manusia selain makanan dan tempat berteduhtempat tinggal rumah. Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dan menutup dirinya.
Kotor adalah suatu keadaan yang tidak bersih. Keluarga yang memiliki banyak anak, Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum
dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, dimana kata anak merujuk pada lawan dari orang tua,
orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa.
Seorang anak biasanya memiliki pola pikir yang polos dan apa adanya karena mereka masih belum mengerti sesuatu yang benar dan
sesuatu yang salah. Oleh sebab itu proses perkembangan pola pikir dan tingkah laku anak dipengaruhi oleh bimbingan orang tuanya. Jika salah
dalam mendidik seorang anak, akan dipastikan seorang anak tersebut menjadi nakal. Pendidikan yang formal yang diperlukan untuk proses
perkembangan dan pertumbuhan seorang anak untuk menjadi dewasa.
4.3.2 Indeks Index
Sesuai dengan pengertian indeks itu sendiri adalah adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda
yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat Sobur, 2004: 42. Indeks
dalam karikatur ini adalah tulisan “SEKARANG BUKAN BANYAK ANAK BANYAK REZEKI, TAPI BANYAK KKN BANYAK
REZEKI” , tulisan ini yang dipikirkan laki - laki memakai kacamata dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
berkemeja . Tulisan “BANYAK ANAK BANYAK REZEKI”,
memaknakan bahwa dulu orang menyimpulkan jika banyak anak maka
banyak rezeki. Lalu “BANYAK KKN BANYAK REZEKI”,
memaknakan bahwa saat ini kenyataannya banyak KKN banyak rezeki.
Kesimpulan indeks “SEKARANG BUKAN BANYAK ANAK BANYAK REZEKI, TAPI BANYAK KKN BANYAK REZEKI”
dalam karikatur tersebut adalah peribahasa yang dulu dipercaya oleh orang - orang bahwa rezeki ditentukan oleh banyaknya anak yang dimiliki dalam
suatu keluarga saat ini tidak berlaku. Akan tetapi, sekarang rezeki ditentukan dari banyaknya korupsi atau KKN yang dilakukan. Dahulu
terkenal pepatah “Banyak anak banyak rezeki” karena pada saat itu anak menjadi tumpuan keluarga atau menjadi sumber rezeki bagi keluarga.
Sehingga semakin banyak anak banyak menghasilkan rezeki. Tetapi saat ini zaman telah berubah dengan terpuruknya kondisi perekonomian di
Indonesia sehingga pepatah tersebut mulai tersingkirkan. Dengan sulitnya kondisi perekonomian sebagian masyarakat menghalalkan segala cara
untuk mendapatkan rezeki, contohnya dengan melakukan korupsi.
4.3.3 Simbol Symbol
Simbol pada dasarnya merupakan tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya atau sesuatu tanda
yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang lainnya berdasarkan sekelompok orang yang disepakati bersama, bersifat arbiter atau semena
Sobur, 2004: 42.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Ekspresi wajah atau mimik adalah hasil dari salah satu atau lebih gerakan atau posisi otot pada wajah. Ekspresi wajah merupakan salah satu
bentuk komunikasi non verbal dan dapat menyampaikan keadaan emosi dari seseorang kepada orang yang mengamatinya. Ekspresi wajah
merupakan salah satu cara penting menyampaikan pesan sosial dalam kehidupan manusia. Ekspresi wajah atau raut wajah merupakan perilaku
non verbal utama yang mengekspresikan keadaan emosional seseorang. Sebagian pakar mengakui terdapat keadaan emosional yang
dikomunikasikan oleh ekspresi wajah yang tampaknya dipahami secara universal : kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, kemarahan, kejijikan, dan
minat. Ekspresi - ekspresi wajah tersebut dianggap “murni” sedangkan keadaan emosional lainnya misalnya malu, rasa berdosa, bingung, puas
dianggap “campuran” yang umumnya lebih bergantung pada interpretasi Mulyana, 2001: 334.
Simbol yang pertama dalam karikatur tersebut adalah Gambar tikus, garis bulat, bintang, dan garis tidak beraturan. Gambar tikus disini
memaknakan seorang koruptor. Sedangkan garis bulat, bintang dan garis tidak beraturan disini memaknakan kebingungan melihat keadaan yang
kontradiktif. Simbol yang kedua dalam karikatur tersebut adalah Gambar
timbangan keadilan pada baju yang dikenakan oleh pria yang memakai jaket. Timbangan pada gambar berukuran kecil memaknakan bahwa
hukum dapat dibeli atau dikuasai.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Simbol yang ketiga dalam karikatur tersebut adalah Mimik seorang laki - laki dengan mata melirik dan tangan dimasukan ke dalam saku jaket.
Mimik atau ekspresi wajah serta gerak tubuh yang ditampilkan laki - laki tersebut memaknakan sikap yang sombong, memandang rendah dan tidak
mau tau dengan keadaan sekitar. Menganggap rendah hukum, bahwa hukum dapat dibeli.
Simbol yang keempat dalam karikatur tersebut adalah Mimik seorang laki - laki dengan mata terpejam , bibir tersenyum dan tangan
dimasukan dalam saku celana. Mimik atau ekspresi wajah serta gerak tubuh yang ditampilkan laki - laki tersebut memaknakan suasana hati yang
senang dan tidak mau tau atau mengacuhkan keluarga miskin. Simbol yang kelima dalam karikatur tersebut adalah Mimik
seorang laki - laki dengan mata melirik dan menaikan alis sambil menolehkan kepalanya. Mimik atau ekspresi wajah serta gerak tubuh yang
ditampilkan anak laki - laki tersebut memaknakan sikap kebingungan melihat dua keadaan yang berbeda dan sikap tidak suka.
Simbol yang keenam dalam karikatur tersebut adalah Mimik sebuah keluarga dengan wajah yang melas. Mimik atau ekspresi wajah
yang ditampilkan keluarga tersebut memaknakan kesedihan karena keadaan ekonomi yang sangat kurang.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.4 Makna Keseluruhan Pemaknaan Karikatur “Pada Surat Kabar