Pendapat lain yang senada dijelaskan oleh Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algaoud 2007: 85-86 yang mengungkapkan bahwa:
Musyarakah dapat diartikan sebagai bentuk kemitraan antara dua orang atau lebih yang menggabungkan modal atau kerja
mereka untuk berbagi keuntungan serta menikmati hak dan tanggung jawab yang sama. Para mitra akan berbagi keuntungan
sesuai dengan cara yang telah disepakati dan menanggung kerugian sesuai dengan proporsi kontribusi modal kerja.
Dari definisi-definisi di atas penulis mengambil kesimpulan
bahwa pembiayaan musyarakah merupakah pembiayaan antara sekurangnya dua pihak dalam konteks ini adalah bank dan nasabah
untuk mendanai suatu usaha dalam bentuk modal dan kerja. Dalam pembiayaan ini tidak hanya nasabah, namun pihak bank juga boleh
ikut serta dalam manajemen tersebut. Keuntungan usaha akan dibagi sesuai dengan kesepakatan pada saat akad, sedangkan kerugian dibagi
berdasarkan proporsi modal yang diberikan.
b. Klasifikasi Musyarakah
Dalam PSAK No. 106, musyarakah diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:
1 Musyarakah Permanen
Musyarakah permanen adalah musyarakah dengan ketentuan bagian dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya
tetap hingga akhir masa akad. 2
Musyarakah Menurun musyarakah mutanaqisah Musyarakah menurun adalah musyarakah dengan ketentuan bagian
dana salah satu mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra
lainnya sehingga bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akad mitra lain tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha
tersebut.
c. Rukun Musyarakah
Dalam pelaksanaan pembiayaan musyarakah, terdapat rukun dan ketentuan yang didasarkan atas Fatwa DSN MUI No. 8DSN-
MUIIV2000, sebagai berikut: 1
Pelaku yang terdiri atas para mitra Terdapat dua jenis mitra dalam musyarakah, yaitu mitra aktif dan
mitra pasif. Mitra aktif adalah mitra yang mengelola usaha musyarakah, baik mengelola sendiri atau menunjuk pihak lain atas
nama mitra tersebut, sedangkan mitra pasif adalah mitra yang tidak ikut mengelola usaha musyarakah.
2 Objek musyarakah
Objek musyarakah dapat berupa modal maupun kerja. Modal yang diberikan harus berupa uang tunai, emas, perak, atau yang bernilai
sama. Modal dalam bentuk aset harus dinilai dengan uang sesuai kesepakatan antara mitra, sedangkan ukuran kerja mitra ditentukan
sesuai dengan kesepakatan. 3
Ijab qabul Ijab qabul merupakan serah terima antara bank dan nasabah yang
dituangkan dalam hitam dan putih agar tiap pihak melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai porsinya.