Metode Latihan untuk Meningkatkan Kecepatan Lari

66 menghasilkan peningkatan prestasi yang cukup baik. Sangat bijaksana jika pelatih memberikan latihan kepada atletnya secara individu.

b. Metode Latihan untuk Meningkatkan Kecepatan Lari

Bentuk dan metode latihan yang dilakukan untuk meningkatkan lari cepat 100 meter perlu dipilih sesuai dengan karakteristik lari cepat 100 meter. Unsur utama pada lari cepat 100 meter adalah kecepatan lari. Bentuk latihan yang cocok untuk meningkatkan kecepatan adalah latihan anaerobik. Menurut Harsono 1988:218-219 bentuk metode latihan untuk mengembangkan kecepatan lari antara lain yaitu, 1 Interval training 2 a Lari akselerasi mulai lambat makin lama makin cepat. b Lari akselerasi dengan diselingi oleh lari deselerasi. 3 a Uphill : lari naik bukit b Downhill : lari menuruni bukit. Menurut Foss Keteyian 1998:286-287 bahwa, “Metode latihan untuk meningkatkan kecepatan lari antara lain yaitu, latihan interval, sprint training, hollow sprint dan acceleration sprint. Sprint training merupakan latihan yang sangat sesuai untuk meningkatkan kecepatan lari. Sprint training merupakan latihan lari dilakukan dalam jangka waktu singkat, diulang-ulang dalam intensitas tinggi. Prinsip sprint training adalah dengan memberikan beban maksimal yang dikerjakan dengan waktu yang pendek dan diulang-ulang beberapa kali. Sprint training yaitu dengan waktu kerja 5-15 detik dengan intensitas maksimal Rushall Pyke, 1992:270. Pelaksanaan sprint training yaitu pada lintasan mendatar. Latihan lari jarak pendek sprint 67 training dapat meningkatkan kemampuan tubuh dalam melakukan kerja. Sesuai dengan karakteristik kerjanya, maka peningkatan kemampuan yang diakibatkan oleh latihan sprint pendek ini terutama adalah peningkatan kapasitas kerja anaerob khususnya kekuatan otot, kecepatan dan power, dengan sistem energi ATP-PC Alaktasid. Bentuk latihan yang juga dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi lari 100 meter diantaranya adalah dengan latihan hollow sprint dan acceleration sprint. Latihan hollow sprint dan acceleration sprint memiliki karakteristik dan tipe kerja yang berbeda. Perbedaan karakteristik dan tipe kerja pada latihan sprint menyebabkan perbedaan tujuan dan hasil yang dicapai. Pada penelitian ini dikaji lebih lanjut mengenai latihan hollow sprint dan acceleration sprint untuk meningkatkan kecepatan lari 100 meter.

c. Komponen-Komponen Latihan Kecepatan

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP PRESTASI LARI 100 METER

4 82 134

PERBANDINGAN PENGARUH METODE LATIHAN ACCELERATION SPRINTS, HOLLOW SPRINTS, DAN REPETITION SPRINTS TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI LARI 100 METER DITINJAU DARI KEKUATAN OTOT TUNGKAI

1 18 130

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN HOLLOW SPRINTS DAN REPETITION SPRINTS TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI 100 METER DITINJAU DARI POWER OTOT TUNGKAI

0 9 108

(ABSTRAK) KORELASI PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN DAYA LEDAK TERHADAP KECEPATAN LARI 100 METER.

0 1 2

(ABSTRAK) HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK TERHADAP LARI 100 METER.

0 1 2

Hubungan Panjang Tungkai, Kekuatan Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan dan Daya Ledak terhadap Lari 100 Meter.

2 2 95

PENGARUH METODE LATIHAN INTERVAL ANAEROB TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI 100 METER DITINJAU DARI RASIO PANJANG TUNGKAI DAN TINGGI BADAN.

0 0 15

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT UP HILL, DOWN HILL, KOMBINASI DOWN HILL UP HILL DAN RASIO TINGGI DUDUK TINGGI BADAN TERHADAP PRESTASI LARI CEPAT 100 METER.

0 0 16

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI 100 METER

1 1 75

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN BERBEBAN LEG-PRESSDAN SQUATTERHADAP PENINGKATAN PRESTASI LARI 100 METER DITINJAU DARI RASIO PANJANG TUNGKAI : TINGGI DUDUK (StudiEksperimenpadaMahasiswa Putra PembinaanPrestasiAtletik FakultasKeguruandanIlmuPendidikanJuru

0 0 20