51 regangan 0,5 - 2 per menit terhadap tinggi benda uji per
menitnya, yang mana kecepatan ini diperkirakan sedemikian sehingga pecahnya benda uji tidak melampaui 10 menit. beban
setiap regangan 0, 5, 1, 2 dan seterusnya beban dibaca dan dicatat sampai contoh tanah mengalami keruntuhan atau sampai
mencapai regangan 20.
3.8 Analisis Data
Dari pengujian di laboratorium yang dilaksanakan akan didapatkan hasil- hasil penelitian berupa data primer, yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik
atau bentuk lain. Setiap hasil penelitian dibahas secara teoritik, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
52
3.9 Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian yang akan dilakukan:
Mulai
Identifiksi Masalah
Studi Literatur
Pemilihan
Lokasi
Pengambilan Sampel Tanah
Persiapan Alat dan Bahan
Tidak Terganggu Undisturbed Terganggu Disturbed
a. Pemeriksaan Kadar Air
b. Pemeriksaan Berat Jenis
Tanah c.
Pemeriksaan kepadatan, dan UCT
Tanah lempung tidak dicampur dengan se-
men dan abu sekam padi Tanah lempung yang
dicampur dengan campuran semen dan abu sekam padi
3:2 dengan prosentase 8, 16 dilakukan pemeraman
4 hari Pemeriksaan Gradasi
Butiran Kasar dan Halus
A B
53 Gambar 3.1 Kerangka penelitian
a. Pemeriksaan Kadar Air
b. Pemeriksaan Berat Jenis Tanah
c. Pemeriksaan Batas –batas
Atterberg d.
Pemeriksaan Pemadatan e.
Pemeriksaan UCT
A B
Hasil Penelitian
Analisa Hasil Penelitian
Simpulan
Selesai
54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Umum
Dalam penelitian ini mengambil sampel tanah di Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran tentang karakteristik tanah lempung ekspansif menyangkut tentang kembang susut dan sifat fisiknya, serta mengetahui alternatif untuk
memperbaiki tanah ekspansif tersebut demi keamanan konstruksi bangunan sipil. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik
Universitas Udayana. Di dalam penelitian ini tanah lempung ditambahkan campuran semen dan abu sekam padi dengan perbandingan 3:2 tiga untuk semen
dan dua abu sekam padi dengan proporsi campuran sebesar 0, 8, dan 16. 4.2
Kadar Air Tanah
Kadar air tanah sangat berhubungan dengan kepadatan tanah itu sendiri. Pada nilai kadar air yang rendah, sebagian besar tanah cenderung menjadi kaku
dan sukar untuk dipadatkan. Dengan peningkatan kadar air, tanah menjadi lebih mudah dibentuk dan dipadatkan sehingga akan dihasilkan kerapatan kering yang
lebih tinggi. Akan tetapi, pada kadar air yang tinggi, kerapatan kering menjadi berkurang sejalan bertambahnya kadar air, yang mana air tersebut akan mengisi
dan volume tanah tanah bertambah secara proporsional. Dengan kata lain tanah tidak akan menjadi lebih padat seiring meningkatnya kadar air.
Kadar air tanah diteliti menggunakan 3 sampel undisturbed dengan kedalaman pengambilan sampel 1 meter. Hasil penelitian kadar air tanah asli
dicantumkan pada Tabel 4.1 Tabel 4.1
Hasil pengujian kadar air tanah
Sampel Kadar Air
Titik 1 38.65
Titik 2 40.30
Titik 3 38.25
Rata-Rata 39.07