depresi. Efek ini berhubung dengan peningkatan neurotransmiter terutamanya serotonin dan dopamin dan juga sekresi endorfin Greenwood, 2008.
Maka, olahraga adalah salah satu cara yang sungguh bermanfaat untuk melawan efek stres terhadap kesehatan yang merugikan Castro, Wilcox.
O’Sullivan, Baumann, King, 2002. Jadi, olahraga yang teratur dapat mempengaruhi tingkat stres dengan adanya perubahan kimia dalam otak setelah
berolahraga. Perubahan tersebut mencakup transportasi dan metabolisme neurotransmiter yang mengubah aktivitas neurotransmiter Brannon Feist,
2007.
3. Pola Tidur
Pola tidur adalah model, bentuk atau corak tidur dalam jangka waktu yang relatif menetap dan meliputi 1 jadwal jatuh masuk tidur dan bangun, 2 irama
tidur, 3 frekuensi tidur dalam sehari, 4 mempertahankan kondisi tidur, dan 5 kepuasan tidur.
Gangguan pola tidur adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami perubahan jumalhkualitas pola tidur dan istirahat sehubungan dengan kedaaan
biologis atau kebutuhan emosi. a. Pola tidur yang normal pada remaja
Tidur merupakan suatu fenomena yang umum, terjadi kehilangan kesadaran yang bersifat sementara dan merupakan suatu keadaan fisiologik aktif
yang ditandai dengan adanya fluktuasi yang dinamik pada parameter susunan syaraf pusat, hemodinamik, ventilasi dan metabolik. Fase tidur terbagi menjadi
commit to user
dua macam yaitu rapid eye movement REM dan non-rapid eye movement NREM. Berdasarkan studi pola gelombang otak NREM terbagi menjadi
beberapa tingkat dimulai dari keadaan mengantuk sampai tidur nyenyak. Tingkat awal tingkat I dan II adalah mudah terbangun dan bahkan tidak menyadari bila
sedang tertidur. Tingkat lanjutan tingkat III dan IV ialah sangat sulit dibangunkan, dan apabila dibangunkan akan disorientasi dan bingung.
Kegunaan tidur belum sepenuhnya diketahui, tetapi tidur merupakan proses penting dalam konsolidasi ingatan serta proses penyembuhan. Lamanya
kebutuhan tidur bervariasi antara tiap orang dan sangat sulit untuk menilai berapa lama tidur yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat berfungsi optimal. Pola
tidur remaja perlu perhatian lebih karena berhubungan pada performa sekolah. Pada 20 tahun terakhir ini, para peneliti mengenai tidur menyadari perbedaan
perubahan pola tidur pada remaja. Perubahan tersebut ialah jam biologis remaja atau disebut irama sirkadian. Pada permulaan masa pubertas, fase tidurnya
menjadi telat. Untuk terjatuh tidur menjadi lebih malam dan bangun tidur lebih telat pada pagi hari. Dan remaja tersebut lebih waspada pada malam hari dan
menjadi lebih susah tidur. Menurut penelitian remaja membutuhkan waktu 9 sampai 9.25 jam untuk
tidur dalam sehari. Namun nyatanya sekitar 8 jam sehari karena pengaruh waktu sekolah. Waktu tidur dan bangun berdasarkan waktu sekolah dan kehidupan sosial
akan mengkontribusi pengurangan waktu tidur pada remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Iglowstein dkk terhadap anak di Swiss mendapatkan hasil bahwa
commit to user
anak usia 12 sampai 15 tahun memiliki rata-rata jumlah waktu tidur sebanyak 8,4 sampai 9,3 jam per hari.
Salah satu contoh pola tidur yang tidak baik adalah kurang tidur. Pada dasarnya penyebab kurang tidur disebabkan oleh diri kita sendiri. Menurut
Carpenter dan Graham bahwa remaja sering kurang tidur karena adanya perubahan denyut jantung yang diakibatkan oleh perubahan hormon yang
dihasilkan oleh otak. Selain itu, perkembangan teknologi seperti permainan lewat komputer, internet, video dan televisi juga menjadi penyebab utama kurangnya
tidur pada siswa. Dari beberapa pendapat para ahli tentang tidur dapat disimpulkan bahwa
tidur sangat penting bagi tubuh. Karena pada saat tidur sebagian organ tubuh termasuk otak akan beristirahat. Jika kita kurang tidur maka otak kita pun kurang
istirahat, hal itu menyebabkan konsentrasi belajar menjadi terganggu. Jam biologis merupakan pengatur waktu internal dalam tubuh yang bekerja secara
otomatis. Jam biologis manusia sudah terprogram secara genetik untuk menentukan waktu bangun dan tidur kita. Setiap orang memiliki jam biologis
yang berbeda-beda tergantung pada umurnya. Jika kita melawan jam biologis maka akan berdampak buruk bagi kesehatan.
b. Jenis-Jenis Pola Tidur yang Tidak Baik 1. Insomnia
Insomnia adalah kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk hidup tertidur, atau gangguan tidur yang membuat penderita merasa belum cukup tidur pada saat
terbangun. Ada Tiga macam insomnia :1 Transient insomnia: kesulitan tidur perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
hanya beberapa malam, 2 Insomnia jangka pendek: dua atau empat minggu mengalami kesulitan tidur, 3 Insomnia kronis: kesulitan tidur yang dialami
hampir setiap malam selama sebulan lebih. 2. Parasomnia
Parasomnia adalah suatu kelainan yang disebabkan kejadian perilaku atau psikologis abnormal yang muncul di kala tidur, tahapan tertentu, atau transisi fase
tidur-terjaga. Parasomnia lebih umum terjadi pada anak-anak dan tidak selalu menandakan adanya masalah psikologis atau psikiatris yang signifikan.
3. Tidur Apnea Tidur apnea adalah suatu kondisi dimana terjadinya penghentian napas
disaat tidur. Tidur apnea sangat umum terjadi, layaknya diabetes yang lazim menimpa orang dewasa. Tidur apnea bisa muncul pada segala kelompok usia dan
jenis kelamin, namun lebih umum menimpa kaum pria. 4. Narkolepsi
Kelainan tidur ini secara umum ditandai munculnya keinginan tidur di siang hari secara tak terkendali. Penderita sering kali jatuh tertidur di sembarang
waktu dan tempat, juga terjadi berulang kali dalam sehari. Narkolepsi adalah kelainan neourologis yang menyerang otak dan syaraf kronis yang melibatkan
system saraf pusat tubuh. 5. Paralisis Tidur
Paralisis tidur adalah fungsi alamiah tubuh yang menyebabkan penderitanya mengalami kelumpuhan dikala tidur.
commit to user
c. Penyebab Yang Memicu Terjadinya Pola Tidur Yang Tidak Baik Pada Siswa
Siswa itu sendiri memerlukan waktu 9-10 jam tidur dalam sehari. Tetapi faktanya sekarang ini jam tidur siswa tidak sampai segitu lagi, semua itu
dikarenakan oleh beberapa hal yang menyebabkan pola tidur yang tidak baik terjadi pada siswa. Tanpa mereka sadari penyebab pola tidur yang tidak baik dapat
menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh sebuah lembaga National Sleep Foundation menyatakan bahwa
95 dari mereka bermain video games, menonton televisi, menggunakan komputer atau laptop, dan smartphone, sebelum tidur. Czeisler berpendapat
bahwa layar monitor atau ponsel bisa menyebabkan terhalangnya hormon melatonin, hormon yang mengeluarkan keinginan tidur bagi seseorang, dan
membuat orang itu tidak mengantuk. Namun, peneliti-peneliti khawatir penggunaan smartphone, komputer, dan main video game yang lebih
menghipnotis para penggunanya, dibandingkan dengan sekadar menonton TV yang lebih pasif. Sehingga membuat para siswa akan semakin sulit untuk tidur.
Hal tersebut dapat menjadi kebiasaan dan dapat mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar.
d. Gejala Pola Tidur Yang Tidak Baik Ada beberapa gejala pola tidur yang tidak baik seperti merasa mengantuk
sepanjang hari, tidak merasa segar setelah tidur malam, kesulitan bangun di pagi hari, merasa perlu untuk tidur siang terus-menerus sepanjang hari, merasa
commit to user
memiliki kebutuhan untuk meminuman kopi setiap saat, merasa perlu untuk tidur di akhir pekan untuk menebus tidur yang hilang.
e. Dampak Buruk Dari Pola Tidur Yang Tidak Baik Aktivitas yang sibuk saat ini begitu menyita waktu, sehingga banyak orang
cenderung kekurangan tidur. Padahal, efek kurang tidur bukan sekadar membuat Anda mengantuk keesokan harinya, dan jadi kurang dapat berkonsentrasi saat
belajar. Banyak orang yang menganggap pola tidur yang tidak baik adalah hal yang sepele, tetapi dibalik semua itu, pola tidur yang tidak baik dapat berdampak
buruk bagi kesehatan. Salah satu contoh pola tidur yang tidak baik adalah kurang tidur. Berikut adalah beberapa dampak buruk yang diakibatkan dari pola tidur
yang tidak baik: 1. Para ahli mengungkapkan, kurang tidur akan membuat kemampuan
motorik kita melambat dan kurang gesit. Akibatnya, kita jadi sering gugup, menabrak atau menumpahkan sesuatu. Hal itu disebabkan refleks kita berkurang
dan otak kita kurang fokus sehingga kita jadi terlihat seperti orang ceroboh. 2. Tidur yang cukup dan berkualitas adalah bagian penting agar tubuh sehat.
Karena pada saat tidur malam hari saatnya proses regenerasi sel dari dalam. Bila kita kurang tidur, otomatis daya tahan tubuh akan melemah. Tubuh akan mudah
terserang virus yang ringan, seperti flu dan batuk. Walaupun kita mengatur pola makan, tanpa diimbangi tidur yang berkualitas, daya tahan tubuh akan tetap
melemah. 3. Kurang tidur dapat memengaruhi penafsiran tentang peristiwa. Keadaan
tubuh yang lemas membuat kita tidak bisa menilai situasi secara akurat dan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
bijaksana. Mereka yang kurang tidur sangat rentan terhadap penilaian buruk ketika sampai pada saat menilai apa yang kurang terhadap sesuatu. Dalam dunia
yang serba cepat saat ini, kebiasaan tidur menjadi semacam lencana kehormatan. 4. Kebanyakan orang mengalami kulit pucat dan mata bengkak setelah
beberapa malam kurang tidur. Keadaan tersebut benar karena kurang tidur yang kronis dapat mengakibatkan kulit kusam, garis-garis halus pada wajah, dan
lingkaran hitam di bawah mata. Bila Anda tidak mendapatkan cukup tidur, tubuh Anda melepaskan lebih banyak hormon stres atau kortisol. Dalam jumlah yang
berlebihan, kortisol dapat memecah kolagen kulit atau protein yang membuat kulit tetap halus dan elastis. Kurang tidur juga dapat menyebabkan tubuh lebih sedikit
mengeluarkan hormon pertumbuhan. Ketika kita masih muda, hormon pertumbuhan manusia mendorong pertumbuhan. Dalam hal ini, hormon tersebut
membantu meningkatkan massa otot, menebalkan kulit, dan memperkuat tulang. Ini terjadi saat tubuh sedang tidur nyenyak
—yang kami sebut tidur gelombang lambat SWS
—hormon pertumbuhan dilepaskan, kata Phil Gehrman, PhD, CBSM, Asisten Profesor Psikiatri dan Direktur Klinis dari Program Behavioral
Sleep Medicine Universitas Pennsylvania, Philadelphia 5. Tidur yang baik sangat berperan penting dalam berpikir dan belajar.
Kurang tidur dapat mempengaruhi banyak hal. Pertama, dapat mengganggu kewaspadaan, konsentrasi, penalaran, dan pemecahan masalah. Hal ini membuat
belajar menjadi sulit dan tidak efisien. Kedua, siklus tidur pada malam hari berperan dalam “menguatkan” memori dalam pikiran. Jika tidak cukup tidur,
maka kemampuan mengingat hal-hal yang dipelajari dan dialami selama seharian perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
akan menurun. Menurut Sean Drummond PhD, seorang peneliti masalah tidur dari University of California, San Diego, orang yang sedang capek biasanya lebih
mudah mengambil risiko dengan harapan mendapat hasil maksimal. Padahal, hal itu justru sering membuat rencana berantakan. Alhasilnya, saat di sekolah siswa
jadi tidak bisa berkonsentrasi saat belajar karena pada malam harinya kekurangan tidur dan saat di sekolah siswa pun jadi tertidur di kelas. Akibatnya konsentrasi
belajar pun jadi menurun.
B. Penelitian yang Relevan