terjadinya trombosis tetapi tidak menyebabkan peningkatan pada jumlah trombosit.
Pada parameter hematokrit, MCHC dan LED menunjukkan perbedaan yang bermakna antara perokok dan bukan perokok p0.05. Hal ini telah
dibuktikan dalam penelitian di Quetta, Pakistan dimana pada penelitian tersebut juga menunjukkan perbedaan bermakna pada hematokrit p=0.006 dan MCHC
p=0.009. Hal ini karena apabila jumlah eritrosit meningkat dalam darah, sudah pasti persentase dari volume whole blood yang terdiri dari eritrosit juga akan
meningkat yang memberi efek pada hematokrit. Oleh karena kadar hemoglobin meningkat, konsentrasi hemoglobin dalam suatu volume eritrosit juga meningkat
dan ini yang menyebabkan perbedaan yang bermakna pada kadar MCHC. Tetapi pada MCV, MCH, RDW, MPV, PCT dan PDW tidak menunjukkan perbedaan
yang bermakna sejalan dengan penelitian ini Asif, M. et al., 2013. Berdasarkan jenis perokok, kebanyakkan perokok terdiri dari kelompok
perokok berat yaitu merokok 20 batang rokok per hari 52.5. Hal ini sejalan dengan penelitian Haider dan Rauf 2010 yang juga menyatakan dalam
penelitiannya kebanyakkan perokok adalah perokok berat 47.5. Manakala, berdasarkan lama merokok dapat dilihat mayoritas perokok adalah perokok yang
merokok 30 tahun 52.5. Hal ini tidak sama seperti yang tercatat dalam penelitian yang dilakukan di Karachi, Pakistan karena dalam penelitian ini
kebanyakkan perokok terdiri dari kelompok yang merokok 21-30 tahun Haider, M.J. dan Rauf, A., 2010.
5.2.2. Perbedaan Parameter Hematologik Berdasarkan Lama Merokok
Berdasarkan tabel 5.2, terdapat perbedaan yang bermakna antara lama merokok dengan kadar hemoglobin p0.001. Hal ini sejalan dengan penelitian
Abidin, M. 2008 yang menyatakan bahwa ada pengaruh rokok terhadap kadar hemoglobin berdasarkan lamanya merokok. Ini karena zat-zat rokok yang masuk
kedalam tubuh seperti gas CO yang diabsorbsi sekitar 80-90 dapat berikatan dengan hemoglobin dan membentuk karboksihemoglobin HbCO. HbCO
menyebabkan lepasnya ikatan oksihemoglobin dan mereduksi kapasitas transport
Universitas Sumatera Utara
oksigen dalam darah. Hal ini mengakibatkan oksigen yang ditransport ke jaringan berkurang dan mengakibatkan eritrosit yang dihasilkan meningkat jumlahnya.
Produksi eritrosit yang meningkat terus-menerus akan menyebabkan hemoglobin darah juga meningkat. Selain itu, dari penelitian ini dapat dilihat perbedaan yang
bermakna pada kadar hemoglobin antara bukan perokok dengan perokok yang merokok 11-20 tahun, 21-30 tahun dan 30 tahun p0.001.
Kadar eritrosit menunujukkan perbedaan yang bermakna dengan lama merokok p0.001. Hal ini sama seperti yang tercatat di dalam penelitian yang
dilakukan di Kota Semarang, Jawa Tengah yang menyatakan terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar eritrosit dengan lama merokok Hastono, W.D.,
2000. Ini karena peningkatan kadar CO dalam darah yang menyebabkan tubuh untuk memproduksi eritrosit secara berlebihan. Terdapat juga perbedaan yang
bermakna antara pada kadar eritrosit bukan perokok dengan perokok yang merokok 11-20 tahun, 21-30 tahun dan 30 tahun p0.001.
Perbedaan yang bermakna dapat dilihat antara lama merokok dengan kadar leukosit p0.001. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Jerman
dimana lama merokok memberikan perbedaan yang bermakna pada kadar leukosit p0.001 Frohlich, M. et al., 2003. Ini karena bahan iritan dalam rokok apabila
memasuki tubuh manusia akan memberikan efek terhadap kadar leukosit karena tubuh manusia mengenalinya sebagai antigen. Semakin lama dan semakin banyak
paparan bahan iritan dari rokok maka makin tinggi kadar leukosit dalam darah. Terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar leukosit bukan perokok dengan
perokok yang merokok 11-20 tahun, 21-30 tahun dan 30 tahun p0.05.
5.2.3. Perbedaan Parameter Hematologik Berdasarkan Jenis Perokok