajak ”Apa Kata Dunia” di televisi, akan tetapi tidak memahami sepenuhnya menyangkut program wajib pajak yang dicanangkan oleh Dirjen pajak..

c. Rendah

Masyarakat mengetahui iklan tersebut akan tetapi tidak mengerti pesan yang terkandung dalam iklam pajak “Apa Kata Dunia” di televisi. Dalam hal ini dapat dipastikan bahwa iklan yang telah dikeluarkan Dirjen Pajak tidak berhasil menambah pengetahuan masyarakat, apalagi membuat masyarakat mendaftarkan diri sebagai wajib pajak.

 Jawaban skor 9 – 12 termasuk rendah

 Jawaban skor 13 – 15 termasuk sedang

 Jawaban skor 16 – 18 termasuk tinggi

Sedangkan indikator pendukung iklan dalam penelitian ini terdapat pada unsur – unsur iklan, antara lain :


(63)

Video, dalam penelitian ini adalah keseluruhan gambar bergerak yang terdapat dalam iklan pajak “Apa Kata Dunia”, nyata dan tampak oleh indra penglihatan.

Talent, pemeran dalam iklan pajak “Apa Kata Dunia” di televisi, yaitu Bos dan Asistennya. Mereka memiliki peran yang berbeda tetapi menyampaikan pesan yang sama, yatu mengenai wajib pajak.

Setting, yaitu tempat yang digunakan dalam mengilustrasikan sebuah adegan. Dalam iklan pajak “Apa Kata Dunia” di televisi tempat yang digunakan adalah di dalam mobil dan di dalam kantor dan dijalan raya.

Slogan, dalam iklan pajak “Apa Kata Dunia” di televisi slogan yang digunakan adalah “Apa Kata Dunia”. Dunia tidak bisa berkata apa – apa ketika warga Negara tidak sadar pajak.

Pacing, bagian keseluruhan pengakhiran pesan atau dengan kata lain hasil eksekusi iklan pajak “Apa Kata Dunia” adalah “Lunasi pajaknya, awasi penggunaannya”.

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel.

Sebelum proses pengumpulan data dilakukan maka harus ditentukan apakah data akan dikumpulkan dari populasi secara keseluruhan atau hanya dari sebagian sampelnya. Bila data dikumpulkan dari populasi maka data dikumpulkan dari seluruh elemen atau individu populasi. Sebaliknya bila data


(64)

dikumpulkan dari sampel maka pengumpulan data tidak dilakukan atas seluruh elemen atau individu tetapi atas sebagian saja yang menjadi sampel. Dalam hal pengumpulan dilakukan atas sampel, maka sebelum kegiatan pengumpulan data dilakukan terlebih dahulu dilakukan penarikan sampel (sampling).

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di kota Surabaya yang sudah mempunyai pekerjaan dan menonton iklan layanan masyarakat sosialisasi wajib pajak dengan slogan “Apa Kata Dunia” di televisi. Penduduk kota Surabaya tercatat sebasar 2.784.196 juta jiwa tersebar dalam 5 wilayah Surabaya yaitu Surabaya pusat, Surabaya utara, Surabaya timur, Surabaya selatan dan Surabaya barat. ( badan pusat statistik Surabaya 2007 ).

3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel.

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang memiliki ciri yang sama dengan populasi. Menurut Soenarto (1987:2), sampel adalah suatu bagian yang dipilih dengan cara tertentu untuk mewakili keseluruhan kelompok populasi. Kesamaan sampel dengan populasi induknya menyebabkan sampel merupakan representasi populasi bukan semata-mata sebagian dari populasi, tetapi haruslah representative. Supaya sampel representative, maka sampel diambil sebagian dari populasi dengan cara


(65)

tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan. Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu.

Adapun dalam menentukan jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Yamane, berikut penghitungan sampel menurut rumus Yamane. (Rakhmat, 2001 : 82)

n = N u

N.d2 + 1

= 2.784.196 2.784.196.(0,1) 2+1

= 2.784.196 27842.96

= 99,99 (angka ini kemudian dibulatkan menjadi 100) = 100 responden

Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling kebetulan atau accidental sampling adalah teknik ini memilih siapa saja yang kebetulan dijumpai dan memenuhi syarat untuk menjadi sampel penelitian. Teknik ini digunakan karena topik yang diteliti merupakan persoalan umum di mana semua orang mengetahuinya. Dalam hal ini yaitu iklan pajak yang dikeluarkan Dirjen perpajakan dengan slogan “Apa Kata Dunia”. Yang akan di jadikan responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang kebetulan sedang membayar pajak di kantor pajak.


(66)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data primer diperoleh secara langsung dengan cara mengumpulkan data dari para responden dengan menyebar kuesioner. Data tersebut berupa jawaban yang diambil dari data kuesioner. Dalam penyebaran kuesioner kepada responden didampingi oleh peneliti. Agar menghindari salah persepsi dan jawaban yang ada adalah valid.

3.4 Metode Analisis Data

Setelah data diperoleh dari hasil wawancara dengan responden, peneliti akan menganalisa data tersebut melalui suatu pengolahan data yang terdiri dari tahap pengeditan data secara keseluruhan, mengkode data tersebut dan menganalisis secara kuantitatif untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat wilayah Surabaya terhadap iklan layanan masyarakat “Apa Kata Dunia” di televisi.

Data yang diperoleh akan dilakukan analisa secara deskriptif dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

P = Presentasi Responden F = Frekuensi Responden


(67)

N = Jumlah Responden

Dengan menggunakan rumusan tersebut maka akan diperoleh yang diinginkan oleh peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan di atas selanjutnya akan disajikan dalam tabel, kemudian dideskripsikan dan juga diinterpretasikan berdasarkan tabel frekuensi.


(68)

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Isi Pesan yang Dipengaruhi Unsur-unsur Iklan Pajak “Apa Kata Dunia” di televisi

Iklan layanan masyarakat tentang sosialisasi wajib pajak “Apa Kata Dunia” ditayangkan di seluruh stasiun televisi baik stasiun milik pemerintah maupun televisi swasta, dengan durasi ± 34 detik pada setiap penayangannya. Iklan layanan masyarakat wajib pajak “Apa Kata Dunia” yang ditayangkan di televisi bertujuan untuk menyampaikan himbauan kepada masyarakat supaya mendaftarkan diri sebagai wajib pajak. Dengan adanya iklan tersebut maka diharapkan masyarakat yang sudah memenuhi syarat obyektif muncul kesadaran untuk mendaftarkan diri sebagai wajib pajak.

Pengertian pajak menurut UU no. 28 tahun 2007 adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat. Dari sini maka dapat disimpulkan bahwa membayar pajak wajib bagi setiap warga Negara atau badan institusi.

Di Indonesia setiap orang wajib mendaftarkan diri dan mempunyai nomor pokok wajib pajak (NPWP), kecuali ditentukan dalam undang – undang. Wajib


(69)

 

pajak sering disingkat dengan sebutan WP yang pengertiannya adalah orang pribadi atau badan (subyek pajak) yang menurut ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotongan pajak tertentu. Wajib pajak bisa berupa wajib pajak pribadi atau wajib pajak badan. Wajib pajak pribadi adalah setiap pribadi yang memiliki penghasilan di atas pendapatan tidak kena pajak.

Kewajiban mendaftarkan diri sebagai wajib pajak apabila ada persyaratan obyektif pada subyek pajak tersebut. Syarat obyektif pajak penghasilan pada dasarnya adalah tambahan kemampuan ekonomi yang diterima oleh wajib pajak, baik berasal dari dalam maupun luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan.

Dalam iklan layanan masyarakat wajib pajak di televisi yang diillustrasikan oleh seorang pengusaha sukses dan asistennya dengan mengusung slogan kalau kita tidak membayar pajak “Apa Kata Dunia”. Dalam iklan ini mencerminkan seakan – akan dunia tidak bisa berkata – kata lagi, namun iklan tersebut kurang memberikan penjelasan kenapa dunia tidak bisa berkata – kata apabila warga Negara tidak membayar pajak. Memang harus diakui kampanye yang dilakukan Direktorat Jendral Pajak telah meningkatkan telah meningkatkan jumlah wajib pajak.

Iklan pajak ini merupakan salah satu upaya dari Dirjen Pajak dalam menggalakkan wajib pajak kepada masyarakat. Hasil dari pembayaran pajak akan digunakan untuk membiayai pembangunan jalan, jembatan, sekolah, kesehatan,


(1)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Bps, 2007, Surabaya dalam angka 2007, Surabaya : CV. Nugroho & CO

Effendy, Onong Uchjana, 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi Cetakan Ke-3, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Ebdi Sanyoto, Drs. Sadjiman, 2006. Metode Perancangan Komunikasi Visual Periklanan, Yogyakarta: Dimensi Press

Jefkins, Frank, 1997. Periklanan, Edisi Ketiga, Jakarta: PT. Erlangga.

Kasali, Rhenald, 1995. Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: PT. Utama Grafti.

Kountur, Ronny, 2003. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: PPM.

Kasali, Rhenald, 2005. Manajemen Public Relations, Jakarta: Pustaka Utama Gragti.

Kuswandi, Wawan, 2006. Komunikasi Massa, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Anggota IKAPI.

Liliweri, 2004. Komunikasi Organisasi Cetakan Ke-6, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

___________, 1992. Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Lowe, A, 2003. Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Moekijat, 2003. Teori Komunikasi. Bandung: PT. Gramedia

Mulyana, Deddy, 2003. Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

McQuail, Dennis, 2004. Understanding The Media: The Extention Of Man, New York: New An Liberty.

Rakhmat, Jalaluddin, 2004. Metode Penelitian Komunikasi Cetakan Ke-11, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Anggota IKAPI.


(2)

       

   

 

84   

Sari, 2003. Media Komunikasi Public, Bandung: CV. Artnico.

Tjiptono, Fandy, 1997. Strategi Pemasaran Edisi Ke-2, Yogyakarta: ANDI. Wahyudi, 2003. Globalisasi dan Komunikasi, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Wells, Burnet & Moriarty L, 1999. Teqniques For Effective Communications,

Dalam Cakram.

NON BUKU :


(3)

Di KUESIONER A. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Pekerjaan :

Pendidikan akhir :

B. PENGGUNAAN MEDIA MASSA

1. Apakah anda pernah menyaksikan iklan layanan masyarakat wajib pajak“Apa Kata Dunia” di televisi?

a. Ya b. Tidak

(Jika Ya, lanjutkan ke pertanyaan berikutnya, Jika Tidak, ada tidak perlu melanjutkan ke pertanyaa selanjutnya. Terima kasih atas partisipasinya)

2. Berapa kali anda menyaksikan iklan layanan masyarakat wajib pajak “Apa Kata Dunia” di televisi dalam seminggu?

a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali atau lebih

3. Paling sering anda jumpai di stasiun televisi mana iklan layanan masyarakat wajib pajak “Apa Kata Dunia”?

a. RCTI d. SCTV

b. Trans TV e. Lainnya,sebutkan………. c. TV One


(4)

4. Apa yang menarik bagi anda terkait iklan layanan masyarakat wajib pajak “Apa Kata Dunia” di televisi?

a. Slogannya mudah diingat

b. Gambar atau ilustrasinya menarik c.. isi pesannya mudah dipahami

d. Dapat menambah pengetahuan tentang wajib pajak, syarat – syarat wajib pajak, cara pendaftaran, pelunasannya dan apa kegunaannya

e. Lainnya………

C. PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN

LAYANAN MASYARAKAT WAJIB PAJAK “Apa Kata Dunia” DI TELEVISI 1. Apakah anda mengetahui slogan iklan layanan masyarakat tentang sosialisasi wajib

pajak yang di tayangkan di televisi? a. Mengetahui

b. Tidak Mengetahuui

Jelaskan……….

2. Apakah anda mengetahui bahwa setting iklan pajak “apa kata dunia” di dalam mobil dan perkantoran?

a. Mengetahui b. Tidak Mengetahui


(5)

3. Setelah anda menyaksikan iklan layanan masyarakat wajib pajak“Apa Kata Dunia” di televisi, apakah anda mengetahui kenapa anda wajib membayar pajak? a. Mengetahui

b. Tidak mengetahui

Jelaskan………..

4.Setelah anda menyaksikan iklan layanan masyarakat wajib pajak“Apa Kata Dunia” di televisi , apakah anda mengatahui cara pendaftaran sebagai wajib pajak?

a. Mengetahui b. Tidak mengetahui

Jelaskan……….

5. Setelah anda menyaksikan iklan layanan masyarakat wajib pajak“Apa Kata Dunia” di televisi, apakah anda mengetahui kegunaan dari pajak yang sudah anda bayarkan?

a. Mengetahui b. Tidak mengetahui

Jelaskan………

6. Apakah anda mengetahui di bagian akhir iklan wajib pajak “Apa Kata Dunia” terdapat tulisan “Lunasi pajaknya,Awasi penggunaannya?

a. Mengetahui b. Tidak mengetahui

Jelaskan………

7. Apakah anda mengetahui bahwa pemeran yang ada dalam iklan pajak “apa kata dunia” adalah bos bersama asistennya?


(6)

a. Mengetahui

b. Tidak Mengetahuui

jelaskan:………..……… 8.. Setelah Menyaksikan iklan layanan masyarakat wajib pajak “Apa Kata Dunia” di

televise, apakah anda mengetahui keuntungan terdaftar sebagai wajib pajak? a. Mengetahui

b. Tidak mengetahui

Jelaskan………

9. Setelah menyaksikan iklan layanan masyarakat wajib pajak “Apa Kata Dunia” di televisi, apakah anda mengetahui jika program wajib pajak merupakan upaya pemerintah untuk memakmuran masyarakat Indonesia?

a. Mengetahui b. Tidak mengetahui