HAK ATAS KESEHATAN Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam Mewujudkan Hak Anak Memperoleh ASI Eksklusif T1 312012046 BAB II

41 menyelenggarakan kebijakan terkait hak anak dengan baik, dan optimal agar tujuan untuk memenuhi hak-hak anak dapat terlaksana sesuai dengan yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak j.o Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dengan adanya penyelenggaraan perlindungan anak, diharapkan anak yang menjadi tanggungjawab Negara danatau pemerintah serta masyarakat dapat menyongsong masa depan secara baik dalam kehidupan, baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat.

4. HAK ATAS KESEHATAN

Kesehatan merupakan hal terpenting dalam sebuah kehidupan seorang manusia, karena tanpa adanya hidup yang sehat seseorang tidak akan bisa melakukan aktivitas sehari-harinya. Selain itu kesehatan juga merupakan bagian dari hak asasi manusia yang harus terpenuhi, kesehatan sebagai hak asasi manusia secara tegas diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 H ayat 1 yang menyatakan bahwa: “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mendefinisikan bahwa: “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan 42 setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis”. Adapun tujuan dari sebuah pembangunan kesehatan termaktub dalam ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa: “Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis”. Lebih lanjut ketentuan dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: “Setiap Orang Berhak atas Kesehatan”. Hal ini berarti bahwa kesehatan menjadi salah satu ukuran selain tingkat pendidikan dan ekonomi, yang menentukan mutu dari sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan kesehatan. Hak atas kesehatan seseorang telah diakui serta diatur dalam berbagai instrument internasional maupun nasional. Jaminan pengakuan hak atas kesehatan tersebut secara eksplisit dapat dilihat dari berbagai instrumen sebagai berikut : 17 a. Instrumen Internasional meliputi : 17 http:www.academia.edu5713466Hak_Atas_Kesehatan_Dalam_Perspektif_HAM, oleh Dedi Afandi, Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran, Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia, diunggah oleh Sri Hariana, 43 - Pasal 25 Universal Declaration of Human Rights UDHR - Pasal 6 dan 7 International Convenant on Civil and Political Right ICCPR - Pasal 12 International Convenant on Economic, Social and Cultural Right ICESCR - Pasal 5 International Convention on the Elimination of All forms of Racial Discrimination ICERD - Pasal 11, Pasal 12 dan 14 Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women Women’s Convention - Pasal 1 Convention against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment Torture Convention, or CAT b. Instrumen Nasional - Amandemen- II Pasal 28 H ayat 1 UUD 1945. - Pasal 9 UU Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. - Pasal 4 UU Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. - UU Nomor 11 tahun 2005 tentang Ratifikasi Kovenan Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya. Hak atas kesehatan bukan hanya hak agar setiap orang untuk menjadi sehat atau pemerintah harus menyediakan sarana pelayanan kesehatan yang mahal di luar kesanggupan pemerintah, tetapi untuk mewujudkan derajad kesehatan masyarakat yang baik dan layak maka menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan seluruh masyarakat, dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia yang memiliki tingkat ketahanan dan daya saing yang tinggi. Tanggungjawab yang dimiliki pemerintah terhadap pembangunan kesehatan yang layak bagi masyarakat tertuang dalam ketentuan Pasal 14 ayat 44 1 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan: “Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat”. Lebih lanjut ketentuan dalam Pasal 49 ayat 1 : “Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat bertanggung jawab atas penyelenggaraan upaya kesehatan. Dengan adanya ketentuan yang mengatur tentang siapa yang bertanggungjawab dalam urusan pembangunan kesehatan menjadikan masyarakat juga dapat ikut berperan aktif dalam peningkatan kesehatan tiap daerah sehingga menjadikan masyarakat dapat menikmati hidup yang sehat serta dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, selain itu pemerintah dan pejabat publik dapat membuat berbagai kebijakan dan rencana kerja yang mengarah kepada tersedia dan terjangkaunya sarana pelayanan kesehatan untuk semua dalam kemungkinan waktu yang secepatnya. 18 Kebijakan kesehatan merupakan acuan bagi pelaksanaan tugas-tugas mengurus dan mengatur oleh pemerintah dalam rangka kewajiban Negara merealisasikan hak atas derajat kesehatan yang optimal. 19 Sebagaimana Undang-Undang telah menjamin hak atas kesehatan, maka sudah sepatutnya pemerintah dapat mengupayakan suatu cara dalam mewujudkan pembangunan kesehatan salah satunya adalah dengan 18 http:www.academia.edu5713466Hak_Atas_Kesehatan_Dalam_Perspektif_HAM, oleh Dedi Afandi, Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran, Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia, diunggah oleh Sri Hariana, 19 Titon Slamet Kurnia, Op,Cit, h. 81. 45 memperhatikan penyelenggaraan kesehatan terhadap ibu dan anak. Hak atas kesehatan bagi ibu dan anak patut diperjuangkan, mengingat bahwa besarnya peranan ibu dalam mewujudkan generasi penerus bangsa dan juga terhadap pengoptimalan tumbuh kembang anak sejak dini guna tercapainya pengembangan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas, karena salah satu kunci keberhasilan dalam pembangunan kesehatan adalah penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi dan peningkatan status gizi masyarakat.

5. ASI EKSKLUSIF

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam Mewujudkan Hak Anak Memperoleh ASI Eksklusif T1 312012046 BAB I

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam Mewujudkan Hak Anak Memperoleh ASI Eksklusif

0 2 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam Mewujudkan Hak Anak Memperoleh ASI Eksklusif

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Pemerintah Kota Salatiga dalam Mewujudkan Kota Layak Anak T1 312009038 BAB I

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Pemerintah Kota Salatiga dalam Mewujudkan Kota Layak Anak T1 312009038 BAB II

0 0 61

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Pemerintah Kota Salatiga dalam Mewujudkan Kota Layak Anak

0 1 17

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyebab Kegagalan dalam Pemberian ASI Eksklusif: Studi Kualitatif di Desa Warak T1 BAB II

0 0 15

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam Melakukan Pengawasan terhadap Peredaran Vaksin T1 BAB III

0 0 3

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam Melakukan Pengawasan terhadap Peredaran Vaksin T1 BAB II

0 0 49

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam Melakukan Pengawasan terhadap Peredaran Vaksin T1 BAB I

0 0 11