J. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang jelas dan dapat dipercaya antara variabel independen Disiplin Kerja
dan Budaya Organisasi terhadap variabel dependen Kinerja Karyawan. Pengujian hipotesis menggunakan uji regresi berganda. Dalam analisis
regresi, dikembangkan sebuah persamaan regresi yaitu suatu formula yang mencari nilai variabel dependen dari nilai variabel independen yang
diketahui. Analisis regresi digunakan untuk tujuan peramalan, di mana dalam model tersebut ada sebuah variabel dependen dan independen.
Regresi berganda digunakan jika terdapat satu variabel dependen dan dua atau lebih variabel independen.
Untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen maka dapat dilihat dari taraf
signifikansinya dengan standar signifikansi 5. Apabila tingkat signifikansi yang diperoleh dari hasil lebih dari 5 maka hipotesis ditolak,
sebaliknya jika hasil uji hipotesis berada diantara 0-5 maka hipotesis diterima. Sementara itu, untuk melihat regresi yang dihasilkan
berpengaruh positif atau negatif melalui koefisien beta β. Apabila koefisien beta memiliki tanda minus - berarti pengaruh yang dihasilkan
adalah negatif, sebaliknya apabila koefisien beta tidak memiliki tanda minus -, maka arah pengaruh yang dihasilkan adalah positif + Ghozali,
2011. Dalam penelitian ini analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, karena peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan naik
turunnya variabel dependen kriterium. Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal berjumlah dua.
Untuk bisa membuat ramalan melalui regresi, maka data setiap variabel harus tersedia. Selanjutnya berdasarkan data itu peneliti harus
dapat menemukan persamaan regresi melalui perhitungan.
K. Uji Delta Koefisien Determinasi ∆R
2
Delta koefisien determinasi ∆R
2
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel dependen.
Penggunaan delta koefisien determinasi menghasilkan nilai yang relatif kecil dari pada nilai koefisien determinasi R
2
. Nilai delta koefisien determinasi ∆R
2
yang kecil disebabkan adanya varians error yang semakin besar. Varians error menggambarkan variasi data secara
langsung. Semakin besar variasi data penelitian akan berdampak pada semakin besar varians error. Varians error muncul ketika rancangan
kuesioner yang tidak reliabel, teknik wawancarapengumpulan data semuanya mempunyai kontribusi pada variasi data yang dihasilkan.
Dengan demikian semakin besar nilai delta koefisien determinasi ∆R
2
, maka variabel independen mampu memprediksi variasi variabel dependen
Suryana, 1995
59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN