Hubungan Parameter Hematologik Dengan Kebiasaan Merokok

isi trombosit serta zon membran yang keluar dari isi granola saat pelepasan Sherwood, 2001.

2.2.6.2. Fungsi Trombosit

Trombosit berperan dalam pembentukan sumbatan mekanis selama respon hemostatik normal terhadap luka vaskular. Apabila menemu pembuluh darah yang luka, platelet akan membengkak dan menjadi irregular. Protein akan konstriksi dan terjadi pelepasan granul yang mengandung faktor aktivasi. Ini akan menyebabkan platelet melengket pada kolagen jaringan dan protein yang dikenali sebagai von Willebrand factors. Kemudian terjadi sekresi ADP dan tromboksan A2 yang banyak. ADP dan tromboksan A2 menyebabkan trombosit yang ada beragregasi pada tempat luka pembuluh darah tersebut Guyton, 2011.

2.3. Hubungan Parameter Hematologik Dengan Kebiasaan Merokok

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kadar hemoglobin, eritrosit dan leukosit akibat merokok. Peningkatan kadar hemoglobin dan eritrosit adalah disebabkan oleh karbon monoksida CO yang diproduksi dari hasil pembakaran karbon yang tidak sempurna bereaksi dengan hemoglobin untuk membentuk karboksihemoglobin COHb. Akibatnya jaringan akan mengalami hipoksia oleh kerana kekurangan oksigen. Oleh itu akan terjadi peningkatan sekresi eritropoietin dan meningkatnya proses eritropoesis. Selain itu, CO dari rokok mempunyai afinitas terhadap hemoglobin sebanyak 245 kali lebih dari oxygen. Kadar normal COHb pada bukan perokok adalah 1,5 tetapi pada perokok diantara 3-15 Ashish, G. et al. , 2010 Peningkatan kadar leukosit terjadi karena nikotin yang terdapat dalam rokok akan menstimulasi katekolamin untuk meningkatkan produksi hormon – hormon seperti epinefrin dan kortisol. Hormon ini akan menyebabkan peningkatan produksi leukosit. Selain itu, partikel-partikel iritan yang terdapat dalam asap rokok akan memicu respon inflamasi akut atau kronik dan ini akan meningkatkan jumlah leukosit dalam darah Kapoor, D. dan Jones, T.H., 2005. Peningkatan Universitas Sumatera Utara kadar leukosit sebanyak 10 dapat menyebabkan meningkatnya 6,3 resiko untuk terjadi batuk kronik dan 8,9 untuk terjadi bronkitis kronik. Manakala, 9- 25 penurunan kadar leukosit darah dapat menurunkan 14 resiko untuk terjadinya kematian akibat penyakit kardiovaskular Grimm et al., 1985. Terdapat beberapa penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada kadar trombosit darah akibat merokok Asif, M. et al., 2013. Hanya satu penelitian menyatakan bahwa peningkatan kadar trombosit adalah disebabkan oleh peningkatan epinefrin akibat nikotin yang terkandung dalam rokok. Ini menyebabkan terjadinya kontraksi pada limpa dan terlepas platelet ke dalam sirkulasi darah. Oleh itu, terjadi peningkatan kadar trombosit Aghaji, M. et al., 1990. Peningkatan jumlah sel darah dalam darah perokok dapat menyebabkan viskositas darah meningkat. Peredaran darah akan menjadi kurang efisien dan akan menyebabkan terbentuknya thrombus. Ini akan meningkatkan resiko terjadinya stroke, infark miokardial, thrombosis pada vena dan emboli paru Asif, M. et al., 2013. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah: Variable independen Variable dependen Gambar 3.1: Kerangka konsep gambaran parameter hematologik pada perokok dan bukan perokok pria di RSUP Haji Adam Malik

3.2. Variable Dan Definisi Operasional

1.Parameter hematologik Definisi Operasional : Parameter hematologik yang didapat dari hasil pemeriksaan sampel darah perokok dan bukan perokok di RSUP Haji Adam Malik Cara Ukur: Pengukuran dilakukan dari hasil pemeriksaan darah lengkap hemoglobin, eritrosit, leukosit dan trombosit Perokok Parameter Kadar hemoglobin Kadar eritrosit darah Kadar leukosit darah Kadar trombosit darah Bukan perokok -Lama merokok -Jumlah batang rokok per hari Universitas Sumatera Utara