Definisi Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan Musyarakah

3 Pembiayaan musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas, atau aktiva non-kas, termasuk aktiva tidak berwujud, seperti lisensi dan hak paten PSAK No. 59, par 37. 4 Karena setiap mitra tidak dapat menjamin modal mitra lainnya, maka setiap mitra dapat meminta mitra lainnya untuk menyediakan jaminan atas kelalaian atau kesalahan yang disengaja. Beberapa hal yang menunjukkan adanya kesalahan yang disengaja ialah: pelanggaran terhadap akad antara lain penyalahgunaan dana pembiayaan, manipulasi biaya dan pendapatan operasional, serta pelaksanaan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah. Jika terdapat kesepakatan antara pihak yang bersengketa, kesalahan yang disengaja harus dibuktikan berdasarkan badan arbitrase atau pengadilan PSAK No. 59, par 38. 5 Laba musyarakah dibagi di antara para mitra, baik secara proporsional sesuai dengan dana yang disetorkan baik berupa kas maupun aktiva lainnya atau sesuai nisbah yang disepakati oleh semua mitra, sedangkan rugi dibebankan secara proporsional sesuai dengan modal yang disetorkan baik berupa kas maupun aktiva lainnya PSAK No. 59, par 39. 6 Musyarakah dapat bersifat musyarakah permanen maupun menurun. Dalam musyarakah permanen, bagian modal setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad, sedangkan dalam musyarakah menurun, bagian modal bank akan dialihkan secara bertahap kepada mitra sehingga bagian modal bank akan menurun dan pada akhir masa akad mitra akan menjadi pemilik usaha tersebut PSAK No. 59, par 40.

b. Bank sebagai Mitra

Bank sebagai mitra dijelaskan dalam PSAK No. 59 pada paragraf 41 sampai dengan 51, meliputi: 1 Pengakuan dan Pengukuran atas Pembiayaan Musyarakah Awal Akad a Pembiayaan musyarakah diakui pada saat pembayaran tunai atau penyerahan aktiva non-kas kepada mitra musyarakah PSAK No. 59, par 41. b Pengukuran pembiayaan musyarakah adalah sebagai berikut: 1 Pembiayaan musyarakah dalam bentuk: a kas dinilai sebesar jumlah yang dibayarkan; dan b aktiva non-kas dinilai sebesar nilai wajar dan jika terdapat selisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva non-kas, maka selisih tersebut diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank pada saat penyerahan; dan 2 biaya yang terjadi akibat akad musyarakah misalnya, biaya studi kelayakan tidak dapat diakui sebagai bagian pembiayaan musyarakah kecuali ada