Tema Rancangan .1 Metafora abstrak intangible metaphor Metafora konkrit tangible metaphor Metafora kombinasi combined metaphor

60 Dari fakta dan isu yang telah diungkap, terdapat benang merah yang dapat digunakan dalam proses perancangan, yang biasa disebut dengan tema. 5.1 Tema Rancangan 5.1.1 Penentuan Tema Rancangan tema rancangan yang diambil yakni Appreciate The Past, Crave The Future. Yang memiliki pengertian yakni menghargai masa lalu untuk mengharapkan masa depan. dengan cara mengimbangkan tuntutan masa depan dengan keperluan masa lalu yang berdasarkan pada fakta fakta yang ada yakni fakta budaya, kearifan lokal, dan pencitraan. Sebagai alat untuk mencapai metode yang sesuai dengan tema, digunakan pendekatan metode perancangan diantaranya :

5.2 Pendekatan Teori Perancangan

Untuk diskripsi teori yang dijadikan pijakan, serta prinsip-prinsip yang menjadi sebuah dasar dari sebuah ilmu pengetahuan dalam merancang. Dijadikan acuan dalam proses penentuan konsep perancangan, agar prinsip-prinsip tersebut dapat konsisten maka dibutuhkan teori-teori dasar sebagai landasan dalam merancang. Diantara teori-teori yang yang telah disepakati terdapat teori metafora yang sesuai dengan tema diatas sehingga sesuai dengan proyek rancangan Pusat Kerajinan Mebel Ukir di Pasuruan, dan teori-teori metafora tersebut diantaranya adalah :

5.2.1. Teori Metafora

A. Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Architecture”

Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain, ada tiga kategori dari metafora : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 61 • Intangible Metaphor metafora yang tidak diraba yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya • Tangible Metaphors metafora yang dapat diraba Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material • Combined Metaphors penggabungan antara keduanya Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.

B. Menurut James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese dalam “Introduction of Architecture”

Metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari hubungan- hubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan analogi yang melihat secara literal.

C. Menurut Charles Jenks, dalam ”The Language of Post Modern Architecture”

Metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan.

5.2.2. Teori Metafora Menurut Anthony C. Antoniades

Metafora dalam Poetic of Architecture: Theory of Design, mengidentifikasi metafora arsitektur ke dalam tiga kelompok, yaitu:

a. Metafora abstrak intangible metaphor

Rancangan arsitektur yang mengacu kepada hal-hal yang bersifat abstrak dan tidak dapat dibendakan, misalnya: sosial, budaya, kondisi manusia. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 62 Rancangan arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah Nagoya City Art Museum karya Kisho Kurokawa yang membawa unsur sejarah dan budaya didalamnya. Gambar 5.1 Metafora abstrak sumber : analisa penulis

b. Metafora konkrit tangible metaphor

Rancangan arsitektur yang mengacu kepada benda-benda nyata dan dapat dirasakan secara visual. Rancangan yang menggunakan metafora ini adalah Stasiun TGV karya Calatrava yang menerjemahkan bentuk burung terbang kedalam bangunan. Gambar 5.2 Metafora konkrit sumber : analisa penulis

c. Metafora kombinasi combined metaphor

Rancangan arsitektur yang memiliki metafora abstrak dan konkrit didalamnya. Rancangan arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah EX Plaza Indonesia karya Budiman Hendropurnomo yang menjadikan gaya kinetik pada sebuah mobil sebagai konsepnya, yang diterjemahkan menjadi gubahan masa lima kotak yang miring sebagai ekspresi gaya kinetik mobil, kolom-kolom penyangganya sebagai ban mobil. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 63 Gambar 5.3 Metafora kombinasi sumber : analisa penulis Dari ketiga teori ini intangible metaphor merupakan pendekatan teori yang saya pakai untuk rancangan ini, karena tema dan konsep yang saya pakai lebih mengarah pada tradisi dan budaya yang kental yang ada di Pasuruan.

5.3 Konsep Tampilan