d Pembiayaan dengan prinsip pinjaman, yaitu pembiayaan qardh.
3 Jasa perbankan lainnya seperti jasa pembayaran berupa proses
transfer dan inkaso, pembayaran rekening air, listrik, telepon, angsuran KPR, dan lain-lain.
e. Larangan bagi BPRS
Dalam pasal 25 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, terdapat beberapa larangan bagi BPRS. Larangan-larangan tersebut
antara lain: 1
Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah.
2 Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam jasa lalu
lintas pembayaran. 3
Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing yang bukan penukaran uang asing dengan izin Bank Indonesia.
4 Melakukan kegiatan perasuransian yang bukan agen pemasaran
produk asuransi syariah. 5
Melakukan penyertaan modal yang bukan pada lembaga yang dibentuk untuk menanggulangi kesulitan liquiditas bank
pembiayaan rakyat syariah. 6
Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha yang telah ditetapkan pada pasal 21.
2. Pembiayaan Musyarakah
a. Definisi Pembiayaan Musyarakah
Untuk lebih memahami penelitian ini, perlu dijelaskan terlebih dahulu tentang pengertian pembiayaan dan musyarakah. Pertama,
tentang pembiayaan telah didefinisikan oleh Muhammad 2005:17 sebagai “pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain
untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga”. Definisi lain tentang pembiayaan
diungkapkan oleh Muhammad Syafi’i Antonio 2001: 160 yang menyatakan bahwa “pembiayaan adalah pemberian fasilitas
penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit”.
Kedua, perlu diketahui bahwa kata musyarakah berasal dari bahasa Arab, yaitu syirkah yang berarti mencampur. Sofyan S.
Harahap, Wiroso, dan Muhammad Yusuf 2010: 35 memberikan pendapat bahwa “musyarakah adalah akad kerja sama di antara para
pemilik modal yang mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan”.
Pendapat lain diungkapkan oleh Adrian Sutedi 2009: 81 yang menyatakan bahwa:
Musyarakah adalah suatu bentuk organisasi usaha di mana dua orang atau lebih menyumbangkan pembiayaan dan manajemen
usah, dengan proporsi sama atau tidak sama. Keuntungan dibagi menurut perbandingan yang sama atau tidak sama, sesuai
kesepakatan antara para mitra, dan kerugian akan dibagi menurut proporsi modal.