PENGGUNAAN MODEL COOVERATIVE LEARNING TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VII C SMP NEGERI 2 MARGA SEKAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

PENGGUNAAN MODEL

COOPERATIVE LEARNING

TIPE STAD

DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA MATA

PELAJARAN PKN DI KELAS VII C SMP NEGERI 2

MARGA SEKAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2011/2012

(Skripsi)

Oleh

S a i n o

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2012


(2)

Judul : PENGUNAAN MODEL KOOPERATIFLEARNING

TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VII C SMP NEGERI 2 MARGA SEKAMPUNG TAHUN PELAJARA 2011/2012

Nama Mahasiswa : S a i n o

No. Pokok Mahasiswa :1013132004

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Irawan Suntoro,M.S Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd.

NIP 195603231984031003 NIP 19820727 200604 1 002

Mengetahui

Ketua Jurusan P. IPS Ketua Program Studi PKn

Drs. Iskandar Syah, M.H. Drs. Holilulloh, M.Si.


(3)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Dr, Irawan Suntoro, M.S. ...

Sekretaris :Hermi Yanzi, S.Pd, M.Pd. ...

Penguji

Bukan Pembimbing :Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.

NIP. 19600315 198503 1 003


(4)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jalan.Prof .Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedong Meneng Bandar Lampung

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai syarat

untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Keguiruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung dengan judul “Penggunaan Model Kooperatif Learning Tipe STAD pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas VII C SMP

Negeri 2 Marga Sekampung Kabupaten Lampung Timur Tahun Ajaran 2011/

2012“adalah hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya

orang lain atau buku yang sudah dituliskan sumbernya secara jelas dengan norma,

kaidah dan etika penulisan ilmiah yang berlaku di dalam daftar pustaka.

.

Bandar lampung, 5 Agustus 2012


(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah:

1. Nama : Saino

2. Nomor Pokok Mahasiswa : 1013132004

3. Program Studi : PPKn

4. Jurusan : IPS

5. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

6. Alamat : Desa Purwosari, Kec. Marga Sekampung Kab. Lampung Timur

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Maret 2012


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 08 Juni 1968 di Wonogiri Jawa

Tengah, merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara pasangan Bapak Jokariyo (alm) dan Ibu Sukinem.

Pada tahun 1982 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Purwosari, Kec.Jabung Lampung Tengah, Sekolah Menengah Pertama SMP PGRI 3 Purwosari pada tahun 1985; dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Way Jepara pada tahun 1988. Pada tahun 1989 yang penulis melanjutkan ke Universitas Lampung Program Diploma 2 jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan selesai tahun 1991. Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program S1 Kependidikan Bagi Guru dalam Jabatan jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Pada tahun 1991 sampai tahun 2000 penulis menjadi tenaga honorer di SMP PGRI 3 Jabung, dan tahun itu pula ditambah pekerjaan menjadi kepala sekolah hingga sekarang


(7)

tahun 2012, nama sekolah berubah menjadi SMP PGRI 1 Marga Sekampung (2007) karena pemekaran Kecamatan, dan kabupaten menjadi kabupaten Lampung Timur.


(8)

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

SMP NEGERI 2 MARGA SEKAMPUNG

Alamat : Jln Melati Bukit Raya Kec.Marga Sekampung Kode Pos 34183

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

Nomor : 420 / 065/ 11.SK.03/ SMP N 2/2012

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMP Negeri 2 Marga Sekampung Kecamatan Lampung Timur :

Nama : IMAM HANAFI ,SPd

NIP : 197511282000031002

Jabatan : Kepala SMP Negeri 2 Marga Sekampung

Alamat : Jl. Melati, Desa Bukit Raya, Kecamatan Marga Sekampung Dengan ini menerangkan bahwa :

Nama : S A I N O

NPM ; 1013132004

Probram Studi : S1 PKn FKIP UNILA Waktu Penelitian : Bulan Pebruari 2012

Fakultas : FKIP UNILA Bandar Lampung

Telah melaksanakan Penelitian di kelas VIIC Tahun Ajaran 2011/2012 SMP Negeri 2 Marga Sekampung, Kec. Marga Sekampung Kab. Lampung Timur.Dalam rangka penyusunan Skripsi dengan Judul:

Penggunaan Model KooperatifLearningTipe STAD dalam meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran PKn di kelas VII C SMP Negeri 2 Marga Sekampung Lampung Timur Tahun Ajaran 2011/2012

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Marga Sekampung ,25 Februari 2012 Kepala Sekolah

IMAM HANAFI,SPd NIP: 197511282000031002


(9)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk

Istriku tercinta Sutami yang telah mendukung dan memberikan semangat

saya untuk selalu maju dan tidak putus asa

Bapak dan Ibuku (alm) tercinta yang telah mendukung dan mendoakan

saya dalam menyelesaikan kuliah

Anak-anakku tersayang (Tika Wulan Cahya dan Erwin Ridwansyah) yang

selalu memberi semangat dan dukungan untuk cepat menyelesaikan kuliahku

Kakak dan adik,saudaraku yang selalu memberikan dukungan dan bantuan

dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah

Pembimbing skripsi Bapak Dr.Irawan Suntoro,M.S. dan Bapak Hermi

Yanzi S.Pd., M.Pd yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan

skripsi

Bapak/ Ibu dosen program studi Pendidikan Kewarganegaraan yang telah

memberikan bantuan untuk terselesainya skripsi ini

Bapak Kepala Sekolah dan Dewan guru SMP Negeri 2 Marga Sekampung

yang telah memberi kesempatan dan dukungan moril

Almamater tercinta

Unversitas Lampung


(10)

(11)

MOTTO

Ketahuilah bahwa bersama kesabaran ada kemenangan

Bersama kesusahan ada jalan keluar dan bersama

Kesulitan ada kemudahan

(H.R Tarmidzi)

Apabila kamu mumulai pekerjaan dengan hati yang tulus dan bersih, niscaya

hasilnya akan bermanfaat unutk semua orang

(s a i n o)

Kesuksesan yang telah diraih itu merupakan tantangan unutk mempertahan

dan memdapatkan kesuksesan baru

(s a i n o)

Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan

baginya jalan kesurga.


(12)

(13)

SANWACANA

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta HidayahNya kepada peniliti, sehingga dengan kekuatan dan nikmat kesehatan peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Penggunaan Model Cooperatif Learning Tipe STAD, pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Marga Sekampung Tahun Pelajaran 2011/2012”dengan baik tanpa ada kendala yang berarti.

Peneliti menyadari keberhasilan dalam penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(14)

x

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Holilulloh, M.Si. selaku Ketua Program Studi PKn

7. Bapak Dr.Irawan Suntoro,MS. sebagai pembimbing akademik, pembimbing I skripsi yang telah banyak memberikan, bimbingan, pengarahan dan nasehat hhingga penulisan skripsi ini selesai.

8. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd. M.Pd. selaku pembimbing II yang senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan, ilmu dan saran dengan penuh kesabaran hingga penulisan skripsi ini selesai.

9. Ibu Dr. Adelina Hasyim, M.Pd. selaku pembahas I dan penguji utama yang telah memberikan arahan, nasehat dan ilmu dan saran yang bersifat membangun kepada penulis.

10. Bapak M. Mona Adha, S.Pd. M.Pd., selaku pembahas II yang telah memberikan pengarahan dan saran dalam perbaikan skripsi ini.

11. Bapak-bapak staf administrasi Program Studi PPKn FKIP Unila (Pak Susilo, Pak Ali dan Pak Jarwo) yang telah banyak memberikan bantuan selama penulis menempuh kuliah.

12. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi PPKn yang telah memberikan bimbingan dan arahannya serta bekal kepada peneliti dalam menyusun skripsi.


(15)

xi

13. Bapak Imam Hanafi, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 2 Marga Sekampung yang telah memberikan ijin untuk melanjutkan studi S1 dalam jabatan serta ijin dalam melaksanakan penelitian di sekolah.

14. Jamto, S,Pd. selaku guru mitra PKn SMP Negeri 2 Marga Sekampung yang telah membantu dalam proses pengumpulan data untuk penelitian ini. 15. Rekan-rekan mahasiswa S1 dalam jabatan Jurusan IPS Program Studi PPKn (Bapak Mukino, Bapak Triana, Kastiman, Bapak Padma, Bapak Puja, Ibu Desi dan Ibu Heni) terimakasih atas persahabatan, semangat, dan bantuanya semoga kita semua sukses dan selalu dalam limpahan rahmatNya, Amin.

16. Rekan-rekan guru di SMP Negeri 2 Marga Sekampung yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

17. Siswa-siswi SMP Negeri 2 Marga Sekampung yang telah membantu kelancaran penelitian.

18. Semua pihak yang telah membantu baik moral maupun material yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang berlipat ganda atas bantuan dan amal baiknya, Amin.


(16)

xii

Saya sebagai peneliti menyadari atas keterbatasan kemampuan yang saya miliki, sehingga skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan.

Bandar lampung, Pebruari 2012 Penulis


(17)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ...i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

MOTTO ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I . PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ... 9

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Kegunaan Penelitian ... 10

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Prestasi Belajar... 12

B. PengertianPembelajaran Kooperatif ...14

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ...22

D. Pengertian Pendidikan kewarganegaraan ... ...27

E. Hasil Belajar PKn ... 29

F. Standar Proses ... 34

G. UU RI N0 39 Tahun 1999 Tentang HAM BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 38

B. Sabyek Penelitian ... 39

C. Objek Penelitian………... 40


(18)

xiii

E. Data Penelitian ... 42

F. Teknik Pengumpulan Data ... 42

G. Prosedur Pelaksanaan Tindakan ... 44

I. Indikator Keberhasilan... 50

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51

1. Siklus Kesatu ...54

1.1. Perencanaan Siklus I ... 54

1.2. Pelaksanaan Siklus I... 55

1.3. Observasi Siklus I ... 56

1.4. Refleksi Siklus I ... 58

1.5. Rekomendasi Siklus I... 59

2. Siklus Kedua 2.1. Perencanaan Siklus II... 60

2.2. Pelaksanaan Siklus II ... 60

2.3. Observasi Siklus II ... 62

2.4. Refleksi Siklus II... 64

2.5. Rekomendasi Siklus II ... 65

3. Siklus Ketiga ...66

3.1. Perencanaan Siklus III ... 66

3.2. Pelaksanaan Siklus III ... 67

3.3. Observasi Siklus III ... 68

3.4. Refleksi Siklus III... ... 69

3.5. Rekomendasi Siklus III ... 71

B. Pembahasan ... 71

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA......77

LAMPIRAN LAMPIRAN

-Lampiran Surat-surat Keterangan -Lampiran Per Siklus


(19)

(20)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data prestasi siswa dalam pembelajaran sebelum menggunakan model STAD...3

2. Kriteria penghargaan kelompok...26

3. Tabel Langkah-langkah proses pembelajaran STAD...27

4. Kegiatan Pelaksanaan Tindakan ...41

5. Tabel Prestasi Siswa tiap siklus model STAD...73

6. GrafikPeningkatan Prestasi Dari Konvensional, Siklus I, Sklus II, Siklus III, pada Pembelajaran STAD...74


(21)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Guru melakukan apersepsi dan penyampain inkator pelajaran pada silkus I...91 2. Siswa bediskusi dalam kelompok Model STAD siklus I ...92 3. Salah satu siswa sedang mempersentasikan hasil diskusinya di depan kelas

siklus I...93 4. Siswa bediskusi dalam kelompok Model STAD siklus II...112. 5. Salah satu siswa sedang mempersentasikan hasil diskusinya di depan

Kelas siklus II...113 6. Siswa bediskusi dalam kelompok Model STAD siklus III...129 7. Salah satu siswa sedang mempersentasikan hasil diskusinya di depan kelas...130


(22)

(23)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MODELCOOVERATIVE LEARNINGTIPE STAD DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA MATA

PELAJARAN PKN DI KELAS VII C SMP NEGERI 2 MARGA SEKAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Oleh S A I N 0

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan menerapkan model pembelajaran Cooverative learning tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VII C SMP Negeri 2 Marga Sekampung Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012.

Hasil penelitian menunjukkan, Siklus I rata-rata ketunntasan belajar siswa 64% yang tuntas KKM, hingga siklus III 84% yang KKM > 72. Dengan demikian pembelajran Cooverativ learning tipe STAD dapat dikembangkan di setiap pembelajran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dengan penggunaan model pembelajaran Cooverative learning tipe STAD yang dilaksanakn dengan mengenalkan, melaksanakan pada siswa dan dengan dorongan dan bimbingan yang sabar maka menghasilkan pembelajan yang tidak membosankan bagi murid, dapat mendorong siswa berpikir dan mengeluarkan aspirasi serta berdialog dengan siswa lain, sehingga timbul kerja sama yang baik, saling membantu antar siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapi.


(24)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang utama bagi setiap bangsa, bahkan dapat dikatakan bahwa kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kemajuan pendidikan serta kemampuan memanfaatkan tehnologi dengan segala sistemnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi dewasa ini membawa dampak terhadap tuntutan kualitas kemampuan yang seharusnya dicapai melalui proses pendidikan dan latihan.

Pembangunan pendidikan khususnya pembaharuan sistem pendidikan nasional tidak terlepas dari dua masalah yang mendasar yaitu: masalah kualitas dan masalah kuantitas pendidikan. Kedua masalah tersebut merupakan dilemma yang sangat sulit diatasi serta ditangani secara baik, karena setiap upanya peningkatan kualitas masalah kuantitas terabaikan demikian sebaliknya. Meskipun demikian berbagai upaya dilaksanakan oleh pemerintah tanpa henti untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas pendidikan.

Pelaksanaan proses pembelajaran di kelas sering kali ditemui hambatan yang dapat menghambat pencapaian tujuan pendidikan. Faktor penghambat ini dapat berasal dari siswa maupun guru. Sedangkan faktor penghambat kegiatan proses belajar mengajar yang berasal dari guru antara lain adalah :


(25)

2

1. Penentuan tujuan pembelajaran yang kurang sesuai 2. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang sesuai 3. Pemilihan alat peraga (media) yang kurang sesuai 4. Penyusunan alat evaluasi yang kurang sesuai.

Salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran ialah aktifitas siswa. Sardiman (2003:100) mengemukakan “ Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktifitas belajar. Tampa adanya aktifitas, belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktifitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi aktifitas siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, menmcatat, mendengar, berfikir, membaca dan segala ketaatan yang

dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.”

Rendahnya aktifitas belajar yang terjadi ini disebabkan oleh model pembelajaran yang masih diterapkan oleh guru yang masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional. Dimana proses pembelajaran dimulai dari guru member atau menjelaskan materi pelajaran di depan kelas,

memberikan contoh tampa bukti yang otentik, tanya jawab dan diakhiri dengan latihan dan pemberian pekerjaan rumah (PR). Dalam proses belajar mengajar, kegiatan pembelajaran di kelas didominasi oleh guru, sehingga siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran. Pada saat guru menyampaikan materi pelajara, sebagian siswa hanya mendengarkan saja. Siswa juga belum dibiasakan untuk mencari ilmu dengan ushanya sendiri, jadi hanya menunggu perintah atau intruksi dari guru. Hal ini mrnyebabkan hasil ulangan siswa pada mid semester ganjil mata pelajaran PKn di SMP Negeri 2 marga sekampung tidak mencapai


(26)

3

KKM yang ditentukan.

Tabel 1 , Hasil ulangan mid semester ganjil tanggal 3 0ktober 2011

Mata Pelajaran : P K n Kelas : VII C

NO NAMA SISIWA NILAI KET

1 AHMAD EKO PURNOMO 60 BT

2 AKSA HILABI 60 BT

3 AMBAR WATI 78 T

4 ANDI PRASETYO 75 T

5 ANDIKA AGRIPTA 68 BT

6 ANSA KHAIRANI 76 T

7 ANTON SAPUTRA 64 BT

8 ARIP MAKMUN 72 T

9 DANUAR RIZKY CANDRA 83 T

10 DESI ELISA 82 T

11 DEWANTORO 58 BT

12 DEWI LISA WINDRIANI 58 BT

13 DIKI CANRA SAPUTRA 75 T

14 DONI SETIAWAN 60 BT

15 EKA RAMA YANTI 65 BT

16 EKA WAHYU FITRIANI 76 T

17 EMMA DAHLIA 65 BT

18 ENDANG SETYAWATI 50 BT

19 ENDRAWAN 55 BT

20 ERIK APRIYANTO 80 T


(27)

4

22 IRSADUL IBAD 75 T

23 LISA FIANA 73 T

24 MADE PUTU NINGSIH 78 T

25 MARYAM 74 T

26 MIA SEPTIANINGSIH 76 T

27 MIRA ASMARA 59 BT

28 MUHAMMAD ARIF 58 BT

29 RAHAYU 72 T

30 RIKI EFENDI 74 T

31 RINA SETYA WATI 78 T

32 TITIN SRI RAHAYU 72 T

33 TRI HERMAWATI 72 T

34 USI WULAN DARI 78 T

35 WAYAN AYU SURYANI 73 T

36 YAYUK EFITRI HANDAYANI 60 BT

Keterangan :

KKM, 7,2

Tuntas ; 22 siswa atau 61 % Tidak Tuntas ; 14 siswa atau 39 % Tertinggi ; 82

Terendah ; 58

Berdasarkan data tersebut diatas menujukkan bahwa nilai dan prestasi belajar PKn siswa kelas VII C pada mid semester ganjil tahun pelajaran 2011-2012 SMP Negeri 2 Marga Sekampung, Lampung Timur masih rendah karena siswa dianggap dalam belajar apabila suatu kelas telah tuntas belajar bila telah mencapai daya serap rata-rata angka 75% ( Permen,


(28)

5

No: 12 Tahun 2004).

Rendahnya daya serap peserta didik terhadap materi pelajaran dipengaruhi beberapa faktor penting. Faktor tersebut diantaranya peserta didik, dimana dari masukan (input) tidak terjadinya seleksi, ini menyebabkan semua siswa bisa masuk, walaupun dari tidak mempunyai nilai tinggi dari nilai ijasah SD nya. Sehingga dalam suatu kelas terjadi perbedaan tingkat kemampuan daya pikir (intelegensi), disamping itu dari latar belakang isiwa yang heterogen, dari kalangan kelas ekonomi, dimana dari anak ekonomi rendah sekolah bisa disebut sampingan, karena waktu di rumah harus membantu pekerjaan orang tua, serta kurang tercukupinya kebutuhan sekolah yang memadai, seperti buku-buku cetak maupun LKS, hal ini disebabkan faktor biaya.

Guru atau pendidik, yang masih kurang berpengalaman dan melihat kondisi langsung di sekolah, menyebabkan sebagian guru masih menerapkan sistem pembelajaran konvensional, atau yang kurang inovatif dan kreatif, disamping keterbatasan sarana mereka enggan merubah dan mencari metode pembelajaran yang baru yang selama ini telah di praktikkan oleh sekolah-sekolah di perkotaan dan sudah maju. Sehingga hanya mencari praktisnya saja dengan metode ceramah dan tanya jawab. Dengan demikian pembelajaran kurang memberikan banyak kesempatan peseta didik untuk mengembangkan kreatifitas, sehingga hanya tergantung dari guru, atau guru lah yang menjadi pusat pembelajaran.


(29)

6

Buku teks pelajaran dan penunjang kurang tersedia dengan memadai, buku pegangan guru hanya sebatas dari satu percetakan dan LKS, Karena hanya itu yang diberikan oleh sekolah. Untuk murid belum memungkinkan untuk pembelian buku cetak, hanya sebatas LKS, itu saja yang beli di koperasi belum mencapi 80 % dari setiap pelajaran. Perpustakaan sekolah belum ada, ini menyebbkan guru maupun murid kurang banyak memdapatkan penunjang belajar, atau bahan pustaka, yang seharunya bisa untuk menanbah wawasan, dan pengayaan dari beberapa mata pelajaran. Sehingga untuk memacu anak-anak yang rendah prestasinya harus dilaksanakan pembelajaran yang semaksimal mungkin.

Apa bila ingin meningkatkan prestasi belajar peserta didik tentunya berupaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Upaya telekomunikasi, dan sistem pembelajaran oleh para guru mengajar berfokus pada guru yang selama ini dilakukan kretifitas dan untuk berubah yang mengarah pemberdayaan siswa, untuk peningkatan kemampuan sehingga apa yang kita harapkan bisa tercapai.

Model pembelajaran yang inovatif dan kreatif yaitu dengan mengembangkan dan menggali pengetahuan siswa secara nyata dan mandiri diantanya adalah dengan mengunakan model pembelajaran cooperativ learning tipe STAD. Model ini dapat digunakan di semua jenjang dan semua ilmu, dan cocok untuk sekolah yang latar belakang yang heterogen, baik tingkat kecerdasan maupun asal-usul yang berbeda


(30)

7

Ada beberapa alasan mengapa memilih model pembelajrancooperativ learning tipe Student Team Achievement Division (STAD). Karena dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem “ pembelajaran gotong royong” atau

cooperative learning. Dalam sistem ini, guru bertindak sebagai fasilitator. Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui beragai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerja sama akademika antar siswa, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri, serta meningkatkan kemampuan akademik melalui aktivitas kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Aktifitas belajar berpusat pada dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah, disamping itu cocok untuk diterapkan di sekolah-sekolah yang masih mengunakan model pembelajran secara langsung karena sangat mudah diterapkan dan paling sederhana dalam penerapannya,

Ciri–ciri model pembelajaran kooperatif adalah ; 1. Belajar bersama dengan teman

2. Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman

3. Saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok 4. Belajar dari teman sendiri dalam kelompok

5. Belajar dalam kelompok kecil

6. Produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat 7. Keputusan tergantung pada siswa sendiri


(31)

8

Dari permasalahan tersebut, peneliti akan meneliti dan menguji penggunaan model pembelajaran cooperativ learning tipe STAD, dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut;

1. Prestasi belajar siswa kelas VII C yang rendah (nilai ulangan harian dan mid semester).

2. Model pembelajaran yang digunakan selama ini ceramah dan tanya jawab saja/ konvensional.

3. Aktifitas pada saat pembelajaran di kelas VII C rendah (seperti perhatian siswa .terhadap pelajaran kurang, siswa tidak betah di kelas, perhatian terhadap guru).

4.Motivasi belajar rendah.

5. Sarana belajar belum memadai

C. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah penggunaan Model Pembelajaran Cooperativ Learning tipe STAD dalam meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran PKn kelas VII C SMP Negeri 2 Marga Sekampung Tahun Ajaran 2011 /2012.


(32)

9

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus masalah tersebut selanjutnya peneliti akan merumuskan masalah yang akan menjadi titik tolak dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah sebagai berikut;

a. Bagaimanakah penggunaan model cooperativ learning tipe STAD pada pelajaran PKn pada kelas VII C SMPN 2 Marga Sekampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

b. Apakah penggunaan model cooperativ learning tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada kelas VII C SMPN 2 Marga Sekampung Tahun Pelajaran 2011/2012

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah

a. Untuk mengetahui penggunaan model cooperativ learning tipe STAD dalam pembelajaran PKn kelas VII C SMPN 2 Marga Sekampung Tahun Pelajaran 2011 /2012.

b. Untuk mengetahui penggunaan model coopeativ learning tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar PKn kelas VII C SMP Negeri 2 Marga Sekampung Tahun Pelajaran 2011/ 2012.


(33)

10

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Pengembangan pembelajaran PKn khususnya dalam penggunaan model pembelajarancooperativ learningtipe STAD pada kelas VII C SMP Negeri 2 Marga Sekampung Tahun Pelajaran 2011/2012,

b. Kegunaan Praktis 1. Bagi siswa

Siswa akan terlatih belajar dengan baik sesuai dengan tehnik model pembelajaran cooperativ leraning tipe STAD, sehingga prestasi dan sikap belajar meningkat .

2. Bagi Guru

Bagi Guru meningkatkan kualitas guru dalam proses kegiatan pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Meningkatkan prestasi untuk menjadi yang terbaik dan mampu bersaing di sekolah lain, dan sebagai dokumen sekolah.

F. Ruang Lingkup Penelitian

1.Ruang Lingkup Ilmu

Penelitian ini termasuk lingkup ilmu pendidikan khususnya PKn dengan wilayah kajian PKn yang membahas penggunaan model pembelajaran


(34)

11

4. Ruang Lingkup Obyek

Obyek penelitian ini adalah pembelajaran model STAD dan prestasi belajar PKn di SMP Negeri 2 Marga Sekampung Tahun Pelajaran 2011/2012

5. Ruang Lingkup Subjek

Subyek dalam penelitian ini adalah kelas VII C dan guru SMPN 2 Marga Sekampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

6. Ruang Lingkup Wilayah

Penelitian ini dilakukan di SMPN 2 Marga Sekampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

7. Ruang Lingkup Waktu

Pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkan surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan FKIP Unila sampai selesai.


(35)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Prestasi Belajar.

Menurut para ahli intinya adalah capaian atau hasil akhir yang biasa dilihat setelah proses belajar. Terkait capaian itu dalam aspek apa dan bagaimana, masing-masing ahli memiliki pandangan tersendiri.

Prestasi belajar dan proses belajar adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Karena prestasi belajar pada hakihatnya adalah hasil akhir dari sebuah proses belajar. Untuk mengetahui prestasi belajar seorang peserta didik biasanya dilakukan evaluasi terhadap materi belajar yang telah di berikan. Seberapa besar peserta didik mampu memberikan feed back dari setiap evaluasi yang di berikan, demikianlah definisi prestasi belajar yang ia miliki.

Menurut para ahli yang dirangkum dari www.Anea Ahira.Com, situs internet antara lain:

Winkel (1996:226) Prestasi belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai bobot/nilai tang berhasil diraihnya. Winkel lebih menekan kemampuan siswa secara umum.


(36)

13

S. Nasution (1996:17) Prestasi belajar merupakan kesempurnaan seorang peserta didik dalam berpikir, merasa dan berbuat. Menurut Nasution prestasi belajar seorang peseta didik dikatakan sempurna jika memenuhi 3 aspek yaitu :

Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kegiatan berpikir. Aspek ini sangat berkaitan erat dengan tingkat intelegansi (IQ) atau kemampuan berfikir peserta didik. Sejak dulu aspek kognitif selalu menjadi perhatian utama dalam sistem pendidikan formal. Hal itu dapat dari metode penilaian sekolah-sekolah di negeri kita dewasa ini sangat mengedepankan kesempurnaan pada aspek kognitif.

Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan nilai dan sikap. Penilaian pada aspek ini dapat terlihat pada kedisiplinan, sikap hormat terhadap guru, kepatuhan dan lain sebagainya. Aspek afektif berkaitan erat dengan kecerdasan emosi (EQ) peserta didik.

Aspek psikomotorik menurut kamus bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan gerak fisik yang mempengaruhi sikap mental. Jadi sederhananya aspek ini menunjukkan kemampuan atau keterampilan (skill) peserta didik setelah menerima sebuah pengetahuan.

1.Pengertian Evaluasi

Dalam pengertian dan lingkup yang luas evaluasi merupakan “….refer to the actof proses todetermining the evalueof samething


(37)

14

(wardandbrown,1957.1), Evaluasi digunakan untuk menilai swsuatu.sedang menurut witherington (1950.241) mengemukaknan bahwa evaluasi menentukan apakah sesuatu itu mempunyai nilai.

Jika kedua ringkasan diatas dianalisa lebih lanjut, maka ada dua hal pokok a.Bahwa evaluasi merupakan suatu tindakan-tindakan .

Yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang evaluatorterhadap suatu perisriwa / kejadian.

b.Bahwa evaluasi dimaksudkan untuk menentukan nilai sesuatu

dengan dengan kata lain evaluasi menunjukkan kualitas dari sesuatu.

2. Pengertiana Hasil Belajar Siswa.

Menurut Hamid Hasan(1986;23) mengatakan “pengertian hasil

belajar tidak dapat dipisahkan dari apa yang terjadi dalam kegiatan belajar baik di kelas, di sekolah, maupun diluar sekolah. Apa yang dialami oleh siswa dalam proses pengembangan kemempuannya merupakan apa yang di peroleh.

B. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative)

1. Pengertian Pempelajaran Kooperatif

Karena adanya perbedaan manusia dapatsilih asah(saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.


(38)

15

Karena sifatnya yang individual maka manusia yang satu membutuhkan manusia lainnya sehingga sebagai konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhluk social, makhluk yang berinteraksi dengan sesamanya . karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada interaksi yangsilih asih( saling menyayangi dan mencintai).

Perbedaan antar manusia yang tidak terkelola secara baik dapat menimbulkan ketersinggungan dan kesalahpahaman antara sesamanya. Agar manusia terhindar dari ketersinggungan dan kesalahpahaman maka diperlukan interaksi yang silih asih (saling tenggang rasa). Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Dengan ringkas Abdurrahman dan Bintoro (2000:78) mengatakan bahwa “ pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang

secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yangsilih asah, silih asih, dan silih asuh antara sesame siswa sebagai latihan hidup di dalam

masyarakat nyata.”

1. Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi tatap muka, (3) akuntabilitas individual dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antar


(39)

16

pribadi atau keterampilan social yang secara sengaja diajarkan” (Abdurrahman &Bintoro, 2000:78-790)

a. Saling ketergantungan positif

Dalam pembelajaran kooperatif guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling memberikan motivasi untuk meraih hasil belajar yang optimal.

b. Interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa.

c. Akuntabilitas individual

Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok. Meskipun demikan, penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual.. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya, dan karena itu tiap anggota kelompok harus memberikan urunan demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok secara individual inilah yang dimaksudkan dengan akuntabilitas individual.


(40)

17

d. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi

Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan social seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berarti mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi (interpersonal relationship) tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan.

2. Peran Guru dalam Pembelajaran Kooperatif

Berbagai peran guru dalam pembelajaran kooperatif tersebut dapat dikemukanan sebagai berikut ini.

a. Merumuskan tujuan pembelajaran.

Ada dua tujuan pembelajaran yan perlu diperhatikan oleh guru, tujuan akademik (Academic objectives) dan tujuan keterampilan bekerja sama (collaboratives skill objectives). tujuan akademis dirumuskan sesuai dengan taraf perkembangan siswa dan analisis tugas atau analisis konsep. Tujuan keterampilan bekerja sama meliputi keterampilan memimpin, berkomunikasi, mempercayai orang lain dna mengelola konflik.

b. Menentukan jumlah anggota dalam kelompok belajar

Jumlah anggota dalam tiap kelompok belajar tidak boleh terlalu besar, biasanya 2 hingga 6 siswa. Ada 3 faktor yang


(41)

18

menentukan jumlah anggota tiap kelompok belajar. Ketiga faktor tersebut adalah (1) taraf kemampuan siswa, (2) ketersediaan bahan dan (3) ketersediaan waktu.

c. Menentukan tempat duduk siswa.

Tempat duduk siswa hendaknya disusun agar tiap kelompok dapat saling bertatap muka tetapi cukup terpisah antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya.

d. Merancang bahan untuk meningkatkan saling ketergantungan positif

1) Saling ketergantungan bahan.

Tiap kelompok hanya diberi satu bahan ajar dan kelompok harus bekerja sama untuk mempelajarinya.

2) Saling ketergantungan informasi.

Tiap anggota kelompok diberi bahan ajar yang berbeda bentuk untuk selanjutnya disatukan untuk disintesiskan. 3) Saling ketergantungan menghadapi lawan dari luar.

Bahan ajar disusun dalam suatu bentuk pertandingan antara kelompok yang memiliki kekuatan seimbang sebagai dasar untuk meningkatkan saling ketergantungan positif antar anggota kelompok.

e. Menjelaskan tugas akademik.

Ada beberapa aspek yang perlu disadari oleh para guru dalam menjelaskan tugas akademik kepada para siswa yaitu;


(42)

19

1) Menyusun tugas sehingga siswa menjadi jelas mengenai tugas tersebut.

2) Kejelasan tugas sangat penting bagi para siswa karena dapat menghindarkan mereka dari frustasi atau kebingungan. Dalam pembelajran kooperatif siswa yang tidak dapat memahami tugasnya dapat bertanya kepada kelompoknya sebelum bertanya kepada guru.

3) Menjelaskan tujuan belajar dan mengaitkannya dengan pengalaman siswa di masa lampau.

4) Menjelaskan berbagai konsep atau pengertian atau istilah, prosedur yang harus diikuti atau pengertian contoh kepada para siswa.

5) Mengajukan berbagai pertanyaan khusus untuk mengetahui pemahaman para siswa mengenai tugas mereka.

f. Menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan dan keharusan bekerja sama yaitu;

1) Meminta kepada kelompok untuk menghasilkan suatu karya atau produk tertentu. Jika karya kelompok berupa laporan, tiap anggota kelompok harus menandatangani laporan tersebut tanda bahwa ia setuiju dengan isi laporan kelompok dan dapat menjelaskan alas an isi laporan tersebut.


(43)

20

2) Menyediakan hadiah bagi kelompok. Pemberian hadiah merupakan salah satu cara untuk mendorong kelompok menjalin kerja sama sehingga terjalin pula rasa kebersamaan antara anggota kelompok. Semua anggota kelompok harus saling membantu agar masing-masing memperoleh skor hasil belajar yang optimal karena keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan tiap anggota.

g. Akuntabilitas individual.

Suatu kelompok belajar tidak dapat dikatakan benar-benar kooperatif jika memperbolehkan adanya anggota kelompok yang mengajarkan seluruh pekerja, suatu kelompok belajar juga tidak dapat dikatakan benar-benar kooperatif jika memperbolehkan adanya anggota yang tidak melakukan apapun demi kelompoknya, untuk menjamin agar seluruh anggota kelompok benar-benar menjalin kerjasama dan agar kelompok mengetahui adanya anggota kelompok yang memerlukan bantuan atau dorongan, guru harus sering melakukan pengukuran untuk mengetahui taraf penguasaan tiap siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.

h. Menjelaskan kriteria keberhasilan.

Penilaian dalam pembelajaran kooperatif bertolak dari penilaian acuan patokan (criterium referenced). Pada awal


(44)

21

kegiatan belajar guru hendaknya menerangkan secara jelas kepada siswa mengenai bagaimana pekerjaan mereka akan dinilai.

i. Memantau perilaku siswa

Setelah semua kelompok mulai bekerja, guru harus menggunakan sebagaian besar waktunya untuk memantau kegiatan siswa. Tujuan pemantauan, guru harus menjelaskan pelajaran, mengulang prosedur atau strategi untuk menyelesaikan tugas, menjawab pertanyaan dan mengajarkan keterampilan menyelesaikjan tugas kalau perlu.

j. Memberikan bantuan kepada siswa dalam menyelesaikan tugas Pada saat melakukan pemantauan, guru harus menjelaskan pelajaran, mengulang prosedur atau strategi untuk menyelesaikan tugas, menjawab pertanyaan, dan mengerjakan keterampilan menyelesaikan tugas kalau perlu.

k. Menutup pelajaran

Pada saat pelajaran berakhir, guru perlu meringkas pokok-pokok pelajaran, meminta kepada siswa untuk mengemukakan idea atau contoh dan menjawab pertanyaan dan hasil belajar mereka.

l. Menilai kualitas pekerjaan atau hasil belajar siswa.


(45)

22

berdasarkan penilaian acuan patokan. Para anggota kelompok hendaknya juga diminta untuk memberikan umpan balik mengenai kualitas pekerjaan dan hasil belajar mereka.

m. Menilai kualitas kerja sama antar anggota kelompok

Meskipun waktu belajar di kelas terbatas, diperlukan waktu untuk berdiskusi dengan para siswa untuk membahas kualitas kerja sama antar anggota kelompok pada hari itu.

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganesasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar. Model pembelajaran Kooperatif STAD dikembangkan oleh Robert E.Stavin dan teman-temannya di Universitas Jhon Hopkin, adalah merupakan tipe pembelajaran yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD mengacu kepada kepada belajar kelompok siswa yang menyajikan informasi akademik kepada siswa menggunakan perentasi verbal dan teks. Pembelajaran Kooperatif STAD membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang yang bersifat heterogen .

Komponen utama tipe STAD adalah - presentasi kelas - kegiatan kelompok - kuis / test pemberian sckor individu dan penghargaan kelompok.


(46)

23

Menurut Eggen (1996: 289-293) yang dikutif oleh Agus Suyatna 2009 dalm buku modul pembelajaran Paikem,

dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD ada beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu:

a. Pembelajaran (Instruction)

Materi yang disampaikan pada saat pembelajaran, ini dipakai untuk menetapkan tujuan, penjelasan, dan pemodelan kemampuan atau penerapan konsep-prinsip, penyamarataan, peratutarn-peraturan dan penyediaan buku/bahan praktik.

b. Membentuk Kelompok (Transsition to Teams)

Guru umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 hingga 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen /berbeda.

c. Selama murid bekerja dalam kelompok, guru harus mengawasi murid untuk memastikan bahwa mereka bekerja dengan baik. Salah satu tujuan pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan murid untuk bekerja bersama. Setiap kelompok harus bertanggung jawab atas keberhasilan anggota kelompoknya.

d. Kuis / Tes

Kuis / tes diberikan setelah melaksanakan 1 atau 2 kali pertemuan. saat kuis / tes. Siswa tidak boleh saling membantu satu sama


(47)

24

lain dan harus mengerjakan soal secara Individu.

e. Poin Peningkatan Individu .

Poin peningkatan adalah memberikan kepada siswa sasaran yang dapat dicapai Jika mereka bekerja lebih giat dan memperhatikan prestasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan yang dicapai sebelumnya. Setiap siswa diberi skor awal yang di peroleh dari tes sebelumnya.

f. Penghargaan Kelompok.

Penghargaan kelompok diberikan berdasrkan poin peningkatan

kelompok. Skor Kelompok adalah rata–rata dari peningkatan

individu dalam kelompok tersebut.

Jumlah Poin Peningkatan Setiap Anggota Kelompok NK =

---Banyaknya Anggota Kelompok

Keterangan Nk = Nilai Kelompok.

Kelompok yang memperoleh poin sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan berhak mendapatkan penghargaan berdasarkan tabel berikut.

(Stavin 1995;80)


(48)

25

kreteria Predikat kelompok

NK < 15

15 < NK < 25

NK > 25

Cukup

Baik

Sangat Baik

Penghargaan pada kelompok terdiri atas 3 tingkat, sesuai dengan nilai

perkembangan yang diperoleh kelompok yaitu;

a)Super Team

Diberikan bagi kelompok yang memperoleh Skor rata-rata 25. b)Great Team

Diberikan bagi kelompok yang memperoleh skor rata-rata 20 c)Good Team

Diberikan bagi kelompok yang memperoleh skor rata-rata 15

Menurut Arindawati (2004:83-84) yang dikutif dari www Sarjanaku .com/2011/03, pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu:


(49)

26

Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan penyajian kelas. Penyajian kelas tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing.

2.Kegiatan kelompok

Siswa mendiskusikan lembar kerja yang diberikan dan diharapkan saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan

pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

3.Kuis (Quizzes)

Kuis adalah tes yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Hasil tes

digunakan sebgai hasil perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok.

4.Skor kemajuan (perkembangan) individu

Skor kemajuan individu ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada beberapa jauh skor kuis terkini yang melampui rata-rata skor siswa yang lalu.

5.Penghargaan kelompok

Penghargaan keompok adalah pemberian predikat kepada masing-masing kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok. Skor kemajuan kelompok diperoleh dengan mengumpulkan skor kemajuan masing-masing kelompok sehingga diperoleh skor rata-rata kelompok. Langkah-langkah proses pembelajaran model kooperatif tipe STAD


(50)

27

No Tahap Langkah-langkah Guru

1 Tahap

pendahuluan

- Guru memberikan informasi - Guru membentuk kelompok

- mensosialisasikan model pembelajaran

2 Tahap

pengembangan

- Guru mendemontrasikan - Guru memberikan LKS

- Guru memantau dan membimbing kerja kelompok

3 Tahap

penerapan

- Guru memberikan waktu siswa untuk mengerjakan LKS secara mandiri

- Setelah selesai guru mengumpulkan tugas siswa untuk dinilai

D. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak, dan karakter warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Dalam Peratutan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi satuan pendidikan dasar dan menengah menjelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Menurut Martati (2010:16) Pengertian pendidikan kewarganegaraan terstruktur sebagai keilmuan yang dikenal dengan citizenship educational, yang memiliki tiga domain yakni; domain akademis, domain kurikuler, dan domain sosial kultur. Dan ketiganya memiliki keterkaitan struktur dan fungsional .


(51)

28

Sehingga karakteristik umum PKn merupakan pengembangan kualitas warga negara dalam aspek-aspek berikut;

1. Kewarganegaraan, yakni pemahaman peserta didik sebagai warga negara tentang hak dan kewajiban dalam kehidupan demokrasi konstitusional serta menyesuaikan perilakunya dengan pemahaman

dan kesadaran.

2. Komunikasi sosial kultur kewarganegaraan, yakni kemauan dan kemampuan peserta didik sebagai warga negara untuk melibatkan dari dalam komunikasi sosial kultur sesuai dengan hak dan

kewajibannya.

3. Pemecahan masalah kewarganegaraan, yakni kemauan, kemampuan, dan ketrampilan peserta didik sebagai warga negara dalam mengambil prakarsa dan atau turut serta dalam pemecahan masalah sosio kultur kewarganegaraan dilingkungannya.

4. Penalaran kewarganegaraan, yakni kemampuan peserta didik sebagai warga negara untuk berpikir secara kritis dan bertanggung jawab tentang ide, intrumentasi, dan praktis demokrasi konstitusional Indonesia.

5. Partisipasi kewrganegaraan secara bertanggung jawab, yakni kesadaran dan kesiapan peserta didik sebagai warga negara untuk berpartisipasi aktif dan penuh tanggung jawab dalam kehidupan demokrasi Indonesia.


(52)

29

E. Hasil Belajar PKn

1. Pengertian

Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu unsure hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai pelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) sebagaimana dijelaskan dalam kamus besar bahasa Indonesia (1995:787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, atau memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si pelajar.

Istilah hasil belajar mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan prestasi belajar. Sesungguhnya sangat sulit untuk membedakan pengertian prestasi belajar dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat bahwa pengertian prestasi belajar dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat bahwa pengertian hasil belajar dianggap sama dengan pengertian prestasi belajar. Akan tetapi lebih dahulu sebaiknya kita simak pendapat yang


(53)

30

mengatakan bahwa hasil belajar berbeda secara prinsipil dengan prestasi belajar. Hasil belajar menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu cawu, satu semester dan sebagainya. Sedangkan prestasi belajar menunjukkan kualitas yang lebih pendek, misalnya satu pokok bahasan, satu kali ulangan harian dan sebagainya.

Nawawi (1981:100) mengemukakan pengertian hasil adalah sebagai berikut: keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu.

2. Fak.tor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

a. Faktor Internal

Faktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya disbanding jasmani yang keadaannya kurang sehat.

Faktor psikologis yaitu yang mendorong atau memotivasi belajar.

Faktor-faktor tersebut diantaranya: 1) Adanya keinginan untuk tahu

2) Agar mendapatkan simpat dari orang lain. 3) Untuk memperbaiki kegagalan


(54)

31

4) Untuk mendapatkan rasa aman.

b. Faktor eksternal yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah dan masyarakat.

1. Faktor yang berasal dari orang tua

Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah sebagai cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dalam hal ini dapat dikaitkan suatu teori, apakah orang tua mendidik secara demokratis, pseudo demokratis, otoriter atau cara laisses faire. Cara atau tipe mendidik yang demikian masing-masing mempunyai kebaikannya dan ada pula kekurangannya.

Menurut hemat peneliti, tipe mendidik sesuai dengan kepemimpinan Pancasila lebih baik dibandingkan tipe-tipe di atas. Karena orang tua dalam mencampuri belajar anak tidak akan masuk terlalu dalam.

Prinsip kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, karena orang tua akan bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani. Dalam kepemimpinan Pancasila ini berarti orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga selalu memperhatikan anak


(55)

32

selama belajar baik langsung maupun tidak langsung, dan memberikan arahan-arahan manakala akan melakukan tindakan yang kurang tertib dalam belajar.

Dalam kaitan dengan hal ini, Tim Penyusun Buku Sekolah Pendidikan Guru Jawa Timur (1989:8) menyebutkan, “ Di dalam pergaulan di lingkungan

keluarga hendaknya berubah menjadi situasi pendidikan, yaitu bila orang tua memperhatikan anak, misalnya anak

ditegur dan diberi pujian….” Pendek kata, motivasi, perhatian, dan kepedulian orang tua akan memberikan semangat untuk belajar bagi anak.

2. Faktor yang berasal dari sekolah

Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang ditempuh dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya.

3. Faktor yang berasal dari masyarakat

Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor yang bahkan sangat kuat pengaruhnya terhadap pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan.


(56)

33

Mendukung atau tidak mendukung perkembangan anak, masyarakat juga ikut mempengaruhinya.

Selain beberapa faktor internal dan eksternal di atas, faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat disebutkan sebagai berikut:

1. Minat

Seorang yang tidak berminat mempelajari sesuati tidak akan berhasil dengan baik, tetapi kalau seseorang memiliki minat terhadap objek masalah maka dapat diharapkan hasilnya baik. Masalahnya adalah bagaimana seorang pendidik selektif dalam menentukan atau memilih masalah atau materi pelajaran yang menarik siswa. Berikutnya mengemas materi yang dipilih dengan metode yang menarik. Karena itu pendidik/pengajar perlu mengenali karakteristik siswa, misalnya latar belakang social ekonomi, keyakinan, kemampuan dan lain-lain.

2. Kecerdasan

Kecerdasan memegang peranan penting dalam menentukan berhasil tidaknya seseorang. Orang pada umumnya lebih mampu belajar daripada orang yang kurang cerdas. Berbagai penelitian menunjukkan hubungan yang erat antara tingkat kecerdasan dan hasil belajar di sekolah (Sumadi, 1989:11)


(57)

34

Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu dilatih dan dikembangkan agar dapoat terwujud (Utami, 1992:17). Bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan pada masa yang akan datang.

4. Motivasi

Motivasi merupakan dorongan yang kuat pada diri anak untuk melakukan sesuatu tindakan (Arikunto Suharsimi, 1993:88). Ada dua macam motivasi yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya angka, ijazah, tingkatan , hadiah, persaingan, pertentangan, sindiran, cemoohan dan hukuman.

F. Standar Proses

Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses . Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses , standar proses meliputi meliputi perncanaan


(58)

35

proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

1. Perencanaan Proses Pembelajaran

Perencanaan proses pembelajran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata

pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indicator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

a. Persyaratan Pelaksanaa Proses Pembelajaran 1. Rombongan belajar

2. Beban minimal guru 3. Buku teks pelajaran 4. Pengelolaan kelas b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

3. Penilaian Hasil Pembelajaran

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta


(59)

36

digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.

4. Pengawasan Proses Pembelajaran a. Pemantauan

b. Supervisi c. Evaluasi d. Pelaporan e. Tindak lanjut

G. UU RI No.39 Tahun 1999 Tentang HAM

Pasal 1

1. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hokum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. 2. Kewjiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban apabila hak

dilaksanakan , tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.

3. Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengecualian yang langsung atau tidak langsung didasarkan padaperbedaan manusia atas dasar agama, suku,ras, etnis,kelompok, golongan, status


(60)

37

4. Penyiksaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat,baik jasmani maupun rohani…

5. Anak adalah setiap manusia yang berusia dibawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam

kandungan ..

6. Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat Negara baik disengaja maupuntidak

disengajayang secara melawan hukun mengurangi, menghalangi, membatasi,dan atau mencabuthak asasi manusia…

7. Komisi HAM adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga Negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian,penyuluhan,pemamtauan, dan mediasi hak asasi manusia.

Pasal 9

1. Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan tarap hidupnya

2. Sertiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin


(61)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian diskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Sukidin dkk (2002:54) yang dikses melalui internet, Repository.Upi.Edu/ oprator/ Upload/ S pard.0611181.Capter.Dot PDF ada 4 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu : (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaborasi, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif dan (4) penelitian tindakan social eksperimental.

Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan pembedaannya. Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbilah, (2000) dan Sukidin, dkk. (2002:55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada (1) tujuan utamanya atau pada tekanannya, (2) tingkat kolaborasi antara pelaku penelitian dan peneliti dari luar, (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian dan (4) hubungan antara proyek dengan sekolah.


(62)

39

Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berpengaruh sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan tindakan, observasi dan refleksi kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak didominan dan sangat kecil.

Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup atau mencapai indikator keberhasilan.

B. Subyek Penelitian

1. siswa kelas VII C SMPN 2 Marga Sekampung tahun pelajaran 2011/2012, yang terdiri darin 36 siswa, 15 laki-laki dan 21 perempuan. Kelas ini dipilih sebagai subyek penelitian karena berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, diketahui bahwa pada kelas ini merupakana kelas yang paling bermasalah dalam proses belajar dengan hasil belajar rendah.

2. Guru PKn SMP Negeri 2 Marga Sekampung, untuk menguji coba model pembelajaran kooperatif tipe STAD


(63)

40

C. Obyek Penelitian

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD, yaitu model pembelajaran kelompok kecil yang anggotanya heterogen, dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar.

2. Prestasi belajar adalah capaian atau hasil akhir yang biasa dilihat setelah proses belajar.

D. Operasional Penelitian

Penelitian ini adalah tindakan kelas (PTK) yang bersifat siklus dan terdiri dari empat rangkaian yang dilakukan dalam siklus berulang, yaitu

a) Planning, b) Acting,

c) Observasing,dan d) Reflecting

Sesuai dengan model yang dikembangkan oleh Stephan Kemmis dan Robbin Mc.Taggart dalam Arikunto (2006 ;16).

Penelitian tindakan kelas ini di bagi menjadi 3 siklus, setiap siklus terdiri dari suatu kompetensi dasar yang terdiri dari 3 x (kali) pertemuan dan setiap satu kompetensi dasar selesai akan diadakan tes formatif untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi pokok tersebut serta dilakukan observasi untuk melihat hasil belajar siswa dalam pembelajaran melaui penerapan model pembelajarancooperativ learningtipe STAD.


(64)

41

Tabel : 4 Kegiatan Pelaksanaan Tindakan ,

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS 1 PELAKSANAAN

PENGAMATAN

PEERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN

PENGAMATAN

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS III PELAKSANAAN

PENGAMATAN

?


(65)

42

E. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Data kualitatif, merupakan data untuk mengetahui meningkatnya kegiatan pelaksanaan pembelajaran

2. Data unutk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa melalui hasil tes 0bservasi yang di dalam kelas pada siklus I, II, III, terdiri dari data hasil belajar siswa. Data hasil belajar siswa dimunculkan dari nilai tes siswa yang relevan yang diberikan setiap akher siklus I, II, dan III dengan sebelumnya dilakukan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

F. Tehnik Pengumpulan Data

Adapun tehnik pengumpulan data dibedakan menjadi dua yaitu;

a. Tehnik Pokok

1. Observasi / Pengamatan

Observasi adalah metode atau cara-cara untuk menganalisa dan atau melakukan pencatatan serta sistematis mengenai timgkah laku dan melihat mengamati individu atau kelompok secara langsung. Metode ini digunakan untuk mengamati dan melihat secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti. Tehnik observasi digunakan untuk mengumpulkan data pelaksanaan pembelajaran model STAD oleh Guru.


(66)

43

2. Tes

Tes hasil belajar siswa, tehnik ini digunakan dalam penelitian untuk memperoleh hasil belajar siswa, tes disusun oleh penulis sesuai dengan sub bahasan yang di sajikan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Nilai diambil dari hasil tes yang dilakukan pada setiap akher siklus pembelajaran .

3. Dokumentasi

Data dokumentasi yang terdapat dalam penelitian ini adalah data hasil belajar siswa setelah melakukan pembelajaran dengan melaksanakan siklus.

b. Tehnik Analisis Data

1. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari data aktifitas siswa, dimana siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Dalam hal ini, data kualitatif menggunakan metode LKK (lembar kerja kelompok), dimana setiap kelompok diberikan tugas yang telah dibuat oleh peneliti sesuai dengan materi yang diberikan. Dengan demikian akan memperoleh konsep-konsep hasil belajar kelompok.

Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe STAD diambil dari persentase ketuntasan belajar siswa setelah diadakan tes pada setiap akher siklus.


(67)

44

Siswa dikatakan tuntas jika mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 7,2.

Untuk menentukan persentase siswa tuntas setiap siklusnya diambil dari

www.scribd.com/dot/id tehnik analisis data dengan mengunakan rumus; Rumus Presentasi

P = F N

Keterangan ; P : Presentasi F : Frekuensi

N : Jumlah Responden / Siswa

G. Prosedur Pelaksanaan Tindakan

Tahap-tahap tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah 1. Tahap Prapenelitian

Pada tahap ini siswa akan diberikan tes awal (pree test) sebagai acuan untuk pembagian kelompok pada saat deterapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe STAD dan mengetahui peningkatan hasil belajar PKn setelah diterapkan model pembelajaran tersebut.

2. Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan


(68)

45

1) Membuat rancangan pembelajaran yang akan dilakukansebagai tindakan pada siklus I .

2) Menyusun skenario pembelajaran dengan menyusun materi diskusi yang relevan yang meliputi rencana pembelajaran

(studi kasus), contoh soal, latihan soal, dan evaluasi.

3) Membuat lembar kegiatan siswa yang akan diberikan kepada siswa pada saat belajar kelompok .

4) Menentukan pembagian kelompok yang herterogen berdasarkan hasil pre test, etnis dan jenis kelamin.

b. Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dan tahap perencanaan yang telah dibuat. Langkah-langkah yang digunakan sesuai tipe STAD adalah sebagai berikut;

1) Tahap pendahuluan, Guru memberikan informasi, membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen akademis, dan mensosialisasikan model pembelajaran.

2) Tahap pengembangan, Guru demontrasikan, memberikan LKK, mementau dan membimbing kerja kelompok

3) Tahap penerapan,Guru memberikan LKS untuk kerja mandiri, mengumpulkan tugas, di akhiri klarifikasi dan penutup

c. Pengamatan.

Pengamatan dilakukan dengan mendokumentasikan pada lembar diskusi siswa pada saat diterapkannya model pembelajaran


(69)

46

kooperatif learning tipe STAD yang telah dipersiapkan selama proses tindakan berlangsung.

d. Refleksi.

Refleksi meliputi kegiatan analisis, memehami, dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan dengan menganalisis hasil tes dan observasi dapat ditarik kesimpulan tentang perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi dan selanjudnya dijadikan dasar perbaikan pada siklus berikutnya.

1. Pelaksanaan siklus II

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah;

1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada siklus I.

2) Membentuk kelompok yang heterogen hasil tes akher siklus I.

3) Membuat lembar kegiatan siswa yang akan diberikan pada siswa saat belajar kelompok.

4) Mempersipakan lembar observasi langkah-langkah pembelajaran STAD

5) Mempersiapkan post tes / lembar kerja siswa (LKS) 6) Mempersiapkan perangkat dan sumber belajar 7) Menyiapkan sumber belajar.


(70)

47

b. Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dan tahap perencanaan yang telah dibuat. Langkah-langkah yang digunakan sesuai tipe STAD adalah sebagai berikut;

1) Tahap pendahuluan, Guru memberikan informasi, membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen akademis yang dicapai dalam siklus I, dan mensosialisasikan model pembelajaran.

2) Tahap pengembangan, Guru demontrasikan, memberikan LKK, mementau dan membimbing kerja kelompok

3) Tahap penerapan,Guru memberikan LKS untuk kerja mandiri untuk mengerahui keberhasilan, mengumpulkan tugas, di akhiri klarifikasi dan penutup

c. Pengamatan

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Dalam tahap ini aspek-aspek yang diamati adalah hasil belajar siswa selama berlangsungnya proses belajar kelompok

d. Refleksi

Menganalisis kembali untuk memdapatkan kesimpulan, apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak, diharapkan pada akher siklus II ini ketuntasan belajar dan belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.


(71)

48

e. Indikator keberhasilan

Indikator perkenbangan keberhasilan pada penelitian ini adalah ; 1) Minimal 70 % siswa aktif dalam pembelajaran

2) Siswa yang memperoleh nilai > 72 mencapai 60 %

2. Pelaksanaan Siklus III

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah ;

1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada siklus II.

2) Menyusun scenario pembelajaran dengan menyusun materi belajar kelompok yang relevan yang meliputi rencana pembelajaran (studi kasus), evaluasi.

3) Membentuk kelompok yang heterogen berdasarkan hasil tes siklus II 4) Membuat lembar kegiatan siswa yang akan diberikan pada siswa saat

belajar kelompok.

5) Mempersiapkan lembar pengamatan (observasi) aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dalam model pembelajaran kooperatif STAD 6) Mempersiapkan perangkat


(72)

49

b. Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dan tahap perencanaan yang telah dibuat. Langkah-langkah yang digunakan sesuai tipe STAD adalah sebagai berikut;

1) Tahap pendahuluan, Guru memberikan informasi, membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen akademis yang dicapai dalam siklus II, dan mensosialisasikan model pembelajaran.

2) Tahap pengembangan, Guru demontrasikan, memberikan LKK, mementau dan membimbing kerja kelompok

3) Tahap penerapan,Guru memberikan LKS untuk kerja mandiri untuk mengerahui keberhasilan, mengumpulkan tugas untuk mengetahui keberhasilan dalam siklus III, di akhiri klarifikasi dan penutup

c. Pengamatan

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Dalam tahap ini aspek-aspek yang diamati adalah hasil belajar siswa selama berlangsungnya proses belajar kelompok .

d. Refleksi

Menganalisis kembali untuk memdapatkan kesimpulan, apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak, diharapkan pada akher siklus III ini ketuntasan belajar siswa telah mencapai indicator keberhasilan yang ditetapkan.


(73)

50

H. Indikator Keberhasilan.

Indikator perkenbangan keberhasilan pada penelitian ini adalah prestasi belajar PKn mencapai 75 % dari 36 siswa dan > 72 diatas KKM


(74)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian maka pembelajaran PKn dengan menerapkan Penggunaan ModelCoopetative Learning Tipe STAD dilakukan dengan kegiatan ;-Pendahuluan, didalamnya persiapan dan apersepsi,-Pengembangan yang merupakan kegiatan inti yaitu dengan melakukan diskusi siswa dan bimbingan dan pengawasan dari guru, dan -Penerapan merupakan langkah akher dimana siswa mengerjakan kerja mandiri, untuk diketahui keberhasilan siswa dan di akhiri dengan penutup. Kerja kelompok akan mendidik siswa bekerja sama, saling member, toleransi , ketergantungan dan tanggung jawab bersama, menghasilkan pembelajaran yang jarang dilakukan, sehingga anak harus dibimbing, diarahkan dan diberikan semangat untuk berani mengungkapkan ide saran sesama teman, sehingga pembelajaran menjadi hidup tidak membosankan dan anak belajar mencari pengetahuan yang tidak hanya menerima yang selama ini dilakukan setiap peljaran. Dengan kesabaran guru mengarahkan dan memotifasi sehingga pembelajaran tipe STAD dapat berjalan dengan baik.

2. Dengan penggunaan pembelajaran tipe STAD pada siswa kelasa VII C SMP Negeri 2 Marga Sekampung Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012 maka dapat meningkatkan prestasi. Dari yang tuntas diperoleh data


(75)

77

pada siklus I sebesar 64% (12 anak), meningkat pada siklus kedua sebesar 73 % (23 anak) dan sebesar 84% (26) pada siklus III. Sehingga dari kovensional ke pembelajaran STAD prestasi meningkat 40% (dari 14 menjadi 26 anak tuntas KKM)

B. Saran

1) Kepada guru SMP Negeri 2 Marga Sekampung Kabupaten Lampung Timur hendaknya menggunakan berbagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran dan salah satunya adalah dengan Penggunaan Model KooperatifLearningTipe STAD

2) Untuk siswa SMP Negeri 2 Marga Sekampung Kabupaten Lampung Timur diharapkan dengan telah menggunakan model pembelajaran Kooperatif Learning Tipe STAD maka belajar mandiri dan mengemukakan pendapat, menghargai pendapat itu sangat penting untuk melatih mental dan mengembangkang kemampuan berpikir, tidak hanya mengharapkan pemberian guru dan menerima apa adanya.

3) Pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dan dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik.


(76)

DAFTAR PUSTAKA

Anne Ahira.Com/ Pengertian Prestasi Belajar, menurut para ahli,htm, Diakses tanggal 4 April 2012

Anonim.2007,Materi Sosialisasi dan Pelatihan KTSP. Jakarta; Depdiknas

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta; Rikena Cipata

Badan Standar Nasional Pendidikan .2007. Perturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Nasional N0 41 Tahun 2007,Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Biro Hukum dan Organesasi

Departemen

Departemen Pendidikan Nasional,2003. Undang-undang N0 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sinar Grafika. Jakarta

Nama Sudjana, 1991.Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung ; Remaja Rosdakarya

Sarjanaku,2011,pembelajaran kooperatif tipe STAD, htmt sarjanaku dot com diakses Tgl 20 januari 2012

Sukidin, Repository.Upi.Edu/ oprator/ Upload/ S pard.0611181.Capter.Dot PDF. Diakses tanggal 4 april 2012

Sunyono, 2009. Modul 05Perangcangan PTK dan Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung, FKIP Unila

Suprijanto. 2005.Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta; Bumi Aksara


(77)

78

Genesindo

Syaiful Bahri Djamarah,2006.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta ; Rineka Cipta

Slavin,Robert E,1995Cooperatif Learning:Theory Research end Praktive Second Edition. 184 hal

Thomas Gordon. 1990.Guru Yang Efektif, Jakarta; Rajawali Pers.

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1998.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakrta. Balai Pustaka.

Wina Sanjaya. 2008.Strategi Pembelajaran, Jakarta; Kencana Prenada Media Grup

Www.Scrip.Com/dot/58228105/7id Tehnik analisis data Diakses tgl 4 april 2012


(78)

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIFLEARNINGTIPE STAD DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN

PKN DI KELAS VII C SMP NEGERI 2MARGA SEKAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh S a i n o

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan

pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(1)

50

H. Indikator Keberhasilan.

Indikator perkenbangan keberhasilan pada penelitian ini adalah prestasi


(2)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian maka pembelajaran PKn dengan menerapkan

Penggunaan ModelCoopetative Learning Tipe STAD dilakukan dengan kegiatan

;-Pendahuluan, didalamnya persiapan dan apersepsi,-Pengembangan yang

merupakan kegiatan inti yaitu dengan melakukan diskusi siswa dan bimbingan

dan pengawasan dari guru, dan -Penerapan merupakan langkah akher dimana

siswa mengerjakan kerja mandiri, untuk diketahui keberhasilan siswa dan di

akhiri dengan penutup. Kerja kelompok akan mendidik siswa bekerja sama,

saling member, toleransi , ketergantungan dan tanggung jawab bersama,

menghasilkan pembelajaran yang jarang dilakukan, sehingga anak harus

dibimbing, diarahkan dan diberikan semangat untuk berani mengungkapkan ide

saran sesama teman, sehingga pembelajaran menjadi hidup tidak membosankan

dan anak belajar mencari pengetahuan yang tidak hanya menerima yang selama

ini dilakukan setiap peljaran. Dengan kesabaran guru mengarahkan dan

memotifasi sehingga pembelajaran tipe STAD dapat berjalan dengan baik.

2. Dengan penggunaan pembelajaran tipe STAD pada siswa kelasa VII C SMP

Negeri 2 Marga Sekampung Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran


(3)

77

pada siklus I sebesar 64% (12 anak), meningkat pada siklus kedua sebesar 73 %

(23 anak) dan sebesar 84% (26) pada siklus III. Sehingga dari kovensional ke

pembelajaran STAD prestasi meningkat 40% (dari 14 menjadi 26 anak tuntas

KKM)

B. Saran

1) Kepada guru SMP Negeri 2 Marga Sekampung Kabupaten Lampung Timur

hendaknya menggunakan berbagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan

prestasi siswa dalam pembelajaran dan salah satunya adalah dengan Penggunaan

Model KooperatifLearningTipe STAD

2) Untuk siswa SMP Negeri 2 Marga Sekampung Kabupaten Lampung Timur

diharapkan dengan telah menggunakan model pembelajaran Kooperatif Learning

Tipe STAD maka belajar mandiri dan mengemukakan pendapat, menghargai

pendapat itu sangat penting untuk melatih mental dan mengembangkang kemampuan

berpikir, tidak hanya mengharapkan pemberian guru dan menerima apa adanya.

3) Pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam proses

pembelajaran yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dan dapat


(4)

Anne Ahira.Com/ Pengertian Prestasi Belajar, menurut para ahli,htm, Diakses tanggal 4 April 2012

Anonim.2007,Materi Sosialisasi dan Pelatihan KTSP. Jakarta; Depdiknas

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta; Rikena Cipata

Badan Standar Nasional Pendidikan .2007. Perturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Nasional N0 41 Tahun 2007,Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Biro Hukum dan Organesasi

Departemen

Departemen Pendidikan Nasional,2003. Undang-undang N0 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sinar Grafika. Jakarta

Nama Sudjana, 1991.Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung ; Remaja Rosdakarya

Sarjanaku,2011,pembelajaran kooperatif tipe STAD, htmt sarjanaku dot com diakses Tgl 20 januari 2012

Sukidin, Repository.Upi.Edu/ oprator/ Upload/ S pard.0611181.Capter.Dot PDF. Diakses tanggal 4 april 2012

Sunyono, 2009. Modul 05Perangcangan PTK dan Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung, FKIP Unila

Suprijanto. 2005.Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta; Bumi Aksara


(5)

78

Genesindo

Syaiful Bahri Djamarah,2006.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta ; Rineka Cipta

Slavin,Robert E,1995Cooperatif Learning:Theory Research end Praktive Second Edition. 184 hal

Thomas Gordon. 1990.Guru Yang Efektif, Jakarta; Rajawali Pers.

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1998.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakrta. Balai Pustaka.

Wina Sanjaya. 2008.Strategi Pembelajaran, Jakarta; Kencana Prenada Media Grup

Www.Scrip.Com/dot/58228105/7id Tehnik analisis data Diakses tgl 4 april 2012


(6)

MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VII C SMP NEGERI 2MARGA SEKAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh S a i n o

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan

pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IVA SD NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 61

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII 1 SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 26 71

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII 1 SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 70

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII.H SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 79

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM-BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII.3 SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 2 GADINGREJO KAB. PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 58

PENGGUNAAN MODEL COOVERATIVE LEARNING TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VII C SMP NEGERI 2 MARGA SEKAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 78

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VII SMP ISLAM KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 8 70

ENGGUNAAN MODEL JIGSAW DALAM MENINGKATKAN PRESTASI DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn DIKELAS VIIIB SMPN I SEKAMPUNG UDIK TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 7 60

PENGGUNAAN MODEL JIGSAW DALAM MENINGKATKAN PRESTASI DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn DIKELAS VIIIB SMPN I SEKAMPUNG UDIK TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 8 55

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI BANGUN SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 3 TERAS KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20172018

0 2 15