akan menurun. Menurut Sean Drummond PhD, seorang peneliti masalah tidur dari University of California, San Diego, orang yang sedang capek biasanya lebih
mudah mengambil risiko dengan harapan mendapat hasil maksimal. Padahal, hal itu justru sering membuat rencana berantakan. Alhasilnya, saat di sekolah siswa
jadi tidak bisa berkonsentrasi saat belajar karena pada malam harinya kekurangan tidur dan saat di sekolah siswa pun jadi tertidur di kelas. Akibatnya konsentrasi
belajar pun jadi menurun.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian Nabkasorn, Et al, 2005: Effects of physical exercise on depression, neuroendocrine stress hormones and physiological fitness in
adolescent females with depressive symptoms. Metode: Empat puluh sembilan sukarelawan perempuan usia 18 - 20 tahun, mean 18,8 ± 0,7 tahun dengan gejala
depresi ringan sampai sedang, seperti yang telah diukur dengan Centre for Epidemiologic Studies Depression CES-D scale, secara acak subyek kemudian
diberikan program latihan jogging training dengan intensitas ringan selama delapan minggu yang terdiri dari lima kali per minggu dan 50 menit tiap sesinya.
Hasil: Setelah sesi latihan skor depresi CES-D keseluruhan menunjukkan penurunan yang signifikan.
Penelitian Lubis Simanjuntak, 2007: Perbedaan Mood Ditinjau dari Kebiasaan Berolahraga. Metode: Melibatkan 120 orang dewasa muda di Medan.
Para responden berpartisipasi dalam penelitian ini adalah orang-orang yang memenuhi kriteria: pekerja pria atau wanita, usia 20-40 tahun. Metode yang
commit to user
digunakan untuk memilih responden adalah non-probability incidental sampling. Data yang dikumpulkan dalam Penelitian diuji dengan menggunakan Analisis
Varians. Alat ukur yang digunakan adalah mood scale dan stages of exercise self report. Hasil: Adanya perbedaan mood yang sangat signifikan ditinjau dari
kebiasaan berolahraga dengan reliabilitas skala mood = 0,922, dimana subyek yang berolahraga secara teratur selama enam bulan lebih mengalami mood yang
lebih positif dari subyek lainnya. Penelitian
Greenwood Fleshner, 2008:
Exercise, Learned
Helplessness, and the Stress-Resistant Brain. Metode: peneliti menggunakan model hewan untuk menjelaskan mekanisme potensial yang mendasari efek
protektif aktivitas fisik. Menggunakan konsekuensi perilaku stres tak terkendali atau learned helplessness sebagai analog perilaku depresi dan kecemasan hewan
seperti pada tikus, peneliti menyelidiki faktor-faktor yang bisa menjadi penting bagi antidepresan dan anxiolytic sifat latihan yaitu, wheel running. Hasil: Wheel
running mencegah learned helplessness serta bisa menjelaskan neurobiologi kompleks depresi dan kecemasan, berpotensi membimbing strategi baru untuk
pencegahan stres yang berhubungan dengan mood disorders. Penelitian Caroline, 2010: Gambaran Tingkat Stres pada Mahasiswa
Pendidikan Sarjana Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi cross sectional. Jumlah
sampel sebanyak 90 mahasiswa kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan tingkat kesalahan absolut d sebesar 0,1. Teknik pengambilan sampel adalah
teknik stratified random sampling. Sampel kemudian didistribusikan secara perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
merata. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan program Statistical Product and Service Solutions SPSS
versi 17.0. Hasil penelitian menunjukkan persentase stres ringan, sedang, dan berat adalah 26,7, 22,2, dan 22,2. Sekitar 28,9 mahasiswa kedokteran
tidak mengalami stres. Penelitian Bahrul Ulumuddin A, 2011: Hubungan Tingkat Stres
Dengan Kejadian Insomnia Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro. Metode : penelitian ini menggunakan desain deskriptif
studi korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 145 responden , analisis data dengan menggunakan uji statistik
Fisher-Exact. Hasil: 34 responden 23,4 mengalami stres ringan, 31 21,4 responden mengalami stres sedang, 3 responden 2,1 mengalami stres berat,1
responden 0,7 mengalami stres sangat berat, dan 62 responden 42,8 mengalami insomnia. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara
tingkat stres dengan kejadian insomnia pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro.
C. Kerangka Berpikir