Kerang Kepiting Perbedaan Kemampuan Cangkang Kerang, Cangkang Kepiting dengan Cangkang Udang sebagai Koagulan Alami dalam Penjernihan Air Sumur di Desa Tanjung Ibus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

Aluminium, polyaluminium silicat klorida, dan bentuk lain polyaluminium dengan polimer organik. Koagulan Besi termasuk : Feri sulfat, Fero sulfat, Feri klorida, Feri klorida sulfat, poly Feri sulfat dan garam-garam besi dengan polimer organik Bratby,2006. Dosis optimum koagulan sangat bergantung pada bahan kimia air tertentu serta jenis partikelnya Crittenden,2012.

2.6 Kerang

Gambar 1. Kerang Kerang darah Anadara granosa termasuk dalam filum mollusca dari ordo Palecypoda subordo bivalvia. Kerang berkaki pipih dan memiliki dua belahan cangkang yang dihubungkan oleh satu atau dua buah otot oduktor yang dapat memegang kedua cangkang tersebut sehingga tertutup erat Setiowati,2007. Kerang biasanya hidup pada air dengan densitas tinggi pada daerah lumpur, hidup pada kondisi tekanan oksigen yang rendah pada habitat asalnya. Kerang kemungkinan akan mendapatkan nutrisi dari campuran dari detitrus atau mikroorganisme yang melekat pada detritus dan bentik mikroalga. Pada habitat alaminya, kerang dapat tumbuh dari 4-10 mm ke 18-32 mm dalam waktu 9 bulan Broom,1985. Universitas Sumatera Utara Kerang darah Anadara granosa merupakan salah satu jenis kerang yang berpotensi dan bernilai ekonomis untuk dikembangkan sebagai sumber protein dan mineral untuk memenuhi kebutuhanpangan masyarakat Indonesia. Kerang darah banyak ditemukan pada substrat yang berlumpur di muara sungai dengan tofografi pantai yang landai sampai kedalaman 20 m. Kerang darah bersifat infauna yaitu hidup dengan cara membenamkan diri di bawah permukaan lumpur di perairan dangkal. Komposisi mineral cangkang kerang dari gabungan kalsium karbonat dan karbon terdiri lebih dari 98,7 dari total kandungan mineral. Mg, Na, P, K dan lain- lain Fe, Cu, Ni, B, Zn dan Si terdiri sekitar 1,3 Muntamah,2010. Serbuk cangkang kerang mempunyai komposisi kimia sebagai berikut : Tabel 2. Komposisi kimia cangkang kerang Komponen Kadar berat CaO 66,70 SiO2 7,88 MgO 22,28 Al2O3 1,25 Sumber: Shinta Marito Siregar, 2009

2.7 Kepiting

Gambar 2. Kepiting Universitas Sumatera Utara Kepiting adalah binatang anggota krustasea berkaki sepuluh dari upabangsa infraordo Brachyura, yang dikenal mempunyai ekor yang sangat pendek serta memiliki abdomen yang ditutupi thoraks Hutchings,2008 Kepiting mempunyai tubuh lunak yang dilindungi cangkang yang keras dan berkilap. Memiliki lima pasang kaki bersegment, dua kaki depan memiliki capit dan kaki yang lainnya digunakan untuk berjalan dan berenang Thomson,2009. Cangkang tersebut terbuat dari khitin dan diperkuat dengan kalsium karbonat. Cangkang ini berfungsi untuk melindungi mereka dari predator serta memudahkan untuk menjepit, menghancurkan dan memotong makanan atau benda-benda lain Gilpin,2006. Cangkang kepiting mengandung protein 15,60-23,90, kalsium karbonat 53,70- 78,40, dan khitin 18,70-32,20 yang juga tergantung pada jenis kepiting dan tempat hidupnya Marganov, 2003 dalam Puspawati, 2010 2.8 Udang Gambar 3. Udang Udang Litopenaeus vannaemi termasuk dalam filum arthropoda, kelas crustaceae, ordo decapoda dan sub-ordo Natantia. Tubuh udang dapat dibagi menjadi Universitas Sumatera Utara tiga bagian, yaitu bagian kepala, perut dan ekor. Seluruh tubuh udang terdiri dari ruas-ruas yang terbungkus oleh kerangka luar eksoskeleton yang terbuat dari khitin yang diperkeras oleh bahan kapur CaCO 3 Sosrowinoto, 2007 Udang memiliki mata bulat di batang kepala, kumis yang panjang, sepuluh kaki dan ekor. Kaki yang berada di karapaks kepala digunakan untuk berjalan dan kaki yang berada pada abdomen digunakan untuk berenang, ekor yang disebut uropoda sebagai tenaga penggerak ketika udang berenang di air. Udang merupakan salah satu jenis krustacea berbentuk lateral pipih, bentuknya ramping sehingga memudahkan berenang serta memiliki kaki-kaki halus yang dapat membantu udang hinggap di dasar laut Rudloe, 2010. Cangkang udang mengandung protein 25- 40, kalsium karbonat 45-50, dan khitin 15- 20, tetapi besarnya kandungan komponen tersebut tergantung pada jenis udang dan tempat hidupnya Marganov, 2003 dalam Puspawati, 2010.

2.9 Khitin dan Khitosan a. Khitin