Nilai Pendidikan Karakter Pendidikan Karakter

commit to user 43 untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil. Pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai suatu sistem penanaman nilai- nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baikterhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Penanaman nilai kepada warga sekolah maknanya bahwa pendidikan karakter akan efektif jika tidak hanya mahasiswa, tetapi juga para guru, kepala sekolah dan tenagaa non-pendidik di sekolah semua harus terlibat dalam pendidikan karakter Tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang Muslich, 2011:81. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi, serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

b. Nilai Pendidikan Karakter

Pada pendidikan karakter, dibutuhkan karakter-karakter yang patut untuk diteladani. Karakter tersebut meliputi sembilan pilar, yaitu cinta Tuhan dan segenap commit to user 44 ciptaan-Nya; kemandirian dan tanggung jawab; kejujuranamanah; hormat dan santun, dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royongkerja sama; percaya diri dan pekerja keras; kepemimpinan dan keadilan; baik dan rendah hati; dan toleransi, kedamaian, dan kesatuan Muslich, 2011:79-80. Menurut Kesuma dkk 2013:11-12, dalam referensi Islam, nilai yang sangat terkenal dan melekat yang mencerminkan akhlakperilaku yang luar biasa tercermin pada nabi Muhammad SAW, yaitu: 1 Sidik yang berarti benar, mencerminkan bahwa Rasulullah berkomitmen pada kebenaran, selalu berkata dan berbuat benar dan berjuang menegakkan kebenaran; 2 Amanah yang berarti jujur atau terpercaya, mencerminkan bahwa apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan Rasulullah dapat dipercaya oleh siapa pun baik oleh kaum muslim maupun nonmuslim; 3 Fatonah yang berarti cerdaspandai, arif, luas wawasan, terampil, dan professional. Artinya, perilaku Rasulullah dapat dipertanggungjawabkan kehandalannya dalam memecahkan masalah; 4 Tablig yang bermakna komunikatif mencerminkan bahwa siap pun yang menjadi lawan bicara Rasulullah, maka orang tersebut akan mudah memahami apa yang dibicarakandimaksudkan Rasulullah. Keempat sifat tersebut merupakan esensi, namun masih banyak karakter Rasulullah, seperti kesabaran, ketangguhan dan lain sebagainya. Kesuma dkk 2013:12 membedakan nilai-nilai pendidikan karakter menjadi tiga yaitu 1 Nilai yang terkait dengan diri sendiri, terdiri atas: jujur, kerja keras, tegas, sabar, ulet, ceria, teguh, terbuka, visioner, mandiri, tegar, pemberani, reflektif, commit to user tanggung jwaba, disiplin, dan lain sebagainya; 2 nilai yang terkait dengan orangmakhluk hidup lain, terdiri atas: senang membantu, toleransi, murah senyum, pemurah, kooperatif, komunikasi, penyeru kebaikan, pencegah kemungkaran, peduli, adil, dan lain sebagainya; 3 nilai yang terkait dengan Ketuhanan, antara lain: ikhlas, ikhsan, iman, takwa, dan sebagainya. Selain itu Lickona 2013:74 mengungkapkan bahwa penilaian moral dapar memunculkan perasaan moral, tetapi perasaan moral juga bisa memengaaruhi pemikiran moral. Penilaian moral dan perasaan moral jelas berpengaruh terhadap perilaku moral, khususnya ketika keduanya hadir bersama. Hal tersebut digambarkan pada bagan berikut. Gambar 1. Bagan Komponen-Komponen Karakter yang Baik Pengetahuan moral: 1. Kesadaran moral 2. Mengetahui nilai moral 3. Pengambil perspektif 4. Penalaran moral 5. Pengambilan keputusan 6. Pengetahuan diri Perasaan moral: 1. Hati nurani 2. Penghargaan diri 3. Empati 4. Menyukai kebaikan 5. Kontrol diri 6. Kerendahan hati Aksi Moral: 1. Kompetensi 2. Kemauan 3. Kebiasaan commit to user 46 Menurut Lickona, pengetahuan moral meliputi: 1 kesadaran moral yaitu kemampuan untuk menangkap isu moral secara cerdas sesuai dengan situasi dan kondisi dari suatu objek dan berfikir cermat mengenai langkah yang dilakukan selanjutnya; 2 Mengetahui nilai moral yaitu mempelajari dan memahami nilai-nilai moral beserta aplikasinya sehingga terbentuklah pengetahuan mengenai nilai moral; 3 Pengambil perspektif yaitu memahami pandangan orang lain agar dalam pengambilan keputusan mampu bertanggungjawab dan menghargai orang lain; 4 Penalaran moral yaitu kemampuan peserta didik untuk menganalisis suatu situasi kan kondisi sesuai dengan kemampuan moral bernalarnya; 5 Pengambilan keputusan yaitu sikap moral dalam mengambil keputusan dengan mempertimbangkan baik- buruk serta konsekuensinya; 6 Pengetahuan diri yaitu kesadaran untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan diri secara universal sebagai upaya untuk melakukan perubahan kearah yang lebih positif. Perasaan moral menurut Lickona 2013:80-85 meliputi: 1 Hati nurani memiliki dua sisi: sisi kognitif dan sisi emosional. Sisi kognitif menuntun dalam melakukan kebenaran, selain itu sisi emosional menjadikan seseorang merasa berkewajiban untuk melakukan kebenaran; 2 Harga diri, jika seseorang memiliki harga diri yang sehat maka akan dapat menghargai diri sendiri. Jika seseorang mampu menghargai diri sendiri maka ia mampu menghormati diri sendiri dan tidak membirakan orang lain merusak tubuh dan pikirannya, maka ia mampu untuk mandiri dan bertahan dari tekanan yang berasal dari luar; 3 Empati merupakan kemampuan mengenali, atau commit to user 47 merasakan, keadaan yang tengah dialami oleh orang lain. Empati merupakan sisi emosional dari pengambilan perspektif. Rasa empati timbul ketika orang lain mengalami hal buruk, sehingga ada dorongan untuk menolong atau berusaha meringankan bebannya; 4 Cinta kebaikan yaitu ketertarikan kepada hal- hal yang baik dan berupaya untuk melakukannya; 5 Kontrol diri merupakan sikap menahan emosi diri dari hal-hal yang bersifat buruk dan merusak. Emosi dapat merusak akal, untuk itu kontrol diri merupakan pekerti moral yang penting; 6 Rendah hati yaitu sikap keterbukaan murni terhadap kebenaran sekaligus kehendak untuk berbuat sesuatu demi memperbaiki kegagalan. Rendah hati membantu untuk mengatasi kesombongan, prasangka buruk dan merendahkan orang lain. Sikap sombong dan merendahkan orang lain berpotensi menimbulkan rasa iri, dengki, dendam, dan dapat menyulut pertikaian. Selain itu tindakan moral menurut Lickona 2013:86-89 yaitu: 1 Kompetensi moral yaitu kemampuan mengubah pertimbangan dan perasaan moral ke dalam tindakan moral yang efektif. Seseorang dapat memecahkan suatu masalah dengan baik dan tepat bila memiliki kompetensi moral yang baik; 2 Kehendak, dalam hal ini kehendak sangat dibutuhkan untuk menjaga emosi agar terkendali oleh akal. Kehendak juga dibutuhkan untuk dapat melihat dan memikirkan suatu keadaan melalui seluruh dimensi moral; 3 Kebiasaan, sikap moral yang baik dibangun melalui kebiasaan untuk berbuat baik. commit to user 48 Selain itu, terdapat delapan belas nilai pendidikan karakter versi Kemendiknas sebagaimana tertuang dalam buku Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang disusun Kemendiknas melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional, dalam Suyadi, 2013:8-9 yaitu: 1 Religius, yakni ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama aliran kepercayaan yang dianut, teramasuk dalam hal ini adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama aliran kepercayaan lain, serta hidup rukun dan berdampingan. 2 Jujur, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan antara pengetahuan, perkataan dan perbuatan mengetahui yang benar, mengatakan yang benar, dan melakukan yang benar sehingga menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya. 3 Toleransi, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang di tengah perbedaan tersebut. 4 Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku. 5 Kerja keras, yakni perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-sungguh dalam menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan dan lain-lain dengan sebaik- baiknya. 6 Kreatif, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai segi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya. commit to user 49 7 Mandiri, yakni sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas maupun persoalan. 8 Demokratis, yakni sikap dan cara berpikir yang mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain. 9 Rasa ingin tahu, yakni cara berpikir, sikap dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam. 10 Semangat kebangsaan atau nasionalisme, yakni sikap dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 11 Cinta tanah air, yakin sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonimi, politik, dan sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri. 12 Menghargai prestasi, yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang lebih tinggi. 13 Komuniktif, senang bersahabat auat proaktif, yakni sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik. 14 Cinta damai, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenang dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu. 15 Gemar membaca, yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca commit to user 50 berbagai informsdi, baik buku, jurnal, majalah, Koran, dan sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya. 16 Peduli lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan melestarikasn lingkungan sekitar. 17 Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkannya. 18 Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, dan Negara maupun agama. Beberapa pendapat tersebut, dapat disintesiskan bahwa pendidikan karakter dibagi menjadi tiga aspek yaitu 1 nilai pendidikan karakter terhadap Tuhan meliputi ikhlas, ikhsan, iman dan takwa. 2 Nilai pendidikan karakter terhadap diri sendiri meliputi cerdas, arif, terampil, professional, harga diri, kontrol diri, rendah hati, disiplin, kerja keras,kreatif, mandiri, ingin tahu, berkemauan keras, gemar membaca,tegas, tegar, sabar, visioner, pemberani, dan ramah. Nilai pendidikan karakter terhadap orang lain terdiri atas jujur, komunikatif, berhati nurani, empati, toleransi, menghargai prestasi dan pemurah. 3 Nilai pendidikan karakter terhadap masyarakat meliputi demokratis, cinta damai, peduli sosial, bertanggungjawab, kooperatif dan adil. 4 Nilai pendidikan karakter terhadap bangsa dan Negara meliputi nasionalisme, cinta tanah air. 5 Nilai pendidikan karakter terhadap lingkungan alam meliputi peduli lingkungan. commit to user 51

C. Kerangka Berpikir

Pengarang mendayagunakan potensi bahasanya sehingga pemikiran dan ide pengarang dapat disajikan dengan bahasa-bahasa yang indah agar mengandung nilai estetika tinggi dan memiliki daya tarik bagi pembaca. Oleh karena itu, bahasa sastra memiliki makna yang dalam dan tersembunyi yang bersifat pragmatis. Maka, kajian mengenai estetika bahasa dalam karya sastra penting untuk menafsirkan maksud dan pesan dari pengarang. Pengkajian mengenai estetika bahasa yaitu dengan menggunakan pendekatan stilistika. Pendekataan stilistika dalam penelitian ini menelaah mengenai keindahan bahasa sastra yang digunakan pengarang dalam novel Bilangan Fu yang memiliki nilai estetika tinggi dan sarat akan nilai edukatif. Oleh karena, kehandalan untuk mendayagunakan potensi bahasa pengarang dalam membungkus gagasan dan pemikirannya sangat tinggi, maka novel tersebut perlu dikaji secara mendalam untuk menafsirkan makna, pemikiran dan gagasan pengarang. Untuk itu, judul penelitian ini Bilangan Fu Pada penelitian ini, untuk menafsirkan makna, pemikiran, dan gagasan pengarang, peneliti memfokuskan pada unsur pembentuk teks sastra yang mengandung estetika bahasa pada novel Bilangan Fu yaitu diksi, kata konkret, citraan dan bahasa figuratif. Kajian stilistika tidak terbatas pada teks, namun pada