Definisi Operasional Pengolahan dan Analisa Data Analisa Statistik

3.6 Definisi Operasional

1. Air Sumur adalah air tanah dangkal yang digunakan masyarakat sebagai bahan baku sumber air minum. 2. Kekeruhan Menggambarkan sifat optic air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut 3. Koagulasi Penambahan bahan kimia ke dalam air dengan tujuan membentuk endapan yang akan menyapu partikel atau menyerap konstituen terlarut. 4. Khitin Unit-unit monomer N-asetilglukosamin GlcNAc yang tersusun linear dengan ikatan 5. Khitosan Merupakan polimer dengan nama kimia 2-amino-2-deoksi-D-glukosa, mengandung gugus amino bebas dalam rantai karbonnya dan bermuatan positif ,dibentuk dari bahan baku chitin melalui proses deasetilasi 6. Kalsium Karbonat Senyawa yang dihasilkan dari penghalusan cangkang kerang, berbentuk tepung, berwarna putih. Universitas Sumatera Utara

3.7 Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan dan analisa data dilakukan secara statistik dengan menggunakan uji ANOVA one way dengan α = 0,05. Terlebih dahulu data hasil penelitian diuji normalitasnya diuji dengan uji Kolmogorov Smirnoff, dilanjutkan dengan uji analisis homogenitas menggunakan uji Levene. Jika data berdistribusi normal dan variansnya homogen maka dapat dilanjutkan dengan uji ANOVA one way. Namun jika data tidak berdistribusi normal ataupun tidak homogen maka dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis. Universitas Sumatera Utara 22 BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan cangkang kerang, cangkang kepiting dengan cangkang udang sebagai koagulan penjernih air sumur yang diambil dari desa Tanjung Ibus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Pengukuran dan perlakuan dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Instalasi Pengolahan Air IPA Sunggal dengan menggunakan alat Jar Test pada konsentrasi 0,2. Sebelumnya dilakukan pemeriksaan awal sebelum diberikan perlakuan. Air sumur diaduk dengan alat jar test selama 15 menit masing-masing pada kontrol, penambahan kalsium karbonat kerang 1, penambahan khitosan kepiting 1 dan penambahan khitosan udang 1. Setelah dilakukan pengadukan dengan alat jar test, air sumur didiamkan selama 40 menit untuk mengendapkan flokgumpalan yang dihasilkan. Setelah itu air sumur disaring dengan kertas saring lalu diukur kekeruhan serta pHnya. Hasil pengukuran kekeruhan, pH dan pengamatan warna air sumur sebelum perlakuan sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Kekeruhan Air Sumur Sebelum Penambahan Cangkang Kerang, Cangkang Kepiting dan Cangkang Udang No Parameter Pengulangan Rata- Rata Standard Baku Mutu I II III IV V VI 1 Kekeruhan NTU 21,20 21,00 21,90 20,70 21,00 19,60 20,90 25 NTU 2 pH 7,0 7,00 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 6,5-8,5 3 Warna Kekuningan Tidak berwarna Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.1 diketahui kekeruhan rata-rata air sumur sebesar 20,90 NTU hal ini masih memenuhi standard baku mutu yang ditetapkan dalam Permenkes RI no. 416 tahun 1990 . Namun, secara fisik air terlihat keruh sehingga membutuhkan pengelolaan terlebih dahulu. 4.2 Hasil Uji Kemampuan Cangkang Kerang, Cangkang Kepiting dengan Cangkang Udang Terhadap Penurunan Kekeruhan Air Sumur Untuk mengetahui kemampuan Cangkang Kerang, Cangkang Kepiting dan Cangkang Udang dalam penjernihan air sumur dilakukan dengan pengadukan menggunakan alat Jar Test melalui dua tahapan kecepatan putaran yaitu putaran cepat dengan kecepatan 140rpm selama 5 menit untuk menghomogenkan air dan koagulan setelah itu dilakukan putaran lambat dengan kecepatan 30rpm selama 10 menit untuk proses pembentukan flok. Konsentrasi masing-masing koagulan yang dimasukkan sama, yaitu 0,2 . Pada kontrol dilakukan perlakuan yang sama yaitu pengadukan dengan alat jar test tanpa penambahan koagulan dengan pengulangan masing-masing sebanyak 6 kali. 4.2.1 Penurunan Kekeruhan Air Sumur pada Kontrol setelah Perlakuan Pengadukan Kontrol penelitian dibuat dengan memberikan perlakuan berupa pengadukan dengan alat Jar Test tanpa penambahan koagulan. Sebelum dilakuakan perlakuan berupa pengadukan tersebut, dihitung kekeruhan air sumur terlebih dahulu. Air sumur yang digunakan sebagai kontrol diaduk dengan kecepatan 140rpm selama 5 menit setelah itu dilakukan putaran lambat dengan kecepatan 30rpm selama 10 menit. Universitas Sumatera Utara Setelah itu, air sumur didiamkan selama 40 menit dan disaring. Kemudian diukur nilai kekeruhan air sumur. Hasil pengukuran penurunan kekeruhan air sumur dengan perlakuan pengadukan pada air sumur sebagai kontrol setelah perlakuan pengadukan adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Kekeruhan Air Sumur pada Kontrol setelah Perlakuan Pengadukan Ulangan Kekeruhan Sebelum Perlakuan Kekeruhan setelah perlakuan I 21,20 1,92 II 21,00 1,80 III 21,90 1,39 IV 20,70 1,20 V 21,00 1,65 VI 19,60 2,52 Rata-rata 21,90 1,75 Persentase rata-rata penurunan kekeruhan - 91,58 Berdasarkan tabel 4.2, penurunan kekeruhan air sumur pada kontrol, yaitu air sumur yang diberikan perlakuan pengadukan tanpa penambahan koagulan yaitusebesar 91,58.

4.2.2 Penurunan Kekeruhan Air Sumur setelah Penambahan Kalsium Karbonat CaCO3 Kerang 1

Air sumur diberi perlakuan berupa pengadukan dengan alat Jar Test dan penambahan kalsium karbonat CaCO3 kerang 1 . Sebelum dilakukan perlakuan tersebut, dihitung kekeruhan air sumur terlebih dahulu. Air sumur diaduk dengan kecepatan 140rpm selama 5 menit setelah itu dilakukan putaran lambat dengan kecepatan 30rpm selama 10 menit. Kalsium karbonat 1 dimasukkan ke dalam Universitas Sumatera Utara wadah jar test sambil dilakukan pengadukan. Setelah itu, air sumur didiamkan selama 40 menit dan disaring. Kemudian diukur nilai kekeruhan air sumur. Hasil pengukuran penurunan kekeruhan air sumur setelah penambahan kalsium karbonat kerang adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Kekeruhan Air Sumur setelah Penambahan CaCO3 Kerang 1 Ulangan Kekeruhan Sebelum penambahan CaCO3 kerang Kekeruhan setelah penambahan CaCO3 kerang I 21,20 0,33 II 21,00 0,63 III 21,90 0,71 IV 20,70 1,10 V 21,00 1,02 VI 19,60 1,44 Rata-rata 21,90 0,87 Persenntase rata-rata penurunan kekeruhan - 95,28 Berdasarkan tabel 4.3 penurunan kekeruhan air sumur pada penambahan kalsium karbonat kerang 1 yaitu sebesar 95,28.

4.2.3 Penurunan Kekeruhan Air Sumur setelah Penambahan Khitosan Cangkang Kepiting

Air sumur diberi perlakuan berupa pengadukan dengan alat Jar Test dan penambahan khitosan kepiting . Sebelum dilakuakan perlakuan tersebut, dihitung kekeruhan air sumur terlebih dahulu. Air sumur diaduk dengan kecepatan 140rpm selama 5 menit setelah itu dilakukan putaran lambat dengan kecepatan 30rpm selama 10 menit. Khitosan kepiting 1 dimasukkan ke dalam wadah jar test sambil dilakukan pengadukan. Setelah itu, air sumur didiamkan selama 40 menit dan Universitas Sumatera Utara disaring. Kemudian diukur nilai kekeruhan air sumur. Hasil pengukuran penurunan kekeruhan air sumur setelah penambahan khitosan kepiting 1 adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Kekeruhan Air Sumur setelah Penambahan Khitosan Cangkang Kepiting Ulangan Kekeruhan sebelum penambahan khitosan kepiting Kekeruhan setelah penambahan khitosan kepiting I 21,20 0,29 II 21,00 1,28 III 21,90 1,18 IV 20,70 0,85 V 21,00 1,74 VI 19,60 1,78 Rata-rata 21,90 1,19 Persenntase rata-rata penurunan kekeruhan - 94,25 Berdasarkan tabel 4.4 penurunan kekeruhan air sumur pada penambahan khitosan 1 yaitu sebesar 94,25.

4.2.4 Penurunan Kekeruhan Air Sumur setelah Penambahan Khitosan Cangkang Udang 1

Air sumur diberi perlakuan berupa pengadukan dengan alat Jar Test dan penambahan khitosan udang. Sebelum dilakuakan perlakuan tersebut, dihitung kekeruhan air sumur terlebih dahulu. Air sumur diaduk dengan kecepatan 140rpm selama 5 menit setelah itu dilakukan putaran lambat dengan kecepatan 30rpm selama 10. Khitosan udang 1 dimasukkan ke dalam wadah jar test sambil dilakukan pengadukan. Setelah itu, air sumur didiamkan selama 40 menit dan disaring. Universitas Sumatera Utara Kemudian diukur nilai kekeruhan air sumur. Hasil pengukuran penurunan kekeruhan air sumur setelah penambahan khitosan udang 1 adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Kekeruhan Air Sumur setelah Penambahan Khitosan Cangkang Udang Ulangan Kekeruhan sebelum penambahan khitosan udang Kekeruhan setelah penambahan khitosan udang I 21,20 0,32 II 21,00 0,28 III 21,90 1,55 IV 20,70 1,11 V 21,00 1,53 VI 19,60 1,68 Rata-rata 21,90 1,08 Persenntase rata-rata penurunan kekeruhan - 94,81 Berdasarkan tabel 4.5 penurunan kekeruhan air sumur pada penambahan khitosan udang 1 yaitu sebesar 94,81.

4.2.5 Penurunan Rata-Rata

Kekeruhan Air Sumur pada Kontrol, Penambahan Koagulan Cangkang Kerang, Cangkang Kepiting dan Cangkang Udang Hasil pengukuran rata-rata penurunan kekeruhan air sumur dengan perlakuan penambahan koagulan cangkang kerang, cangkang kepiting dan cangkang udang serta kontrol pada ulangan pertama adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Penurunan Rata-Rata Kekeruhan Air Sumur pada Kontrol, Penambahan Koagulan Cangkang Kerang, Cangkang Kepiting dan Cangkang Udang Ulangan Kekeruhan Awal Kekeruhan Akhir Kontrol CaCO3 Kerang Khitosan Kepiting Khitosan Udang I 21,20 1,92 0,33 0,29 0,32 II 21,00 1,80 0,63 1,28 0,28 III 21,90 1,39 0,71 1,18 1,55 IV 20,70 1,20 1,10 0,85 1,11 V 21,00 1,65 1,02 1,74 1,53 VI 19,60 2,52 1,44 1,78 1,68 Rata-rata 21,90 1,75 0,87 1,19 1,08 Persentase Rata-rata Penurunan Kekeruhan - 91,58 95,28 94,25 94,81 Tabel 4.6 menunjukkan persentase rata-rata perubahan kekeruhan air yang cukup besar baik pada kontrol maupun setelah penambahan CaCO 3 kerang, khitosan kepiting dan kitosan udang. Persentase penurunan kekeruhan tertinggi ada pada penambahan CaCO3 kerang sebesar 95,28 dan terendah pada kontrol sebesar 91,58.

4.5 Analisa Statistik

Data hasil pengukuran kekeruhan air sumur setelah perlakuan diuji dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi tidak normal, maka uji dilanjutkan dengan uji Kruskall-Wallis. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Pengukuran Kekeruhan air Sumur setelah Perlakuan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test replikasi variabel Kekeruhan setelah perlakuan N 24 24 24 Normal Parameters a,,b Mean 3.5000 2.5000 1.2208 Std. Deviation 1.74456 1.14208 .58781 Most Extreme Differences Absolute .138 .169 .102 Positive .138 .169 .102 Negative -.138 -.169 -.085 Kolmogorov-Smirnov Z .678 .829 .499 Asymp. Sig. 2-tailed .748 .498 .965 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa distribusi populasi hasil pengukuran nilai kekeruhan air sumur yang diwakilkan sampel berdistribusi normal. Nilai p =0,965 lebih besar dari α=0,05. Selanjutnya data diuji dengan uji Anova One-Way untuk melihat keragaman data dan perbedaan kemampuan pada kontrol maupun pada perlakuan penambahan kalsium karbonat kerang, khitosan kepiting dan khitosan udang. Tabel 4.8 Hasil Uji Keragaman Varians Data Hasil Pengukuran Kekeruhan dan Nilai pH Air Sumur setelah Perlakuan Tabel 4.8 menun jukkan bahwa varians data populasi darimana data sampel ditarik adalah seragam homogen Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig. Kekeruhan setelah perlakuan .679 3 20 .575 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Hasil Uji Anova One-Way Data Hasil Pengukuran Kekeruhan dan Nilai pH Air Sumur setelah Perlakuan ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Kekeruhan setelah perlakuan Between Groups 2.519 3 .840 3.094 .050 Within Groups 5.428 20 .271 Total 7.947 23 Berdasarkan Tabel 4.9 hasil uji Anova One-Way nilai kekeruhan pada air sumur diperoleh bahwa tidak ada perbedaan kemampuan yang signifikan dari kontrol maupun penambahan koagulan. Nilai p=0,05. Karena tidak ada perbedaan yang signifikan pada penambahan koagulan CaCO3 kerang, Khitosan kepiting maupun khitosan udang, maka hasil uji tidak dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil BNT. Universitas Sumatera Utara 38 BAB V PEMBAHASAN

5.1. Kualitas Fisik Air Sumur yang Diperiksa